DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
Rudi Hariyadi
1220.19.0592
2022/2023
Kata Pengantar
Rudi Hariyadi
1220.19.0592
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masalah perekonomian merupakan masalah yang tidak akan pernah ada
habisnya. Khususnya di beberapa negara Asean. Dapat kita ketahui Asean adalah
singkatan dari Association of South East Assian Nations, ada 10 negara yang
masuk ke dalam Asean yaitu Indonesia, Kamboja, Vietnam, Singapore, Brunei
Darussalam, Malaysia, Laos, Thailand,
Penulis disini ingin menguji seberap besar dampak kebijakan tarif yang ada.
Apa saja yang membuat negara Kamboja ingin bergabung menjadi AFTA.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Makalah
1. Bahan Penulisan Makalah ini mampu menambah pengetahuan dan
wawasan pembaca mengenai negara-negara ASEAN, Kebijakan Tarif dan
AFTA
2. Bahan Penulisan ini mampu meningkatkan pemikiran kita langkah apa
saja yang akan kita manfaatkan untuk kontribusi kita terhadap negara
sehingga tercapailah tujuan yang diinginkan dengan membentuk AFTA
BAB II
PEMBAHASAN
C. Kuota Impor
Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-barang yang
masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor
biasanya akan terjadi : Jumlah barang di pasar turun, harga barang naik, produksi
dalam negeri meningkat, dan impor barang turun.
D. Larangan ekspor impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk
asing ke dalam pasar domestik. Hal ini dilakukan karena alasan politik dan
ekonomi. untuk alasan ekonomi pelarangan impor bertujuan untuk melindungi
dan meningkatkanproduksi dalam negeri
E. Subsidi
Subsidi merupakan kebijakan pemerintah untuk membantu mengurangi
sebagian biaya produksi per unit barang produksi dalam negeri. Sehingga
produsen dalam negeri bisa memasarkan barangnya lebih murah dan dapat
bersaing dengan barang impor. Subsidi yang diberikan dapat berupa tenaga ahli,
mesin-mesin, peralatan, fasilitas kredit, keringanan pajak, dll.
F. Premi
Adalah suatu kebijkan yang diambil oleh pemerintah dengan memberikan
tambahan dana pada produsen dalam negeri yang berhasil mencapai target
produksi tertentu yang telah ditetapkan.
F. Dumping
Dumping merupakan kebijakan pemerintah untuk mengadakan
diskriminasi harga, yakni produsen menjual barang di luar negeri dengan harga
yang lebih murah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi.
Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan
menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka.
Namun, negara pengimpor kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga
persaingan dari luar negeri ini dapat mendorong pemerintah negara pengimpor
memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif impor yang lebih tinggi),
atau sering disebut counterveiling duties hal tersebut dilakukan untuk melindungi
industri yang sejenis di negara pengimpor.
Kebijakan dumping sendiri biasanya hanya berlaku sementara, harga
produk akan dinaikkan sesuai dengan harga pasar setelah berhasil merebut dan
menguasai pasar internasional. Biasanya kebijakan dumping dilakukan dengan
tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri. Setelah persaingan di luar
negeri mati maka harga di luar negeri akan dinaikkan untuk menutup kerugian
sewaktu melakukan kebijakan dumping. Namun, pelaksanaan politik dumping
dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak
terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan negara lain.
G. Devaluasi
Adalah tindakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang sendiri
dengan sengaja terhadap uang asing.
Akibat devaluasi:
1. Harga barang-barang impor menjadi mahal
2. Harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah di pasaran luar negeri.
Tujuan devaluasi:
3. Memperbesar exspor
4. Memperkecil impor
5. Menambah devisa negara
Pengertian AFTA
Apa yang dimaksud dengan AFTA? AFTA adalah singkatan dari ASEAN
Free Trade Area (AFTA), yakni wujud dari kesepakatan negara-negara ASEAN
yang tergabung untuk membentuk suatu kawasan yang bebas perdagangan.
1. Indonesia
2. Singapura
3. Brunei Darussalam
4. Thailand
5. Filipina
6. Malaysia
Malaysia
Negara dengan bentuk pemerintahan federal ini terbagi menjadi
2 (dua) wilayah, yaitu Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Dalam
menjalankan perpajakan di negaranya, Malaysia telah menerapkan
beberapa kebijakan pajak, antara lain program pengungkapan
sukarela, kebijakan pajak di wilayah tertentu yaitu Labuan, kebijakan
tentang pajak tidak langsung, dan lain sebagainya. Malaysia sendiri
menetapkan tarif sebesar 33% untuk PPh Badan dan tarif sebesar
10% untuk PPN.
Food Act 1983 dan Food Regulation 1985 Malaysia mengatur berbagai aspek
standar pangan di Malaysia. Semua makanan, minuman dan produk pertanian
yang dapat dimakan yang diimpor atau diproduksi secara lokal diwajibkan untuk
mematuhi pedoman ini. Rincian Undang-Undang dan Pedoman ini tersedia di
situs web Departemen Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia: Undang-
Undang Makanan 1983 dan Regulasi Makanan 1985.
Pedoman impor yang ketat dikenakan pada produk daging dan makanan yang
mengandung daging dan alkohol karena lebih dari separuh penduduk Malaysia
beragama Islam. Departemen Pelayanan Veteriner Malaysia bertanggung jawab
atas pengembangan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan daging dan
produk daging. Mereka juga bertugas mengeluarkan izin impor untuk produk
ternak, daging dan produk daging.
Informasi lainnya:
Kunjungi situs web berikut tentang apa yang harus Anda ketahui sebelum
mengekspor ke Malaysia: agritrade.iift.ac.in
Daftar Produk Yang Membutuhkan Izin Impor dan Ekspor Di bawah
MITI http://www.miti.gov.my/index.php/pages/view/content2aed.html
Penerbitan Izin Impor / Ekspor Barang Terdaftar dalam Larangan Khusus
Impor / Ekspor berdasarkan Undang-Undang Pabean 1967
Import Regulations - Malaysia
Impor dan ekspor barang-barang yang terdaftar di bawah Undang-Undang
Larangan Khusus 1967 dikendalikan:
Barang yang dilarang untuk diekspor Malaysia, kecuali disertai izin ekspor
terdiri dari gula, beras dan padi, telur, daging, binatang hidup, kerang, kulit dan
bagian burung, mineral dan bijih, tanaman, karang, ikan hidup, kelapa sawit, susu
dan produk terkait, bibit karet dan bibit kelapa sawit.
Sertifikasi Produk