URUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ENDERAL SOEDIRMAN SMF ILMU PENYAKIT SARAF RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARO PURWOKERTO
2011
2
Lembar Pengesahan
Telah dipresentasikan dan disetujui Text Book Reading berjudul :
Demensia Usia Muda (oung Onset Dementia)
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat ujian di SMF Ilmu Penyakit SaraI RSUD ProI. Margono Soekarjo Purwokerto
Disusun oleh : Ajeng Amelianingtyas G1A209169
Telah dipresentasikan Tanggal : November 2011
Dokter pembimbing,
dr. Bambang Sri Dyatmoko, Sp. S.
DAFTAR ISI
Halaman udul ................................................................................................ i Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii Daftar Isi .......................................................................................................... iii Daftar Gambar ................................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. atar Belakang ............................................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 1 BAB II. TINAUAN PUSTAKA ..................................................................... 3 A. DeIinisi ........................................................................................................ B. KlasiIikasi .................................................................................................... C. Etiologi ........................................................................................................ 7 D. PatoIisiologi ................................................................................................. 12 E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................... 19 F. Penatalaksanaan ........................................................................................... 2 BAB III. Kesimpulan ....................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 28 Lampiran
DAFTAR ISI
Gambar. Penyebab Demensia Usia Muda .........................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Demensia merupakan sekelompok gangguan yang disebabkan oleh penurunan kognitiI yang menetap sebagai akibat beberapa perubahan mekanisme biologis karena gangguan pada sel-sel otak. Demensia mempunya ciri-ciri hilangnya ingatan jangka pendek, kemampuan berpikir atau kognitiI lain dan kemampuan melakukan hal-hal sehari-hari. 1
Young onset dementia atau demensia usia muda adalah kelemahan Iungsi kognitiI pada seseorang pada usia kurang dari 6 tahun. 2
Berdasarkan population-based study, hanya sedikit penderita young onset dementia (demensia usia muda). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harvey, et al. (2009), di dua wilayah ondon yang berbeda, penderita demensia pada usia 0-6 tahun adalah per 100.000 dan pada usia -6 adalah 98 per 100.000, di wilayah yang berbeda. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ikejima, et al. (2007) menyebutkan bahwa prevalensi demensia di preIektur Ibaraki, Jepang pada umur 18-6 adalah 2 per 100.000. 2 Berdasarkan penelitian Kelley, et al. (2009) melaporkan bahwa penderita demensia pada umur kurang dari tahun biasanya disebabkan oleh Iactor metabolic, sedangkan demensia yang diderita pada umur - tahun, merupakan demensia yang disebabka oleh penyakit degeneratiI, terutama penyakit Alzheimer, demensia vascular, frontotemporal lobar degeneration, dan demensia dengan lewy bodies. 2 Sedangkan prevalensi dan insidensi demensia usia muda di Indonesia belum diketahui. Hal ini disebabkan karena belum adanya penelitian lebih lanjut mengenai demensia usia muda di Indonesia.
1 6
B. Perumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan pada text book reading ini adalah : 1. Apa deIinisi demensia usia muda. 2. Apa saja klasiIikasi demensia usia muda. . Apa saja etiologi dari demensia usia muda. . Bagaimana patoIisiologi terjadinya demensia usia muda. . Apa saja pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis demensia usia muda. 6. Bagaimana penatalaksanaan pada demensia usia muda.
7
BAB II TINAUAN PUSTAKA
A. Definisi Demensia adalah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresiI setelah mencapai pertumbuhan dan perkembangan tertinggi Iungsi kognitiI (umur 1 tahun) karena gangguan otak organic, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimaniIestasikan dalam bentuk gangguan Iungsi kognitiI, seperti memori, oriestasi, rasa hati, dan pembentukan pikiran konseptual. Biasanya kondisi ini tidak reversible, tetapi progresiI.
Demensia adalah kerusakan progresiI Iungsi-Iungsi kognitiI tanpa disertai gangguan kesadaran. Sedangkan young onset dementia atau demensia usia muda adalah kelemahan Iungsi kognitiI pada seseorang pada usia kurang dari 6 tahun. 2
Pada literature lain, demensia pada usia muda adalah timbulnya gejala demensia berupa penurunan kognitiI dan memori pada orang dengan usia dibawah 6 tahun. Pada anak-anak, demensia terjadi karena penyakit genetik yang salah satu gejala utamanya adalah kerusakan kognitiI, contohnya down syndrome.
Sedangkan menurut literature pada John Hopkins Medicine, 2011, demensia usia muda adalah demensia yang terjadi pada penderita dengan umur kurang dari tahun. 2
B. Klasifikasi KlasiIikasi dari demensia usia muda menurut John Hopkins Medicine, 2011, yaitu :
1. Early onset dementia,yaitu demensia yang terjadi pada penderita dengan usia -6 tahun. 2. Young onset dementia, yaitu demensia yang terjadi pada penderita dengan usia kurang dari tahun
8
Gambar. Penyebab Demensia Usia Muda Berdasarkan penyebabnya, terdapat lima besar jenis demensia, baik young onset dementia maupun pada late onset dementia, yaitu : 2 1. Al:heimers disease Penyakit Alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratiI yang menurut onset dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pada usia kurang dari 8 tahun yang disebut sebagai early onseti dan pada usia lebih dari 8 tahun yang disebut late onset.
Penyakit Alzheimer pada usia muda bisa disebabkan oleh adanya penyakit ginjal dan jantung serta penggunaan obat-obatan yang dapat mempengaruhi Iungsi kognitiI. Adanya gen autosomal dominan Iamilial penyakit Alzheimer banyak dijumpai pada penderita Alzeimer secara sporadic, tetapi jarang ditemukan pada pasien dengan umur kurang dari 1 tahun, tetapi terdapat mutasi pada protein precursor miloid (APP atau Amyloid precursor protein) dan presenilin-1 dan presenilin-2 (PSEN-1 dan PSEN-2) 9
yang berhubungan dengan pasien Alzeimer dengan onset kurang dari 6 tahun. 2
Terdapat hubungan penting antara penyakit Alzheimer dengan onset muda dan syndrome down. Hasil dari penelitian secara neurobiology, terdapat produksi APP yang berlebihan pada penderita trisomi 21. Penderita trisomi 21 ini mempunyai kecenderungan mengalami dementia onset muda setelah umur tahun. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitain yang menyebutkan pada terdapat 1-2 penderita trisomi 21 yang mengalami dementia usia muda sejak umur tahun dan insidensi terus meningkat dengan bertambahnya umur. .pemeriksaan secara klinis pada populasi ini lebih diindikasikan pada pemeriksaan social dan emosional daripada pemeriksaan secara ingatan.
Penyebab yang pasti belum diketahui. Beberapa alternatiI penyebab yang telah dihipotesa adalah intoksikasi logam, gangguan Iungsi imunitas, inIeksi virus, polusi udara/industri, trauma, neurotransmiter, deIisit Iormasi sel-sel Iilament, presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesiIik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan Iungsi kognitiI dengan penurunan daya ingat secara progresiI. Adanya deIisiensi Iaktor pertumbuhan atau asam amino dapat berperan dalam kematian selektiI neuron. Kemungkinan sel-sel tersebut mengalami degenerasi yang diakibatkan oleh adanya peningkatan calcium intraseluler, kegagalan metabolisme energi, adanya Iormasi radikal bebas atau terdapatnya produksi protein abnormal yang non spesiIik. Penyakit alzheimer adalah penyakit genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran Iaktor genetika, tetapi beberapa penelitian telah membuktikan bahwa peran Iaktor non-genetika (lingkungan) juga ikut terlibat, dimana Iaktor lingkungan hanya sebagai pencetus Iactor genetika. 1 2. Jascular disease Penyakit vascular yang dimaksud adalah vascular dementia yang pada penggunaannya masih merupakan perdebatan, dan untuk beberapa literature digunakan istilah kerusakan vascular kognitiI. Kerusakan memori secara 10
episodic merupakan gejala yang kurang menonjol pada penyakit vascular demensia daripada penyakit Alzheimer. Penyakit vascular demensia ini dapat didiagnosis dengan penggunaan MRI dan terlihat adanya gambaran adanya gambaran inIark lakunar dan pengecilan serta terlihat adanya gambaran yang putih, dan beberapa literature menghubungkan penyakit ini dengan penyakit Alzheimer dan kadang-kadang diindikasikan adanya mixed dementia. Pada pasien yang lebih muda, terdapat hubungan antara adanya penyakit vascular ini dengan kejadian demensia onset muda. Hal ini disebabkan adanya kerusakan pada mitokondria dan arteriopati serebral autosomal dominan dengan inIark subkortikal dan leukoenseIalopati. 2
. Frontotemporal lobar degeneration (FTD) Istilah degenerasi lobus Irontotemporal merujuk pada atroIi regional dalam kelompok penyakit demensia degeneratiI non-Alzheimer. demensia tipe ini berhubungan dengan tiga sindroma klinis klasik, yaitu perubahan tingkah laku tipe FTD, demensia semantic (dengan gejala fluent aphasia yang disebabkan karena hilangnya memori tentang kata-kata), dan non-fluent aphasia (ketidakmampuan berbicara). Frontotemporal lobar degeneration ini yang merupakan penyebab terbanyak dari demensia usia muda daripada demensia usia yang lebih muda. Penyakit ini dapat diturunkan, sekitar 20-0 kasus merupakan FTD dengan riwayat FTD pada keluarganya. 2
. Dementia with Lewy bodies Dementia with Lewy bodies merupakan penyebab terbanyak kedua pada penyakit demensia usia tua, hal ini berhubungan dengan perkembangan dari sindrom kognitiI dengan keterlibatan lobus Irontal maupun parietal dengan bentuk halusinasi visual dan Iluktuasi, yang diikuti dengan perkembangan penyakit Parkinson. 2
Pada penyakit ini terdapat cadangan protein mikroskopik abnormal di dalam sel syaraI yang disebut dengan Lewy bodies. Hal ini menyebabkan sel hancur dengan sendirinya dari waktu ke waktu. 1
11
Demensia dengan Lewy bodies dicirikan secara patologis dengan lewy bodies, senile plaques, dan jenis Iormasi yang tidak teratur. Demensia usia muda dengan gambaran Lewy bodies ini ditemukan pada penderita dengan demensia sebelum usia 0 tahun. Pada beberapa penderita didapatkan gambaran demensia ini pada pasien Parkinson dan hal ini biasanya disebabkan oleh kelainan genetic. 1
. Demensia alkoholik Kerusakan otak dapat disebabkan oleh alcohol yang terlalu banyak karena alcohol akan menyebabkan gangguan pada penghantaran neurotransmitter pada otak sehingga paparan yang terlalu lama dapat menyebabkan gangguan listrik pada otak dan menyebabkan gangguan Iungsi kognitiI. 1
. Etiologi Faktor-Iaktor yang dapat menyebabkan demensia usia muda antara lain : 1. Genetik Beberapa pasien demensia usia muda memiliki genetic demensia, namu sebagian orang yang memiliki gen demensia hanya sedikit yang berkembang menjadi demensia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, demensia usia muda lebih dipengaruhi oleh Iactor genetic. Pada pasien dengan penyakit Alzheimer ditemukan adanya mutasi genetic dari protein precursor amyloid dan presenilen 1 (PSEN1) dan presenilen 2 (PSEN 2) yang berhubungan dengan angka kejadian penyakit Alzheimer. 2
Pada pasien dengan delesi genetic PSEN 1 dan beberapa titik mutasi didapatkan adanya kejadian paraparese tipe spastic yang ditunukkan pada beberapa tahun sebelum terjadinya kerusakan Iungsi kognitiI juga didapatkan adanya gejala ataksia serebelar. Sedangkan Iactor genetic yang diturunkan adalah mutasi dari protein utama yang secara klinis akan terlihat sebagai penyakit Alzheimer. 2
12
Sedangkan pada tipe demensia dengan gambaran Lewy bodies dan penyakit Parkinson didapatkan adanya mutasi pada gen PARK2 (Parkin 2) tetapi hal ini jarang berhubungan dengan angka kejadian demenisa, namum adanya mutasi pada gen glukoserebrosidasi dan u-synuclein triplications dapat dihubungkan dengan angka kejadian kersakan kognitiI terutama dengan gambaran Lewy bodies. 2
2. Asupan zat gizi Gizi merupakan pencegahan penyakit pada Alzheimer dan jenis demensia lain. Hal ini disebabkan adanya stress oksidatiI dan akumulasi radikal bebas pada perjalanan penyakit demensia usia muda. Radikal bebas yang melampaui batas dapat menyebabkan peroksidasi lemak yang berlebihan dan dapat mempercepat proses degenerasi syaraI. 1
a. Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber utama energy bagi tubuh manusia, sebagian karbohidrat di dalam sirkulasi tubuh dibentuk menjadi glukosa yang memegang peranan penting dalam aktivitas organ termasuk system syaraI pusat dan otak. 1
b. Protein Protein merupakan bagian utama dari sel hidup dan bagian terbesar tubuh setelah air. Protein terdiri dari rantai-rantai asam amino yang masing-masing mempunyai Iungsi khusus. Konsentrasi beberapa asam amino dapat mempengaruhi keberadaan pentingnya precursor neurotransmitter di dalam otak. 1
c. emak emak bersama minyak merupakan sumber energy paling padat. emak dibutuhkan sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, memberikan rasa kenyang dan kelezatan, memelihara suhu tubuh, dan sebagai pelumas. Konsumsi lemak yang dianjurkan oleh WHO adalah 1-0 dari kebutuhan energy total dan 1
apabila berlebihan dapat menyebabkan kolesterol. Hal ini berhubungan dengan angka kejadian demensia. 1
d. Vitamin A Vitamin A berperan dalam berbagai Iungsi Iaa tubuh. Fungsi vitamin A berkaitan dengan dua hal yang meliputi diIerensiasi sel dan kompleks vitamin A yang masuk ke dalam nucleus sehingga mempengaruhi DNA. Oleh karena itu, vitamin A berhubungan dengan penuaan terutama penuaan otak, selain itu vitamin A juga dikenal sebagai antioksidan. Pada beberapa penelitian, hubungan antara asupan vitamin A dengan Iungsi kognitiI menunjukkan hasil yag signiIikan. 1 e. Vitamin E Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan. Hal ini berIungsi sebagai pencegahan perusakan otak karena reaksi oksidatiI. Oleh karena itu, vitamin E dapat mencegah seseorang dari kemunduran Iungsi kognitiI, yaitu dengan melindungi kerusakan jaringan saraI dari proses oksidasi. Pada beberapa penelitian yang menggunakan skor Pfeiffers Mental Status Questionnaire dan hubungannya dengan asupan vitamin E menunjukkan adanya hubungan antara kurangnya asupan vitamin E yang mencapai kurang dari 0 dengan rendahnya nilai skor. Dan beberapa penelitian yang lain yang dilakukan oleh Morris, M.C. dkk (2006), didapatkan hubungan antara pemberian vitamin E dengan menurunnya risiko Alzheimer. 1
I. Vitamin B 12
Fungsi utama vitamin B 12 adalah untuk metabolism jaringan saraI. Kekurangan vitamin B 12 dapat menurunkan kemampuan kognitiI. Hal ini disebebkan karena Iungsi vitamin B 12 adalah koIaktor dua jenis enzim pada manusia, yaitu metionin sintetase dan metilmalonil-KoA mutase. Reaksi metilmalonil-KoA mutase ini terjadi dalam mitokondria sel dan menggunakan deoksiadenosilkobalamin sebagai koIaktor. Reaksi ini mengubah mentilmalonil-KoA menjadi suksinil-KoA. Reaksi-reaksi ini 1
diperluan untuk degradasi asam propionate dan asam lemak rantai ganjil terutama dalam system saraI. Pada penelitian yang dilakukan pada Medical research Councils (MRC) Cognitive Function and Ageing Study (CFAS), 2007, didapatkan hasil adanya status vitamin B 12 yang rendah mempercepat penurunan Iungsi kognitiI. 1
g. Vitamin C Vitamin C atau asam askorbat mempunyai Iungsi dalam tubuh sebagai koenzim atau koIaktor. Fungsi utamanya adalah sebagai bahan yang kuat kemampuan reduksinya dan bertindak sebagai antioksidan dalam reaksi- reaksi hidroksilasi. 1
h. Asam Iolat Asam Iolat berperan dalam pembentukan DNA dan RNA. Kekurangan asam Iolat dapat mengganggu metabolism DNA sehingga dapat mengganggu kerja sel-sel di dalam tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Ravaglia, dkk (2006) di Italia menunjukkan adaanya kadar asam Iolat yang rendah akan meningkatkan risiko terjadinya demensia dan penyakit Alzheimer. 1
i. Fe Zat besi atau FE mempunyai beberapa Iungsi esensial di dalam tubuh. DeIisiensi Fe berpengaruh negative terhadap Iungsi otak terutama pada Iungsi system neurotransmitter. Hal ini berhubungan dengan kepekaan reseptor saraI dopmain yang berkurang dan reseptor tersebut akan hilang. Selain itu zat besi merupakan koIaktor penting dalam sintesis neurotransmitter dan myelination. Oleh karena itu zat besi memiliki peran penting pada proses perusakan atau pelemahan Iungsi kognitiI dan menunrunnya kemampuan kerja. 1 j. Zinc Seng berkaitan dengan aspek metabolism, seperti reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat. Peranan penting seng sebagai bagian integral enzim DNA 1
polimerasi dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Selain itu, seng sebagai pemusnah radikal bebas mempengaruhi kinerja Iungsi kognitiI. 1
. Riwayat Penyakit Penyakit inIeksi dan metabolism yang tidak ditangani serta diabaikan dapat memicu terjadinya demensia onset muda, seperti misalnya tumor otak, penyakit kardiovaskuler (seperti hipertensi dan aterosklerosis), gagal ginjal, penyakit hati, dan penyakit tiroid. Selain itu juga adanya riwayat penyakit Alzheimer, demensia vascular (misalnya demenisa multi inIark pada subkortikal atau status lakuner, kortikal, campuran korikal-sbukorikal; inIark yang letaknya strategis; enseIalopati hipertensiI; demensia hipoksia atau hemodinamik; perdarahan otak non-traumatik dengan demensia), degenerasi lobus Ironto-temporal, dan demensia dengan Lewy bodies disertai penyakit Parkinson. 1
. Kebiasaan Merokok Satu batang rokok yang dibakar akan mengeluarkan .000 bahan kimia seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen sianida, ammonia, dan lain-lain. Secara ringkas komponen ini dibagi menjadi dua golongan yaitu komponen gas dan komponen padat. Komponen padat terdiri dari nikotin dan tar. Tar ini mengandung bahan-bahan karsinogen yang menyebabkan kanker, hal ini juga dipicu dengan adanya perubahan genetic, gangguan kromososm, penghambatan perbaikan DNA yang rusak serta mengganggu system enzimatik yang disebabkan oleh rokok.selain itu juga adanya dampak rokok terhadap jantung, paru-paru, dan system vaskuler dapat menyebabkan peningkatan risiko demensia usia muda. 1 . Riwayat benturan di kepala Seseorang yang mengalami cedera berulang pada kepala atau setelah kecelakaan mobil akan meningkatkan risiko demensia usia muda. 1
6. Aktivitas Iisik dan latihan kecerdasan 16
Pada penelitian Verghese, dkk (2007), dilaporkan bahwa kejadian demensia onset muda berhubungan dengan berkurangnya partisipasi dalam mengisi waktu senggang. Jenis aktivitas ini harus melibatkan Iungsi kognitiI dan Iisik, misalnya seperti bermain tenis, bersepedam berjalan kaki, atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang disertai dengan kegiatan seperti membaca buku atau Koran, menulis, mengisi teka-teki silang, permainan kartu, partisipasi dalam kelompok diskusi atau memainkan alat music. 1 7. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan berhubungan signiIikan dengan angka kejadian Alzheimer. pada penelitian The Canadian Study of Health and Aging, 2008 didapatkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah berisiko memberikan peluang empat kali kejadian penyakit Alzheimer. 1
D. Patofisiologi Memori dibagi menjadi dua bentuk, yaitu : 1. Memori eksplisit dan deklaratiI, yaitu memori yang hanya dapat dipanggil kembali secara sadar. Memori ini diperlukan agar mampu mengenali hal tertentu, misalnya ingatan akan bentuk apel, binatang, dan wajah orang. 6
2. Memori implicit dan procedural, merupakan memori yang membutuhkan pengaktiIan secara sadar untuk menyimpan dan memanggil kembali. Memori ini diperlukan, misalnya untuk belajar bermain piano. 6
Gangguan memori atau daya ingat dapat berupa : 1. Gangguan memori jangka pendek atau memori baru, yaitu tidak ingat hal-hal yang baru saja terjadi 2. Gangguan memori jangka panjang atau memori lama, yaitu lupa akan hal-hal yang telah terjadi 7
Untuk membentuk memori deklaratiI, inIormasi mula-mula mencapai korteks asosiasi yang sesuai, misalnya pada korteks visual sekunder, melalui area korteks sensorik primer tertentu, misalnya korteks visual primer. Dari tempat ini, melalui korteks entorhinal (area 28), inIormasi mencapai hipokampus yang 17
diperlukan untuk menyimpan memori deklaratiI jangka panjang. Dengan perantaraan struktur pada dienseIalon, otak depan bagian basal, dan korteks preIrontalis, inIormasi disimpan kembali di dalam korteks asosiasi. Dengan cara ini, inIormasi mula-mula diambila melalui memori sensorik oleh memori jangka pendek yang dapat menyimpan inIormasi hanya selama beberapa detik atau menit. InIormasi dapat dipindahkan ke memori jangka panjang, misalnya dengan latihan. Tetapi, latihan seperti ini bukan merupkan bukan merupakan syarat utama dalam pembentukan memori jangka panjang. 6
Pada literature yang lain, terdapat tiga jenis klasiIikasi ingatan : 1. Ingatan jangka pendek Ingatan jangka pendek dicirikan oleh ingatan seseorang mengenai tujuh hingga sepuluh angka dalam nomor telepon selama beberapa detik sampai beberapa menit pada saat tersebut, tetapi hanya akan menjadi berlangsung lama jika seseorang terus menerus memikirkan tentang nomor-nomor atau kenyataan-kenyataan tersebut. 7 Banyak ahli Iisiologi telah memperkirakan bahwa ingatan jangka pendek ini disebabkan oleh aktivitas saraI yang berkesinambungan, yang merupakan hasil dari sinyal-sinyal saraI yang terus berjalan berkeliling di jejak ingatan sementara melalui lintasan neuron bergaung. Tetapi, teori ini belum dapat dibuktikan. Kemungkinan penjelasan lain mengenai ingatan jangka pendek ini adalah Iasilitasi atau inhibisi presinaptik. Hal ini terjadi pada sinaps-sinaps yang terletak pada ujung-ujung presinaptik, bukan pada neuron-neuron berikutnya. Neurotransmitter yang disekresikan pada ujung-ujung seperti ini seringkali menyebabkan Iasilitasi atau inhibisi yang lama (bergantung pada jenis transmitter yang disekresikan), yang berlangsung selama beberapa detik atau bahkan beberapa menit. intasa jenis seperti ini dapat menimbulkan ingatan jangka pendek. 7 Kemungkinan terakhir penjelasan tentang ingatan jangka pendek ini adalah potensiasi sinaptik, yang menguatkan penghantaran sinaptik. Hal ini merupakan hasil dari pengumpulan sejumlah besar ion kalsium di ujung-ujung 18
presinaptik. Yaitu, ketika impuls berjalan melalui suatu ujung presinaptik, maka sejumlah ion kalsium memasuki ujung presinaptik itu sendiri melalui membrane presinaptik, yang meningkat bersama dengan setiap potensial aksi yang timbul. ketika jumlah ion kalsium menjadi lebih banyak daripada yang dapat diabsorbsi oleh mitokondria dan reticulum endoplasma, maka kelebihan ion kalsium ini kemudian menyebabkan pelepasan substansi transmitter presinaptik yang berlangsung lama pada sinaps. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi mekanisme untuk ingatan jangka pendek. 8
2. Ingatan jangka menengah Ingatan jangka menengah merupakan ingatan yang berlangsung bermenit- menit atau bahkan berminggu-minggu. Ingatan ini kadang-kadang akan hilang, kecuali jika jejak ingatan menjadi lebih permanen, yang kemudian diklasiIikasikan sebagai ingatan jangka panjang. Percobaan pada binatang primitive telah menunjukkan bahwa ingatan jenis ini dapat merupakan hasil dari perubahan Iisik atau kimiawi yang bersiIat sementara atau keduanya, baik pada ujung-ujung presinaptik atau pada membrane postsinaptik, perubahan ini dapat menetap selama beberapa menit sampai beberapa minggu. 8
Terdapat dua mekanisme pada ingatan jangka menengah, yaitu : a. Mekanisme habituasi Pada tingkat molekuler, walaupun penyebabnya tak seluruhnya diketahui, eIek habituasi pada terminal sensorik terjadi akibat penutupan secara progresiI saluran-saluran kalsium di membrane terminal presinaptik. Namun demikian, sewaktu timbul potensial aksi, semakin sedikit ion kalsium yang kemudian berdiIusi ke dalam terminal ini, dan semakin sedikit transmitter yang dilepaskan karena pemasukan ion kalsium merupakan stimulus bagi pelepasan transmitter. 8
b. Mekanisme Iasilitasi Pada kasus Iasilitasi, mekanisme molekuler yang terjadi adalah : 19
1) Perangsangan terminal Iasilitator pada saat yang sama dengan perangsangan sensorik menyebabkan pelepasan serotonin pada sinaps Iasilitator di permukaan terminal presinaptik sensorik 8
2) Serotonin bekerja pada reseptor serotonin di membrane terminal sensorik dan serotonin ini mengaktiIkan enzim adenilsiklase di dalam membrane. Keadaan ini menyebabkan terbentuknya enzim adenosine monoIosIat siklik (cAMP) juga di dalam terminal presinaptik sensorik. 8
) AMP siklik mengaktiIkan protein kinase uang menyebabkan IosIorilasi protein yang merupakan bagian dari saluran kalium di membrane terminal sensorik, keadaan ini menghambat penjalaran kalium pada saluran. Penghambatan ini dapat berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa minggu. 8
) Berkurangnya penjalaran kalium menyebabkan timbulnya potensial aksi yang semakin lama pada terminal presinaps karena untuk pemulihan cepat dari potensial aksi diperlukan aliran keluar ion kalium terminal 8
) Potensial aksi yang lama menyebabkan altivasi yang semakin lama pada pori-pori kalsium, sehingga banyak sekali ion kalisum memasuki terminal sensorik. Ion kalsium ini selanjutnya menyebabkan peningkatan pelepasan transmitter, sehingga mengakibatkan Iasilitasi penjalaran sinaps 8
Jadi, dengan cara yang sangat tidak langsung, eIek asosiasi neuron Iasilitator yang terangsang pada saat bersamaan dengan terangsangnya neuron sensorik menyebabkan peningkatan sensitivitas perangsangan yang lama pada terminal sensorik, yang menimbulkan jejak ingatan. 8
. Ingatan jangka panjang Tidak ada batasan yang jelas antara jenis ingatan jangka menengah yang lebih lama dengan jangka panjang yang sesungguhnya. Namun, ingatan jangka panang pada umumnya diyakini sebabagi hasil perubahan struktural pada saat 20
ini, bukan merupakan perubahan kimiawi, pada sinaps-sinaps yang memperkuat atau menekan penghantaran sinyal-sinyal. Perubahan Iisik dari struktur sinaps yang penting yang terjadi adalah : 8
a. Peningkatan jumlah tempat-tempat pelepasan vesikel yang menyekresikan substansi transmitter. Setiap ujung presinaptik memiliki tempat-tempat pelepasan yang spesiIik dalam membrannya, yang melepaskan substansi transmitter ke dalam celah sinaptik ketika ujung tersebut dirangsang. Dalam beberapa menit setelah dimulainya pembentukan ingatan, terlihat pada mikograI electron terdapat suatu permulaan yang meningkatkan jumlah tempat-tempat pelepasan ii di bagian ujung. Tempat-tempat yang baru ini timbul akibat terbentuknya struktur pelepasan vesikel protein yang baru pada permukaan bagian dalam dari membrane presinaptik. Kemudian, ketika potensial aksi tiba di ujung presinaptik, tempat-tempat ekstra tersebut menyebabkan peningkatan eksositosis veikuler dari substansi transmitter untuk memasuki celah sinaptik. 8
b. Peningkatan jumlah vesikel-vesikel transmitter. Tidak hanya jumlah tempat pelepasan vesikel saja yang meningkat, tetapi jumlah vesikel transmitter pada setiap ujung presinaptik juga meningkat 8
c. Peningkatan jumlah ujung-ujung presinaptik. Dengan latihan yang kuat, bahkan jumlah ujung-ujung presinaptik juga meningkat, kadang-kadang lebih dari dua kali normal. Bersama dengan peningkatan di ujung-ujung ini, dendrite-dendrit dari neuron yang berurutan juga meningkatkan daya tamping sinaps-sinaps ekstra menjadi lebih lama. 8
Jadi, dalam beberapa hal, kemampuan struktural dari sinaps-sinaps untuk menjalarkan sinyal menjadi meningkat selama adanya jejak ingatan jangka panjang yang sebenarnya. 8
Pemindahan ke dalam memori jangka panjang terutama akan terganggu akibat lesi pada struktur yang telah disebutkan di atas, yang disebabkan oleh penyakit neurodegenerative, misalnya penyakit Alzheimer, trauma, iskemia, alcohol, karbon monoksida, dan inIlamsi. Transmitter yang paling penting pada 21
hipokampus adalah glutamate, dan pembentukan memori ini ditingkatkan oleh norepinIerin dan asetilkolin (reseptor nikotinergik). 6 1. Penyakit Alzheimer Kejadian penyakit Alzheimer dipermudah oleh adanya disposisi genetic. Namun, secara genetic penyakit ini tidak semuanya sama. Bentuk khusus yang berat dari penyakit ini diturunkan secara autosomal dominan. DeIek pada kromosom 1, 12, 1, 19 atau 21 ditemukan pada keluarga dengan penyakit Alzheimer. Gen yang rusak pada kromosom 19 yang mengkode apoliporptein E (ApoE ) dan gen yang sesuai pada kromosom 21 untuk protein (precursor amyloid-) yang dapat dipecah menjadi peptide amiloid kecil. Peptide amiloid kecil dapat saling menyatu menjadi Iibril protein yang panjangnya 7-10 nm. Fibril amiloid ini selanjutnya dapat membentuk kumpulan berdiameter 10m hingga beberapa ratus m yang disebut sebagai plak, yang sering ditemukan di dalam otak pasien dengan penyakit Alzheimer. selain amiloid ekstrasel, plak ini mengandung dendrite dan akson yang rusak dengan neuroIibril intrasel yang abnormal. Pembentukan unsur sitoskeleton yang atipikal ini akan menyebabkan kematian neuron lebih cepat. 6 Mutasi gen precursor amiloid- tertentu akan meningkatkan pembentukan plak. Penimbunan amiloid dapat juga terjadi karena pengaruh dari Iactor genetic atau Iactor eksternal lainnya. Misalnya, adanya toksin dapat masuk ke otak melalui saraI olIaktorius dan menyebabkan penyakit. Penimbunan amiloid juga terjadi pada trisomi 21 (sindrom Down) yang mempercepat terjadinya demensia. 6 Fibril amiloid- dapat bereaksi dengan reseptor di permukaan sel, seperti reseptor untuk advanced glycation end products (RAGE) dan reseptor scavenger (RA). Akibat radikal oksigen yang terbentuk, dapat meningkatkan konsentrasi Ca 2 intrasel neuron, hal ini akan menyebabkan depolarisasi membrane sel dan pengaktiIan reseptor NMDA. Radikal oksigen dan Ca 2
meningkatkan kematian sel. Pada sel microglia, pengaktiIan RAGE dan RA masing-masing akan merangsang pembentukan atau pelepasan NO, 22
prostaglandin, eksitosin, sitokin, tumor necrosing factor (TNF-u), tumor growth factor (TGF- 1 ), dan fibroblast growth factor (b-FGF). Hal ini akan menyebabkan inIlamasi yang juga merusak neuron. Peningkatan konsentrasi osmolit inositol menunjukkan gangguan pengaturan volume sel. 6 Kematian neuron dipercepat oleh kekurangan NGF atau reseptor NGF dan dapat diperlambat oleh NGF. Sedangkan neuron kolinergik pada nucleus basal Meynert, hipokampus, dan korteks entorhinal terutama dipengaruhi oleh kematian sel, tetapi neuron juga mati di area otak lainnya, seperti di lobus Irontalis, lobus temporalis anterior, lobus parietalis, korteks olIaktorius, hipotalamus, lokus caeruleus, dan raIe nucleus. 6 Kematian neuron disertai oleh penurunan pembentukan dan konsentrasi neurotransmitter di otak. Pada korteks cerebri dan hipokampus terdapat penurunan konsentrasi asetilkolin transIerase hingga 90, yakni enzim yang dibutuhkan untuk pembentukan asetilkolin. Konsentrasi neurotransmitter lain juga berkurang, misalnya norepineIrin, serotonin, somatotropin, neuropeptida Y, substansi P, dan corticotrpoin-releasing hormone. 6 Akibat perubahan degenerative, Iungsi serebri yang hilang akan meningkat. Penyakit ini biasanya dimulai secara perlahan dengan deIicit yang ringan, misalnya tidak memperhatikan penampilan dan hygiene tubuh, Iase kebingungan, dan mengambil keputusan yang salah. Adanya lesi pada system limbic dapat membuat pasien gelisah dan lemah. Sendangkan deIicit motorik (gangguan bicara, tonus otot yang abnormal, ataksia, hiperkinesia, miklonus) terjadi relative lambat. 6 2. Demensia vascular Demensia vascular merupaan jenis demensia yang disebabkan oleh peredaran darah yang lemah ke otak. Pada multi inIark demensia, beberapa stroke ringan atau inIark muncul di mana aliran darah beredar minimal ke bagian dari otak. Demensia ini dapat dicegah dengan pengendalian Iactor 2
risiko, berupa tekanan darah yang baik, pengendalian penyakit gula yang baik serta tidak mengkonsumsi rokok. 2 . Frontotemporal lobar degeneration Penyakit ini dapat diturunkan pada autosomal dominan di mana pada kasus ini terjadi mutasi pada microtubule associates protein tau (MAPT) dan Progranulin (GRN), dimana mutasi ini akan menyebabkan kerusakan pada sel-sel otak dan pada banyak kasus bentuk kelainin ini jarang merusak sel di bagian depan otak, sehingga perubahan kepribadian dan perilaku pada umumnya lebih dahulu muncul daripada permasalahan bahasa dan kehilangan memori. 2 . Demensia dengan Lewy bodies Pada kelainan ini terdapat protein mikroskopik abnormal di dalam sel syaraI yang disebut Lewy bodies. Hal ini menyebabkan terjadinya mutasi pada gen parkin (PARK2), u-synuclein triplications, dan gen glukoserebrosidase yang penghancuran sel dari waktu ke waktu. Gejala klinisnya berupa kekakuan otot dan gemetaran seperti demensia pada penyakit Alzheimer. Lewy bodies dementia ini lebih mempengaruhi pikiran, perhatian, dan konsentrasi dibandingkan bahasa dan memori. 2
E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penderita dengan demensia usia muda, dapat dibagi menjadi dua criteria, yaitu : 2 1. Pemeriksaan klinis a. Pemeriksaan kognitiI Pemeriksaan Iungsi kognitiI dengan menggunakan mini mental state examination, yaitu dengan criteria diagnostic untuk demensia : 1) Kemampuan intelektual menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan dan lingkungannya. 2) DeIicit kognitiI selalu melibatkan memori, biasanya didapatkan gangguan berpikir abstrak, menganalisa masalah, pertimbangan 2
terganggu, aIasia, apraksia, agnosia, kesulitan dalam hal konstruksional, dan perubahan kepribadian. ) Sadar. 1
Adanya dispraksia dan agnosia kemungkinan disebabkan oleh adanya penyakit organic, gangguan Iungsi parietal dominan dan non- dominan. Sedangkan kerusakan pada kortek dicirikan dengan adanya gangguan murni pada daerah yang terkena dan berhubungan dengan kecepatan berpikir. Perubahan tingkah laku dan keterlambatan kognitiI dapat disebabkan karena adanya kelainan pada ganglia basalis, sedangkan apabila kerusakan pada system jaras ascending dapat disicirkan dengan adanya gangguan metabolic. Pemeriksaan kognitiI juga dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan IQ. 1 b. Pemeriksaan tingkah laku dan psikiatrik Dari bentuk gangguan mental yang terjadi dapat diketahui diagnosis etiologisnya. Fungsi kognitid daerah otak terganggu terutama kortikal, subkortikal, hemisIer kanan, lobus Irontal, lobus temporal, dan lobus parietal. Pemeriksaan tingkah laku dan psikiatrik dapat dilakukan dengan cara : 1 1) Mini mental state examination 2) The guild memory test ) Fuld obfect memory test ) Mental stasus quistionaire ) Free recall 6) Serial recall 7) NYU memory test 8) The Al:heimer disease assessment scale 9) Consortium to establish a registry for al:heimers disease 1
c. Pemeriksaan neurologic Pemeriksaan neurologis digunakan terutama apabila terdapat gambaran kelainan neurologis tambahan yang menyertai gejala demensia, 2
yang biasanya berat, terdapat dia bentuk penyakit yang menyertai gejala demensia, baik kelainan sistemik maupun kelainan neurologis. Penyakit- penyakit tersebut menggambarkan pola dari kerusakan kognitiI (demensia) dengan gejala sistemik dan neurologis lain dan dapat didiagnosis berdasarkan penyakit yang mendasarinya. Untuk kelainan vascular, kelianan struktural, dan neoplastik dapat berhubungan dengan gejala yang lebih luas lagi. 2 d. Pemeriksaan menyeluruh Walaupun penyakit sistemik dapat diketahui dari riwayat penyakit, pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan menyeluruh tetap diperlukan untuk mengetahui petunjuk penting yang kadang tidak terlihat secara jelas. Pemeriksaan secara menyeluruh ini penting untuk mengetahui adanya penyakit vascular dan Iactor risiko dari penyakit vascular, kemungkinan adanya neoplasma. Inspeksi pada kulit dapat digunakan untuk menilai adanya vaskulitis atau gangguan pada connective tissue. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jika sering didapatkan adanya obstructive sleep apnoea dengan dengkuran keras atau tidur yang dalam setiap harinya dengan dilakukan pemeriksaan kelainan pada saluran pernaIasan sebelumnya untuk menyingkirkan diagnosis banding. 2
2. Pemeriksaan laboratorium a. Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah diperiksa untuk mengetahui kelainan yang mendasarinya. Dapat dilakukan penapisan metabolic, misalnya diabetes, tiroid, dan ginjal serta adapabila terdapat penyakit inIeksi, misalnya siIilis, HIV, herpes simplesks, dan cytomegalovirus. 2
b. Neurogenetik Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien dengan gejala Ienotip yang sulit untuk diidentiIikasi. Pemeriksaan genotip sangat rumit dan mahal. Walaupun pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengantisipasi adanya keturunan yang menderita penyakit demensia usia muda. Skrining 26
dilakukan untuk beberapa kemungkinan mutasi, beberapa keluarga yang mempunyai kecenderungan menderita demensia usia muda. Pemeriksaan enzyme assay dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit yang berhubungan dengan proses metabolic. 2
c. maging Kemajuan dalam pemeriksaan pencitraan seperti CT-scan dan MRI merupakan suatu kemajuan dalam pengekan diagnosis etiologi demensia. Pemeriksaan ini membantu dan mempertajam diagnosis penyebab demensia. Neoplasma baik besar maupun kecil, soliter maupun multiple, primer ataupun metastatic dapat dengan mudah dideteksi dengan CT-scan dan MRI. Demikian juga halnya dengan hematom subdural, hidroseIalus. InIark di otak baik tunggal maupun multiple yang letaknya di kortikal atau subkortikal dapat dengan mudah dilihat yang berIungsi untuk membantu menegakkan diagnosis demensia vascular. 2 d. Neurophysiology NeuroIisiologi dapat dilihat dengan menggunakan EEG. EEG lebih ekonomis dibandingkan dengan CT scan maupun MRI dan dapat digunakan untuk mencari etiologi demensia. Bila gambaran EEG teratur dan normal, maka kemungkinan gangguan kortikal lebih sedikit. Alat ini juga dapat membantu menunjukkan kelainan Iokal dan kelainan paroksismal. Pada gagal ginjal ureum tinggi dapat menyebabkan gangguan Iungsi luhur sehingga didapatkan gangguan EEG berupa perlambatan. 2
e. Pemeriksaan cairan serebrospinal Pemeriksaan ini pada beberapa literatur sudah jarang dilakukan, karena dapat diganti dengan pemeriksaan lainnya. Namun pada beberapa kasus atau kecurigaan tertentu masih dapat dimanIaatkan. 2 Sedangkan menurut American Academy oI Neurology dan the European Federation oI Neurological Society guidelines pada pasien dengan demensia onset muda sangat dianjurkan untuk dilakukan dengan 27
menggunakan pungsi lumbal.Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengidentiIikasi adanya peradangan yang disebabkan oleh multiple sclerosis, vaskulitis, dan inIeksi, dan bersama sama dengan PCR, dapat digunakan untuk mengidentiIikasi panenseIalitis, human herpes virus, Whipples disease, cryptococcosis, dan tuberculosis. Pemeriksaan untuk mengidentiIikasi pada penyakit degenerative adalah dengan melihat protein spesiIik pada cairan serebrospinal, yaitu protein 1--, di mana apabila protein ini meningkat menggambarkan adanya penurunan kadar amiloid dan peningkatan konsentrasi protein tau dan merupakan pemeriksaan yang sensitive dan spesitiI untuk penyakit Alzheimer. 2
I. Biopsy jaringan Biopsi jaringan hanya digunakan untuk mendiagnosis sebagian kecil penyakit dan dilakukan dalam keadaan yang sangat mendesak. Misalnya biopsy jaringan kulit yang digunakan untuk mendeteksi akumulasi abnormal pada penyakit CADASI (Cerebral autosomal dominant arteriopathy with subcortical infarcts and leukoencephalopathy), Iibroblast kulit. Biopsy pada otot termasuk histochemistry dan enzim pernaIasan dapat mengkonIirmasi adanya gangguan pada mitokondrial. Biopsy pada tonsi dapat mengkonIirmasi adanya penyakit Creut:feld fakob, di mana pada penyakit ini ditemukan adanya gejala demensia. Biopsy otak, pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang masih bisa dilakukan penyembuhan, misalnya pada penyakit inIeksi atau peradangan, biopsy dilakukan pada Iokal lesi dengan mengambil jaringan pada lobus Irontal yang tidak dominan. Hal ini harus dilakukan oleh dokter ahli bedah yang telah berpengalaman. Prosedur ini dapat menyebabkan morbiditas hingga 10 kasus. 2
F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan ditujukan menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Penatalaksanaan untuk penurunan Iungsi kognitiI 28
Beberapa obat-obatan telah dibuktikan untuk pengobatan Iungsi kognitiI pada demensia usia muda. Misalnya, kolinesterase inhibitor seperti galantamine telah menunjukkan kegunaan dalam meningkatkan Iungsi kognitiI yang menurun pada demensia. Pada beberapa penelitian diungkapkan bahwa penggunaan galantamine dapat digunkan pada pasien dengan penyakit serebrovaskuler atau demensia tipe campuran. Obat lain yang dapat digunakan untuk golongan ini adalah rivastigmine dan donepizil. 9-10 Pada beberapa penelitian juga menyarankan adanya beberapa obat yang spesiIik untuk beberapa penyakit tertentu, misalnya pentoksiIilin untuk multi inIark demensia, nimodipine untuk demensia subkortikal, dan juga asetilkolin esterase inhibitor yang digunakan pada pasien dengan penyakit Alzheimer. 10 Bukti klinis menunjukkan pada penyakit demensia vascular, bahwa lesi vascular dapat menyebabkan disIungsi kolinergik yang juga dapat ditemukan pada pasien dengan demensia Alzheimer. sehingga sangat rasional apabila penggunaan kolinemimetik pada penyakit Alzheimer, agen kolinergik yang telah dibuktikan menguntungkan pada kondisi ini dan mungkin juga berguna pada penatalksanan dari demensia vascular. Donepizil tersedia di Indonesia dengan nama dagang Aricept. Rivastigmine dijual di bawah naman Exelon.sedengkan galantamine dikenal dengan nama reminyl. 10 Penggunaan kadar homosistein juga mempunyai manIaat pada demensia karena penyakit Alzheimer. Tetapi, pada penelitian dari heart outcome prevention evaluated penurunan kadar homosistein dengan asam Iolat, vitamin B 6 dan B 12 tidak mengurangi risiko kejadian pasien dengan penyakit vascular. 9-10
Terapi ini didasarkan pada penemuan bahwa kadar Ach di otak berkurang pada penderita demenisa, terapi ditujukan untuk meningkatkan Ach dengan cara mencegah penguraiannya. Obat-obat ini agak terbatas eIeknya terhadap pemburukan penyakit. Tetapi, akhir-akhir ini disinyalir bahwa penggunaan kolinesterase inhibitor dapat meningkatkan risiko kerja samping serius seperti aritmia dan inIark jantung. Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan bagi 29
penderita yang mulai menggunakan obat-obat ini dengan melakukan screening terhadap peningkatan risiko gangguan ritme jantung. 11
2. Penatalaksanaan untuk perubahan tingkah laku Tanda perubahan perilaku seperti perilaku yang kasar, psikomotor agitasi, dan psikosis (halusinasi dan delusi) sangat sering terjadi pada pasien pada stadium akhir penyakit Alzheimer. gejala ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup dari pasien akan tetapi juga menyebabkan beban dalam perawatan dan biaya ekonomi. Obat antipsikotik atipikal mempunyai eIek samping ekstrapiramidal lebih sedikit, misalnya parkinsonisme dan diskinesia tardive dan apabila dibandingkan dengan neuroleptik yang konvensional danmemang lebih dipilih untuk penatalaksanaan psikosis dan agitasi. Beberapa percobaab jangka pendek menunjukkan aktivias dari risperidone dan olanzapine dalam mengurangi rasio dari tingkah laku kasr, agitasi dan psikosis. 10
Pengobatan alternative misalnya antikonvulsan seperti divalproate dan carbamazepine, dan kerja cepat seperti benzodiazepine, lorazepam, oxazepam. Sebagai tambahan, deIicit dari kolinergik dapat berperan dalam berkembangnya gejala perubahan perliaku dan pengobatan demgan asetilkolinesterase inhibitor juga menunjukkan perbaikan dari gejala perubahan perilaku. Saat gejala depresi dapat jelas ditemukan, SSRIs dianjurkan dapat digunakan. Antidepresan trisiklik hqarus dihindari karena eIek dari kolinergik dan sedasinya. 10 . Penatalaksanaan untuk Iaktor yang berperan menyebabkan demensia Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mencegah terjadinya lesi serebrovaskular yang lebih jauh, misalnya : a. Pemberian obat-obatan antiplatelet seperti clopidogrel atau dosis rendah aspirin b. Pengobatan dislipidemia dengan obat-obatan golongan statin c. Pengobatan terhadap hipertensi d. Pengobatan teratur diabetes 0
e. Gaya hidup sehat dan menjauhkan dari rokok. 10
1
BAB III KESIMPULAN
1. Demensia merupakan sekelompok gangguan yang disebabkan oleh penurunan kognitiI yang menetap sebagai akibat beberapa perubahan mekanisme biologis karena gangguan pada sel-sel otak. 2. Demensia mempunya ciri-ciri hilangnya ingatan jangka pendek, kemampuan berpikir atau kognitiI lain dan kemampuan melakukan hal-hal sehari-hari. . Young onset dementia atau demensia usia muda adalah kelemahan Iungsi kognitiI pada seseorang pada usia kurang dari 6 tahun. . Empat penyebab mayor demensia usia muda adalah penyakit Alzheimer, demensia vascular, frontotemporal lobar degeneration, dan demensia dengan Lewy bodies. . Penatalaksanaan pada demensia usia muda pada dasarnya ditujukan untuk penatalaksanaan untuk penurunan Iungsi kognitiI, perubahan tingkah laku,dan Iaktor-Iaktor yang menyebabkan demensia.