Anda di halaman 1dari 146

1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT


MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR




SKRIPSI


Oleh:
Husna Afida
(03160031)
















PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli 2007



2
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT
MEMBACA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
KELAS VIII PADA MATA PELAJARAN IPS
DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR


SKRIPSI


Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Islam Negeri (UIN)Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Strata Satu Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (S.Pd)




Oleh:
Husna Afida
(03160031)










PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
Juli 2007



3
PERSETUJUAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA
PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR


SKRIPSI

Oleh:
Husna Afida
NIM. 03160031

Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing






Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940

Tanggal, 9 Juli 2007

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPS



Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940



4
PENGESAHAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MINAT MEMBACA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MATA
PELAJARAN IPS DI MTs DARUL HUDA WONODADI BLITAR

SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Husna Afida (03160031)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal: 20 Juli 2007

Panitia ujian:

Ketua Sidang/ Pembimbing,



Drs. Muhammad Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940
Seketaris Sidang,




Abdul Basith, M.S
NIP. 150 327 264

Penguji Utama,


Drs. Ec. Muhammad Mansur, M.Si
NPP. 90 02 00029

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang


Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony
NIP.150 042 031

5
Drs. M. Yunus, M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skipsi Husna Afida Malang, 9 Juli 2007
Lamp. : 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang


Assalamualaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Husna Afida
NIM : 03160031
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS
di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb




Pembimbing,





Drs. M. Yunus, M.Si
NIP. 150 274 940




6
SURAT PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.





Malang, 9 Juli 2007


Husna Afida














7
MOTTO
_.`, .>l _. ',!: _. ,`, .>l .1 _. ,> ,. !.
`., | l` .,l ___
Allah menganugerahkan Al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran
dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan barangsiapa yang
dianugerahi hikmah, ia benar-benar Telah dianugerahi karunia yang banyak. dan
Hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran
(dari firman Allah).
(Q.S Al-Baqarah: 269)



Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan,
ia belajar percaya diri

__Dorothy Law Nolte__








8
PERSEM BAHAN

K upersembahkan goresan t i nt a yang bermakna i ni t erunt uk:

Al l ah SWT at as ri dho dan segal a ni kmat karuni anya sehi ngga
kemudahan dan kel ancaran menunt unku dal am
perj al anan meni mba i l mu.
Ayahanda dan i bunda t erci nt a, Bapak Suparno M asj huri (Al m) dan
I bu Si t i Sa adah yang t el ah memberi kan ci nt a dan kasi h sayang t anpa
bat as. Juga perhat i an, kesabaran, kei khl asan, dan unt ai an do a suci
sert a dukungan moral dan mat eri al yang t i ada hent i -hent i nya dal am
t i ap j engkal kehi dupanku. Bel i aul ah pel i t a hi dupku.
Adek-adekku t ersayang, zul i a N urus Sof a dan N ai l i l M aghf i roh dan
j uga sel uruh kel uarga besar yang sl al u memberi kan dukungan,
semangat dan do a.
Guru-guruku dan D osen-dosenku, t ri makasi h at as kei khl asannya,
mencurahkan t enaga dan f i ki ran unt uk mendi di k dan membi mbi ngku
kearah yang l ebi h bai k, Jasa-j asamu sel al u t eruki r di sanubari .
Sahabat ku D esi I ndra dan marat us yang menemani hari -hari ku, yang
memberi kan semangat saat aku mul ai mal as, t empat curhat ku.
M akasi h at as segal anya, do a dan dukunganya. K al i anl ah yang bi sa
ngert i aku. Thank s.
To I i n, At us, Nuni n, dan semua t emen I PS t ri makasi h at as
persahabat an kal i an, semoga persahabat an i ni abadi .
Encrur, f i da, wawa dan sel uruh Temen-t emen kost Sunan Ampel no.9
makasi h bant uanya.

Ya Al l ah bet apa besar N i kmat yang ada dal am hi dupku. Ti ada l ai n
semua karena Rohman dan Rohi m-M u.
Syukurku yang t i ada hent i karena engkau t el ah memberi kan orang-
orang yang ada di sampi ngku, mendukungku dan sel al u menyayangi ku.
And Thank s t o Al l




9
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT baik
dengan ucapan maupun tindakan karena dengan rahmat, ridho, dan taufiq-Nya,
skripsi yang berjudul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di
MTs Darul Huda Wonodadi Blitar, dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Salam kasih sayang dan salam keselamatan semoga tetap tercurahkan
keharibaan baginda Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para
pengikutnya. Amien
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda (Alm), Ibunda tercinta di rumah dan seluruh keluarga peneliti
yang telah memberikan bantuan dan dorongan baik moral, material dan
spiritual.
2. Bapak Prof. DR. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Malang.
3. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang.
4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan IPS sekaligus Dosen
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan sampai terwujudnya
skripsi ini.

10
5. Bapak Asyharul Muttaqin, S.Pd. M.Ag, selaku Kepala MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti
untuk melaksanakan penilitian di madrasah tersebut.
6. Seluruh dewan guru dan Staf yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar yang telah memberikan bantuan selama dalam proses penelitian.
7. Segenap siswa-siswi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar khususnya siswa
kelas VIII.
8. Teman-teman yang telah membantu secara langsung maupun tidak
langsung terutama pada sobatku Desi, Nunin, Encrur, Fida, Cece, mba
nita, mba tatik, dita, Mas Hendra juga Mas Iput atas motivasi dan
bantuanya yang sangat berarti bagi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
Kesadaran peneliti mengatakan bahwa dalam penyusunan skipsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata, semoga apa yang peneliti tulis dan laporkan dalam skripsi ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti khususnya serta semua pihak yang
terkait pada umumnya.

Malang, 20 Juni 2007



Penulis




11
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS.................. 5

Tabel 2 : Variabel, Indikator dan Item...................................................... 11

Tabel 3 : Populasi .................................................................................... 53
Tabel 4 : Kriteria keberhasilan belajar...................................................... 58
Tabel 5 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1......................... 59
Tabel 6 : Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2......................... 60
Tabel 7 : Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ......................................... 62
Tabel 8 : Persentase Variabel X1 ............................................................. 73
Tabel 9 : Persentase Variabel X2 ............................................................. 77
Tabel 10: Persentase Variabel Y............................................................... 80

Tabel 11: Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................... 81

Tabel 12: Hasil Uji Hipotesis t-Test .......................................................... 84

Tabel 13: Hasil Uji Hipotesis F-Test ......................................................... 85

















12
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ..............................................iv
HALAMAN SURAT PERNYATAAN....................................................... v
HALAMAN MOTTO................................................................................ vi
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vii
KATA PENGANTAR............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
ABSTRAK............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 7
D. Kegunaan penelitian ............................................................. 8
E. Hipotesis penelitian............................................................... 9
F. Asumsi penelitian................................................................ 10
G. Batasan Masalah................................................................. 10
H. Definisi Operasional ........................................................... 11
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 12


13
BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................. 15
A. Konsep Dasar Belajar ........................................................ 15
1. Pengertian Belajar........................................................ 15
2. Belajar Menurut Pandangan Islam................................ 16
3. Prinsip-prinsip Belajar ................................................. 23
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .................. 25
5. Teori Belajar................................................................ 27
B. Kebiasaan Belajar .............................................................. 29
C. Minat Membaca................................................................. 37
D. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ................................... 41
1. Pengertian Prestasi Belajar........................................... 41
2. Mata Pelajaran IPS ...................................................... 44
E. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS................. 46
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 50
A. Lokasi Penelitian ............................................................... 50
B. Jenis Penelitian.................................................................. 50
C. Data dan Sumber Data....................................................... 50
D. Populasi dan Sampel.......................................................... 52
1. Populasi ....................................................................... 52
2. Sampel......................................................................... 53
E. Pengumpulan Data............................................................. 54
F. Instrumen Penelitian.......................................................... 56

14
G. Validitas dan Reliabilitas ................................................... 58
1. Uji Validitas Instrumen................................................ 58
2. Uji Reliabilitas Istrumen .............................................. 60
H. Analisis Data ..................................................................... 62
1. Uji Hipotesis.................................................................. 62
2. Analisis Regresi Ganda (Multiple Regression) ............... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................... 67
A. Deskripsi Obyek............................................................... 67
1. Profil MTs Darul Huda ................................................ 67
2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda ............................ 68
3. Visi, Misi dan Tujuan .................................................. 70
4. Fasilitas-fasilitas .......................................................... 72
B. Deskripsi Data................................................................... 73
1. Persentase Kebiasaan Belajar ....................................... 73
2. Persentase Minat Membaca.......................................... 77
3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS ............ 80
4. Analisis Regresi Berganda ........................................... 81
C. Pengujian Hipotesis ........................................................... 83
1. Uji Parsial (t) ............................................................... 84
2. Uji Simultan (F)........................................................... 85
BAB V PEMBAHASAN.................................................................... 87
A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.............................. 87

15
B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS.......................................... 90
C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada mata Pelajaran IPS................. 93
BAB VI PENUTUP............................................................................. 97
A. Kesimpulan ....................................................................... 97
B. Saran-saran........................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN






























16
ABSTRAK
Afida. Husna. 2007. Pengaruh Kebiasaan Belajar Dan Minat Membaca Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS Di MTs
Darul Huda Wonodadi Blitar. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Pembimbing: Drs.
Muhammad Yunus, M.Si.

Kata Kunci: Kebiasaan Belajar, Minat Membaca, dan Prestasi Belajar Mata
Pelajaran IPS

Pada umumnya, siswa masih sering melakukan kebiasaan belajar yang
kurang baik yaitu belajar semalam suntuk ketika akan menghadapi ujian atau
ulangan saja dan minat terhadap bacaan pun masih kurang. Padahal efektivitas
belajar tergantung pada kebiasaan belajar yang baik dan juga minat membaca
siswa. Ilmu akan bertambah dan berkembang melalui kegiatan membaca.
Khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Karena IPS merupakan pelajaran yang
selalu berkembang. Dengan membaca siswa akan lebih menguasai atau
memahami materi pelajaran, dan tentunya hal ini juga harus didukung dengan
kebiasaan belajar yang baik sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang
tinggi.
Kebiasaan dan minat merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar. Kebiasaan belajar yang baik berarti membiasakan
diri melakukan proses belajar dengan tepat. Dan minat membaca merupakan
perasaan senang seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukanya tanpa
paksaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui apakah ada pengaruh
yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar, untuk mengetahui
apakah ada pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar, dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Penelitian ini dilakukan pada siswa MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau eksplanatory.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel dalam penelitian ini
adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 91 siswa. Dalam pengumpulan data
peneliti menggunakan angket dan dokomentasi. Sedangkan untuk Analisis data
menggunakan analisis regresi ganda, uji t , dan uji F.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPS ditunjukkan oleh nilai t
hitung
2,146 > t
tabel
1,980 dengan nilai
signifikansi 0,035 (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat

17
membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS ditunjukkan
oleh nilai t
hitung
23,388 > t
tabel
1,980 dengan nilai signifikansi 0,000 (3) terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan antara kebiasaan belajar dan
minat membaca terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Hal
tersebut terbukti dari hasil uji F yaitu

diperoleh nilai F
hitung
297,056 > F
tabel
3,11
dengan signifikansi 0,000. Koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,871. Hal
tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS
dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 87,1%, sisanya
12,9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa apabila siswa melakukan kebiasaan belajar yang baik dan
memiliki minat yang tinggi untuk membaca buku-buku pelajaran apalagi yang
berhubungan dengan bidang IPS maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS pun akan meningkat.
Untuk itu disarankan agar orang tua siswa sebaiknya juga ikut
bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajar putra putrinya dengan jalan
selalu memperhatikan kebiasaan belajar juga minat terhadap bacaan khususnya
yang berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah. Dalam kegiatan belajar
mengajar, guru juga diharapkan dapat menanamkan kebiasaan belajar yang baik
dan minat membaca yang tinggi tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf
pikir siswa. Dan bagi siswa sendiri harus benar-benar memperhatikan kebiasaan
belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minat membacanya agar
mendapatkan kesuksesan dalam studi.














18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-
undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yaitu Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
1
sangat tergantung pada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik.
Belajar merupakan suatu keharusan atau kewajiban bagi manusia. Dalam
agama Islam sudah jelas disebutkan, sebagaimana dalam hadis Nabi bahwa
Belajar itu wajib bagi semua orang Islam sejak mulai ia lahir sampai ia mati.
2

Jadi kewajiban belajar sudah tidak dapat ditawar lagi, harus dilakukan oleh
semua orang semasa ia hidup.
Ibarat peperangan, dalam belajar kita juga harus siap. Yaitu mengetahui
hal-hal apa yang membantu suksesnya belajar dan apa yang sering membuat
gagalnya pelajaran. Sehingga bagi seorang pelajar, harus faham teknik-teknik

1
Undang-undang Republik Indonesia nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
Serta Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas (Bandung:
Citra Umbara, 2006), hal. 76
2
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan Belajar di
Perguruan Tinggi Amerika (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 9

19
belajar yang baik, mengetahui waktu yang tepat untuk belajar, mengatur waktu
dan disiplin dalam belajar, juga membiasakan membaca serta mengunjungi
perpustakaan yang merupakan gudang dari segala bacaan. Dengan
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan baik dalam belajar maka seorang siswa akan
memperoleh prestasi yang tinggi dan akhirnya sukses dalam studi.
Selain mempunyai kebiasaan belajar yang baik, membaca juga merupakan
tuntutan penting bagi para siswa. Karena pada dasarnya belajar memang tidak
dapat lepas dari aktivitas membaca. Dalam Islam, wahyu yang pertama kali
turun adalah perintah membaca. Sebagaimana tertuang dalam Q.S Al-Alaq 1-5
yang berbunyi:
`.!, ,, _ _l> _l> _.. _. _ls _ ,, `
_ _ l . l1l!, _ l . _.. !. `l ,-, _
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang
Maha pemurah; Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaran kalam; Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
3

Akan tetapi sangat disayangkan, minat baca di Indonesia yang sebagian
besar penduduknya beragama Islam malah sangat memprihatinkan. Malas
membaca adalah virus yang terus menjadi boomerang bagi generasi muda. Virus

3
Al-Quran dan Terjemahnya Jilid II (Kudus: Mubarokatan Toyyibah, Tanpa Tahun),
hal. 597

20
itu telah ditularkan dari generasi terdahulunya dan hingga kini terus menular
kesemua kalangan tidak pandang usia.
Riset-riset yang dilakukan para pakar menunjukkan bahwa minat
membaca masyarakat Indonesia masih rendah, paling rendah di antara negara
tetangga se-Asia Tenggara, bahkan masih rendah dibandingkan dengan Nigeria,
negara berkembang di padang gurun Afrika. Hal tersebut merupakan laporan
yang dikemukakan suatu lembaga pengetesan International Association for
Educational Achievement (IAEA) pada tahun 1992.
4
Dengan kondisi seperti itu,
maka tidak heran apabila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk.
Menurut Ichwani AS, ada dua faktor yang sangat vital yang menyebabkan
budaya malas dan rendahnya minat membaca tidak berubah. Pertama,
rendahnya budaya cinta ilmu. Dalam masyarakat kita budaya cinta ilmu
pengetahuan memang masih kalah dengan budaya konsumtif dan kesenangan
sesaat. Seperti shooping ke mal, makan di restoran mewah, membeli barang-
barang yang kurang bermanfaat, membawa anak rekreasi yang hanya akan
memakan biaya banyak dan lain-lain, itu semua lebih disenangi dari pada harus
membeli buku yang harganya relatif murah dan lebih bermanfaat. Kedua,
kurangnya kesadaran akan penting dan bermanfaatnya membaca. Hal tersebut
dapat dilihat dari betapa sepinya pengunjung perpustakaan. Anak-anak atau
remaja yang masih menyandang status pelajar, lebih suka menghabiskan
waktunya untuk bermain, keluyuran, berkumpul dengan teman-teman geng-nya

4
dalam, Suroso, Kemampuan Membeli Buku dan Minat Membaca, (http://www.
hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.html, diakses 11 januari 2007).

21
tanpa ingat belajar (membaca) dan mengulangi pelajaran yang telah diterima di
sekolah.
5

Memang ilmu tidak akan berkembang tanpa kegiatan membaca. Melalui
kegiatan membaca buku pelajaran siswa akan lebih memahami atau menguasai
materi pelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih
tinggi. Keaktifan dan ketekunan siswa untuk membaca buku-buku pelajaran
sangat dipengaruhi oleh minat seorang siswa untuk membaca. Bila minat
membaca di kalangan siswa telah tumbuh dan berkembang, diharapkan prestasi
belajar siswa pun akan meningkat. Dengan adanya minat membaca yang tinggi,
terutama bacaan yang berhubungan dengan bidang studi Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) maka pengetahuan siswa akan bertambah.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Ilmu
Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di SMP/Madrasah Tsanawiyah,
mata pelajaran IPS memuat materi pengetahuan sosial yang terdiri dari
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta
didik di arahkan untuk dapat menjadi warga Negara yang demokratis dan
bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Hal inilah yang
menambah pentingnya ilmu pengetahuan sosial dalam dunia pendidikan. Hal
tersebut terbukti dari ruang lingkupnya yang luas dan pemberian alokasi waktu
setiap minggunya. Sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:

5
Ichwani A.S, Budaya Membaca (http://www.Pontianakpost.com/berita/index.asp?
Berita=opini&id=96937, diakses 03 November 2006)

22

Tabel. 1
Ruang lingkup dan alokasi waktu mata pelajaran IPS

Ruang Lingkup Materi Pelajaran Alokasi waktu
1. Manusia tempat dan
lingkungan
2. Waktu keberlanjutan dan
perubahan
3. Sistem sosial dan budaya
4. Perilaku ekonomi dan
kesejahteraan
Geografi

Sejarah

Sosiologi
Ekonomi

4x40 menit


Sumber: Olahan Kurikulum KTSP
Untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan umum dan
khususnya pengetahuan sosial seorang siswa dapat dilakukan dengan
memperbanyak frekuensi membaca dan juga membiasakan diri dengan belajar
yang baik. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan sosial merupakan pelajaran
yang dinamis dalam arti selalu berkembang, sehingga mengharuskan siswa
untuk mengikuti perkembangan tersebut dengan memperbanyak membaca dan
belajar dengan baik.
Kegiatan membaca yang dilakukan di sekolah biasanya merupakan suatu
alat untuk dapat menguasai semua bahan pelajaran. Adanya minat membaca
yang tinggi terhadap segala bidang pengetahuan, terutama bacaan yang
berhubungan dengan bidang studi pengetahuan sosial, maka makin mudahlah
bagi siswa untuk menguasai segala bidang pengetahuan tersebut.
Saat ini, masih sering kita jumpai pelajar yang kurang memperhatikan
kebiasaan belajar dan minatnya terhadap bacaan. Kebanyakan siswa masih juga
membudayakan Cramming yaitu menumpuk pelajaran yang harus dipelajari
sampai saat terakhir yakni bila saat ulangan atau ujian sudah tiba, sehingga

23
seorang siswa pada saat itu akan belajar mati-matian semalam suntuk untuk
menghadapi ujian atau yang biasa dikenal dengan istilah SKS (Sistem Kebut
Semalam) di kalangan pelajar. Selain itu minat terhadap bacaan pun juga
rendah, sehingga bagaimana mereka menjadi pelajar yang baik dan sukses
apabila tidak didukung adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar dalam diri mereka.
MTs Darul Huda merupakan sebuah lembaga pendidikan tingkat dasar
yang berada di pinggir barat Kabupaten Blitar, tepatnya yaitu di Kecamatan
wonodadi. Dari sekian banyak siswa pastinya juga mempunyai kebiasaan belajar
yang beragam dan mempunyai minat membaca yang berbeda-beda. Hal
tersebutlah yang menjadikan prestasi belajar siswa juga berbeda. Karena
kebiasaan-kebiasaan belajar dan minat membaca siswa dapat mempengaruhi
hasil belajarnya, sudah seharusnya penerapan kebiasaan belajar yang baik dan
peningkatan minat membaca akan sangat berguna bagi keberhasilan studinya.
Oleh karena uraian tersebut di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti realitas dalam dunia pendidikan tersebut dengan judul: Pengaruh
Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.






24
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini secara khusus dikemukakan dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara kebiasaan
belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di
MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara minat membaca
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs
Darul Huda Wonodadi Blitar?
3. Apakah terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara kebiasaan
belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
antara minat membaca terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada
mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi

25
belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar.

D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini diharapkan digunakan sebagai salah satu
pertimbangan dalam membuat kebijakan mengenai upaya peningkatan
mutu lulusan.
2. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan, yakni tentang faktor-faktor yang berhubungan dan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan, pengembangan cakrawala berpikir dan
sebagai bahan refleksi bagi penulis sebagai calon pendidik ataupun praktisi
pendidikan untuk mencoba menyelesaikan salah satu permasalahan
pendidikan, khususnya yang terkait dengan prestasi belajar siswa.

E. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
secara teoritis dianggap paling mungkin atau tingkat paling tinggi
kebenarannya.
6
Teori yang mendasari ada tidaknya pengaruh kebiasaan belajar
dan minat membaca adalah menurut pendapat Gie, Kebiasaan belajar yang baik

6
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 67

26
adalah kebiasaan belajar yang membantu siswa menguasai pelajaranya untuk
kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses di sekolah.
7
Selanjutnya
menurut Wigfield dan Gutrie telah merumuskan bahwasanya anak-anak yang
memiliki minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah,
sebaliknya anak-anak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula
prestasi belajarnya.
8
Syah mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
9
Berdasarkan
teori-teori tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
hipotesis. Yaitu hipotesis alternatif (Ha), dan hipotesis nol (Ho). Hipotesis
tersebut adalah:
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap prestasi
belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.

7
The Liang Gie, Cara belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hal. 193
8
Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/
artikel/ss-1.Pdf, Diakses 6 Januari 2007), hal. 2
9
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hal. 192

27
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara minat membaca terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi
Blitar.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat
membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul
Huda Wonodadi Blitar.
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dan minat
membaca terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di MTs Darul
Huda Wonodadi Blitar.

F. Asumsi Penelitian
Asumsi-asumsi dalam penelitian ini di antaranya adalah:
1. Setiap siswa mempunyai kebiasaan belajar dan minat terhadap bacaan yang
berbeda-beda.
2. Prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai mentah raport mata pelajaran
IPS dianggap cukup obyektif sebagai gambaran dari prestasi belajar siswa.
3. Variable-variabel lain di luar penelitian dianggap tidak ikut mempengaruhi
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

G. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian atau pembahasan ini dapat mencapai
sasarannya, maka perlu dikemukakan batasan masalah dalam penelitian.
Penelitian ini difokuskan pada upaya mengidentifikasi dan membuktikan

28
variabel-variabel prediktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.
Adapun variabel tersebut adalah kebiasaan belajar dan minat membaca siswa
dan bagaimana pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPS di MTs Darul Huda Gambar Wonodadi Blitar.
Tabel. 2
Variabel, Indikator dan Item

No Variabel Indikator Item angket
1 Kebiasaan belajar a. kebiasaan belajar secara
teratur
b. kebiasaan mempersiapkan
keperluan studi pada
malam hari
c. kebiasaan hadir di kelas
sebelum pelajaran dimulai
d. kebiasaan belajar sampai
paham dan tuntas
e. kebiasaan mengunjungi
perpustakaan
(Sumber: The Liang Gie,
1995)
1, 2, 3, 4

5, 6, 7


8, 9, 10

11, 12, 13, 14

15, 16, 17
2 Minat membaca a. kesenangan membaca
b. kesadaran akan manfaat
membaca
c. frekuensi membaca
d. jumlah buku yang pernah
dibaca
(Sumber: Lilawati dalam
Soejanto Sandjaja, 2007)
1, 2, 3, 4
5, 6, 7

8, 9, 10
11, 12, 13
3 Prestasi belajar IPS Nilai mentah raport mata
pelajaran IPS (Geografi,
Sosiologi, Sejarah, Ekonomi)

Dokumentasi


H. Definisi Operasional
Variabel dalam konsep penelitian ini yakni terdapat variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y) yang dikategorikan sebagai berikut :

29
1. Variabel bebas (X)
X
1
: Kebiasaan Belajar
Adalah suatu tingkah laku yang dilakukan oleh siswa secara teratur dan
berulang-ulang dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
X
2
: Minat membaca
Adalah kecenderungan siswa untuk menyukai dan tertarik pada suatu
bacaan, sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan
kemauan sendiri.
2. Variabel terikat (Y)
Y : Prestasi belajar
Adalah perubahan tingkah laku dalam aspek berpikir tentang penguasaan
terhadap mata pelajaran IPS yang dapat diukur melalui tes atau evaluasi.

I. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dikelompokkan menjadi
enam bab. Dan masing-masing bab terdapat beberapa bahasan yang lebih
terperinci yaitu:
BAB I
Bab ini merupakan pendahuluan yang menempati bab pertama, terdiri dari latar
belakang masalah yang memberikan gambaran judul skripsi, rumusan masalah,
tujuan penelitian untuk mengetahui tujuan dalam pembuatan judul skripsi,
pentingnya penelitian yakni memberi masukan kepada instansi yang terkait

30
supaya dikembangkan sesuai dengan tujuan, ruang lingkup atau keterbatasan
penelitian untuk mengetahui batasan-batasan yang akan digunakan dalam
pembahasan, hipotesis penelitian, definisi operasional untuk menghindari salah
pengertian dan penafsiran terhadap judul skripsi, serta terakhir sistematika
pembahasan.
BAB II
Bab ini merupakan tinjauan kepustakaan atau landasan teori. Pada bab ini berisi
lima point yaitu:
1. Membahas tentang konsep dasar belajar
2. Membahas tentang kebiasaan belajar yang meliputi pengertian kebiasaan
belajar dan jenis-jenis kebiasaan belajar
3. Membahas tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat membaca
4. Membahas tentang konsep-konsep prestasi belajar
5. Membahas tentang pengaruh kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap
prestasi belajar siswa
BAB III
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh hasil
penelitian disajikan dalam bab ini yaitu meliputi: lokasi penelitian yaitu tempat
di mana penelitian akan dilakukan, penentuan jenis penelitian yang akan
dilakukan, mengemukakan jenis dan sumber data penelitian, penentuan populasi
dan sampel beserta teknik-teknik pengambilanya, instrumen penelitian yang
digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti, dan juga uraian tentang
analisis yang akan digunakan untuk pencapaian hasil penelitian.

31
BAB IV
Laporan hasil penelitian merupakan bab ke-IV yang menyajikan data dan
temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur yang telah
diuraikan pada bab III, yang terdiri atas latar belakang obyek atau deskripsi
obyek, deskripsi data penelitian dan hasil analisis data.
BAB V
Pada bab V ini merupakan uraian tentang pembahasan terhadap temuan-temuan
penelitian yang telah dikemukakan dalam bab IV.
BAB VI
Terdiri dari dua hal pokok yaitu tentang kesimpulan dan saran yang akan
diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian. Dalam bab ini akan diketahui
kesimpulan dari hasil penelitian dan sebagai kelengkapanya disertakan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran.











32
BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Belajar
1. Pengertian Belajar
Kata belajar, merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi
semua lapisan masyarakat, apalagi bagi pelajar. Karena kata belajar merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semua kegiatan dalam menuntut ilmu.
Tetapi tidak semua orang mengetahui pengertian belajar. Oleh karena itu,
sebelum melangkah lebih jauh, penulis akan mengemukakan pengertian belajar
menurut beberapa ahli dalam dunia pendidikan.
Menurut Chaplin seperti yang dikutip Muhibbin Syah, ia membatasi
pengertian belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama menyebutkan
bahwa Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap
sebagai akibat latihan dan pengalaman. Dan rumusan kedua menyebutkan
bahwa Belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya
latihan khusus.
10
Sehingga belajar tidak akan terwujud tanpa adanya latihan-
latihan yang akan mengubah tingkah laku individu.
Winkel berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman,

10
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 60-61

33
keterampilan dan nilai, sikap. Dan perubahan tersebut sifatnya konsisten dan
berbekas.
11

Gagne juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar
adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Dan belajar juga merupakan
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
12

Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan tahapan
perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dari keseluruhan
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan
interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif, afektif dan
psikomotorik. Sedangkan perubahan yang timbul akibat belajar adalah
perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah
laku seseorang. Sehingga perubahan-perubahan seseorang yang terjadi akibat
mabuk, gila, lelah, jenuh, dan lain sebagainya tidak dapat dikategorikan dalam
belajar ini.

2. Belajar Menurut Pandangan Islam
Islam menggambarkan belajar dengan mendasarkan pada firman Allah
Q.S. An-Nahl ayat 78 sebagai berikut:
l , _|| ,Ll ,>.`. > ,!..l ! . _>..`, | < | _
,l: ., ,1l _`..`, __

11
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: Grasindo, 1991), hlm. 36
12
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 13

34
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibumu dengan keadaan
kamu tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur
13

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak
memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatupun. Kemudian setelah
mulai sempurna perkembangannya sebagai hasil dari pematangan dan aktivitas
belajarnya, maka ia sudah dapat menggunakan dan memfungsionalkan alat-alat
indra yang dianugerahkan Allah SWT padanya. Yaitu untuk mengenal alam
sekitarnya, dirinya dan Allah pencipta alam semesta.
Keadaan manusia yang baru lahir dan tidak memiliki pengetahuan apapun
bukanlah berarti bahwa tidak memiliki potensi, akan tetapi ia memiliki potensi-
potensi atau daya-daya yang harus dikembangkan melalui proses belajar. Abdul
Fattah Jalal dalam bukunya Minal Ushul at-Tarbawiyah al-Islamiyah,
sebagaimana yang dikutip Zaini, telah mengkaji ayat-ayat Al Quran yang
berkaitan dengan alat-alat yang dianugerahkan Allah untuk meraih ilmu
pengetahuan. Dan masing-masing alat itu saling berkaitan dan melengkapi
dalam mencapai ilmu. Diantaranya adalah:
14

a. Al-Lams dan As-Syum (alat peraba dan penciuman), sebagaimana disebutkan
dalam Q.S Al-Anam: 7

13
Al-Quran dan Terjemahnya (Kudus: Mubarokatan Toyyibah), hlm. 275
14
Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah
Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 8-9

35
l !.l . ,,ls !,.. _ _!L :..l .,!, _!1l _ ` |
..> | "`>. _,,. _

Artinya: Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu
mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri,
tentulah orang-orang kafir itu berkata: ini tidak lain adalah sihir
yang nyata
15

dan pada Surat Yusuf ayat 94 yaitu:
!.l l. ,-l ! >, _.| .> _, .`, l ...
__

Artinya: Tatkala Kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir) berkata ayah
mereka: Sesungguhnya aku mencium bau yusuf, sekiranya
kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan
aku)
16

b. As-Sama (alat pendengaran). Penyebutan alat ini dihubungkan dengan
penglihatan dan qolbu, yang menunjukkan adanya saling melengkapi
antara berbagai alat untuk mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana
tertuang dalam Q.S. Al-Isra: 36
1. !. _,l ,l ., 'l. | _..l .,l :l _ ,.l`
l .s :`.. __


15
Al-Quran dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 128
16
Ibid, hlm. 246

36
Artinya:Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya
17

c. Al-Abshar (penglihatan). di dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang
menyeru manusia untuk melihat dan merenungkan apa yang dilihatnya
sehingga dapat mencapai hakikatnya. Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S. Al-Araf: 185
`l `L., _ ,>l. ,...l _ !. _l> < _. ,`_:
_.s >, . ,. l> _!, _,.> .:.-, `..`, __

Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan
bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan
kemungkinan Telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada
berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran
itu?
18

d. Al-Aql (akal atau daya berfikir). Dalam hal ini Al-Quran memberikan
perhatian khusus sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali-Imron: 191

17
Ibid, hlm. 285
18
Ibid, hlm.

37
_ `., < !.., :`- _ls ,`.`> `., _ _l>
,.,.l _ !.`, !. 1 l> ..> L., ,..>,. !.1 ,.s
!.l _

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka
19

e. Al-Qalb (kalbu). Hal ini termasuk alat marifah yang digunakan manusia
untuk dapat mencapai ilmu pengetahuan. Sebagaimana firman Allah dalam
Q.S. Al-Hajj: 46
`l ,. _ _ >. > ',l l1-, !, :, `-.`.
!, !.| _.- . `.., _>.l _.- . ,l1l _.l _ ..l __


Artinya: Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang
buta adalah hati yang di dalam dada
20


19
Ibid, hlm. 75
20
Ibid, hlm. 337

38
Dari situlah dapat dipahami, bahwa proses belajar menurut konsep Islam
sebagaimana pendapat Sjahminan Zaini dan Muhaimin berarti melatih,
menggunakan, memfungsikan, serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat
indera yang telah dianugerahkan Allah kepada manusia secara integral dalam
berbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepadaNya.
21

Dalam pandangan Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang
beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan
derajat kehidupan mereka. Hal ini disebutkan dalam Al-Quran surat Al-
Mujadalah: 11, yaitu:
_ , < _ `. ., >.. _ . l-l .> : < !., l.- .
,,>

Artinya: Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-
orang yang beriman dan berilmu
22

Atau dengan kata lain, untuk memperoleh kemajuan hidup manusia adalah
terletak pada kemampuan belajarnya. Sedang kemampuan belajar seseorang
telah ditetapkan oleh Allah sebagai suatu kemampuan ikhtiariahnya sendiri
melalui proses transformasi, transaksi dan transinternalisasi dalam berbagai segi
kehidupan manusia, dimulai sejak lahir sampai meninggal dunia. Hal inilah
yang disebut dengan belajar tanpa batas. Sebagaimana yang telah difirmankan
dalam Q.S. Ali-Imron ayat 190-191 sebagai berikut:

21
Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 9
22
Al-Quran dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 543

39
_| _ _l> ,...l _ .l.> _,l !.l ., _|` .,l
_ _ `., < !.., :`- _ls ,`.`> `., _ _l>
,.,.l _ !.`, !. 1 l> ..> L., ,..>,. !.1 ,.s !.l
_

Artinya: Sesungguhnya dalam pemciptaan langit dan bumi serta silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang
yang mempunyai (mempergunakan akalnya). (Yaitu) orang-orang yang
mengingat (dzikir) Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, maha suci engkau, maka peliharalah kami dari dari
siksa neraka
23

Oleh karena itu manusia dianjurkan untuk selalu belajar, mencari dan
meneliti rahasia-rahasia ciptaan Allah melalui kemampuan berpikir dan
dzikirnya untuk memperkuat dan mempertajam iman kepadaNya. Belajar tanpa
batas di sini bukan hanya belajar sepanjang hayat, akan tetapi lebih dari itu.
Menurut Noeng Muhajir Belajar tanpa batas setidak-tidaknya mengandung tiga
makna, yaitu pengembangan optimal kemampuan manusia, pengembangan
optimal kreasi wahana kehidupan manusia, dan pengembangan optimal

23
Ibid, hlm. 75

40
kesejahteraan manusiawi manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan
Allah
24

Berdasarkan pengertian belajar tanpa batas tersebut, maka tujuan dari
belajar menurut Islam adalah terbentuknya keterpaduan (integritas) antara iman,
ilmu dan amal secara optimal dalam diri seseorang yang senantiasa berkembang
dan di kembangkan terus menerus.
25


3. Prinsip-prinsip Belajar
Hakikat belajar adalah sebuah perubahan. Agar memperoleh hasil yang
efektif dan efisien setelah melakukan kegiatan belajar, tentunya diperlukan
prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat memberi jalan ke arah keberhasilan
belajar. Menurut Djamarah, prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah:
26

a. Prinsip bertolak dari motivasi. Fungsi motivasi yang terpenting adalah
sebagai pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai
penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan.
b. Prinsip pemusatan perhatian. Atau yang biasa disebut konsentrasi terhadap
suatu masalah atau objek dengan mengosongkan fikiran dari hal-hal lain
yang dianggap mengganggu.
c. Prinsip pengambilan pengertian pokok. Dengan menggambil kata kunci/
pokok pikiran maka akan lebih mudah mengingat-ingat apa yang telah
dipelajari, sehingga mempercepat penguasaan bahan.

24
Sjahminan Zaini dan Muhibbin, Op. cit, hlm. 15
25
Ibid
26
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),hlm. 61-69

41
d. Prinsip pengulangan. Pengulangan diperlukan agar kesan-kesan berupa ilmu
pengetahuan yang timbul akibat belajar mudah diangkat ke alam sadar.
Artinya ilmu pengetahuan yang didapat dari hasil belajar harus
dimanfaatkan untuk menjawab berbagai masalah dalam kehidupan, bukan
membiarkanya mengisi otak tanpa arti.
e. Prinsip yakin akan kegunaan. Orang yang tidak malas dan gemar mencari
ilmu adalah orang yang yakin akan kegunaan ilmu. Karena dengan ilmulah
tatanan kehidupan pribadi, keluarga, dan kelompok sosial dapat berubah.
f. Prinsip pengendapan. Belajar tidak harus terus-menerus selama berjam-jam,
akan tetapi perlu juga adanya istirahat untuk pengendapan terhadap sejumlah
kesan yang sudah diterima dari kegiatan membaca buku, guna mendapatkan
pergertian dari apa yang telah dibaca.
g. Prinsip pengutaraan kembali hasil belajar. Hal ini adalah strategi yang jitu
untuk mengingat kembali kesan-kesan yang baru didapatkan dari kegiatan
belajar, dengan cara memakai kata-kata sendiri dengan mengambil pokok
pikiran dari apa yang telah dibaca.
h. Prinsip pemanfaatan hasil belajar. Guna dari prinsip ini adalah untuk
mempertahankan ilmu yang diterima dari kegiatan belajar, dengan cara
mempelajari hal-hal lain atau mengamalkanya pada orang lain yang
memerlukanya.
i. Prinsip menghindari gangguan. Siapapun sekali waktu pasti akan mengalami
gangguan dalam belajar. Gangguan adalah musuh utama dalam belajar,
bentuk dan jenisnya pun bermacam-macam. Datangnya tidak hanya dari luar

42
diri kita sendiri tetapi dapat juga dari dalam diri kita sendiri. Berbagai
macam jenis dan bentuk gangguan dapat menyebabkan seseorang sulit
dalam belajar, dan sukar berkonsentrasi. Oleh karena itu belajar yang
berhasil adalah kegiatan belajar yang sepi dari gangguan.
Sedangkan menurut Ahmadi,
27
prinsip-prinsip belajar adalah:
a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapanya.
b. Belajar memerlukan bimbingan. Baik bimbingan dari guru atau buku
pelajaran itu sendiri.
c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga
diperoleh pengertian-pengertian.
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari
dapat dikuasainya.
e. Belajar adalah suatu proses aktif di mana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya.
f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai
tujuan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Dimyati dan Mudjiono,
28
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah:
a. Faktor intern yang dialami dan dihayati oleh siswa meliputi hal-hal seperti:
sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan
mengolah bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar,
kemampuan menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan cita-cita siswa.

27
Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses (Solo: Anaka, 1993), hlm. 22
28
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.
236-253

43
b. Faktor ekstern belajar yang meliputi hal sebagai berikut: guru sebagai
pembina belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian,
lingkungan sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah.
Sedangkan menurut slameto faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, di antaranya:
a. Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh
b. Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan baik secara jasmani atau rohani.
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar juga dibedakan menjadi tiga
faktor, yaitu:
a. Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan pengertian orang
tua.
b. Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum,relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
29


29
Slameto, Op. cit, hlm. 54-71

44
Ngalim purwanto juga merumuskan tentang faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap belajar, dan membaginya menjadi dua golongan. (a)
faktor individual yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang
berupa kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi. (b) faktor sosial, yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain
keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan
dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
30
Karena faktor-faktor
tersebut di ataslah, maka muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi dan
berprestasi rendah atau gagal sama sekali dalam belajarnya.

5. Teori Belajar
Teori-teori yang berhubungan dengan peristiwa belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis teori, di antaranya adalah:
a. Teori belajar behavioristik
Teori belajar ini di pelopori oleh Thorndike, Pavlov, Watson. Keyakinan
yang terdapat dalam teori behavioristik adalah bahwa setiap anak manusia lahir
tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan, dan warisan abstrak
lainnya. Semua kecakapan, kecerdasan, dan bahkan perasaan baru timbul setelah
manusia melakukan kontak dengan alam sekitar terutama alam pendidikan.
31

Dan hal tersebut berarti seorang individu bisa pintar, terampil dan berperasaan
tergantung pada bagaimana individu tersebut dididik.

30
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000),
hlm. 102
31
Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 94

45
Para penganut teori behavioristik ini terlalu mengutamakan pentingnya
pembiasaan dalam pendidikan. Dan menganggap dasar atau keturunan itu tidak
ada. Hasil pendidikan terutama ditentukan oleh pengaruh yang diterima anak
dari dunia sekitarnya. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan
kebiasaan itu sangat penting artinya, akan tetapi jangan sampai dilupakan bahwa
di samping itu manusia juga mempunyai kata hati. Dan ia dapat memilih dan
menentukan sendiri.
b. Teori belajar kognitif
Para penganut teori ini lebih menekankan arti penting proses internal, mental
manusia. Menurut pendapat aliran ini, tingkah laku seseorang senantiasa
didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di
mana tingkahlaku itu terjadi
32
. Piaget seorang pakar psikologi kognitif
mengemukakan bahwa semenjak kelahiranya, setiap anak manusia memiliki
kebutuhan yang melekat dalam dirinya sendiri untuk belajar
33

Dalam teori ini kerangka berpikir seseorang merupakan kunci utama dari
perilaku individu tersebut. Sehingga segala keputusan adalah murni dari pikiran
tanpa pengaruh atau stimulus dari luar atau lingkungan sekitarnya.
c. Teori belajar konstruktivistik
Bagi kaum konstuktivis, belajar adalah suatu proses organik untuk
menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk menemukan fakta. Dan
kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, di mana siswa membangun sendiri

32
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan Pendidikan
(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm, 121
33
Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 93

46
pengetahuannya, dan mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari.
Menurut konstruktivis, pelajar sendirilah yang bertanggung jawab atas hasil
belajarnya. Siswa sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajari
dengan cara mencari makna, kemudian membandingkanya dengan apa yang
telah ia ketahui serta menyelesaikan ketegangan antara apa yang yang telah
diketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.
34

Berpijak pada teori ini, seorang siswa harus mempunyai pengalaman dalam
belajar seperti membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek,
memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,
mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan jawaban,
dan lain-lain. Kemudian siswa juga diharapkan mampu mempraktikkan
pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dalam konteks kehidupan nyata.

C. Kebiasaan Belajar
Dalam buku The 7 Habits of Higly Effective People, Covey menyebutkan
bahwa:
Kebiasaan merupakan faktor yang kuat dalam hidup. Karena konsisten dan
sering merupakan pola yang tidak disadari, maka kebiasaan secara terus
menerus setiap hari mengekspresikan karakter kita dan menghasilkan efektifitas
atau ketidakefektifan kita. Kemudian ia mendefinisikan kebiasaan sebagai titik
pertemuan dari pengetahuan, keterampilan dan keinginan. Di mana pengetahuan
adalah paradigma teoritis, yaitu apa yang harus dilakukan dan mengapa.
Keterampilan adalah bagaimana melakukanya dan keinginan adalah motivasi,
yaitu keinginan untuk melakukan.
35



34
Triyo Supriyatno, Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi dalam Dunia Belajar Siswa
dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas
Islam Negeri (UIN) Malang, Malang 18 Juni 2007, hlm. 1
35
Stephen R. Covey, The 7 Habits Of Highly Effective People, terj. Budijanto (Jakarta:
Bina Aksara, 1993), hlm. 36

47
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, disebutkan bahwa: kebiasaan
adalah pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari
oleh seorang individu yang dilakukanya secara berulang-ulang untuk hal yang
sama.
36
Sedangkan menurut poerwodarminto, kebiasaan ialah sesuatu yang
biasa dilakukan atau merupakan adat.
37

Menurut Gie, kebiasaan belajar didefinisikan sebagai segenap perilaku
yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam rangka pelaksanaan
belajar. Kebiasaan belajar bukanlah bakat alamiah atau bawaan (hereditas)
akan tetapi merupakan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun tanpa
sadar dari waktu-waktu yang lalu. Karena selalu diulang-ulang maka perilaku
tersebut terbiasakan dan pada akhirnya terlaksana secara spontan. Jadi kebiasaan
belajar ini mula-mula dibentuk sendiri oleh individu secara sadar atau tidak, dan
kemudian kebiasaan belajar yang telah tertanam akan membentuk corak dari
individu tersebut, yaitu individu yang sukses dan individu yang gagal dalam
studinya.
38

Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor dari beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi belajar, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Slameto
Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri
39
kebiasaan
belajar yang dapat mempengaruhi keberhasilan studi adalah kebiasaan belajar
yang baik, sedangkan yang membuat individu gagal adalah karena

36
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai pustaka, 1989), hlm. 113
37
W. J. S, Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
1976), hlm. 135
38
The liang Gie, Cara Belajar yang Efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.
192-193
39
Slameto, Op.cit, hlm 82

48
melaksanakan kebiasaan belajar yang buruk. Hal tersebut sebagaimana
diungkapkan oleh Gie bahwa ada dua macam kebiasaan belajar, yaitu kebiasaan
belajar baik dan kebiasaan belajar buruk
40
.
a. Kebiasaan belajar baik
Kebiasaan belajar yang baik, akan membantu siswa menguasai
pelajarannya, mencapai kemajuan studi dan akhirnya meraih sukses di
sekolahnya. Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang baik tersebut adalah:
1) Melakukan studi secara teratur setiap hari.
Jenis pekerjaan apapun akan memperoleh hasil yang baik apabila
dilakukan dengan teratur. Terlebih lagi dalam hal belajar. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Ahmadi bahwasanya pokok pangkal pertama dari cara
belajar yang baik adalah keteraturan.
41
Karena hanya dengan membiasakan
belajar dengan teraturlah seorang siswa akan memperoleh hasil yang baik.
Selanjutnya Ahmadi juga menuturkan bahwa pikiran yang teratur akan
menjadi modal yang tidak ternilai harganya. Karena hanya dengan pikiran
teratur, ilmu dapat dimengerti dan dikuasai.
42

Kesalahan yang sering dibuat para pelajar selama ini adalah
menumpuk pelajaran sampai saat ulangan atau sudah mendekati ujian. Jelas
saja pelajaran itu tidak mungkin masuk ke otak dalam waktu yang sangat
singkat, walau bagaimanapun kerasnya seorang siswa belajar. Kalaupun
dapat selesai mempelajarinya, materi pelajaran itu tidak akan dikuasanya
dengan baik. Hal inilah yang biasa disebut Cramming. Oleh karena itu sudah

40
The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193
41
Abu Ahmadi, Op. cit, hal. 29
42
Ibid

49
sepantasnyalah apabila seorang siswa membiasakan diri untuk teratur dalam
belajar.
Dari berbagai percobaan telah dibuktikan, bahwa belajar yang terus
menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat adalah belajar yang
tidak efisien dan tidak efektif. Oleh karena itu belajar yang produktif
diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Dalam hal ini, sebagaimana
dikemukakan dalam hukum jost tentang belajar, bahwasanya belajar 30
menit 2x sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif dari pada sekali
belajar selama 6 jam (360) menit tanpa berhenti untuk istirahat.
43

2) Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam hari sebelum keesokan
harinya berangkat kesekolah.
Siswa harus benar-benar mempersiapkan keperluan-keperluan yang
dibutuhkanya di sekolahan setidaknya pada malam hari sebelum keesokan
harinya berangkat kesekolah. Sehingga pada saat proses belajar mengajar
dimulai, siswa sudah siap dengan peralatan belajarnya seperti buku,
bolpoint, pensil, pengaris, penghapus buku PR dan lain sebagainya. Dengan
begitu keefektifan kegiatan belajar di sekolah tidak terganggu, hanya karena
ada peralatan yang tertinggal dirumah.
3) Senantiasa hadir di kelas sebelum pelajaran dimulai.
Disiplin akan membuat seseorang memiliki kecakapan mengenai cara
belajar yang baik, juga merupakan suatu proses kearah pembentukan watak
yang baik. Dan watak yang baik dalam diri seseorang akan menciptakan

43
Ngalim Purwanto, Op, cit. hlm. 114

50
suatu pribadi yang luhur.
44
Dengan membiasakan diri untuk disiplin masuk
kelas sebelum guru memulai pelajaranya, maka siswa tidak akan ketinggalan
materi yang dibahas pada hari tersebut. Minimal siswa sudah siap di kelas 5
menit sebelum guru hadir dan memulai pelajarannya. Agar pemahaman
siswa terhadap materi juga lebih maksimal.
4) Terbiasa belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi.
Seorang siswa akan selalu dituntut untuk benar-benar menguasai bahan
pelajaran secara lengkap sebelum melangkah pada materi berikutnya.
Memahami, mencatat dan menghafal materi merupakan satu kesatuan untuk
membantu agar siswa dapat menguasai bahan-bahan pelajarannya hingga
tuntas. Jika terdapat materi yang belum dimengerti dan sukar difahami,
siswa dapat menanyakanya pada guru atau pada temannya sehingga materi
yang sulit akan lebih mudah difahami.
Siswa yang sulit memahami materi yang dipelajarinya terkadang
disebabkan karena kurangnya konsentrasi dalam belajar. Sedangkan menurut
Slameto, penyebab dari sulitnya berkonsentrasi adalah karena kurang
berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari; terganggu oleh keadaan
lingkungan seperti bising, keadaan yang kurang kondusif, cuaca buruk dan
lain-lain; pikiran kacau atau sedang mengalami banyak masalah sehingga
kondisi jiwa dan raganya terganggu; bosan terhadap sekolah/pelajaran dan
lain-lain.
45



44
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien (Yogyakarta: Pusat Kemajuan Studi, 1988),
hlm. 59
45
Slameto, Op. cit, hlm. 87

51
5) Terbiasa mengunjungi perpustakaan.
Tidak seorang pun belajar tanpa bacaan. Dan perpustakaan adalah
gudang dari bacaan tersebut. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh
Ahmadi, bahwa dengan menjadi pengunjung perpustakaan yang setia dan
dapat mempergunakan perpustakaan dengan tangkas dan baik, maka seorang
pelajar akan menjadi seorang yang berpengetahuan.
46

Selanjutnya untuk dapat memakai perpustakaan yang baik harus
memperhatikan dan mempelajari beberapa hal di antaranya yaitu: 1)
mengetahui peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pemakaian
perpustakaan, misalnya syarat-syarat peminjaman, lama peminjaman, dan
kewajiban-kewajiban yang harus ditaati. 2) mengetahui bagaimana cara
menemukan buku dalam katalog, 3) memperhatikan hal-hal yang ada di
ruang baca, seperti adanya buku-buku petunjuk, buku pegangan, kamus,
atlas, ensiklopedi dan lain-lain.
47

b. Kebiasaan belajar buruk
Kebiasaan belajar yang buruk, akan mempersulit siswa memahami
pengetahuan, menghambat kemajuan studi, dan akhirnya mengalami kegagalan.
Bentuk-bentuk dari kebiasaan belajar yang buruk tersebut yaitu: (1) hanya
melakukan belajar secara mati-matian setelah ujian di ambang pintu, (2) sesaat
sebelum berangkat ke sekolah barulah ribut mengumpulkan buku dan peralatan
yang perlu dibawa, (3) sering terlambat masuk kelas, (4) belajar seperlunya saja
sehingga butir-butir pengetahuan masih kabur dan banyak terlupakan, (5) jarang

46
Abu Ahmadi, Op. cit, hlm. 103
47
Ibid, hlm. 102

52
sekali masuk perpustakaan dan tidak tahu cara mempergunakan ensiklopedi dan
berbagai karya acuan lainnya.
48

Dalam kaitanya dengan kebiasaan baik dan buruk, Al Quran juga banyak
menganjurkan kepada manusia untuk melakukan hal-hal yang baik dan
meninggalkan perbuatan yang buruk dalam hal apapun, termasuk juga
membiasakan diri melakukan hal-hal yang baik terhadap sesuatu yang telah
menjadi kewajiban manusia seperti belajar. Sebagaimana disebutkan dalam
firman Allah Q.S. Luqman: 17
_.,., :l.l `. .`-.l!, . _s >..l . _ls !. ,,!. |
,l: _. s `. _

Artinya: Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)
49

Dalam hadist Nabi juga disebutkan bahwa seseorang yang membiasakan
diri melakukan hal-hal yang baik dan benar maka akan memperoleh kebaikan.
Sedangkan dalam kaitannya dengan kebiasaan belajar yang baik dan benar, yang
diperoleh siswa adalah keberhasilan belajarnya yaitu ditunjukkan dengan
prestasi yang tinggi.

48
The Liang Gie, Op. cit, hal. 193
49
Al Quran dan Terjemahnya, Op.cit, hlm. 412

53



Artinya: Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang
membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai
shiddiq (orang yang benar). (H.R. Bukhori Muslim)
50

Karena itulah maka seorang siswa harus membiasakan diri dengan
kebiasaan yang baik dalam belajarnya. Selain akan membawa hasil belajar yang
bagus kebiasaan belajar juga mempunyai manfaat tersendiri. Sebagaimana sifat
dasar dari kebiasaan belajar itu sendiri adalah spontan dan otomatis. Donald A.
Laird yang dikutip oleh Gie menyatakan bahwa kegunaan dari kebiasaan adalah:
(a) Menghemat waktu dalam mengerjakan sesuatu atau memakai pikiran, (b)
Dapat meningkatkan efisiensi manusia (human efficiency), (c) Membuat
seseorang menjadi lebih cermat. Selanjutnya Harry Dexter juga menambahkan
bahwa Kebiasaan membantu seseorang menjadi ajeg (consistent).
51

Karena adanya manfaat-manfaat dari kebiasaan belajar tersebut, maka
sudah seharusnya bagi seorang pelajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik agar memperoleh hasil atau prestasi yang baik pula di sekolahnya.

D. Minat Membaca
Aktivitas membaca akan dilakukan oleh seseorang atau tidak sangat
ditentukan oleh minatnya terhadap aktivitas tersebut. Secara umum, minat dapat

50
Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Op. cit, hlm. 49
51
The Liang Gie, Op. cit, hlm. 194-195

54
diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha
atau mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu.
52

Menurut Slameto,
53
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tesebut maka semakin
besar minat. Minat (interest) juga berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
54

Minat akan menambah kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni
oleh seseorang. Bila individu berminat pada suatu kegiatan maka pengalaman
mereka akan lebih menyenangkan dari pada merasa bosan. Dan jika tidak ada
suatu kesenangan maka kegiatan tersebut hanya akan dilakukan seperlunya saja.
Sehingga hasilnya pun kurang maksimal.
Dengan demikian, minat seharusnya menjadi pangkal dari semua aktifitas
manusia di mana setiap manusia mempunyai kebutuhan yang bermacam-
macam. Sehingga dengan adanya usaha pemenuhan kebutuhan itu, maka
timbullah minat yang kuat dalam dirinya untuk berusaha dengan sungguh-
sungguh dalam mencapai kebutuhan tersebut tanpa adanya perintah atau
paksaan dari orang lain.

52
Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Terhadap Minat Membaca Anak
Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan (http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/
artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 2
53
Slameto, Op. cit,hlm. 180
54
Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 136

55
Menurut Hurlock,
55
minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan
aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu obyek dan
berpusat pada manfaat dari obyek tersebut. Dan aspek afektif berupa rasa suka
atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap obyek tersebut.
Adapun ciri-ciri minat menurut Hurlock yaitu:
56

a. Minat tumbuh bersamaan dengan berkembangnya fisik dan mental. Minat
di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan mental,
misalnya perubahan minat dalam hubunganya dengan perubahan usia.
b. Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar merupakan salah
satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
c. Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar
merupakan faktor yang sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat
menikmatinya.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas. Ketidakmampuan fisik dan mental
serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat anak.
e. Minat dipengaruhi budaya, sebab jika budaya sudah mulai luntur mungkin
minat juga luntur.
f. Minat berbobot emosional. Yaitu minat yang berhubungan dengan
perasaan, bila suatu obyek dihayati sebagai suatu yang sangat berharga,
maka akan timbul perasaan senang dan akhirnya diminati.
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi
beberapa huruf dan kata.
57
Sedangkan menurut Soedarso membaca adalah

55
Elizabet B. Hurlock, Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa (Jakarta: Erlangga,
1993), hlm. 116
56
Ibid, hlm. 115

56
aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang
terpisah-pisah meliputi, orang harus menggunakan pengertian dan khayalan,
mengamati dan juga mengingat.
58

Dalam kaitannya minat dengan membaca, maka dapat dimisalkan jika
seorang siswa yang minatnya besar terhadap suatu bacaan tertentu, maka ia akan
suka mempelajari dan membacanya. Menurut Lilawati minat membaca diartikan
sebagai berikut:
Minat membaca merupakan suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan
seseorang untuk membaca sesuai dengan kemauannya. Dan minat membaca
dapat ditandai adanya: (1) kesenangan membaca (2) kesadaran akan manfaat
bacaan (3) frekuensi membaca (4) dan jumlah buku bacaan yang pernah
dibaca.
59


Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat membaca merupakan kekuatan
yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang
terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemauan sendiri.
Ajaran agama Islampun memberikan tuntunan dan sekaligus anjuran
kepada umat manusia untuk membaca, bahkan ayat pertama yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah untuk membaca. Yaitu Q.S. Al-
Alaq: 1-5 yang berbunyi:
`.!, ,, _ _l> _l> _.. _. _ls _ ,, `
_ _ l . l1l!, _ l . _.. !. `l ,-, _

57
Soejanto sandjaja, Op. cit, hlm. 3
58
Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia
Pustaka, 2002), hlm. 4
59
Lilawati, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 3

57

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya
60

Ayat ini menunjukkan tentang keutamaan membaca, menulis dan ilmu
pengetahuan. Yang memberikan pelajaran kepada manusia supaya giat
membaca untuk menambah ilmunya. Maka di sini membaca bukanlah sekedar
mengenal dan mengeja kata-kata, tapi jauh lebih dalam lagi yaitu dapat
memahami gagasan yang disampaikan kata-kata yang dibacanya itu. Karena
membaca merupakan suatu proses penalaran dari kegiatan pencarian informasi
melalui penerjemahan lambing-lambang yang tertulis. Sehingga dengan aktifitas
membaca seseorang dapat mempelajari rahasia alam ini, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi sebagai kebutuhan hidupnya.

E. Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak pernah habis-habisnya
dibicarakan di dunia pendidikan. Karena prestasi belajar merupakan simbol dari
keberhasilan seorang siswa dalam studinya. Sehingga prestasi yang tinggi
merupakan dambaan setiap siswa, guru, juga orang tua.

60
Al Quran dan Terjemahnya, Op. cit, hlm. 597

58
Prestasi menurut Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah hasil yang telah dicapai dari apa yang telah dilakukan dan dikerjakan
dengan sungguh-sungguh .
61

Dalam pengertian prestasi ini, Al-Quran juga telah menjelaskan
bahwasanya Allah akan memberikan balasan dari apa yang sudah dikerjakan
manusia sebesar usaha yang mereka lakukan, yakni tertera dalam Q.S Al-Ahqaf
ayat 19 yang berbunyi:
_l .> : !`. l.- ,`,l l..- > .L`, _

Artinya: Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
Dan dalam Q.S Al-Zalzalah ayat 7 dan 8 juga disebutkan
_. _.-, _! 1.. :: ,> .:, _ _. _.-, _!1.. :: : .:, _

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya
pula
Dari sini sudah dapat diketahui secara jelas bahwasanya manusia
diperintahkan untuk memacu diri dalam rangka peningkatan prestasi yang
maksimal, sehingga akhirnya akan dapat merasakan hasil dari usaha dan jerih

61
Purwodarminto, Op. cit, hlm. 768

59
payahnya sendiri. Demikian pula halnya seorang siswa, prestasi yang diperoleh
juga dapat dilihat dari usaha-usahanya dalam belajar. Karena pada dasarnya
yang membuat seseorang maju atau mundur adalah dirinya sendiri.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Rad ayat 11, sebagi berikut:
_| < , -`, !. ,1, _.> ,-`, !. ..!, :| : < ,1, ,.
:. .l !. l _. ..: _. _
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Sedangkan belajar sebagaimana yang diungkapkan Mulyasa, pada
hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi
kebutuhanya, sehingga setiap kegiatan belajar yang dilakukan seseorang akan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya, dan perubahan tersebut
meliputi kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.
62

Dari uraian di atas dapat disimpulkan, Prestasi belajar adalah hasil usaha
yang telah dicapai siswa dari apa yang dilakukan dan dikerjakan selama dalam
kegiatan belajar mengajar, yang ditandai adanya perubahan-perubahan dalam
diri siswa meliputi ke tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

62
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung:
Rosdakarya, 2005), hlm. 189

60
Bloom juga merumuskan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan
tingkah laku meliputi tiga ranah yang biasa disebut Taksonomi, yaitu ranah
kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah
psikomotor (psychomotor domain). Ranah kognitif meliputi: pengenalan,
pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah
afektif meliputi: pandangan atau pendapat, dan sikap atau nilai. Sedangkan
ranah psikomotor berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan
geraknya tubuh atau bagian-bagiannya.
63

Menurut Muhibbin Syah,
64
prestasi belajar merupakan pengungkapan hasil
belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
pengalaman dan proses belajar siswa.
Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang berupa
angka-angka atau simbol huruf sebagai bukti sejauh mana siswa dapat
menyerap atau menerima materi pelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah
diberikan oleh guru selama proses belajar mengajar yang biasanya diukur
melalui tes atau evaluasi. Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ini
sama halnya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu
adanya faktor internal dan eksternal sebagaimana yang telah dijelaskan
sebelumnya dalam kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.




63
Benjamin S. Bloom, sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 117-122
64
Muhibbin Syah, Op. cit, hlm. 192

61
2. Mata Pelajaran IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum
dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan intedisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu
sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya).
65

Adanya mata pelajaran IPS ini bertujuan agar peserta didik atau siswa
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional maupun global.
66

Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS ini disusun
secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

65
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB (http//www.
Puskur. Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 7
66
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), (http//www. Puskur.Net/ inc /si/ smp/
pengetahuan sosial.pdf, diakses 20 mei 2007), hlm. 417

62
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu
diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam dalam bidang ilmu yang berkaitan.
Sedangkan yang menjadi obyek dalam penilaian pembelajaran IPS
mencakup penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan peserta didik dan penilaian hasil belajar yaitu proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan criteria tertentu.
Hasil belajar tersebut pada hakikatnya merupakan pencapaian kompetensi yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
diwujudkan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi tersebut dapat
dikenali melalui sejumlah hasil belajar yang saling berkaitan satu dengan
lainnya. Dan hasil belajar atau prestasi belajar merupakan akibat dari suatu
proses belajar.
67

Penilaian terhadap hasil belajar hendaknya tidak dilakukan sesaat saja,
akan tetapi harus dilakukan secara berkesinambungan. Di samping itu penilaian
bukan hanya menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi proses, hasil
dan perkembangan dari wawasan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dicapai. Sehingga untuk menentukan nilai raport siswa seorang guru
menyimpulkan dari ulangan harian, ulangan umum, tugas-tugas terstruktur,
catatan perilaku harian siswa, dan juga laporan kegiatan siswa di luar sekolah
yang menunjang kegiatan belajar.


67
Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Nasional Pusat Kurikulum, Op. cit, hlm. 22

63
F. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca terhadap Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran IPS

Di atas telah diterangkan bahwa belajar sekaligus prestasi belajar siswa
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor, baik faktor internal dan eksternal siswa.
Di samping itu hasil prestasi belajar yang juga tidak terlepas dari serangkaian
aktifitas-aktifitas siswa itu tidak akan mendapat hasil yang baik apabila tidak
didukung oleh kegiatan belajar sehari-hari yang bersifat positif. Sebaliknya
apabila kegiatan belajar yang dilakukan siswa sehari-hari bersifat negatif
misalnya terlalu banyak bermain, suka membaca buku yang bukan buku
pelajaran maka prestasi belajar tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
Aktifitas yang dilakukan siswa setiap hari yang berhubungan dengan pelajaran
misalnya, mengulangi pelajaran yang sudah disampaikan secara teratur,
membiasakan diri untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru, bahkan sangat
suka membaca buku-buku pelajaran dapat mempermudah keberhasilan belajar,
dalam hal ini khususnya apabila siswa menyukai membaca buku-buku yang
berhubungan dengan materi IPS maka prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
juga akan tinggi.
Dalam belajar, siswa tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dan
untuk mencapai tujuan tersebut siswa melakukan segala bentuk usaha yang
hasilnya akan dapat terlihat apakah siswa tersebut sukses atau tidak. Penilaian
atas baik buruk usaha yang dilakukan siswa akan tergambar dalam bentuk
prestasi belajar siswa.
Gie merumuskan bahwa kebiasaan belajar yang baik akan membantu
siswa dalam menguasai pelajaranya untuk mencapai kemajuan studi, dan

64
akhirnya sukses di sekolah.
68
Jadi kebiasaan belajar yang baik berarti
membiasakan diri dengan melakukan proses belajar yang tepat untuk mencapai
prestasi belajar yang maksimal. Dari sini sudah cukup jelas bagaimana pengaruh
dari kebiasaan belajar yang dilakukan oleh siswa terhadap hasil prestasi
belajarnya.
Minat membaca juga besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar.
Karena hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca, apalagi dalam
kaitanya dengan mata pelajaran IPS. Karena Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan ilmu yang dinamis, senantiasa berubah sesuai perkembangan dunia,
sehingga untuk menguasai ilmu tersebut dibutuhkan pengetahuan juga
pengalaman yang luas. Pengetahuan dan pengalaman akan terbentuk apabila
seorang siswa banyak membaca hal-hal yang berhubungan dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Kegiatan membaca tidak gampang dilakukan apabila tidak
ada minat yang besar dari seorang siswa dalam melakukan kegiatan membaca.
Wigfield dan Gutrie telah menegaskan bahwasanya anak-anak yang memiliki
minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di sekolah, sebaliknya anak-
anak yang memiliki minat membaca rendah akan rendah pula prestasi
belajarnya.
69
Karena pada dasarnya belajar memang tidak lepas dari membaca,
dan prestasi adalah hasil dari belajar itu sendiri.
Kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi akan
memainkan peranan yang terpenting bagi para pelajar yang sukses. Kecerdasan
(Intelligence) tidak dianggap sebagai faktor utama untuk meraih sukses dalam

68
The Liang Gie, Op. cit, hlm. 193

69
Wigfield dan Gutrine, dalam Soejanto Sandjaja, Op, Cit, hlm. 1

65
studi. Akan tetapi apabila intelligence yang tinggi didukung kebiasaan yang baik
dan dilandasi minat yang besar pasti akan mendatangkan sukses dalam studi.
Sebagaimana pendapat Slameto bahwa minat membaca sekaligus kebiasaan
belajar besar pengaruhnya terhadap belajar.
70
Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Henry Clay Lindgren yang dikutip oleh Gie, juga membuktikan
bahwasanya faktor-faktor yang melatar belakangi keberhasilan studi adalah 33%
berasal dari kebiasaan-kebiasaan studi yang baik, 25% minat, 15% kecerdasan,
5% pengaruh keluarga, dan 22% berasal dari faktor lain.
71

Dari beberapa keterangan tersebut sudah cukup jelas bagaimana pengaruh
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap keberhasilan studi siswa. Oleh
karena itu, siswa harus menumbuhkan dan mengembangkan dua faktor tersebut
agar mencapai sukses dalam studinya.



















70
Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82
71
The Liang Gie, Op. cit, hlm. 195

66
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Darul Huda yang
berlokasi di Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.

B. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,
maka jenis dari penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian penjelasan
atau eksplanatory. Singarimbun menyatakan bahwa Penelitian eksplanatory
adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variable-variabel
penelitian dan melalui pengujian hipotesa
72
.
Dalam penelitian jenis ini yang telah dirumuskan akan diuji untuk
mengetahui adanya pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian yaitu
mengenai kebiasaan belajar dan minat membaca yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

C. Data dan Sumber Data
Untuk melakukan penelitian diperlukan data-data yang sesuai dan
berhubungan dengan penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu:



72
Singarimbun dan Efendi, Metode Statistik Survey (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 5

67
1. Data primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik Dari
individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
73
Dalam penelitian ini data
tersebut berupa:
Hasil angket pengukuran kebiasaan belajar siswa MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar
Hasil angket pengukuran minat membaca siswa MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain,
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.
74
Dalam
penelitian ini data tersebut berupa:
Data nilai mentah raport siswa mata pelajaran IPS semester ganjil
Data jumlah siswa kelas II MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
Data mengenai sejarah, Visi dan Misi MTs Darul Huda Wonodadi Blitar
Sedangkan sumber data yang merupakan subyek dari mana data-data
dalam penelitian ini dapat diperoleh, sebagaimana menurut Arikunto dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu person (sumber data berupa orang), Place

73
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 42
74
Ibid

68
(sumber data berupa tempat), paper (sumber data berupa simbol)
75
, di antaranya
adalah:
1. Perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri (UIN) Malang dan
Perpustakaan Pusat Universitas Negeri (UM) Malang tempat peneliti
memperoleh berbagai buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dan
bahan kajian dalam penelitian.
2. Kepala sekolah MTs Darul Huda, guru dan staf tata usaha di mana dalam
hal ini peneliti memperoleh data sejarah berdirinya MTs Darul Huda,
jumlah siswa dan data hasil belajar siswa.
3. Responden yang dalam hal ini adalah siswa kelas VIII untuk memperoleh
data tentang kebiasaan belajar dan minat membaca.
4. Sumber-sumber data lain yang relevan dengan penelitian.

D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian
76
. Populasi dapat
berupa manusia, benda, gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku, dan sebagainya.
Ada dua macam populasi dalam penelitian yaitu, populasi terhingga yang terdiri
dari elemen dengan jumlah tertentu dan populasi tak terhingga yang terdiri dari
elemen yang sukar dicari batasannya
77
.
Populasi tak terhingga dalam hal ini adalah seluruh komponen yang ada di
Madrasah Tsanawiyah Darul Huda Wonodadi Blitar. Sedangkan populasi

75
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 107
76
Ibid, hlm. 108
77
Ibid

69
tehingga dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII yang terdiri dari 91
siswa dan terbagi dalam 2 kelas. Sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah
ini:
Tabel. 3
Populasi

No Keterangan Jumlah populasi
1
2
Kelas VIII A
Kelas VIII B
48
43
Jumlah 91
Sumber: Dokumentasi MTs Darul Huda

2. Sampel
Menurut Arikunto, Sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari
populasi yang diteliti
78
. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
79
Sehubungan dengan banyaknya jumlah siswa kelas VIII
yang ada di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar berjumlah 91 siswa maka sesuai
pendapat Arikunto di atas, yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh
populasi yang ada. Alasan peneliti hanya mengambil kelas VIII sebagai
sampel, karena kelas IX sudah jarang berada di sekolahan sehingga akan sulit
dalam pengambilan data, sedangkan untuk kelas VII peneliti menganggap
bahwa siswa di kelas tersebut masih dalam tahap penyesuaian, sehingga kondisi
mereka kurang stabil.


78
Ibid, hlm. 109
79
Ibid, hlm. 112

70
E. Pengumpulan Data
Untuk menentukan data yang yang diperlukan maka dibutuhkan adanya
teknik pengumpulan data agar bukti-bukti dan fakta-fakta yang diperoleh
berfungsi sebagai data obyektif dan tidak terjadi penyimpangan dari keadaan
yang sebenarnya. Untuk menggali data dari sumber yang telah ditentukan, maka
diperlukan alat kerja untuk mengumpulkan data yang disebut dengan teknik atau
metode pengumpulan data. Adapun metode-metode yang diperlukan tersebut di
antaranya adalah:
1. Metode angket/ kuesioner
Metode ini digunakan untuk penelitian dengan cara memberikan daftar
pertanyaan pada orang yang sengaja diminta memberikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan tersebut, baik berupa pendapat, keyakinan, maupun
tanggapan untuk menceritakan tentang dirinya atau keadaan orang lain.
Sebagaimana yang dikatakan Arikunto bahwasanya: Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
80

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kebiasaan belajar
dan minat membaca siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data
dengan angket yaitu:
a. Tahap persiapan
Mengurus surat izin penelitian dari fakultas, untuk melakukan penelitian di
sekolah yang bersangkutan.

80
Ibid, hlm. 128

71
b. Tahap pelaksanaan, meliputi:
1) Menyerahkan surat izin pengantar untuk mengadakan penelitian dan
proposal penelitian kepada kepala sekolah yang bersangkutan.
2) Menyebarkan angket kepada responden untuk diisi.
3) Setelah pengisian angket, maka angket diperiksa ada tidaknya angket
yang belum terjawab untuk ditanyakan langsung kepada responden.
4) Mentabulasi data yang telah diperoleh
5) Menganalisis data
6) Menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari hasil analisis data.
c. Tahap pelaporan
Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk skripsi.
Sedangkan waktu yang digunakan selama pelaksanaan pengambilan data
melalui angket ini sampai tahap akhir adalah 1 bulan.
2. Dokumentasi
Sebagaimana disebutkan oleh Arikunto, dokumentasi berasal dari kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode ini,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
81

Dokumentasi merupakan metode di mana peneliti menggunakan dokumen-
dokumen yang relevan untuk menunjang hasil penelitian. Antara lain:
a. Nilai mentah raport mata pelajaran IPS semester ganjil tahun pelajaran
2006/2007.

81
Ibid, hlm. 135

72
b. Daftar nama siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

F. Instrumen Penelitian
Hal yang terpenting dalam penelitian adalah menentukan instrumen yang
digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini terdiri dari tiga
variabel yaitu kebiasaan belajar dan minat membaca sebagai variabel bebas,
sedangkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebagai variabel terikat.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket yang di dalamnya
berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan belajar dan
minat membaca siswa. Dan angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket tertutup, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
82

Angket dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang disebut
skala likert. Menurut Kinnear, skala likert ini berhubungan dengan pernyataan
tentang sikap seseorang terhadap sesuatu, seperti setuju-tidak setuju, senang-
tidak senang, dan baik-tidak baik.
83
Atau dengan kata lain, skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat
berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item istrumen yang

82
Ibid, hlm. 129
83
Kinnear Sebagaimana dikutip oleh Husein Umar, Op. cit, hlm. 69

73
menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat
negatif.
Adapun jawaban dari item-item angket yang menggunakan skala likert
dinilai dengan skor sebagai berikut:
1. Sangat setuju mempunyai skor : 5
2. Setuju mempunyai skor : 4
3. Netral mempunyai skor : 3
4. Tidak setuju mempunyai skor : 2
5. Sangat tidak setuju mempunyai skor : 1
Data tentang prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII semester
ganjil tahun pelajaran 2006/2007 diambil melalui dokumentasi dari nilai mentah
raport siswa, karena lebih mudah, cepat diperoleh dan tidak terlalu banyak
waktu serta data otentik dan dapat dipertanggung jawabkan. Sehubungan dengan
pemakaian metode dokumentasi dalam pengambilan nilai mentah raport siswa
mata pelajaran IPS, maka peneliti membuat kriteria keberhasilan belajar mata
pelajaran IPS yang didasarkan pada pendapat Syah, bahwa angka terendah
yang menyatakan kelulusan atau keberhasilan siswa (Passing Grade) untuk
skala 0-100 adalah 55 atau 60, sehingga nilai 61 ke atas sudah dianggap sudah
memenuhi target keberhasilan belajar.
84
Kriteria tersebut dapat dipilah-pilah
mulai dari skor terendah sampai tertinggi, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini.


84
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 197

74
Tabel. 4
Kriteria keberhasilan belajar

No Skor Kriteria
1
2
3
4
5
20
21-40
41-60
61-80
81-100
Gagal
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Hasil dari sebuah penelitian akan sangat tergantung pada kualitas data
yang dipakai dalam pengujian tersebut. Data penelitian yang didalam proses
pengumpulanya seringkali menuntut pembiayaan, waktu dan tenaga yang besar
tidak akan berguna apabila alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan
data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Arikunto adalah suatu ukuran yang menunjukkkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
85
Sebuah butir soal
atau item pada instrumen dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang
besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi
atau rendah. Dalam arti skor suatu item mempunyai kesejajaran dengan skor
total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga dalam penelitian
ini untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi Product moment.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut
86
:


85
Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm. 144
86
Ibid, hlm. 146

75
r
xy
=
( )( )
( ) { } ( ) { }
2 2 2 2

N

keterangan:
r : koefisien korelasi
N : banyaknya sampel
X: skor item X
Y: skor itemY
Dan butir soal atau item dapat dikatakan valid apabila r
hitung
> r
table
, pada taraf
signifikan 5%. Dengan df= 91-2 = 89; r
tabel
= 0, 217.
Setelah dilakukan uji validitas item, hasil yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel. 5
Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X1

Variabel Item r r kritis Keterangan
X1 X
1.1
X
1.2
X
1.3
X
1.4
X
1.5
X
1.6
X
1.7
X
1.8
X
1.9
X
1.10
X
1.11
X
1.12
X
1.13
X
1.14
X
1.15
X
1.16
X
1.17
0,633
0,456
0,576
0,550
0,514
0,272
0,533
0,434
0,439
0,546
0,554
0,467
0,653
0,641
0,426
0,594
0,587
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer (diolah) tabel Validitas

76
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor
total item valid karena nilai r di atas 0,217. Dengan nilai tertinggi pada item
X1.13 sebesar 0,653 dan nilai terendah item X1.6 sebesar 0,272.
Tabel. 6
Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel X2

Variabel Item R r Kritis Keterangan
X2 X
2.1

X
2.2

X
2.3

X
2.4

X
2.5

X
2.6

X
2.7

X
2.8

X
2.9

X
2.10

X
2.11

X
2.12

X
2.13

0,607
0,501
0,614
0,494
0,665
0,474
0,550
0,650
0,490
0,663
0,504
0,488
0,566
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
0,217
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data primer (diolah) tabel Item total statistik
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa validitas tiap-tiap item terhadap skor
total item adalah valid karena nilai hasil korelasi atau nilai r diatas 0,217
Dengan nilai tertinggi pada item X
2.10
sebesar 0,663 dan nilai terendah item X
2.6

sebesar 0,474.

2. Uji Reliabilitas Instrumen
Butir soal dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang tetap.
Reliabel artinya dapat dipercaya, atau dapat diandalkan. Maka reliabilitas
mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya.
87


87
Ibid, hlm. 154.

77
Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas intrumen dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus
Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1
dan 0 tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai yang berbentuk skala.
88

Data dalam penelitian ini berbentuk skala interval 1-5, karena itu digunakan
rumus alpha sebagai berikut:
r
11
=

2
1
2
1
1

b
k
k

Keterangan:
r
11
: reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

b
2
: jumlah varian butir

1
2
: varian total
dengan dasar pengambilan keputusan:
jika r alpha positif dan r alpha > r kritis yaitu 0,60
89
, maka butir atau data
tersebut reliabel.
jika r alpha positif dan r alpha < r kritis yaitu 0,60, maka butir atau data tersebut
tidak reliabel.
Sedangkan hasil dari pengujian reliabilitas instrumen dapat dilihat pada
tabel berikut:


88
Ibid, hlm. 171
89
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 183

78
Tabel. 7
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Cronbachs Alpa r kritis keterangan
X1 0,836 0,60 Reliabel
X2 0,818 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer (diolah) tabel Reliabilitas
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah representatif. Dalam arti pengukuran datanya dapat
dipercaya karena hasil perhitungan semua variabel di atas standar nilai alpha
cronbach yaitu 0,60.

H. Analisis Data
1. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hipotesa yang diajukan bermakna atau tidak maka
digunakan uji statistik sebagai berikut:
a. Uji parsial (t-test)
Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individual terhadap variabel dependen dengan asumsi
variabel independen lainya konstan. Tingkat kepercayaan dari uji t ini adalah
95% dengan tingkat kesalahan 5%. Adapun rumus yang digunakan dalam
pengujian ini adalah:
t-test =
( )
2
1
2
r
n r

90




90
Ibid, hlm. 184

79
Keterangan:
t : uji hipotesis
r : koefisien regresi
n : jumlah responden
adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
1) perumusan hipotesis. Sebagai berikut:
Ha :
1
0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

2
0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara minat
membaca terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
Ho :
1
=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

2
=0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan () = 5%
t tabel = t (;df=n-2)
91

t (0,05;91-2)
t = 1,98
3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan

Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah terima Ho


-1,98 1,98

91
Ibid

80
Ho diterima jika 1,98 t
hitung
1,98
Ho ditolak jika t
hitung
< -1,98 atau t
hitung
> 1,98
b. Uji simultan (F-test)
Uji simultan atau uji serentak berarti menguji kevalidan seluruh
variabel dalam penelitian secara bersama-sama. Dalam uji F ini dilakukan
untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara keseluruhan
terhadap variabel dependent dengan tingkat kesalahan 95% dan tingkat
kesalahan 5%. Rumus yang digunakan untuk uji F adalah
92
:
F =
( ) ( ) 1 / 1
/
2
2
k n R
k R

Keterangan
F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
R : koefisien korelasi ganda
k : jumlah variabel independen
n : jumlah sampel
adapun langkah-langkah yang digunakan adalah:
1) perumusan hipotesis
Ha : 0 Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
antara kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS
Ho : =0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama antara kebiasaan belajar dan minat membaca
terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS

92
Ibid, hlm. 190

81
2) penentuan nilai kritis dengan menentukan level of signifikan () = 5%
F (k; df= n-k-1; )
93

F (2; 91-2-1; 0,05)
F (2; 88; 0,05)
F = 3,11
3) penentuan kriteria penerimaan dan penolakan
Daerah penolakan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah terima Ho


-3,11 3,11
Ho diterima jika 3,11 F
hitung
3,11
Ho ditolak jika F
hitung
< -3,11 atau F
hitung
> 3,11

2. Analisis Regresi ganda (Multiple Regression)
Menurut Arikunto, Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu
perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas
untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat
94
analisis ini digunakan
untuk menguji pengaruh secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri antara
variabel independen (X) yang dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan
minat membaca dan variabel dependen (Y) yaitu prestasi belajar. Rumus
persamaannya adalah:
Y= b
0
+ b
1
X
1
+b
2
X
2
95



93
Ibid, hlm. 191
94
Suharsimi Arikunto, Op. cit, hlm, 264
95
Ibid, hlm. 270

82
Keterangan:
Y : prestasi belajar
X
1
: kebiasaan belajar
X
2
: minat membaca
b
0
: konstanta
b
1,
b
2
: koefisien regresi
Analisis regresi ganda dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan komputer program SPSS (Statistical Package For Social Science) 12.0
for Windows.





























83
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek
1. Profil MTs Darul Huda
a. Nama Sekolah : MTs Darul Huda
b. Alamat Sekolah : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi
1) Desa : Wonodadi
2) Kecamatan : Wonodadi
3) Kabupaten : Blitar
4) Propinsi : Jawa Timur
c. Letak Sekolah : 25 Km dari Kota Blitar
01 Km dari Kecamatan Wonodadi
d. Nama Yayasan : Pondok Pesantren Darul Huda
e. Alamat : Jl. Soekarno-Hatta No. 29 Wonodadi Blitar
f. NSS/NSM/NDS : 212350514008
g. Status : Swasta
h. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi B
i. Tahun Didirikan : 1961
j. Tahun Beroperasi : 1972
k. Kepemilikan Tanah : Milik Yayasan
1) Status Tanah : Sertifikasi/Akte
2) Luas Tanah : 11.100 m
2

l. Status Bangunan : Milik Yayasan

84
m. Luas Bangunan : 9,866 m
2

n. Jumlah Guru : 31
o. Jumlah Siswa : 302

2. Sejarah Berdirinya MTs Darul Huda
Madrasah Darul Huda mengalami evolusi panjang mulai dari berdirinya.
Darul Huda didirikan oleh KH. Said Hamzah tahun 1940. Pada masa awal
berdirinya, Darul huda merupakan Pondok Pesantren Salafiyah yang bernama
Hidayatut Tholibin di mana santri-santrinya banyak yang berasal dari luar
Blitar, bahkan dari luar pulau Jawa di antaranya Gresik, Banyuwangi,
Semarang, Kudus, Cirebon, Palembang, Medan dan juga Makasar. Setelah KH.
Said Wafat, kepemimpinan pondok pesantren salafiyah tersebut digantikan oleh
putra beliau yakni KH. Hasan Badri dan KH. Bustomi. Pada masa ini selain
diajarkan pelajaran pondok salaf seperti Talimul Mutaalim, Mantiq, Balaghoh,
Bulughul Marom dan sebagainya, dua Kyai tersebut juga mulai berinisiatif
untuk mendirikan sebuah lembaga formal. Dan keinginan tersebut mendapat
tanggapan baik dari pemerintah dan akhirnya tahun 1960 dapat trealisasikan
dengan berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pada tahun tersebutlah mulai
dibangun fondasi institusi pendidikan formal yang pertama di Pondok Pesantren
Hidayatut Tholibin.
Melihat keberhasilan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mendapat sambutan
luar biasa dari masyarakat, dalam waktu yang relatif singkat yaitu 1 tahun, KH.
Hasan Badri dan KH. Bustomi, telah berhasil mendirikan Madrasah Tsanawiyah
(MTs). Kemudian pada pada tahun 1966 dengan resmi perguruan salafiyah

85
hidayatut tholibin menjadi perguruan Darul Huda dan dengan perkembanganya
pada masa itu telah memiliki 7 lembaga. Yakni Pondok Pesantren Darul Huda,
Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), Madrasah Aliyah (MA), Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun dan
Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 tahun.
Setelah KH. Hasan Badri meninggal, KH. Bustomi pindah ke Desa
Dadaplangu karena beliau mendapat amanat untuk mendirikan pondik pesantren
di sana. Dengan kepindahanya ini akhirnya kepemimpinan Darul Huda
diserahkan pada adiknya yang bernama KH. Muhsin. Pada masa ini mulai
terjadi kemunduran di Pondok Pesantren Darul Huda dari sisi jumlah santri.
Namun di tangan beliau inilah pada tahun 1992 mulai dibentuk yayasan secara
formal dengan akta notaris Budi Dharma Kusuma SH No. 17/12/1992 dan mulai
berdirinya koperasi pondok pesantren yang terdiri dari koperasi sekolah dan unit
simpan pinjam.
Tahun 1998 KH. Muhsin meninggal dunia, dan beliau digantikan oleh
Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag sebagai Kepala Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah Darul Huda. Banyak perubahan kearah kemajuan yang
dilaksanakan mulai dari mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diimbangi dengan kemantapan aqidah serta kedalaman spiritual untuk
melahirkan out come yang cerdas, trampil dan berakhlaq mulai. Sebagaimana
Madrasah Darul Huda memiliki konsep pendidikan yang berwawasan tauhid
dan kemanusiaan (teo-antroposentris), holistic dan integrated yang
menghilangkan dikotomi antara ilmu umum dan agama.

86
3. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Madrasah Darul Huda cerdas, terampil dan berakhlaq mulia
b. Misi
1) Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik
2) Meningkatkan sumber daya pendidikan berkapasitas
kepemimpinan yang bersifat Uswatun Hasanah.
3) Menanamkan nilainilai religius bernuansa Ahlusunah Waljamaah
sebagai kultur warga madrasah dan lingkungan belajar.
4) Menghantarkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman
spiritual.
5) Menghasilkan output yang cerdas dan terampil
6) Membangun jaringan berbasis mutual improvement antara
madrasah dengan masyarakat
7) Mewujudkan madrasah efektif yang mengembangkan lingkungan
masyarakat berbasis pengetahuan ( masyarakat belajar )
8) Mewujudkan pengembangan profesionalisme sumber daya
kependidikan
9) Mewujudkan sarana prasarana kependidikan.
10) Mewujudkan perangkat sistem penilaian kependidikan.
11) Mewujudkan pengembangan kelembangaan dan manajemen
kependidikan menuju otonomi madrasah.


87
c. Tujuan
1) Mewujudkan madrasah berorientasi focus learning
2) Mewujudkan silabus dan perangkat pembelajaran untuk tiap mata
pelajaran
3) Mewujudkan metode dan strategi pembelajaran untuk tiap mata
pelajaran
4) Mewujudkan peningkatan sarana dan prasarana pendidikan.
5) Mewujudkan Peningkatan kegiatan ketrampilan / life skill
6) Mewujudkan tercapainya standart nilai ujian akhir Nasional
7) Mewujudkan siswa memiliki Akhlaq Mulia
8) Mewujudkan siswa memiliki kemantapan aqidah dan kedalaman
spiritual
9) Mewujudkan lingkungan belajar yang kondusif
10) Mewujudkan peningkatan sumber daya kependidikan yang
profesional
11) Mewujudkan siswa unggul prestasi akademik dan non akademik
12) Mewujudkan siswa mandiri, kreatif dan terampil
13) Mewujudkan kelembagaan dan manajemen yang berkualitas
14) Mewujudkan peningkatan perangkat penilaian pendidikan
15) Mewujudkan persiapan siswa melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.



88
4. Fasilitas-fasilitas
MTs Darul Huda memasuki tahap perkembangan yang cukup pesat. Hal
ini ditunjang oleh lokasi yang strategis dengan sarana transportasi dan fasilitas
umum seperti kantor pos, perbankan yaitu BRI unit Wonodadi, pasar, dan
layanan kesehatan yaitu RSI H. Mardjoeki dan Puskesmas Wonodadi. Selain
fasilitas penunjang tersebut, MTs Darul Huda juga mempunyai fasilitas sebagai
sarana prasarana untuk mempersiapkan generasi muslim yang berilmu, di
antaranya:
a. Gedung sekolah atau ruang kelas sebagai tempat siswa-siswi menimba ilmu.
b. Laboratorium komputer yang mempunyai program basic Windows 98
ditunjang dengan jumlah komputer yang memadai.
c. Perpustakaan. MTs Darul Huda mempunyai 2 perpustakaan. Pertama,
perpustakaan konvensional yakni perpustakaan yang terbentuk sebagaimana
umumnya, yaitu siswa dapat membaca dan meminjam buku dari
perpustakaan tersebut. Kedua, perpustakaan digital dengan menggunakan
sistem komputer. Di mana dengan komputer tersebut, siswa dapat
mengakses beberapa buku hanya dari 1 CD dan kemudian bisa mencetaknya
sebagai bahan bacaan atau sebagai bahan pembuatan karya ilmiah.
d. Masjid yang digunakan sebagai tempat sholat berjamaah setiap harinya dan
juga berfungsi sebagai pembelajaran lalaran nadhom Alfiyah, Imrithi, sholat
dhuha dan juga istighosah.
e. Sistem administrasi dan keuangan di mana layanannya sudah menggunakan
sistem komputerisasi demi pelayanan yang mudah cepat dan akurat.

89
f. Lapangan yang multifungsi. Yaitu yang digunakan sebagai tempat olah raga,
upacara dan sebagainya.
g. Mesin jahit dan obras yang bertujuan untuk menambah life skill dan
keterampilan siswa.
h. Internet. Pembelajaran melalui dunia maya mulai diperkenalkan sejak tahun
2004. dengan adanya internet siswa diharapkan mampu mencari informasi-
informasi terbaru mengenai perkembangan ilmu pengetahuan.
i. Koperasi sekolah MASDA, yang menyediakan beberapa keperluan siswa
seperti buku, alat-alat tulis, dan lain sebagainya.

B. Deskripsi Data
1. Persentase Kebiasaan Belajar
Dari data hasil angket/kuesioner yang telah disebarkan pada 91 siswa yang
menjadi sampel dari penelitian ini, dapat diperoleh persentase dari skor tiap-tiap
item tentang kebiasaan belajar yang dijawab oleh responden sebagaimana dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 8
Persentase Variabel X1
Frekuensi dan Persentase
Item
STS TS N S SS
X
1.1
0 0% 17 18.7% 24 26.4% 32 35.2% 18 19.8%
X
1.2
14 15.4% 26 28.6% 25 27.5% 21 23.1% 5 5.5%
X
1.3
4 4.4% 16 17.6% 38 41.8% 20 22.0% 13 14.3%
X
1.4
2 2.2% 11 12.1% 24 26.4% 30 33% 24 26.4%
X
1.5
0 0% 3 3.3% 15 16.5% 45 49.5% 28 30.8%
X
1.6
3 3.3% 14 15.4% 55 60.4% 16 17.6% 3 3.3%
X
1.7
2 2.2% 13 14.3% 25 27.5% 32 35.2% 19 20.9%
X
1.8
3 3.3% 9 9.9% 27 29.7% 32 35.2% 20 22%
X
1.9
3 3.3% 21 23.1% 28 30.8% 28 30.8% 11 12.1%
X
1.10
3 3.3% 19 20.9% 30 33% 24 26.4% 15 16.5%

90
Frekuensi dan Persentase
Item
STS TS N S SS
X
1.11
1 1.1% 6 6.6% 24 26.4% 40 44% 20 22%
X
1.12
1 1.1% 24 26.4% 36 39.6% 28 30.8% 2 2.2%
X
1.13
1 1.1% 19 20.9% 29 31.9% 30 33% 12 13.2%
X
1.14
0 0% 7 7.7% 20 22% 36 39.6% 28 30.8%
X
1.15
2 2.2% 18 19.8% 35 38.5% 26 28.6% 10 11%
X
1.16
2 2.2% 6 6.6% 19 20.9% 48 52.7% 16 17.6%
X
1.17
1 1.1% 14 15.4% 29 31.9% 27 29.7% 20 22%
Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies

Dari tabel di atas variabel X1 item angket X1.1 siswa/responden yang
menjawab tidak setuju sebanyak 17 siswa (18,7%), netral sebanyak 24 siswa
(26,4%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 18
siswa (19,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 50 siswa atau 55%. Item angket X1.2 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), tidak setuju sebanyak 26 siswa
(28,6%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju sebanyak 21 siswa (23,1%),
dan sangat setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 26 siswa atau 33,5%. Item angket X1.3
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4.4%), tidak
setuju sebanyak 16 siswa (17,6%), netral sebanyak 38 siswa (41,8%), setuju
sebanyak 20 siswa (22%), dan sangat setuju sebanyak 13 siswa (14.3%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 33 siswa atau
36.3%. Item angket X1.4 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 11 siswa (12,1%), netral
sebanyak 24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju
sebanyak 24 siswa (30.8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju sebanyak 54 siswa atau 63.8%. Item angket X1.5 responden yang

91
menjawab tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), netral sebanyak 15 siswa
(16,5%), setuju sebanyak 45 siswa (49,5%), dan sangat setuju sebanyak 28
siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 73 siswa atau 80,3%. Item angket X1.6 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 14 siswa
(15,4%), netral sebanyak 55 siswa (60,4%), setuju sebanyak 16 siswa (17,6%),
dan sangat setuju sebanyak 3 siswa (3,3%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 19 siswa atau 20,9%. Pada item angket X1.7
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak
setuju sebanyak 13 siswa (14,3%), netral sebanyak 25 siswa (27,5%), setuju
sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju sebanyak 19 siswa (20,9%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 51 siswa atau
56,1%. Item angket X1.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak 9 siswa (9,9%), netral sebanyak
27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 32 siswa (35,2%), dan sangat setuju
sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju sebanyak 52 siswa atau 77,2%. Item angket X1.9 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak setuju sebanyak
21 siswa (23,1%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 28 siswa
(30,8%), dan sangat setuju sebanyak 11 siswa (12,1%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau 42,9%. Item angket
X1.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),
tidak setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 30 siswa (33%), setuju

92
sebanyak 24 siswa (26,4%), dan sangat setuju sebanyak 15 siswa (16,5%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 39 siswa atau
42,9%. Item angket X1.11 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral sebanyak
24 siswa (26,4%), setuju sebanyak 40 siswa (44%), dan sangat setuju sebanyak
20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket X1.12 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 24 siswa
(26,4%), netral sebanyak 36 siswa (39,6%), setuju sebanyak 28 siswa (30,8%),
dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 30 siswa atau 33%. Item angket X1.13
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak
setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju
sebanyak 30 siswa (33%), dan sangat setuju sebanyak 12 siswa (13,2%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 42 siswa atau
46,2%. Item angket X1.14 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 7
siswa (7,7%), netral sebanyak 20 siswa (22%), setuju sebanyak 36 siswa
(39,6%), dan sangat setuju sebanyak 28 siswa (30,8%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Pada item
angket X1.15 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa
(2.2%), tidak setuju sebanyak 18 siswa (19,8%), netral sebanyak 35 siswa
(38,5%), setuju sebanyak 26 siswa (28,6%), dan sangat setuju sebanyak 10
siswa (11%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak

93
36 siswa atau 39,6%. Item angket X1.6 responden yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak 6 siswa (6,6%), netral
sebanyak 19 siswa (20,9%), setuju sebanyak 48 siswa (52,7%), dan sangat
setuju sebanyak 16 siswa (17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,3%. Dan terakhir pada variabel X1
adalah Item angket X1.17. Responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral
sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat
setuju sebanyak 20 siswa (22%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 47 siswa atau 51,7%.

2. Persentase Minat Membaca
Persentase untuk setiap item jawaban angket siswa tentang minat
membaca dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel. 9
Persentase Variabel X2
Frekuensi dan Persentase
Item
STS TS N S SS
X
2.1
8 8,8% 21 23,1% 14 15,4% 33 36,3% 15 16,5%
X
2.2
4 5,5% 24 26,4% 22 24,2% 34 37,4% 7 7,7%
X
2.3
4 4,4% 14 15,4% 29 31,9% 35 38,5% 9 9,9%
X
2.4
0 0% 12 13,2% 12 13,2% 46 50,6% 21 23,1%
X
2.5
1 1,1% 10 11% 19 20,9% 33 36,3% 28 30,8%
X
2.6
1 1,1% 5 5,5% 21 23,1% 35 38,5% 29 31,9%
X
2.7
3 3,3% 19 20,9% 28 30,8% 27 29,7% 14 15,4%
X
2.8
5 5,5% 24 26,4% 35 38,5% 22 24,2% 5 5,5%
X
2.9
2 2,2% 11 12,1% 18 19,8% 43 47,3% 17 18,7%
X
2.10
3 3,3% 15 16,5% 34 37,4% 23 25,3% 16 17,6%
X
2.11
4 4,4% 29 31,9% 27 29,7% 27 29,7% 4 4,4%
X
2.12
10 11% 36 39,6% 28 30,8% 15 16,5% 2 2,2%
X
2.13
4 4,4% 20 22% 27 29,7% 25 27,5% 15 16,5%
Sumber: Data Primer (diolah) dari tabel frequencies

94
Dari tabel analisis deskriptif variabel X2 dapat dilihat bahwa pada item
angket X2.1 siswa/responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 8
siswa (8,8), tidak setuju sebanyak 21 siswa (23,1%), netral sebanyak 14 siswa
(15,4%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 15
siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 48 siswa atau 52,8%. Item angket X2.1 responden yang menjawab
sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 24 siswa
(26,4%), netral sebanyak 22 siswa (24,2%), setuju sebanyak 34 siswa (37,4%),
dan sangat setuju sebanyak 7 siswa (7,7%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau 45,1%. Item angket X2.3
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak
setuju sebanyak 14 siswa (15,4%), netral sebanyak 29 siswa (31,9%), setuju
sebanyak 35 siswa (38,5%), dan sangat setuju sebanyak 9 siswa (9,9%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 38 siswa atau
48,4%. Item angket X2.4 responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 12
siswa (13,2%), netral sebanyak 12 siswa (13,2%), setuju sebanyak 46 siswa
(50,6%), dan sangat setuju sebanyak 21 siswa (23,1%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 67 siswa atau 73,7%. Pada item
angket X2.5 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa
(1,1%), tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), netral sebanyak 19 siswa
(20,9%), setuju sebanyak 33 siswa (36,3%), dan sangat setuju sebanyak 28
siswa (30,8%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 61 siswa atau 67,1%. Item angket X2.6 responden yang menjawab

95
sangat tidak setuju sebanyak 1 siswa (1,1%), tidak setuju sebanyak 5 siswa
(5,5%), netral sebanyak 21 siswa (23,1%), setuju sebanyak 35 siswa (38,5%),
dan sangat setuju sebanyak 29 siswa (31,9%). Jadi responden yang menjawab
setuju dan sangat setuju sebanyak 64 siswa atau 70,4%. Item angket X2.7
responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%), tidak
setuju sebanyak 19 siswa (20,9%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju
sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat setuju sebanyak 14 siswa (15,4%). Jadi
responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 41 siswa atau
45,1%. Item angket X2.8 responden yang menjawab sangat tidak setuju
sebanyak 5 siswa (5,5%), tidak setuju sebanyak 24 siswa (26,4%), netral
sebanyak 35 siswa (38,5%), setuju sebanyak 22 siswa (24,2%), dan sangat
setuju sebanyak 5 siswa (5,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 27 siswa atau 29,7%. Item angket X2.9 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 2 siswa (2.2%), tidak setuju sebanyak
11 siswa (12,1%), netral sebanyak 18 siswa (19,8%), setuju sebanyak 43 siswa
(47,3%), dan sangat setuju sebanyak 17 siswa (18,7%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 60 siswa atau 66%. Item angket
X2.10 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 3 siswa (3,3%),
tidak setuju sebanyak 15 siswa (16,5%), netral sebanyak 34 siswa (37,4%),
setuju sebanyak 23 siswa (25,3%), dan sangat setuju sebanyak 16 siswa
(17,6%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 36
siswa atau 42,5%. Item angket X2,11 responden yang menjawab sangat tidak
setuju sebanyak 4 siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 29 siswa (31,9%), netral

96
sebanyak 27 siswa (29,7%), setuju sebanyak 27 siswa (29,7%), dan sangat
setuju sebanyak 4 siswa (4,4%). Jadi responden yang menjawab setuju dan
sangat setuju sebanyak 31 siswa atau 34,1%. Item angket X2.12 responden yang
menjawab sangat tidak setuju sebanyak 10 siswa (11%), tidak setuju sebanyak
36 siswa (39,6%), netral sebanyak 28 siswa (30,8%), setuju sebanyak 15 siswa
(16,5%), dan sangat setuju sebanyak 2 siswa (2,2%). Jadi responden yang
menjawab setuju dan sangat setuju sebanyak 17 siswa atau 18,7%. Dan pada
item angket X2.13 responden yang menjawab sangat tidak setuju sebanyak 4
siswa (4,4%), tidak setuju sebanyak 20 siswa (22%), netral sebanyak 27 siswa
(29,7%), setuju sebanyak 25 siswa (27,5%), dan sangat setuju sebanyak 15
siswa (16,5%). Jadi responden yang menjawab setuju dan sangat setuju
sebanyak 40 siswa atau 44%.

3. Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Analisis deskriptif variabel Y (prestasi belajar) di mana pengambilan
datanya adalah dengan menggunakan metode dokumentasi, dapat dipilah-pilah
sesuai klasifikasi yang peneliti cantumkan dalam bab sebelumnya. Persentase
hasil data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 10
Persentase Variabel Y
Frekuensi dan Persentase
Materi
Gagal Kurang Cukup Baik Sangat baik
Geografi

0 0% 0 0% 0 0% 85 93.4% 6 6.6%
Sosiologi

0 0% 0 0% 0 0% 76 83,5% 15 16,5%
Sejarah

0 0% 0 0% 0 0% 75 82,4% 16 17,6%
Ekonomi

0 0% 1 1,1% 32 35,2% 45 49,5% 13 14,3%
Sumber: Data sekunder (diolah)


97
Dari tabel di atas, pada Y1.1 atau materi geografi, siswa yang mendapat
nilai baik adalah 85 siswa (93,4%), dan sangat baik 6 siswa (6,6%). Pada Y1.2
atau materi sosiologi, siswa yang mendapat nilai baik adalah 76 siswa (83,5%),
dan sangat baik 15 siswa (16,5%). Pada Y1.3 atau materi sejarah, siswa yang
mendapat nilai baik adalah 75 siswa (82,4%), dan sangat baik 16 siswa (17,6%).
Pada Y1.4 atau materi ekonomi, siswa yang mendapat nilai kurang adalah 1 siswa,
cukup 32 siswa (35,2%), nilai baik adalah 45 siswa (49,5%), dan sangat baik 13
siswa (14,3%).

4. Analisis Regresi Ganda
Dari pengolahan data dengan menggunakan analisis SPSS for Windows,
dapat diketahui bahwa hasil dari regresi linear ganda adalah sebagaimana tabel
berikut:
Tabel. 11
Hasil Analisis Regresi Berganda

Variabel
Independen
Unstandardized
coeficients
B
Standardized
Coefficients
Beta
T hitung Sig.
(Constant) ,474 3,132 ,002
*
X1 ,079 ,084 2,146 ,035
**
X2 ,796 ,913 23,388 ,000
*
R
2
R
F-hitung
Sig. F
Alpha () = 5%
0,871
0,933

297,056
0, 000

Keterangan:
* = Signifikan level 1%
** = Signifikan level 5%
Sumber: Data primer (diolah) dari tabel Regression
Dari hasil analisis dalam tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk
hubungan antara variabel independen yaitu kebiasaan belajar (X1) dan minat
membaca (X2) dengan variabel dependen yaitu prestasi belajar mata pelajaran

98
IPS menunjukkan hubungan linear, sehingga model linearnya dapat ditulis
dengan persamaan sebagai berikut:
Prestasi belajar (Y) = 0,474+ 0,07874 X1+ 0,796 X2
Tampak pada persamaan tersebut menunjukkan angka yang signifikan
pada variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat membaca (X2). Sedangkan
pada nilai konstannya juga menunjukkan angka yang signifikan. Adapun
interpretasi dari persamaan tersebut adalah:
1. b
0
= 0,474
Nilai konstan ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel kebiasaan
belajar (X1) dan variabel minat membaca (X2) maka prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS sebesar 0,474. Dalam arti kata prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran IPS akan meningkat sebesar 0,474 sebelum atau tanpa
adanya variabel kebiasaan belajar dan minat membaca (X1 dan X2 = 0).
2. b
1
= 0,079
Nilai parameter atau koefisien regresi b
1
ini menunjukkan bahwa setiap
variabel kebiasaan belajar (X1) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,079 kali. Atau
dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dibutuhkan variabel kebiasaan belajar sebesar 0,079, dengan
asumsi variabel bebas yang lain tetap (X2 = 0) atau citeris paribus.
3. b
2
= 0,796
Nilai parameter atau koefisien regresi b
1
ini menunjukkan bahwa setiap
setiap variabel minat membaca (X2) meningkat 1 kali, maka prestasi belajar

99
siswa pada mata pelajaran IPS akan meningkat pula sebesar 0,796 kali. Atau
dengan kata lain setiap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPS dibutuhkan variabel minat membaca sebesar 0,796. dengan
asumsi variabel bebas yang lain tetap (X1 = 0) atau citeris paribus.
Koefisien korelasi ganda R (multipler) yang diperoleh sebesar 0,933 atau
93%, menunjukkan besarnya derajat keeratan hubungan antara variabel
kebiasaan belajar dan minat membaca (X1, X2) dengan prestasi belajar mata
pelajaran IPS (Y). Dengan kata lain koefisien korelasi antara variabel kebiasaan
belajar dan minat membaca dengan variabel prestasi belajar mata pelajaran IPS
berpengaruh secara signifikan dengan angka korelasi sebesar 0,933. Koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,871 atau 0,87% hal ini menunjukkan besarnya
pengaruh variabel kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi
belajar mata pelajaran IPS. Artinya prestasi belajar pada mata pelajaran IPS
siswa dijelaskan oleh kebiasaan belajar dan minat membaca sebesar 0,87%.
Sedangkan sisanya sebesar 0,129 atau 13% dijelaskan oleh variabel lain diluar
penelitian.

C. Pengujian Hipotesis
Sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan dua jenis uji hipotesis. Yaitu uji individual atau parsial
variabel dengan menggunakan uji t dan uji serentak atau simultan dengan
menggunakan uji F.



100
1. Uji Parsial
Yang dimaksud uji parsial (t-test) dalam penelitian ini adalah untuk
menunjukkan apakah variabel bebas yakni kebiasaan membaca (X1) dan minat
membaca (X2) secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat yakni prestasi belajar (Y). Serta untuk membuktikan variabel
manakah yang paling dominan.
Berikut adalah tabel yang menunjukkan hasil uji t dan besarnya t tabel pada
signifikansi 5% dua sisi.
Tabel. 12
Hasil Uji Hipotesis t-Test

Hipotesis Ha Nilai Status
1 Terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara kebiasaan belajar
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
IPS
t = 2,146
sig t = 0,035
t tabel= 1,980
Ha diterima/
Ho ditolak
2 Terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial antara minat membaca
terhadap prestasi belajar mata pelajaran
IPS
t = 23, 388
sig t = 0,000
t
tabel
= 1,980
Ha diterima/
Ho ditolak
Sumber: Data primer (diolah)

a. Variabel kebiasaan belajar
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel kebiasaan belajar
memiliki nilai t
hitung
sebesar 2,146 dengan nilai signifikansi 0,035. Dan nilai
t
hitung
tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t
tabel
(2,146 > 1,980)
dengan demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil
ini memperlihatkan bahwa variabel kebiasaan belajar berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.


101
b. Variabel minat membaca
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa variabel minat membaca memiliki
nilai t
hitung
sebesar 23,388 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai t
hitung

tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan t
tabel
(23,388 > 1,980) dengan
demikian pengujian menunjukkan Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil ini
memperlihatkan bahwa variabel minat membaca secara individu juga
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar.
2. Uji Simultan
Yang dimaksud uji simultan (F-test) dalam penelitian ini adalah untuk
menunjukkan apakah semua variabel bebas yaitu kebiasaan belajar (X1) dan
minat membaca (X2) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar (Y). Berikut
ini adalah hasil uji F dan besarnya F
tabel
:
Tabel. 13
Hasil Uji Hipotesis F-Test

1 Hipotesis Ha Nilai Status
Terdapat pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama
antara kebiasaan belajar dan
minat membaca terhadap
prestasi belajar mata pelajaran
IPS
F = 297,056
Sig F = 0,000
F
tabel
= 3,11

Ha diterima/ Ho
ditolak
Sumber: Data primer (diolah)
Berdasarkan tabel tersebut, pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji F yaitu pengujian secara serentak, pengaruh kebiasaan belajar
(X1) dan minat membaca (X2) terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS.
Pada pengujian ini, Ha diterima dengan ditunjukkan besarnya F
hitung
sebesar

102
297,056 dengan nilai signifikansi 0,000. Dan nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel

(297,056 > 3,11). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan secara serentak dari variabel kebiasaan belajar (X1) dan minat
membaca (X2) terhadap variabel prestasi belajar (Y).







































103
BAB V
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS

Sebagaimana diketahui bahwasanya menurut Dimyati dan Mudjiono,
96

kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar
sekaligus hasil belajar yang biasa disebut prestasi belajar. Hal tersebut sesuai
dengan hasil analisis data penelitian melalui uji t-test sebesar 2,146 dengan
tingkat kesalahan 0,035 (signifikan level 5%) dan t
tabel
1,980 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Atau dengan kata lain kebiasaan belajar mempunyai pengaruh
positif dan signifikan secara individual terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
pada mata pelajaran IPS. Artinya dengan melakukan kebiasaan baik dalam
belajar, maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik dalam studinya. Hal
tersebut senada dengan pendapat Gie
97
bahwa dengan melaksanakan kebiasaan-
kebiasaan belajar yang baik maka siswa akan lebih cepat dalam menguasai apa
yang dipelajarinya untuk mencapai kemajuan studi dan sukses di sekolahnya. Ini
juga sesuai dengan hadist Nabi SAW yang menyebutkan bahwasanya seseorang
yang membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang baik dan benar maka
akan memperoleh kebaikan. Yaitu:



96
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka cipta, 2006), hlm.
246
97
The Liang Gie, Cara Belajar Yang efisien Jilid II (Yogyakarta: Liberty, 1995), hlm.
193

104
Artinya: Sesungguhnya as-shidq (bersikap benar) itu membawa kepada
kebaikan, dan kebaikan itu membawa ke surga. Seseorang yang
membiasakan diri bersikap benar, maka tercatat di sisi Allah sebagai
shiddiq (orang yang benar)
98

Dari hadist tersebut dapat diambil suatu pelajaran bahwasanya dengan
membiasakan diri bersikap benar atau dalam hal ini yaitu membiasakan diri
untuk melakukan kebiasaan yang baik dalam belajar maka imbalanya adalah
sebuah kebaikan yaitu kesuksesan studi atau prestasi belajar yang baik.
Pada dasarnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul Huda sudah cukup
melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam belajar. Walaupun masih
ada beberapa siswa yang belum membiasakan diri melakukannya. Hal ini
terbukti dari jawaban mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesionair
mengenai kebiasaan belajar yang dilakukan yang dapat dilihat pada hasil
deskripsi variabel X1, di antaranya:
1. Dari segi keteraturan dalam belajar, siswa yang tetap belajar teratur
walaupun tidak ada ujian adalah 55%, siswa yang selalu belajar diwaktu
yang sama dan di tempat yang sama adalah 33,5%, siswa yang belajar
teratur minimal 30 menit perhari adalah 36,3% dan siswa yang selalu
menghindari Craming dalam belajar adalah 63,8%.
2. Dari segi kebiasaan mempersiapkan keperluan studi, siswa yang selalu
mempersiapkan semua buku-buku pelajaran dan tugas pada malam harinya
sebelum berangkat sekolah adalah 80,3%, dan karena persiapanya tersebut

98
Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah
Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 49

105
sehingga 20,9% siswa menyatakan tidak pernah mengerjakan PR di
sekolahan dan siswa yang tidak pernah lupa membawa peralatannya adalah
56,1%.
3. Dari segi kebiasaan hadir di kelas sebelum pelajaran, siswa yang tidak
pernah terlambat masuk kelas 77,2%, siswa yang disiplin hadir 15 menit
sebelum pelajaran dimulai 42,9%, dan siswa yang tidak pernah ketinggalan
materi pelajaran walaupun hanya 5 menit 42,9%.
4. Dari segi kebiasaan belajar sampai paham dan tuntas, siswa yang selalu
memahami materi yang dipelajari 66%, siswa yang mampu menyikapi
pelajaran secara kritis 33%, siswa yang selalu mencatat hal-hal yang belum
dimengerti dan selalu mengingat-ingatnya sampai benar-benar hafal adalah
46,2%, dan siswa yang selalu menanyakan materi yang belum difahaminya
70,4%.
5. Dari segi kebiasaan dalam mengunjungi perpustakaan, siswa yang sering
mengunjungi perpustakaan 39,6%, siswa yang selalu memanfaatkan fasilitas
perpustakaan baik untuk belajar, mengerjakan tugas yang diberikan guru,
maupun untuk meminjam buku 70,3%, siswa yang mengetahui segala
peraturan perpustakaan 51,7%.
Kebiasaan belajar yang rata-rata masih kurang baik tersebut dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan dapat dilihat dari prestasi
belajar beberapa siswa kelas VIII masih kurang dari standar nilai yang baik
dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian siswa sudah mendapat nilai yang
baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran 2). Kenyataan tersebut sesuai

106
dengan pendapat Gie,
99
bahwa suatu kebiasaan yang sudah tertanam akan
membentuk corak dari individu yaitu individu yang sukses jika mempunyai
kebiasaan belajar yang baik dan individu yang gagal jika mempunyai kebiasaan
belajar yang buruk.

B. Pengaruh Minat Membaca Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata
Pelajaran IPS

Sama halnya dengan kebiasaan belajar, minat membaca juga mempunyai
peranan penting dalam belajar dan prestasi belajar siswa. Sehingga selain
mempunyai kebiasaan belajar yang baik, siswa juga harus meningkatkan minat
untuk membaca apabila ia menginginkan prestasi yang baik di sekolahnya. Hasil
analisis uji hipotesis t-test tentang minat membaca membuktikan bahwa minat
membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.
Dengan nilai posif t
hitung
23,388 > t
tabel
1,980 dengan tingkat kesalahan 0,000
(signifikan level 1%). Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Atau dengan kata lain
minat membaca berpengaruh positif dan signifikan secara individual terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Yang berarti dengan adanya
minat membaca yang tinggi khususnya membaca buku-buku pelajaran IPS,
maka siswa akan memperoleh prestasi yang baik pada mata pelajaran tersebut.
Hal itu sejalan dengan teori yang ditegaskan oleh Wigfield dan Gutrie bahwa
siswa yang mempunyai minat membaca tinggi juga akan berprestasi tinggi di

99
The Liang Gie, Op. cit, hlm. 192

107
sekolah.
100
Dan teori tersebut juga sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Q.S
Al Alaq ayat 1-5 yang artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Ayat tersebut merupakan bentuk perintah kepada manusia, khususnya
orang Islam untuk mencari ilmu pengetahuan lewat bacaan, karena pada
hakikatnya ilmu dapat diperoleh lewat perantaraan kalam (baca, tulis). Dan
bacaan lah jendela penghubung manusia dengan ilmu pengetahuan.
Dari hasil deskripsi Variabel X2 telah diperoleh bahwa minat membaca
siswa kelas VIII MTs Darul Huda masih cukup rendah, hal tersebut terbukti dari
sikap mereka terhadap hal-hal yang berhubungan dengan membaca juga kurang.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat minat membaca siswa dapat dilihat:
1. Dari segi kesenangan dalam membaca, siswa yang mulai suka membaca
sebelum masuk MTs sebesar 52,8%, siswa yang mengaku memiliki
kesenangan tersendiri saat membaca khususnya materi IPS adalah 45,1%,
siswa yang lebih menyukai membaca buku pelajaran dari pada bermain
ketika waktu luang 48,4%, dan siswa yang membaca dengan senang hati
tanpa ada keterpaksaan 73,7%.

100
Wigfield dan Gutrine dalam Soejanto Sandjaja, Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress Lingkungan
(http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1. Pdf, diakses: 6 januari 2007), hlm. 1

108
2. Dari segi kesadaran akan manfaat membaca, siswa yang menyadari bahwa ia
membaca buku-buku pelajaran untuk menambah wawasan dan pengetahuan
67,1%, siswa yang sadar bahwa dengan membaca akan mendatangkan
kesuksesan 70,4%, dan siswa yang sadar bahwa dengan membaca materi-
materi IPS maka ia akan memperoleh nilai yang baik 45,1%
3. Dari segi frekuensi membaca, siswa yang mengaku sering membaca hanya
29,7%, siswa yang selalu menyempatkan membaca walaupun beberapa
menit adalah 66%, dan siswa yang selalu menggunakan waktu luangnya
baik di sekolah maupun di rumah untuk membaca buku, koran, atau majalah
42,5%
4. Dari segi jumlah buku yang pernah dibaca, siswa yang sudah membaca lebih
dari 3 buku yang berhubungan dengan materi IPS adalah 34,1%, siswa yang
dapat menyelesaikan membaca 1 buku pelajaran dalam 1 hari 18,7%, siswa
yang banyak memiliki koleksi buku-buku pelajaran atau buku-buku bacaan
lain 44%
Keadaan minat membaca siswa kelas VIII Mts Darul Huda yang rata-rata
masih kurang tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh, dan
dapat dibuktikan dari prestasi belajar beberapa siswa kelas VIII yang juga masih
kurang dari standar nilai yang baik dalam dunia pendidikan, walaupun sebagian
siswa sudah mendapat nilai yang baik pada mata pelajaran IPS (lihat lampiran
2). Dan kenyataan tersebut sangat sesuai dengan pendapat Wigfield dan Gutrie
di atas.


109
C. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran IPS

Pada dasarnya belajar menurut Gagne merupakan proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, juga tingkah
laku. Belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau pengetahuan yang
diperoleh seseorang dari instruksi.
101
Dan kebiasaan belajar yang baik juga
adanya minat untuk membaca sudah merupakan tugas bagi seorang siswa yang
menginginkan sukses dalam studinya, karena proses untuk mendapatkan
penguasaan pengetahuan tidak dapat terlepas dari adanya kebiasaan belajar baik
dan minat membaca yang tinggi. Dari hasil analisis regresi ganda menunjukkan
bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0.871 yang berarti variabel
prestasi belajar dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kebiasaan belajar
dan minat membaca sebesar 87,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain di luar penelitian. Hasil uji F sebesar 297,056 dengan
signifikansi 0,000 (tepat/ signifikan pada level 1%) dan nilai F
hitung
tersebut
lebih besar jika dibandingkan dengan F
tabel
(297,056>3,11). Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
kebiasaan belajar dan minat membaca terhadap prestasi belajar. Atau dengan
kata lain jika seorang siswa banyak melakukan kebiasaan belajar yang baik juga
mempunyai minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya pun akan
meningkat. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henry
Clay Lindgren
102
bahwa 2 faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

101
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 13
102
Henry Clay Lindgren sebagaimana dikutip oleh The Liang Gie, Op. cit, hlm. 195

110
studi adalah kebiasaan dan minat. Kecerdasan saja tidak cukup untuk
menjadikan sukses dalam studi apabila tidak diikuti oleh kebiasaan-kebiasaan
yang baik dalam belajar dan juga tingginya minat untuk membaca buku-buku
pengetahuan yang berkenaan dengan materi pelajaran.
Selain itu dapat dibuktikan pula pada rincian faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap belajar dan prestasi belajar di mana menurut Dimyati dan
Mudjiono
103
dibagi menjadi 2 bagian yaitu faktor internal yang terdiri dari:sikap
terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, kemampuan mengolah
bahan belajar, kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, kemampuan
menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan menggali hasil belajar yang
tersimpan, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja, kebiasaan belajar, dan
cita-cita siswa. Dan faktor eksternal yang meliputi: guru sebagai pembina
belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan
sosial siswa di sekolah dan kurikulum sekolah. Kemudian Slameto juga
berpendapat bahwa minat membaca sekaligus kebiasaan belajar juga merupakan
faktor yang berpengaruh besar terhadap belajar sekaligus prestasi belajar.
104

Siswa kelas VIII MTs Darul Huda sebagian besar masih kurang mempunyai
kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang cukup rendah, sehingga
prestasi belajar pada mata pelajaran IPSnya pun beberapa siswa masih ada yang
kurang dari standar. Apalagi mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang
terus berkembang sesuai kondisi sosial masyarakat yang dinamis, maka minat
membaca yang tinggi diikuti adanya kebiasaan belajar yang baik akan benar-

103
Dimyati dan Mudjiono, Op. cit, hlm. 235-253
104
Slameto, Op. cit, hlm. 57 dan 82

111
benar membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya. Selain itu
prestasi yang didapat seorang siswa merupakan kesesuaian antara usaha dengan
hasil yang didapat, sejalan dengan apa yang telah tercantum dalam Q.S Al-
Ahqaaf ayat 19, sebagai berikut:
_l .> : !`. l.- ,`,l l..- > .L`, _
Artinya: Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah
mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.
Oleh karena itu, seorang siswa yang sungguh-sungguh berusaha melakukan
hal yang berkaitan dengan belajar, maka akan mendapatkan hasil yang
sebanding dengan usaha tersebut. Sehingga bagi siswa kelas VIII MTs Darul
Huda peningkatan dalam melaksanakan kebiasaan belajar yang baik dan minat
membaca harus selalu dilakukan, demi meraih tujuan belajar itu sendiri. Yang
dapat merubah apakah nantinya siswa sukses dan mendapat prestasi yang baik
atau tidak, kunci utamanya ada pada diri masing-masing siswa, hal itu sesuai
dengan pendapat penganut teori belajar konstruktivistik, yaitu pelajar sendirilah
yang bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Firman Allah dalam Al-Quran
surat Ar-Rad ayat 11, juga menyebutkan :
_| < ,-`, !. ,1, _.> , -`, !. ..!, :| : < ,1, ,.
:. .l !. l _. ..: _. _



112
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.
Kebiasaan belajar dan minat membaca merupakan persoalan yang sangat
penting dalam dunia pendidikan. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang akan diperoleh seorang siswa. Oleh karena itu, sudah
seharusnya bagi seorang siswa khususnya siswa-siswi kelas VIII MTs Darul
Huda yang belum banyak mempunyai kebiasaan baik dalam belajar dan minat
membaca yang masih rendah, dapat lebih menumbuh kembangkan kebiasaan-
kebiasaan baik dalam hal belajar dan meningkatkan minatnya terhadap bacaan.
Upaya untuk pengembangan kebiasaan belajar yang baik dan peningkatan minat
membaca siswa tersebut harus dimulai sejak dini, sehingga nantinya siswa tidak
akan mengalami kesulitan dalam proses belajar dan dapat memperoleh prestasi
belajar yang maksimal.














113
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kebiasaan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t hitung sebesar
2,146, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS sebab t
hitung
2,146 > t
tabel
1,980 dalam hal ini Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan 0,035 0,05. Artinya
apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang baik maka prestasi belajarnya
juga baik, atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar yang
dilakukan siswa maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang
diperolehnya..
2. Variabel minat membaca berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas
VIII pada mata pelajaran IPS secara parsial dengan nilai t
hitung
sebesar
23,388, variabel ini dikatakan berpengaruh terhadap prestasi belajar pada
mata pelajaran IPS sebab t
hitung
23,388 > t
tabel
1,980 dalam hal ini Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai signifikan sebesar 0,000 0,05.
Artinya apabila siswa memiliki minat yang tinggi terhadap bacaan
khususnya yang berhubungan dengan pelajaran IPS maka prestasi belajarnya
juga baik, atau dengan kata lain semakin tinggi minat membaca siswa maka
semakin tinggi pula prestasi belajar yang diperolehnya..

114
3. Secara simultan variabel kebiasaan belajar dan minat membaca berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS, dengan
nilai koefisien determinan (R square) sebesar 0,871 atau 87,1% dan F
hitung

sebesar 297,056. Secara bersama-sama kedua variabel ini dikatakan
berpengaruh terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS sebab F
hitung

297,056 > F
tabel
3,11 dalam hal ini Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan nilai
signifikan sebesar 0,000, maka variabel kebiasaan belajar dan minat
membaca mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa
kelas VIII pada mata pelajaran IPS secara positif dan signifikan, sebab nilai
signifikan 0,05. Artinya apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang
baik juga minat membaca yang tinggi maka prestasi belajarnya juga baik,
atau dengan kata lain semakin baik kebiasaan belajar dan semakin tinggi
minat membaca siswa, maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang
diperolehnya.

B. Saran-Saran
1. Orang tua sebaiknya juga ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan
belajar putra putrinya yaitu dengan jalan selalu memperhatikan kebiasaan
belajar mereka juga minat mereka terhadap bacaan khususnya yang
berhubungan dengan materi pelajaran di sekolah, agar nantinya dapat
tercapai hasil belajar sebagaimana yang diinginkan.
2. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru diharapkan dapat menanamkan
kebiasaan belajar yang baik dan minat membaca yang tinggi terhadap
siswanya tanpa membeda-bedakan status sosial dan taraf pikir siswanya.

115
3. Bagi siswa sendiri khususnya siswa kelas VIII MTs Darul Huda, juga sudah
merupakan kewajiban untuk benar-benar memperhatikan kebiasaan
belajarnya dan terus berusaha meningkatkan minatnya terhadap bacaan,
karena hal tersebut dapat mendatangkan kesuksesan dalam studi.







































116
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1993. Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses. Solo: Aneka
Al-Quran dan Terjemahnya Jilid II. Tanpa Tahun. Kudus: Mubarokatan
Toyyibah

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta

A.S, Ichwani. Budaya Membaca. Diakses 03 November 2006.
http://www.Pontianakpost.com/ berita/index.asp? Berita=opini&id=96937

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Model
Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB. http//www.Puskur.
Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum. Diakses 20 Mei 2007. Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), http//www.
Puskur.Net/inc/si/smp/pengetahuan sosial.pdf

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gie, The Liang. 1988. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Pusat Kemajuan
Study

________. 1995. Cara Belajar Yang Efisien Jilid II. Yogyakarta: Liberty

Hurlock, Elizabet B. 1993. Perkembangan anak, terj., Meitasari Tjandrasa.
Jakarta: Erlangga

Margono, S. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Mulyasa, E. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: Remaja Rosdakarya

117
Poerwodarminto, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

R. Covey, Stephen. 1993. The 7 Habits Of Highly Effective People. terj.
Budijanto. Jakarta: Bina Aksara,

Sandjaja, Soejanto. Diakses 6 Januari 2007. Pengaruh Keterlibatan Orang Tua
Terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau Dari Pendekatan Stress
Lingkungan. http//www.Unika.ac.id/ fakultas/psikologi/ artikel/ss-1.Pdf

Singarimbun dan Efendi. 1989. Metode Statistik Survey. Jakarta: LP3ES

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka Cipta

Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif . Jakarta:
Gramedia Pustaka

Soemanto Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pimpinan
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Suroso. Diakses 11 Januari 2007. Kemampuan Membeli Buku dan Minat
Membaca,http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/02/28/0075.htm
l

Supriyatno, Triyo. Malang 18 Juni 2007. Teori Belajar Konstruktivistik: Aplikasi
dalam Dunia Belajar Siswa dan Dunia mengajar Guru, Makalah Disajikan
dalam Perkuliahan Program Akta VI, Universitas Islam Negeri (UIN)
Malang

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos Wacana Ilmu

Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar Bagaimana Memilih dan
Belajar di Perguruan Tinggi Amerika. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada

Winkel, W. S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo

Zaini, Sjahminan dan Muhaimin. 1991. Belajar Sebagai Sarana Pengembangan
Fitrah Manusia. Jakarta: Kalam Mulia

118
Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI MTs DARUL HUDA











































PKM Kurikulum
Hidayatul Chofsah, S.E
PKM Kesiswaan
Dwi Endro P, S.Pd
PKM Sarana Prasarana
Ahmad Khotib, S.Hi
PKM Humas
Mujiono, S.Pdi
Bimbingan Penyuluhan

Wali
Kelas
Wali
Kelas
Guru Piket
Koordinator
SISWA
Ketua Yayasan
Kyai Drs. Ibnu Sholeh
Kepala Madrasah
Asyharul Muttaqin, S.Pd, M.Ag
Kepala T.U
Abdullah Asbah, S.Ag
Komite Madrasah
Drs. Masroni

119
Lampiran 2

NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A

No

Nama

Geografi Sosiologi Sejarah Ekonomi
1 A. Ulin Nuha 70 65 76 53
2 Andariyatul Maslukhi 75 70 64 71
3 Anis Miftakhul Kh 70 65 68 61
4 Binti Wafirotun N 75 65 76 74
5 Choirul Anwar 65 65 66 39
6 Dewi Toyyibah 65 75 68 55
7 Edi Riyanto 70 70 74 62
8 Eka Noviana 70 70 66 62
9 Eko Wahyudi 70 70 68 56
10 Evita Amelia 70 70 70 66
11 Fahrul Alnisya 80 65 76 92
12 Fathul Umam 75 80 72 49
13 Heri Purwanto 70 65 74 56
14 Ika Lailatul S 70 70 70 66
15 Ipnu Rozakia Faruq 65 60 68 52
16 Lailatul Badriyah 70 80 76 61
17 Lailatul Khusna 65 65 74 57
18 Lena Husnaini 70 70 68 66
19 Lutfatul Khasanah 70 70 72 74
20 M. Ali Shadik 75 70 66 39
21 M. Anwar Ma'rufi 70 75 74 70
22 M. Fathur Rohman 65 75 64 79
23 M. Hamim Fuadi 80 75 72 62
24 M. Kanzul Firdausi 85 75 80 84
25 M. Lathoiful Fikri 70 70 72 61
26 M. Miftahur Rohman 70 70 66 52
27 M. Nur Rohman 75 60 70 47
28 M. Nurul Huda 85 75 82 83
29 M. Rofik Arianto 65 60 66 45
30 M. Saifudin 65 65 78 60
31 M. Saiful Arifin 75 65 70 56
32 Maimunah 65 70 72 46
33 Mukhlis Zulaikhah 70 75 66 67
34 Nur Fulandari 65 75 68 46
35 Nur Hidayah 75 75 76 70
36 Nurul Aini Maulidah 65 65 64 56
37 Prapti Fatma S 65 80 72 56
38 Samsudin 65 70 74 43
39 Siti Halimatus S 80 65 72 79
40 Siti Khabibatul Kh 70 70 70 52
41 Siti Khisatur R 65 75 74 62
42 Siti Maimunah 70 65 66 55

120
43 Siti Maslikah 65 60 72 59
44 Siti Milatul Ainiyah 75 70 74 69
45 Siti Nadiroh 75 70 76 79
46 Siti Qonifatur R 75 70 78 75
47 Sunawan 75 60 82 57
48 Ummu Lubba A 70 75 62 71









































121

NILAI MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII B

No Nama Geografi Sejarah Sosiologi Ekonomi
1 Adi Lukito 65 65 78 50
2 Ah. Adi Munawar 75 85 82 87
3 Ah. Adi Munawir 65 80 76 77
4 Ah. Habibun Niza 60 75 70 59
5 Ah. Syaifudin Zuhri 65 80 82 78
6 Aniswatuz Zuhriyah 60 80 76 67
7 Asnaful Husni 65 75 78 75
8 Desi Atika Sari 60 70 64 73
9 Dewi Binti Rosidah 60 70 72 77
10 Dewi Kholifatus S 65 75 68 61
11 Erni Ernawati 65 75 74 87
12 Eni Purwati 60 80 68 73
13 Faidatul Azizah 75 70 66 72
14 Imam Mudawari 65 70 62 70
15 Imamatul Khamidah 75 80 74 81
16 Intazul Fikriyah 80 75 82 63
17 Iswatul Khasanah 70 70 80 80
18 Jamal Ma'rufin 70 75 82 72
19 Jauharotun Nisa' 75 70 76 74
20 Lailatul Badriyah 65 70 66 64
21 Lailatul Fitriyah 70 60 72 52
22 Linda Fatmawati 75 70 78 60
23 Moh. Bahrudin 60 65 88 58
24 Moh. Hasan As'ari 65 75 66 54
25 Moh. Irfan 65 70 74 57
26 Moh. Irsyadun Najib 75 80 78 72
27 Moh. Khoirun Ni'am 65 75 84 61
28 Moh. Khomarudin 65 75 86 53
29 Moh. Khorisudin 60 75 78 57
30 Moh. Mukharom 60 70 62 57
31 Moh. Riyadil Basori 65 80 78 81
32 Nafisatul Azizah 70 75 78 100
33 Ni'matus Sa'diyah 65 80 80 70
34 Nur Khasanah 65 75 78 81
35 Nur Laila Fitriyah 75 75 82 100
36 Nurul Hidayati A 60 75 76 67
37 Nur Atim Hariyanto 75 80 78 64
38 Rofiatul Arifah 65 70 78 79
39 Setiyo Heri Irawan 60 65 76 51
40 Susilo Catur Wibowo 60 70 66 58
41 Umi Farida 75 75 82 81
42 Umi Shoimah 75 80 80 97
43 Wike Ratomi Fuadati 70 80 82 82


122
Lampiran 3

DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533


Angket Siswa

I. Pengantar
Dalam rangka pengambilan data dalam penelitian skripsi sesuai dengan
judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di MTs Darul Huda
Wonodadi Blitar, yang digunakan sebagai salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, maka dengan ini diharapkan kesediaan siswa untuk mengisi
angket dengan sejujurnya dan keadaan yang sebenarnya. Kejujuran Anda dalam
mengisi angket ini akan sangat membantu dalam penelitian ini.
Tidak ada jawaban yang dianggap salah, jawaban yang benar adalah
jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda, atas kesediaan dan kerja sama Anda
mengisi angket ini, saya ucapkan terima kasih dan selamat mengerjakan

II. Petunjuk:
1. Berilah tanda ceklist () pada salah satu pilihan jawaban yang Anda
anggap sesuai. Dengan kriteria jawaban sebagai berikut:
A. SS : apabila Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S : apabila Anda setuju dengan pernyataan tersebut
N : apabila Anda netral dengan pernyataan tersebut
KS : apabila anda Kurang setuju dengan pernyataan tersebut
TS : apabila anda Tidak setuju dengan pernyataan tersebut

III. Identitas Siswa

1. Nama Siswa :
2. Kelas :











123
Kebiasaan Belajar (X1)
Kriteria jawaban No
Item
Pernyataan
SS S N TS STS



1


2


3


4

Indikator 1: Kebiasaan belajar secara
teratur

Setiap malam saya belajar dengan teratur
walaupun tidak ada ujian/ulangan

Saya selalu belajar diwaktu yang sama dan
di tempat yang sama

Saya biasa belajar teratur minimal 30 menit
perhari

Saya tidak suka menumpuk-numpuk materi
pelajaran yang harus dipelajari




5



6


7
Indikator 2: Kebiasaan mempersiapkan
keperluan studi pada malam hari

Saya selalu mempersiapkan semua buku
pelajaran dan tugas-tugas pada malam
harinya sebelum berangkat sekolah

Saya tidak pernah mengerjakan tugas/PR di
sekolahan

Saya tidak pernah lupa membawa peralatan
yang saya butuhkan di sekolahan




8

9


10
Indikator 3: Kebiasaan hadir dikelas
sebelum pelajaran dimulai

Saya tidak pernah terlambat masuk kelas

Saya membiasakan berdisiplin untuk hadir
di kelas 15 menit sebelum pelajaran dimulai

Saya tidak pernah ketinggalan materi
pelajaran walaupun hanya 5 menit


124



11


12


13



14

Indikator 4: Kebiasaan belajar sampai
paham dan tuntas

Saat belajar saya memahami materi yang
saya pelajari

Setiap pelajaran yang saya pelajari selama
ini mampu saya sikapi secara kritis

Saat ada materi yang belum saya mengerti,
saya akan mencatat dan mengingat-ingatnya
sampai benar-benar hafal

Saat ada materi yang belum saya fahami,
saya selalu menanyakannya pada teman
atau guru sampai faham




15

16




17
Indikator 5: Kebiasaan mengunjungi
perpustakaan

Saya sering mengunjungi perpustakaan

Saya selalu memanfaatkan fasilitas
perpustakaan baik untuk belajar,
mengerjakan tugas, maupun meminjam
buku-buku pelajaran

Saya juga mengetahui peraturan-peraturan
yang ada di perpustakaan seperti batas
waktu dan jumlah peminjaman buku



Minat Membaca (X2)
Kriteria Jawaban
No Pernyataan
SS S N TS STS


1


2



3


Indikator 1: Kesenangan Membaca

Saya mulai suka membaca sebelum masuk
MTs

Saya memiliki kesenangan tersendiri saat
membaca. Khususnya yang berhubungan
dengan materi IPS

Saya lebih suka membaca buku-buku
pelajaran dari pada bermain ketika
menganggur


125
4


Setiap membaca suatu bacaan, saya
melakukannya dengan senang hati tanpa ada
keterpaksaan



5


6

7
Indikator 2: Kesadaran akan manfaat
membaca

Saya banyak membaca buku-buku pelajaran
untuk menambah wawasan dan pengetahuan

Saya suka membaca demi kesuksesan saya

Saya banyak membaca materi-materi IPS,
untuk memperoleh nilai yang baik pada mata
pelajaran tersebut



8

9



10


Indikator 3: Frekuensi membaca

Saya termasuk siswa yang sering membaca

Setiap hari saya selalu menyempatkan
membaca walaupun hanya beberapa menit
saja

Saya selalu menggunakan waktu luang saya di
sekolah maupun di rumah untuk membaca
buku, Koran atau majalah




11



12


13
Indikator 4: Jumlah buku yang pernah
dibaca

Saya sudah membaca lebih dari 3 buku yang
berhubungan dengan materi IPS, baik
sosiologi, sejarah, geografi dan ekonomi

Saya dapat menyelesaikan membaca 1 buku
pelajaran dalam 1 hari

Saya memiliki banyak koleksi buku, baik
tentang pelajaran ataupun buku-buku bacaan
lain.










126















































127
Lampiran 5
Frequency Table Kebiasaan Belajar (X1)

x1.1

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00
17 18.7 18.7 18.7
3.00
24 26.4 26.4 45.1
4.00
32 35.2 35.2 80.2
5.00
18 19.8 19.8 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.2

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
14 15.4 15.4 15.4
2.00
26 28.6 28.6 44.0
3.00
25 27.5 27.5 71.4
4.00
21 23.1 23.1 94.5
5.00
5 5.5 5.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.3

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
4 4.4 4.4 4.4
2.00
16 17.6 17.6 22.0
3.00
38 41.8 41.8 63.7
4.00
20 22.0 22.0 85.7
5.00
13 14.3 14.3 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.4

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
2 2.2 2.2 2.2
2.00
11 12.1 12.1 14.3
3.00
24 26.4 26.4 40.7
4.00
30 33.0 33.0 73.6
5.00
24 26.4 26.4 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0






128
x1.5

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00
3 3.3 3.3 3.3
3.00
15 16.5 16.5 19.8
4.00
45 49.5 49.5 69.2
5.00
28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.6

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
14 15.4 15.4 18.7
3.00
55 60.4 60.4 79.1
4.00
16 17.6 17.6 96.7
5.00
3 3.3 3.3 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.7

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
2 2.2 2.2 2.2
2.00
13 14.3 14.3 16.5
3.00
25 27.5 27.5 44.0
4.00
32 35.2 35.2 79.1
5.00
19 20.9 20.9 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.8

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
9 9.9 9.9 13.2
3.00
27 29.7 29.7 42.9
4.00
32 35.2 35.2 78.0
5.00
20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0










129
x1.9

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
21 23.1 23.1 26.4
3.00
28 30.8 30.8 57.1
4.00
28 30.8 30.8 87.9
5.00
11 12.1 12.1 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x11.0

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
19 20.9 20.9 24.2
3.00
30 33.0 33.0 57.1
4.00
24 26.4 26.4 83.5
5.00
15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.11

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
6 6.6 6.6 7.7
3.00
24 26.4 26.4 34.1
4.00
40 44.0 44.0 78.0
5.00
20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.12

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
24 26.4 26.4 27.5
3.00
36 39.6 39.6 67.0
4.00
28 30.8 30.8 97.8
5.00
2 2.2 2.2 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0









130
x1.13

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
19 20.9 20.9 22.0
3.00
29 31.9 31.9 53.8
4.00
30 33.0 33.0 86.8
5.00
12 13.2 13.2 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.14

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00
7 7.7 7.7 7.7
3.00
20 22.0 22.0 29.7
4.00
36 39.6 39.6 69.2
5.00
28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.15

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
2 2.2 2.2 2.2
2.00
18 19.8 19.8 22.0
3.00
35 38.5 38.5 60.4
4.00
26 28.6 28.6 89.0
5.00
10 11.0 11.0 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x1.16

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
2 2.2 2.2 2.2
2.00
6 6.6 6.6 8.8
3.00
19 20.9 20.9 29.7
4.00
48 52.7 52.7 82.4
5.00
16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0










131
x1.17

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
14 15.4 15.4 16.5
3.00
29 31.9 31.9 48.4
4.00
27 29.7 29.7 78.0
5.00
20 22.0 22.0 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0


Frequency Table Minat Membaca (X2)

x2.1

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
8 8.8 8.8 8.8
2.00
21 23.1 23.1 31.9
3.00
14 15.4 15.4 47.3
4.00
33 36.3 36.3 83.5
5.00
15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.2

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
4 4.4 4.4 4.4
2.00
24 26.4 26.4 30.8
3.00
22 24.2 24.2 54.9
4.00
34 37.4 37.4 92.3
5.00
7 7.7 7.7 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.3

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
4 4.4 4.4 4.4
2.00
14 15.4 15.4 19.8
3.00
29 31.9 31.9 51.6
4.00
35 38.5 38.5 90.1
5.00
9 9.9 9.9 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0




132
x2.4

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00
12 13.2 13.2 13.2
3.00
12 13.2 13.2 26.4
4.00
46 50.5 50.5 76.9
5.00
21 23.1 23.1 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.5

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
10 11.0 11.0 12.1
3.00
19 20.9 20.9 33.0
4.00
33 36.3 36.3 69.2
5.00
28 30.8 30.8 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.6

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
1 1.1 1.1 1.1
2.00
5 5.5 5.5 6.6
3.00
21 23.1 23.1 29.7
4.00
35 38.5 38.5 68.1
5.00
29 31.9 31.9 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.7

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
19 20.9 20.9 24.2
3.00
28 30.8 30.8 54.9
4.00
27 29.7 29.7 84.6
5.00
14 15.4 15.4 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0










133
x2.8

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
5 5.5 5.5 5.5
2.00
24 26.4 26.4 31.9
3.00
35 38.5 38.5 70.3
4.00
22 24.2 24.2 94.5
5.00
5 5.5 5.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
2 2.2 2.2 2.2
2.00
11 12.1 12.1 14.3
3.00
18 19.8 19.8 34.1
4.00
43 47.3 47.3 81.3
5.00
17 18.7 18.7 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x21.0

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
3 3.3 3.3 3.3
2.00
15 16.5 16.5 19.8
3.00
34 37.4 37.4 57.1
4.00
23 25.3 25.3 82.4
5.00
16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.11

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
4 4.4 4.4 4.4
2.00
29 31.9 31.9 36.3
3.00
27 29.7 29.7 65.9
4.00
27 29.7 29.7 95.6
5.00
4 4.4 4.4 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0










134
x2.12

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
10 11.0 11.0 11.0
2.00
36 39.6 39.6 50.5
3.00
28 30.8 30.8 81.3
4.00
15 16.5 16.5 97.8
5.00
2 2.2 2.2 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

x2.13

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
1.00
4 4.4 4.4 4.4
2.00
20 22.0 22.0 26.4
3.00
27 29.7 29.7 56.0
4.00
25 27.5 27.5 83.5
5.00
15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0


Frequency Table Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS (Y)

y11

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00
85 93.4 93.4 93.4
5.00
6 6.6 6.6 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

y12

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00
76 83.5 83.5 83.5
5.00
15 16.5 16.5 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0

y13

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
4.00
75 82.4 82.4 82.4
5.00
16 17.6 17.6 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0


135
y14

Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
2.00
1 1.1 1.1 1.1
3.00
32 35.2 35.2 36.3
4.00
45 49.5 49.5 85.7
5.00
13 14.3 14.3 100.0
Valid
Total
91 100.0 100.0







































1
Lampiran 6

Validitas Variabel X1 (Kebiasaan Belajar)

Correlations

x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x110 x111 x112 x113 x114 x115 x116 x117 x1
x11 Pearson Correlation
1 .403** .332** .327** .213* .112 .371** .222* .231* .169 .312** .243* .369** .411** .343** .291** .237* .633**
Sig. (2-tailed)
. .000 .001 .002 .043 .292 .000 .034 .028 .108 .003 .020 .000 .000 .001 .005 .023 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x12 Pearson Correlation
.403** 1 .275** .109 -.003 .220* .078 -.071 .100 .201 .186 .099 .248* .218* .250* .388** .225* .456**
Sig. (2-tailed)
.000 . .008 .302 .978 .036 .461 .503 .344 .057 .078 .352 .018 .038 .017 .000 .032 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x13 Pearson Correlation
.332** .275** 1 .388** .372** .363** .246* .023 .176 .352** .278** .171 .395** .283** .220* .202 .130 .576**
Sig. (2-tailed)
.001 .008 . .000 .000 .000 .019 .831 .095 .001 .008 .105 .000 .007 .036 .054 .220 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x14 Pearson Correlation
.327** .109 .388** 1 .339** .306** .234* .136 .190 .299** .223* .135 .244* .413** .101 .299** .219* .550**
Sig. (2-tailed)
.002 .302 .000 . .001 .003 .026 .198 .071 .004 .034 .202 .020 .000 .342 .004 .037 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x15 Pearson Correlation
.213* -.003 .372** .339** 1 .145 .300** .187 .248* .221* .293** .332** .294** .257* .163 .297** .194 .514**
Sig. (2-tailed)
.043 .978 .000 .001 . .171 .004 .076 .018 .035 .005 .001 .005 .014 .122 .004 .065 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x16 Pearson Correlation
.112 .220* .363** .306** .145 1 .053 -.086 .020 .217* .086 .151 .278** .174 -.008 .136 .192 .272**
Sig. (2-tailed)
.292 .036 .000 .003 .171 . .620 .416 .848 .039 .416 .152 .008 .098 .942 .200 .068 .008
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x17 Pearson Correlation
.371** .078 .246* .234* .300** .053 1 .285** .077 .305** .296** .158 .329** .273** .142 .169 .373** .533**
Sig. (2-tailed)
.000 .461 .019 .026 .004 .620 . .006 .468 .003 .004 .134 .001 .009 .179 .109 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x18 Pearson Correlation
.222* -.071 .023 .136 .187 -.086 .285** 1 .373** .245* .319** .206* .165 .230* .109 .062 .331** .434**

2
Sig. (2-tailed)
.034 .503 .831 .198 .076 .416 .006 . .000 .019 .002 .050 .119 .028 .303 .562 .001 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x19 Pearson Correlation
.231* .100 .176 .190 .248* .020 .077 .373** 1 .309** .244* .119 .199 .121 .195 .264* .062 .439**
Sig. (2-tailed)
.028 .344 .095 .071 .018 .848 .468 .000 . .003 .020 .260 .059 .251 .065 .012 .556 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x110 Pearson Correlation
.169 .201 .352** .299** .221* .217* .305** .245* .309** 1 .023 .172 .438** .245* .109 .191 .295** .546**
Sig. (2-tailed)
.108 .057 .001 .004 .035 .039 .003 .019 .003 . .826 .104 .000 .019 .305 .070 .005 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x111 Pearson Correlation
.312** .186 .278** .223* .293** .086 .296** .319** .244* .023 1 .282** .309** .360** .177 .312** .318** .554**
Sig. (2-tailed)
.003 .078 .008 .034 .005 .416 .004 .002 .020 .826 . .007 .003 .000 .093 .003 .002 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x112 Pearson Correlation
.243* .099 .171 .135 .332** .151 .158 .206* .119 .172 .282** 1 .303** .366** .060 .330** .276** .467**
Sig. (2-tailed)
.020 .352 .105 .202 .001 .152 .134 .050 .260 .104 .007 . .003 .000 .573 .001 .008 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x113 Pearson Correlation
.369** .248* .395** .244* .294** .278** .329** .165 .199 .438** .309** .303** 1 .392** .198 .320** .416** .653**
Sig. (2-tailed)
.000 .018 .000 .020 .005 .008 .001 .119 .059 .000 .003 .003 . .000 .060 .002 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x114 Pearson Correlation
.411** .218* .283** .413** .257* .174 .273** .230* .121 .245* .360** .366** .392** 1 .243* .401** .391** .641**
Sig. (2-tailed)
.000 .038 .007 .000 .014 .098 .009 .028 .251 .019 .000 .000 .000 . .020 .000 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x115 Pearson Correlation
.343** .250* .220* .101 .163 -.008 .142 .109 .195 .109 .177 .060 .198 .243* 1 .338** .160 .426**
Sig. (2-tailed)
.001 .017 .036 .342 .122 .942 .179 .303 .065 .305 .093 .573 .060 .020 . .001 .130 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x116 Pearson Correlation
.291** .388** .202 .299** .297** .136 .169 .062 .264* .191 .312** .330** .320** .401** .338** 1 .405** .594**
Sig. (2-tailed)
.005 .000 .054 .004 .004 .200 .109 .562 .012 .070 .003 .001 .002 .000 .001 . .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x117 Pearson Correlation
.237* .225* .130 .219* .194 .192 .373** .331** .062 .295** .318** .276** .416** .391** .160 .405** 1 .587**
Sig. (2-tailed)
.023 .032 .220 .037 .065 .068 .000 .001 .556 .005 .002 .008 .000 .000 .130 .000 . .000

3
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x1 Pearson Correlation
.633** .456** .576** .550** .514** .349** .533** .434** .439** .546** .554** .467** .653** .641** .426** .594** .587** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Validitas Variabel X2 (Minat Membaca)




Correlations

x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x210 x211 x212 x213 x2
x21 Pearson Correlation
1 .217* .368** .214* .447** .100 .153 .463** .256* .408** .123 .181 .330** .607**
Sig. (2-tailed)
. .039 .000 .042 .000 .346 .147 .000 .014 .000 .246 .085 .001 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x22 Pearson Correlation
.217* 1 .133 .132 .212* .157 .302** .275** .162 .210* .421** .247* .172 .501**
Sig. (2-tailed)
.039 . .211 .213 .044 .137 .004 .008 .125 .046 .000 .018 .102 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x23 Pearson Correlation
.368** .133 1 .227* .475** .340** .224* .416** .246* .495** .266* .202 .137 .614**
Sig. (2-tailed)
.000 .211 . .031 .000 .001 .032 .000 .019 .000 .011 .055 .197 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x24 Pearson Correlation
.214* .132 .227* 1 .381** .257* .265* .191 .352** .242* .068 .233* .153 .494**
Sig. (2-tailed)
.042 .213 .031 . .000 .014 .011 .070 .001 .021 .520 .026 .147 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x25 Pearson Correlation
.447** .212* .475** .381** 1 .433** .289** .386** .281** .290** .283** .263* .215* .665**
Sig. (2-tailed)
.000 .044 .000 .000 . .000 .005 .000 .007 .005 .007 .012 .041 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x26 Pearson Correlation
.100 .157 .340** .257* .433** 1 .339** .145 .306** .222* .191 -.013 .101 .474**

4
Sig. (2-tailed)
.346 .137 .001 .014 .000 . .001 .172 .003 .034 .070 .905 .343 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x27 Pearson Correlation
.153 .302** .224* .265* .289** .339** 1 .218* .131 .183 .289** .195 .370** .550**
Sig. (2-tailed)
.147 .004 .032 .011 .005 .001 . .038 .214 .083 .005 .064 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x28 Pearson Correlation
.463** .275** .416** .191 .386** .145 .218* 1 .223* .415** .241* .308** .452** .650**
Sig. (2-tailed)
.000 .008 .000 .070 .000 .172 .038 . .034 .000 .021 .003 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x29 Pearson Correlation
.256* .162 .246* .352** .281** .306** .131 .223* 1 .316** .232* .061 .066 .490**
Sig. (2-tailed)
.014 .125 .019 .001 .007 .003 .214 .034 . .002 .027 .568 .532 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x210 Pearson Correlation
.408** .210* .495** .242* .290** .222* .183 .415** .316** 1 .199 .323** .448** .663**
Sig. (2-tailed)
.000 .046 .000 .021 .005 .034 .083 .000 .002 . .059 .002 .000 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x211 Pearson Correlation
.123 .421** .266* .068 .283** .191 .289** .241* .232* .199 1 .270** .187 .504**
Sig. (2-tailed)
.246 .000 .011 .520 .007 .070 .005 .021 .027 .059 . .010 .077 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x212 Pearson Correlation
.181 .247* .202 .233* .263* -.013 .195 .308** .061 .323** .270** 1 .328** .488**
Sig. (2-tailed)
.085 .018 .055 .026 .012 .905 .064 .003 .568 .002 .010 . .001 .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x213 Pearson Correlation
.330** .172 .137 .153 .215* .101 .370** .452** .066 .448** .187 .328** 1 .566**
Sig. (2-tailed)
.001 .102 .197 .147 .041 .343 .000 .000 .532 .000 .077 .001 . .000
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
x2 Pearson Correlation
.607** .501** .614** .494** .665** .474** .550** .650** .490** .663** .504** .488** .566** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
N
91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91 91
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


1
Lampiran 7

Reliability X1

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.836 .838 17

Item-Total Statistics


Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x11
55.3077 66.793 .553 .449 .822
x12
56.1209 69.219 .340 .371 .834
x13
55.6264 67.392 .494 .417 .825
x14
55.1758 67.791 .461 .372 .827
x15
54.7912 70.500 .450 .335 .828
x16
55.8462 72.732 .276 .254 .835
x17
55.2857 68.362 .436 .338 .828
x18
55.2418 70.319 .320 .389 .835
x19
55.6154 69.862 .343 .332 .833
x110
55.5495 67.717 .453 .420 .827
x111
55.0769 69.094 .473 .364 .826
x112
55.8022 70.760 .390 .285 .830
x113
55.5055 66.497 .585 .423 .820
x114
54.9341 67.573 .569 .410 .821
x115
55.6044 70.620 .330 .229 .834
x116
55.0989 68.446 .522 .453 .824
x117
55.3077 67.438 .498 .428 .825


















2
Reliability X2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items N of Items
.818 .818 13

Item-Total Statistics


Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
x21
40.3736 46.614 .486 .386 .804
x22
40.4835 49.586 .385 .271 .811
x23
40.3187 48.086 .524 .455 .800
x24
39.8242 50.280 .395 .272 .810
x25
39.8132 47.042 .592 .474 .795
x26
39.7143 50.562 .372 .342 .812
x27
40.3297 48.735 .432 .316 .808
x28
40.6813 47.753 .568 .417 .797
x29
39.9780 50.088 .381 .277 .811
x210
40.2857 47.029 .566 .472 .797
x211
40.6813 49.775 .404 .304 .810
x212
41.0659 50.218 .382 .270 .811
x213
40.3626 48.256 .441 .432 .807




















3
Lampiran 8
Regression

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation
y
91 3.4106 .50358
x1
91 3.3335 .53578
x2
91 3.3584 .57760
Valid N (listwise)
91


Correlations
1 .263* .930**
. .012 .000
91 91 91
.263* 1 .196
.012 . .063
91 91 91
.930** .196 1
.000 .063 .
91 91 91
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
y
x1
x2
y x1 x2
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**.



Variables Entered/Removed
b
x2, x1
a
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.
a.
Dependent Variable: y
b.















4

Model Summary

a Predictors: (Constant), x2, x1




ANOVA
b
19.879 2 9.939 297.056 .000
a
2.944 88 .033
22.823 90
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), x2, x1
a.
Dependent Variable: y
b.


Coefficients
a
.474 .151 3.132 .002
.079 .037 .084 2.146 .035
.796 .034 .913 23.388 .000
(Constant)
x1
x2
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig.
Dependent Variable: y
a.



















Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Change Statistics

R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1
.933(a) .871 .868 .18292 .871 297.056 2 88 .000

5
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533

Nomor : Un. 3.1/TL.00/537/2007 25 Mei 2007
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : PENELITIAN

Kepada
Yth. Kepala MTs Darul Huda
di
Blitar

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan ini kami mohon dengan hormat agar mahasiswa yang tersebut
di bawah ini:
Nama : Husna Afida
NIM : 03160031
Semester/ Th. AK : VIII/ 2003
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat
Membaca Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran
IPS di MTs Darul Huda Gambar
Wonodadi Blitar.

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/ menyusun
skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/ kesempatan untuk
mengadakan penelitian di lembaga/ instansi yang menjadi
wewenang Bapak/Ibu dalam bidang-bidang yang sesuai dengan
judul skripsinya di atas.
Demikian, atas perkenan dan kerjasama Bapak/ Ibu disampaikan
terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Dekan,




Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP.150 042 031

6
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551345 Fax. (0341) 572533


BUKTI KONSULTASI

1. Nama : Husna Afida
2. NIM : 03160031
3. Jurusan : Pendidikan IPS
4. Pembimbing : Drs. M. Yunus, M.Si
5. Judul : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat Membaca Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata
Pelajaran IPS di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar


No Tanggal Hal Yang Dikonsultasikan Tanda Tangan
1

10-04-2007 Proposal

1.
2 30-04-2007

BAB I dan BAB II

2.
3 22-05-2007 Revisi BAB I, BAB II dan
Pengajuan BAB III
3.
4 25-05-2007 Angket
4.
5 25-06-2007 Revisi BAB III dan Pengajuan BAB
IV
5.
6 06-07-2007 Revisi BAB IV, pengajuan BAB V
dan VI
6.
7 09-07-2007 Keseluruhan
7.

Malang, 9 Juli 2007
Mengetahui,
Dekan




Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP. 150 042 031





7
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533

Nomor : Un. 3. 1/TL. 00/ 513/2007 Malang, 10 - 04 - 2007
Lampiran : 1 (Satu) berkas
Hal : Bimbingan Skripsi Mahasiswa

Kepada
Yth . Drs. Muhammad Yunus M.Si
Dosen Fakultas Tarbiyah
Di
Malang

Assalamualaikum Wr.Wb.

Mengharap kesediaan bapak untuk memberikan bimbingan skripsi
kepada mahasiswa
Nama : Husna Afida
Nim : 03160031
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester/ Th. Ak : VIII/ 2003
Judul Skripsi : Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Minat
Membaca Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di
MTs Darul Huda Wonodadi Blitar.
Jangka waktu penyusunan: 3 (tiga) bulan
Mulai tanggal : 10 - April - 2007
Sampai tanggal : 9 - Juli - 2007
Sesuai dengan program studinya, maka dimohon Bapak mengarahkan judul
skripsi ke bidang Tarbiyah, adapun kesempurnaan judul, out line, dan
proposal diserahkan kepada Bapak pembimbing melalui proses bimbingan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Demikian, atas kesediaan dan kerja samanya disampaikan terima kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Dekan,

Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP. 150 042 031

Anda mungkin juga menyukai