Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DISASTER NURSING

OLEH KELOMPOK 1 Yusrizal Windy Arini Weni Mailita Dini Tryastuti Syamsul Putra Syartika Martha Via Rosita Lukman Kenny Harlia Asata PEMBIMBING EMIL HURIANI, MN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 2011

GAMBAR LOKASI

Alamat: jln. Sisingamangaraja no.49 kel. Simp haru kec. Padang Timur Kota Padang Tlpn:0751-29021 Email: oc1sumbar@gmail.com pnpm oc1sumbar@yahoo.co.id

BAB I PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang Bencana gempa bumi yang terjadi di provinsi Sumatera Barat pada tanggal 30 September

2009, pukul 17.15 WIB dengan kekuatan 7,9 Skala Richter pada kedalaman 71 KM sebelah barat daya Pariaman, telah meninngalkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat baik fisik maupun psikis. Kondisi ini mengakibatkan ribuan keluarga kehilangan tempat tinggal, sebagian berada di tenda-tenda pengungsian, sebagian lainnya menumpang dirumah kerabat , disamping itu mengakibatkan kegiatan pemerintah, perekonomian dan kegiatan sosial mengalami banyak hambatan. Selain menghancurkan dan meluluh-lantahkan sarana dan prasarana yang ada, gempa bumi mengakibatkan dampak psikologis bagi masyarakat. Upaya penangan lebih lanjut diperlukan kegiatan rahabilitasi dan rekontruksi pascabencana gemap bumi dengan pembangunan kembali permukiman masyarakat, bidang infrastuktur pelayanan masyarakat yang rusak serta pemulihan sector ekonomi, sosial dan kesehatan dengan harapan aktivitas segera pulih kembali. Dalam rangka kegiatan tersebut di atas pemerintah telah mencanangkan program rehabilitasi dan rekontruksi pascabencana gempa bumi di Sumatera Barat dengan menyiapkan dukungan dana bantuan rehabilitasi dan rekontruksi berbagai sector yang rusak akibat gempa bumi, termasuk dana stimulant bantuan pembangunan perumahan yang rusak akibat gempa bumi.

BAB II ISI
A.

Struktur Organisasi kelurahan / nagari Organisasi terdiri dari :


a) Kelompok Swadaya masyarakat (Pokmas), yang pelaksanaan didampingi : o o

Fasilitator teknis dan Non teknis Tim pendamping masyarakat (TPM)

B.

Resiko Bencana yang diidentifikasi


Gempa Bumi

C.

Peran Pokmas :
Bersifat sebagai swadaya

Kelompok pokmas sadar terhadap lingkungan dan bencana Dapat mengetahui keadaan yang sewaktu-waktu akan mengancam apabila bencana datang.

D.

Upaya yang telah dilakukan


Program pelatihan umum

Tanggap darurat

Pelaksanaan rehablitas dan rekontruksi sector perumahan

Pembentukan Pokmas Siaga dimana organisasi ini terbentuk dari masyarakat itu

sendiri atau dari tokoh masyarakat setempat. Penanggulangan yang dilakukan Pokmas yaitu mengadakan simulasi untuk kewaspadaan masyarakat setempat dan meningkatkan kesadaran bancana gempa.
Pembentukan perpanjangan tangan dari orang-orang yang menerima bantuan

E.

Strategi pelaksanaan dan tahapan kegiatan


Persiapan pelaksanaan

Menyatukan dan menyamakan pola pikir, langkah kebijakan, dan tindakan antara pemerintah dan masyrakat dalam percepatan pemulihan pasca gempa bumi.

Penyiapkan petunjuk teknis rehab/rekon sektor perumahan Vertifikasi dan validasi data rumah rusak dengan criteria yang sama. Penyiapan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) perumahan dan penanggung jawab operasional kegiatan (PJOK) Penentuan prioritas distribusi dana BLM perumahan yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan pemerintah Pembuat program dan pelaksanaannya yang komprehensif Desiminasi dan sosialisasi program dan pelaksanaan Sosialisasi atau penyuluhan, pelaksanaan program rehab rekon kepada Pokmas.

Mengembangkan peran kelompok swadaya masyarakat (Pokmas perumahan) dalam

system pelaksanaan pola partisipasi kelompok masyarakat.


Serangkaian

musyawarah

masyarakat

sebagai

upaya

membangun

kebersamaan dan solidaritas serta meningkatkan komunitas masyarakat. Pembentukkan kelompok swadaya masyarakat (Pokmas perumahan) yang bersifat sementara yang beranggotakan dari warga yang terkena bencana dan tercatat dalam pendataan korban bencana dan klasifikasi penerima bantuan sesuai dengan criteria rumah rusak berat dan rusak sedang.

F.

Analisa resiko bencana di daerah yang belum diidentifikasi


Banjir

Persiapan dalam pencegahan kemungkinan banjir Untuk menghindari risiko banjir, sebaiknya membuat bangunan di daerah yang aman seperti di dataran yang tinggi dan melakukan tindakan tindakan pencegahan. Untuk daerah-daerah yang berisiko banjir, sebaiknya:

Mengembangkan program penyuluhan - untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman banjir dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memperhitungkan ancaman banjir dalam perkembangan masa depan

Mengatur aliran air ke luar daerah - pada daerah permukiman yang berisiko banjir Menjaga sistem pembuangan limbah dan air kotor - tetap bekerja pada saat terjadi banjir Memasang tanda ketinggian air Memasang tanda ancaman pada jembatan yang rendah - agar tidak dilalui orang pada Saat banjir. Adakan perbaikan apabila diperlukan Mengerti akan ancaman banjir - termasuk banjir yang pernah terjadi dan mengetahui letak daerah apakah cukup tinggi untuk terhindar dari banjir Melakukan persiapan untuk mengungsi - dan melakukan latihan pengungsian. Mengetahui jalur evakuasi, jalan yang tergenang air dan yang masih bisa dilewati. Setiap orang harus mengetahui tempat evakuasi, kemana harus pergi apabila terjadi banjir

Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko banjir

Menjaga kebersihan saluran air dan limbah Memindahkan tempat hunian ke daerah bebas banjir Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air Buat sumur resapan bila memungkinkan Tanam lebih banyak pohon besar Tinggikan bangunan rumah hingga batas ketinggian banjir jika memungkinkan Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir Membangun sistem peringatan dini banjir

Anda mungkin juga menyukai