Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEBIJAKAN TARIF DAN PENGARUH AFTA DI


MALAYSIA

DOSEN PEMBIMBING

Fajar Fadly. SE., ME

DISUSUN OLEH

Rudi Hariyadi
1220.19.0592

STEI IQRA’ ANNISA PEKANBARU

JURUSAN EKONOMI ISLAM

2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 07 Desember 2022

Rudi Hariyadi
1220.19.0592
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Masalah perekonomian merupakan masalah yang tidak akan pernah ada
habisnya. Khususnya di beberapa negara Asean. Dapat kita ketahui Asean adalah
singkatan dari Association of South East Assian Nations, ada 10 negara yang
masuk ke dalam Asean yaitu Indonesia, Kamboja, Vietnam, Singapore, Brunei
Darussalam, Malaysia, Laos, Thailand,

Perdagangan internasional merupakan suatu aktivitas berdagang yang


dilakukan oleh dua negara yang berbeda. Dengan adanya perdagangan
internasional ini maka beberapa negara akan dikenakan tarif atas perdagangan
yang dilakukan, besarnya dampak tarif yang ada maka gabungan negara tersebut
menjadi Afta.

Penulis disini ingin menguji seberap besar dampak kebijakan tarif yang ada.
Apa saja yang membuat negara Kamboja ingin bergabung menjadi AFTA.

Sejauh mana persetujuan negara-negara tersebut mampu untuk meningkatkan


perekonomian antar negara ASEAN.

B. Rumusan Masalah

1. Sejauh mana pengetahuan mengenai Kebijakan Tarif dan Afta ?


2. Apa saja Pengaruh Afta terhadap Kebangkitan Perekonomian ?
3. Apa saja Kontribusi Kamboja setelah bergabung dengan AFTA ini ?
C. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui mengenai Kebijakan
Tarif antar Negara ASEAN dan mengetahui AFTA dan apa saja Pengaruh
AFTA untuk Perekonomian Negara-Negara ASEAN.

D. Manfaat Makalah
1. Bahan Penulisan Makalah ini mampu menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca mengenai negara-negara ASEAN, Kebijakan Tarif dan
AFTA
2. Bahan Penulisan ini mampu meningkatkan pemikiran kita langkah apa
saja yang akan kita manfaatkan untuk kontribusi kita terhadap negara
sehingga tercapailah tujuan yang diinginkan dengan membentuk AFTA
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan Perdagangan Internasional adalah segala tindakan


negara/pemerintah, baik langsung ataupun tidak langsung untuk memengaruhi
struktur, arah, komposisi, serta bentuk perdagangan luar negeri atau kegiatan
perdagangan. Adapun kebijakan yang dimaksud bisa berupa tarif, larangan impor,
kuota, dumping dan berbagai kebijakan lainnya.
 
B. Penetapan tarif
Tarif adalah sebuah pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah
pabean (costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah
negara dikenakan bea masuk.
Dengan penerapan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar
negeri, memiliki tujuan untuk memproteksi industri dalam negeri sehingga
diperoleh pendapatan negara. Bentuk umum kebijakan tarif adalah penetapan
pajak impor dengan prosentase tertentu dari harga barang yang diimpor. Akibat
dan pengenaan tarif dan bea masuk barang impor adalah : Harga barang impor
naik, Sehingga produksi dalam negeri menjadi lebih bisa bersaing (karena lebih
murah), Kemudian karena produksi dalam negeri mampu menyaingi barang impor
maka diharap impor barang menjadi turun.

C. Kuota Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang
masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor
biasanya akan terjadi : Jumlah barang di pasar turun, harga barang naik, produksi
dalam negeri meningkat, dan impor barang turun.
 
D. Larangan ekspor impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk
asing ke dalam pasar domestik. Hal ini  dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan impor bertujuan untuk melindungi
dan meningkatkanproduksi dalam negeri
 
E. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga
produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat
bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.
F. Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan
tambahan dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target
produksi tertentu yang telah ditetapkan.
F. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga
yang lebih murah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan
menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka.
Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor
memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi),
atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi
industri yang sejenis di negara pengimpor.
 
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga
produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan
menguasai pasar internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan
tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar
negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian
sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping
dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak
terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain.
 
G. Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri
dengan sengaja terhadap uang asing.
 
Akibat devaluasi:
 
1. Harga barang-barang impor menjadi mahal
2. Harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri.
 
Tujuan devaluasi:
3. Memperbesar exspor
4. Memperkecil impor
5. Menambah devisa negara

Pengertian AFTA
Apa yang dimaksud dengan AFTA? AFTA adalah singkatan dari ASEAN
Free Trade Area (AFTA), yakni wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN
yang tergabung untuk membentuk suatu kawasan yang bebas perdagangan.

Pembentukan AFTA dilakukan di Singapura pada tahun 1992, yaitu pada


saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV tengah berlangsung. Tujuan
pembentukan AFTA adalah dalam rangka untuk meningkatkan daya saing
ekonomi di kawasan regional ASEAN dengan cara menjadikan ASEAN sebagai
basis produksi dunia.

Dalam AFTA juga dikenal skema Common Effective Preferential Tariffs


for ASEAN Free Trade Area (CEPT – AFTA), yakni merupakan suatu skema
untuk mewujudkan tujuan AFTA melalui penurunan tarif hingga 0 sampai 5 %.
Selain itu juga melalui penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatan-
hambatan non tarif yang lainnya.

Perkembangan terakhir tentang AFTA yaitu dengan terbentuknya


kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang. Kesepakatan
tersebut berlaku bagi Brunei Darussalam pada tahun 2010 dan juga untuk
Indonesia, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Cambodia, Laos, Vietnam dan
Myanmar di tahun 2015.

Adapun negara yang resmi tergabung dalam AFTA awalnya berjumlah 6


negara, yakni

1. Indonesia
2. Singapura
3. Brunei Darussalam
4. Thailand
5. Filipina
6. Malaysia

Dan seiring berjalannya waktu, negara yang tergabung dalam AFTA


semakin bertambah yaitu dengan bergabungnya Vietnam di tahun 1995, Myanmar
dan Laos di tahun 1997, serta negara Kamboja yang gabung pada tahun 1999.
Sehingga total negara yang tergabung dalam AFTA jumlahnya ada 10.

Malaysia
Negara dengan bentuk pemerintahan federal ini terbagi menjadi
2 (dua) wilayah, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Dalam
menjalankan perpajakan di negaranya, Malaysia telah menerapkan
beberapa kebijakan pajak, antara lain program pengungkapan
sukarela, kebijakan pajak di wilayah tertentu yaitu Labuan, kebijakan
tentang pajak tidak langsung, dan lain sebagainya.  Malaysia sendiri
menetapkan tarif sebesar 33% untuk PPh Badan dan tarif sebesar
10% untuk PPN.

Sementara Malaysia secara progresif meliberalisasi rezim tarifnya,


beberapa kategori produk dan layanan masih dilindungi oleh tarif tinggi dan
ketentuan perizinan impor. Berdasarkan Undang-Undang Larangan Khusus 1967
(Custom Prohibition Act 1967), kategori barang yang dipilih diatur untuk
melindungi kepentingan produsen, kesehatan dan tanaman lokal dan keamanan
nasional negara tersebut. Langkah-langkah tersebut juga diambil sehubungan
dengan kebijakan luar negeri Malaysia dan untuk memastikan bahwa ada
persediaan barang penting yang memadai.
 
Berikut ini adalah kategori barang yang tercakup dalam Undang-Undang tersebut:
 makanan & produk pertanian
 kendaraan bermotor
 mesin perekam video audio
 produk baja
Daftar lengkap produk dan prosedur aplikasi tersedia dari Kementerian
Perdagangan Internasional & Industri: www.miti.gov.my

Produk pertanian dan makanan (Agricultural and food products)

Food Act 1983 dan Food Regulation 1985 Malaysia mengatur berbagai aspek
standar pangan di Malaysia. Semua makanan, minuman dan produk pertanian
yang dapat dimakan yang diimpor atau diproduksi secara lokal diwajibkan untuk
mematuhi pedoman ini. Rincian Undang-Undang dan Pedoman ini tersedia di
situs web Departemen Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia: Undang-
Undang Makanan 1983 dan Regulasi Makanan 1985.
Pedoman impor yang ketat dikenakan pada produk daging dan makanan yang
mengandung daging dan alkohol karena lebih dari separuh penduduk Malaysia
beragama Islam. Departemen Pelayanan Veteriner Malaysia bertanggung jawab
atas pengembangan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan daging dan
produk daging. Mereka juga bertugas mengeluarkan izin impor untuk produk
ternak, daging dan produk daging.

Informasi lainnya:

 Kunjungi situs web berikut tentang apa yang harus Anda ketahui sebelum
mengekspor ke Malaysia: agritrade.iift.ac.in
 Daftar Produk Yang Membutuhkan Izin Impor dan Ekspor Di bawah
MITI http://www.miti.gov.my/index.php/pages/view/content2aed.html
 Penerbitan Izin Impor / Ekspor Barang Terdaftar dalam Larangan Khusus
Impor / Ekspor berdasarkan Undang-Undang Pabean 1967
 Import Regulations - Malaysia
Impor dan ekspor barang-barang yang terdaftar di bawah Undang-Undang
Larangan Khusus 1967 dikendalikan:

 untuk melindungi kepentingan produsen, kesehatan dan tanaman lokal dan


keamanan nasional negara tersebut.
 dengan mempertimbangkan kebijakan luar negeri Malaysia.
 untuk memastikan ketersediaan barang penting yang memadai.

Larangan dan Pembatasan Impor.


Impor dilarang dan dibatasi di Malaysia adalah barang yang dilarang
diekspor ke negara tersebut atau dibatasi penggunaannya. Pembatasan impor
kuantitatif jarang dilakukan, kecuali pada produk untuk perlindungan industri
lokal atau untuk alasan keamanan. Tujuh belas persen dari tarif Malaysia
(terutama di sektor peralatan konstruksi, pertanian, mineral, dan kendaraan
bermotor) juga dikenai lisensi impor non-otomatis yang dirancang untuk
melindungi industri yang sensitif terhadap impor atau strategis.

Barang yang dilarang untuk diekspor Malaysia, kecuali disertai izin ekspor
terdiri dari gula, beras dan padi, telur, daging, binatang hidup, kerang, kulit dan
bagian burung, mineral dan bijih, tanaman, karang, ikan hidup, kelapa sawit, susu
dan produk terkait, bibit karet dan bibit kelapa sawit.

Departemen Standar Malaysia (DSM) didirikan setelah pembentukan SIRIM


untuk menjalankan peran undang-undang dalam standar nasional yang
sebelumnya dilakukan oleh SIRIM. Lembaga ini beroperasi sebagai satu-satunya
badan akreditasi nasional di negara ini. DSM menyediakan layanan akreditasi
untuk lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi, dan laboratorium pengujian dan
kalibrasi. DSM bertanggung jawab untuk memproses permohonan akreditasi dan
pengajuannya kepada Direktur Jenderal yang, dalam kasus yang berhasil,
menerbitkan sertifikat akreditasi.

Standar dipergunakan pada semua sektor di Malaysia dan sistem stadardisasi


nasional menggunakan konsensus pada proses penyusunan standar yang
memberikan kesempatan kepada produsen, pedagamg, konsumen dan pemerintah
untuk menyampaikan masukkan dan pertimbangan dalam proses penyusunan
standar. Malaysia menganut "Standard Code" WTO tentang Hambatan Teknis
untuk Perdagangan ( Technical Barriers to Trade).

Sertifikasi Produk

Sertifikasi produk menjamin pembeli bahwa produk memenuhi spesifikasi


set tertentu, tingkat kinerja minimum, atau persyaratan keamanan yang ditetapkan.
Produk yang diproduksi di Malaysia, baik dengan standar Malaysia atau standar
asing yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga standar nasional diterima
oleh SIRIM untuk Skema Penandaan Sertifikasi Produknya.
Dengan demikian, produk yang disertifikasi oleh SIRIM akan
menghasilkan tanda mutu Malaysia ("MS" mark) atau tanda pengaman ("S" mark)
untuk menunjukkan kepatuhan terhadap spesifikasi standar Malaysia. Tanda yang
disertifikasi digunakan pada produk yang disertifikasi dengan produk asing

Standar nasional atau standar internasional. Dalam kasus produk yang


memerlukan sertifikasi wajib, label kontrol dikeluarkan. Labelnya dicetak dengan
keamanan dan diberi nomor urut, dan prosedur dan ketentuan khusus untuk
penggunaannya telah ditetapkan untuk memastikan semua barang dapat dilacak ke
produsen masing-masing.

Publikasi Regulasi Teknis Malaysia

Sebagai negara anggota WTO (World Trade Organization), Malaysia


dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan seluruh usulan regulasi teknis yang
berdampak pada perdagangan sesama anggota WTO. 

Malaysia Naikkan Pajak Perusahaan Jadi 33%, TAHUN 2022

Menteri Keuangan Malaysia, Tengku Jafri Aziz, pada Jumat pekan


lalu mengumumkan rencana anggaran penerimaan dan belanja negara
untuk 2022. Dalam pengumumannya, Zafrul mengatakan akan ada
rencana belanja dengan angka terbesar sepanjang sejarah, yang nilainya
mencapai 332 miliar ringgit (US$ 80 miliar) atau sekitar Rp 1.120 triliun,
untuk membuat ekonomi lompat, setelah tertekan pandemi Covid-19.

Zafrul mengumumkan sejumlah cara untuk meningkatkan


pendapatan negara guna membiayai kebutuhan belanja, salah satunya
adalah menaikkan PPh badan untuk perusahaan dengan pendapatan di
atas 100 juta ringgit (sekitar Rp 344 miliar) per tahun, dari 24% menjadi
33% di 2022.

Para analis mengatakan kenaikan pajak ini menjadi fokus para


investor. "Pajak windfall ini menjadi salah satu inisiatif, karena adanya
kebutuhan belanja yang tinggi dari pemerintah . Namun ini tetap akan
menjadi gigitan bagi sejumlah perusahaan," ujar Ekonom dari Bank
OCBC, Wellian Wiranto.

Wiranto mengatakan, kenaikan belanja pemerintah ini akan


membantu pemulihan ekonomi Malaysia di 2022. Menurut prediksi IMF,
pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun ini ditargetkan 3,5%. Sementara
tahun depan ditargetkan 6%. Pada 2020 lalu, ekonomi Malaysia jatuh ke
minus 5,6%.

Anda mungkin juga menyukai