Anda di halaman 1dari 15

Filsafat Umum ke-6

Filsafat pada era Yunani Kuno


Dari catatan sebelumnya dapat dibuat
simpulan bahwa pelaku filsafat adalah akal
sedangkan partner atau musuhnya adalah
hati atau rasa. Pertentangan atau kerja sama
antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi
sejarah filsafat. Memang pusat kendali
kehidupan manusia itu terletak di tiga tempat
yaitu : indera, akal dan hati namun akal dan
hatilah yang paling menentukan.
Dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah
menang, pernah kalah, hati pernah berjaya,
juga pernah kalah bahkan keduanya pernah
sama-sama menang. Dalam sejarah, di
antara keduanya telah terjadi pergumulan
berebut dominasi dalam mengendalikan
kehidupan manusia.
Yang dimaksud akal disini adalah akal
logis yang bertempat di kepala sedangkan
hati ialah rasa yang kira-kira bertempat di
dada. Akal itulah yang menghasilkan
pengetahuan logis yang disebut dengan
filsafat sedangkan hati pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supralogis
yang disebut pengetahuan mistik,
termasuk iman.
Persaingan antara akal dengan hati telah terjadi dalam sejarah
peradaban manusia.
Mula-mula terjadi antara sofisme dengan Socrates, dan yang kedua
antara credo ut intelligam-nya pada abad pertengahan dengan
Decrates dan yang ketiga antara Sofisme modern dengan Kant.
Pada zaman Yunani kuno, akal menjadi pemenang lalu dihentikan
oleh Socrates sehingga akal dan hati sama-sama menang. Pada
zaman Skolastik yakni pada abad pertengahan, kemenangan ada
pada pihak hati (iman) dan kemudian dihentikan oleh Descartes.
Sejak Descartes, iman kalah dan akal yang menang. Setelah itu ada
lagi orang yang mengerem akal yaitu Kant. Hasilnya, Kant
memenangkan keduanya. Dan Socrates meneguhkan kembali sains
dan agama, Kant juga demikian. Dengan demikian pertarungan
antara akal dan hati itu adalah pertarungan antara filsafat (rasio)
dengan agama (iman)
Adapun ciri umum filsafat Yunani adalah
rasionalisme. Rasionalisme Yunani
mencapai puncaknya pada orang-orang
sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis
perlu dipahami dulu latar belakangnya,
yakni latar belakang yang terletak pada
pemikiran filsafat yang ada sebelumnya.
seperti :
%hales
%hales (624-546 SM), orang Miletus, digelari sebagai
Bapak Filsafat karena Dialah orang yang mula-mula
berfilsafat. Gelar itu diberikan karena a mengajukan
pertanyaan yang amat mendasar yang jarang
diperhatikan orang, yakni what is the nature 0f the world
stuff ? (Apa sebenarnya bahan alam semesta ini ? Lalu
a jawab air. Jawaban ini amat sederhana dan belum
tuntas, tapi ia telah berusaha memberi jawaban, a
menambahkan karena air penting bagi kehidupan.
Pertanyaan tadi dijawab dengan akal , bukan
menggunakan agama atau kepercayaan lainnya.
Anaximander
Dalam menjawab pertanyaan tadi Anaximander
mengatakan bahwa udaralah sumber segala
kehidupan itu.Dengan demikian dapat dipahami
bahwa dalam filsafat dapat terjadi lebih dari satu
kebenaran tentang satu persoalan, sebabnya
karena bukti kebenaran teori dalam filsafat
terletak pada logis atau tidaknya argumen yang
digunakan, bukan terletak pada konklusi. Dari
sini sudah kelihatan bibit relativisme yang kelak
dikembagkan dalam filsafat sofisme.
eracIitus
Paham relativisme semakin mempunyai dasar setelah
Heraclitus (544-484 SM) menyatakan bahwa : Engkau
tidak dapat terjun ke sungai yang sama dua kali karena
air sungai selalu mengalir !
Menurut Heraclitus, alam semesta ini selalu dalam
keadaan berubah, sesuatu yang dinginberubah menjadi
panas, yang panas berubah menjadi dingin. tu berarti
jika kita hendak memahami kehidupan kosmos, kita
mesti mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Dan
tentu berlawanan dengan pendapat filosouf pertama
yang mengatakan bahwa yang paling mendasar pada
alam ini adalah bahannya.
!armanides
Parmanides adalah seorang tokoh relativisme yang
penting, lahir kira-kira tahun 450 SM. a disebut sebagai
logikawan pertama dalam sejarah filsafat bahkan dapat
disebut sebagai filosouf pertama dalam pengertian
modern. Sistem yang a gunakan adalah deduksi logis,
bukan intuisi seperti Heraclitus. Plato banyak mengambil
pendapat Parmanides dibanding filosouf lainnya.
Parmanides pernah bertanya, apa standar kebenaran
dan apa ukuran realitas, dan bagaimana hal itu dapat
dipahami, lalu ia menjawabnya bahwa ukurannya adalah
logika yang konsisten.
eno
eno lahir pada tahun 490 SM, a terkenal
dapat merelatifkan kebenaran yang
mapan. %api a ditentang oleh Socrates
dan Plato karena a berfikir sofis sedang
sofis terkandung pengertian yang menipu,
hipokrit dan sinis.
!rotagoras
a dari barisan sofis yang pernah
mengatakan bahwa manusia itu adalah
ukuran kebenaran. %api tidak diketahui
apakah yang a maksud manusia sebagai
sebagai pribadi atau manusia pada
umumnya, akibatnya a memberikan
pemahaman bahwa tidaka ada ukuran
yang absolut baik etika, metafisika
maupun agama bahkan teori-teori
matematikapin tidak.
orgias
Ada tiga proposisi yang diajukan oleh Giorgias
yakni pertama, tidak ada yang ada, maksudnya
bahwa realitas itu sebenarnya tidak ada.Kedua,
bila sesuatu itu ada maka ia tidak akan dapat
diketahui, disebabkan karena karena
penginderaan tidak dapat dipercaya. Ketiga,
sekalipun realitas dapat diketahui, ia tidak dapat
diberitahukan kepada orang lain karena kata-
kata mempunyai perngertian yang relatif.
$ocrates
Ajaran yang mengatakan bahwa kebenaran itu relatif
telah menggoyahkan teori-teori sains yang mapan
bahkan mengguncangkan keyakinan agama lalu
Socrates (470-399 SM) meyakinkan orang Athena
bahwa tidak semua kebenaran itu relatif.
Socrates tidak mengabadikan piikirannya dalam tulisan
tetapi beruntung murid-muridnya termasuk Plato telah
mencatat pendapat-pendapatnya. Socrates hidup di
zaman jatuhnya imperium Athena bahkan sempat
menyaksikan keruntuhan Athena menjelang wafatnya.
Metode yang digunakan oleh Sorates adalah dialektika
yang berarti bercakap-cakap atau berdialog, karena
dialog dianggap mempunyai peranan penting dalam
menghasilkan ilmu.
!Iato
W Murid dari Socrates, ia pernah mengatakan
bahwa kebenaran umum dari sebuah defenisi
tidak dibuat dengan cara dialog yang induktif
seperti pada Socrates melainkan pengertian
umum itu sudah tersedia di sana yakni dalam
alam idea. Adapun defenisi Socrates dapat saja
diartikan tidak memiliki realitas sedang menurut
Plato esesnsi itu punya realitas, realitasnya ya di
alam idea. %etapi ia sependapat dengan
Socrates mengenai bahwa kebenaran itu ada
yang umum dan ada yang khusus.
AristoteIes
AristoteIes adaIah murid, teman dan huru dari !Iato, teIah
mendapatkan pendidikan yang baik sebeIum menjadi seorang fiIosouf.
Adapun keIuarganya cenderung pada iImu kedokteran, suasana
berfikir saintifik ini besar pengaruhnya pada AristoteIes. OIeh karena
itu kita dapat menyaksikan warna fiIsafat !Iato dibanding dengannya,
yang sistematis dan amat dipengaruhi oIeh metode empiris.
ArsitoteIes Iahir pada tahun 384 $ di stagira, sebuah kota di Thrace,
Ayahnya meninggaI ketika Ia masih muda IaIu diambiI oIeh Oroxenus
dan memberikan pendidikan yang istimewa padanya. Tak kaIa
AristoteIes berumur 18 tahun Ia dikirim ke Athena dan dimasukkan ke
Akademia !Iato. asa itu orang memang menjadi kebiasaannya
mengirim anaknya ke pusat -pusat perkembangan inteIektuaI. Di
Athena Ia beIajar pada !Iato.
DaIam pergauIan tingkat atas, ia berteman dengan AIexander, putra
dari !utra !hiIip dan asedonia. AIexanderIah yang membiayai
risetnya yang mengahsiIkan kemajuan daIam sains dan fiIsafat. LaIu di
Ia mendirikan sekoIah Lyceum yang di daIamnya ia membuat
peneIitian yang menjeIaskan prisnsip-prinsip sains, poItik, retorika
dan diaIektika.
Aristoteles percaya adanya %uhan, bukti
adanya %uhan menurutnya ialah %uhan
sebagai penyebab gerak.
Pada Aristoteles kita menyaksikan bahwa
pemikiran filsafat itu lebih maju, dasar-
dasar sains diletakkan dan %uhan dicapai
dengan akal.

Anda mungkin juga menyukai