Anda di halaman 1dari 3

Filsafat Pendidikan Esensialisme

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, manusia memiliki rasionalitas berpikir untuk
memecahkan masalahnya, baik berupa reaksi, aksi maupun keinginan (cita-cita).
Pengertian masing-masing suatu kesimpulan sebagai belum Iinal, valid, tidak mutlak
dan lain sebagainya, memberi kebebasan untuk menganut atau menolak suatu aliran.
Sikap demikian pra kondisi bagi perkembangan aliran-aliran IilsaIat, salah satunya
adalah esensialisme
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian IilsaIat pendidikan esensialisme
b. Sejarah lahirnya ajaran esensialisme
c. Dasar IilosoIis IilsaIat pendidikan esensialisme
d. Karakteristik IilsaIat pendidikan esensialisme
e. Teori pendidikan esensialisme
I. Tokoh-tokoh esensialisme dan pandangannya
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Esensialisme
Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan
yang telah ada sejak peradaban umat manusia.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang
memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunyai tata yang jelas.|1| Menurut esensialisme pendidikan harus bertumpu
pada nilai-nilai yang telah teruji ketangguhannya, dan kekuatannya sepanjang|2| masa
sehingga nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya / sosial adalah nilai-nilai
kemanusiaan yang berbentuk secara berangsur-angsur melalui kerja keras dan susah
payah selama beratus tahun, di dalam telah teruji dalam gagasan-gagasan dan cita-cita
yang telah teruji dalam perjalanan waktu.|3|
B. Sejarah Lahirnya Aliran Esensialisme
Esensialisme muncul pada zaman Renaissance, ia memberikan dasar berpijak
pada pendidikan yang penuh Ilexibilitas dimana terbuka untuk perubahan, toleran dan
tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep
pikir esensialisme, karena timbul di zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan
ciri modern. Aliran muncul sebagai reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis,
abad pertengahan. Maka disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai
manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman.|4|
C. Dasar Filosofis filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialime dalam melakukan gerakan pendidikan bertumpu pada mazhab
IilsaIat idealisme dan realisme, meskipun kaum idealisme dan kaum realisme berbeda
pandangan IilsaIatnya, mereka sepaham bahwa : |5|
a. Hakikat yang mereka anut makna pendidikan bahwa anak harus menggunakan
kebebasannya, dan ia memerlukan disiplin orang dewasa untuk membantu dirinya
sebelum sendiri dapat mendisiplinkan dirinya.
b. Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk dirinya sendiri dan lingkungan
hidupnya mengandung makna pendidikan bahwa generasi perlu belajar untuk
mengembangkan diri setinggi-tingginya dan kesejahteraan sosial.
D. Karakteristik Filsafat Pendidikan Esensialisme
Ciri-ciri IilsaIat pendidikan esensialisme yang disarikan oleh Welli am.c.Bagley
adalah sebagai berikut : |6|
1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tumbuh dari upaya-upaya belajar awal
yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam jiwa.
2. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah melekat
dalam masa balita yang panjang atau keharusan ketergantungan yang khusus pada
spesies manusia.
3. Mendisiplin diri harus menjadi tujuan pendidikan, maka menegakkan disiplin adalah
suatu cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Di kalangan individu
maupun bangsa, kebebasan yang sesungguhnya selalu merupakan sesuatu yang
dicapai melalui perjuangan tidak pernah merupakan pemberian.
4. Esensialisme menawarkan teori yang kokoh kuat tentang pendidikan, sedangkan
sekolah-sekolah pesaingnya (progressive) memberikan sebuah teori yang lemah.
E. Teori Pendidikan Esensialisme 7]
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan esensialisme adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, dasar bertahan sepanjang
waktu untuk diketahui oleh semua orang. Pengetahuan ini diikuti oleh keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang tepat untuk membentuk unsur-unsur yang inti
(esensiliasme), sebuah pendidikan sehingga pendidikan bertujuan mencapai standart
akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau kecerdasan.
2. Metode pendidikan
a. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered)
b. Umumnya diyakini bahwa pelajar tidak betul-betul mengetahui apa yang
diinginkan, dan mereka harus dipaksa belajar.
c. Metode utama adalah latihan mental, misalnya melalui diskusi dan pemberian
tugas, penguasaan pengetahuan, misalnya melalui penyampaian inIormasi dan
membaca.
3. Pelajar
Siswa adalah mahluk rasional dalam kekuasaan Iakta & keterampilan-keterampilan
pokok yang siap melakukan latihan-latihan intelektiI atau berIikir.
4. Pengajar
1. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi & menguasai kegiatan kegiatan di
kelas.
2. Guru berperan sebagai sebuah contoh dalam pengawasan nilai-nilai dan
penguasaan pengetahuan atau gagasan.|8|
F. Tokoh-Tokoh Esensliasme dan Panangannya
Adapun pandangan tentang pendidikan dari tokoh pendidikan Renaisans yang
pertama:|9|
1. Johan Amos Cornenius (1592-1670) yaitu agar segala sesuatu diajarkan melalui
indra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa.
2. Johan Frieddrich Herbart (1776-1841) mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah
menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan Tuhan artinya adanya
penyesuaian dengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan
itu oleh Herbart disebut pengajaran.
3. William T. Harris (1835-1909) tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya
realitas berdasarkan susunan yang tidak terelakkan dan bersendikan ke kesatuan
spiritual sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang turun menurut,
dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
Tokoh lainnya antara lain:
a. George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu
pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
b. George Santayana
Dia memadukan antara aliran idealisme dan realisme dalam suatu sintesa dengan
mengatakan bahwa nilai tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena
minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas
tertentu.|10|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aliran esensialisme merupakan salah satu bentuk aliran yang muncul dalam IilsaIat
pendidikan modern, dengan corak berIikirnya yang Ileksibilitas, terbuka dalam perubahan,
toleran dan tidak ada keterikatan dengan doktrin tertentu. Aliran ini banyak digunakan
dalam lembaga pendidikan, sekalipun terdapat juga beberapa kelemahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Idi Abdullah, Jalaluddin. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997.
Fadliyanur. Aliran Esensialisme. http://www.blogspot.com/05/2008
http://pendidikan-inIogue.com/aliran-aliran pendidikan.
http://www.pak guru online pendidikan.net/buku tua pak guru dasar Kppd/htme//top.
http://one.indosskripsi.com / aliran-aliran pendidikan


|1| Fadliyanur. Aliran Esensialisme. http://www.blogspot.com/05/2008/aliran
esensialisme.html.
|2| http:pak guru onlen. Pendidikan.net/buku tua pak guru dasar keppd//thm//2op
|3| Fadliyanur. Aliran Esensialisme. http://www.blogspot.com/05/2008/aliran
esensialisme.html
|4|Fadliyanur. Aliran Esensialisme. http://www.blogspot.com/05/2008/aliran
esensialisme.html
|5|http://Fadliyanur,blogspot.com /2008/05/Aliran Esensialisme, html
|6|Ibid
|7| Ibid
|8| http://One.Indoskripsi.com/Aliran -Aliran Pendidikan.
|9|Fadliyanur. Aliran Esensialisme. http://www.blogspot.com/05/2008/aliran
esensialisme.html
|10|http://One.Indoskripsi.com/Aliran -Aliran Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai