Dunia Ide awal tentang agenda setting Ide awal tentang setting agenda dikemukakan oleh Walter Lippmann pada bab pembuka buku Public Opinion. Ia berpendapat bahwa media berita, sebagai jendela kita terhadap dunia yang berada di luar jangkauan kita, membentuk peta kognitif kita tentang dunia. Opini publik, menurut Lippmann, tidak merespon pada lingkungan, namun terhadap lingkungan semu yang dibangun oleh media berita. Kumpulan Bukti Penemuan yang pertama tentang pengaruh berita pada opini publik datang dari analisis terhadap 11 isu yang berbeda selama periode 41 bulan ditahun 1980-an. Efek agenda settinng juga ditemukan diluar Amerika Serikat. Di Pamplona, Spanyol, selama musim semi tahun 1995, perbandingan antara 6 isu yang menjadi perhatian publik dengan pemberitaan lokal menunjukan derajat keterhubungan yang tinggi. Efek yang sama juga teramati di Jerman dan Buenos Aires. Acapulco Typology Sebuah tipologi empat bagian yang menjelaskan perspektif-perspektif ini sering disebut tipologi Acapulco karena pertama kali dipresentasikan oleh McCombs di Acapulco. Tipologi Acapulco mengandung dua dimensi dikotomis. Dimensi pertama, membedakan dua cara untuk melihat agenda. Fokus perhatian bisa tertuju pada seluruh item yang mendefinisikan agenda tersebut atau fokus perhatian dapat disempitkan pada item khusus dalam agenda tersebut. Dimensi kedua membedakan antara dua cara untuk mengukur tingkat kepentingan sebuah item dalam agenda, yakni pengukuran agregat yang menjelaskan seluruh kelompok atau populasi atau pengukuran yang menjelaskan respon individual. Acapulco Typology Perspektif pertama menyertakan seluruh agenda dan mengunakan pengukuran agregat terhadap populasi. Studi Chapel Hill adalah contoh yang menggunakan perspektif ini. Untuk agenda media, tingkat kepentingan dari isu ditentukan oleh jumlah total artikel berita tentang setiap isu. Sementara agenda publik ditentukan oleh prosentase pemilih. Perspektif ini disebut perspektif kompetisi, ia meneliti serangkaian isu yang berkompetisi untuk posisi dalam agenda. Perspektif kedua berfokus pada keseluruhan agenda namun mengalihkan perhatiannya kepada agenda setiap individu. Perspektif ini disebut automaton yang merupakan pandangan terhadap perilaku manusia. Menurut perspektif ini, seting agenda dapat terjadi jika terdapat individu-individu yang siap untuk diprogram oleh media massa. Acapulco Typology Perspektif ketiga meletakkan fokus pada sebuah item dalam agenda namun menggunaan pengukuran agregat. Perspektif ini dinamakan sejarah alami (natural history) karena biasanya berfokus pada tingkat keterhubungan antara agenda media dan agenda publik dalam hal naik turunnya item tertentu selama periode tertentu. Perspektif keempat disebut potret kognitif. Berfokus pada individu dan mengamati tingkat kepentingan satu item agenda. Perspektif ini diilustrasikan oleh studi eksperimental terhadap seting agenda, dimana tingkat kepentingan sebuah isu pada seseorang diukur sebelum dan sesudah melihat program berita yang jumlah pemberitaan berbagai isunya dikontrol. Keberadaan berbagai perspektif dalam fenomena seting agenda menguatkan tingkat kepercayaan akan adanya efek media ini. Need for Orientation (Kebutuhan Orientasi) Konsep tentang kebutuhan orientasi menyediakan lebih banyak penjelasan teoritis mengenai variable dalam proses seting agenda daripada sekadar mengklasifikasikan isu dalam ukuran obstrusif dan unobstrusive. Kebutuhan orientasi didasarkan teori tentang pemetaan kognitif dari Edward Tolman yang menyatakan bahwa kita membuat peta dalam pikiran kita untuk menolong kita dalam menelusuri lingkungan eksternal kita. Pernyataannya mirip dengan konsep dari Lipmann tentang lingkungan semu Second Level Effects and Framing Diluar agenda mengenai objek terdapat tingkatan lain dari seting agenda. Setiap objek pada sebuah agenda, memiliki sejumlah atribut (karakteristik dan properti). Sebagaimana objek memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda, begitupula atribut-atributnya. Baik pemilihan objek yang mendapat perhatian dan pemilihan atribut untuk mengambarkan objek tersebut merupakan peranan kuat seting agenda. Perhatian eksplisit terhadap seting agenda pada level kedua lebih jauh menjelaskan bahwa media tidak hanya memberitahu kita apa yang harus dipikiran namun mereka harus memberitahu kita bagaimana memikirkan beberapa objek. Second Level Effects and Framing Penjelasan tentang atribut dari seting agenda menghubungkan teori seting agenda dengan konsep kontemporer mengenai framing. Framing dan atribut seting agenda sama-sama memberi perhatian pada perspektif yang digunakan oleh komunikator dan pemirsa mereka untuk menggambarkan topik dalam berita sehari-hari. Riset termuktakhir telah mengidentifikasi dua tipe frame: tema sentral dan aspek. Who Sets The Media Agenda? Para periset mulai mengeksplorasi yang membentuk berbagai agenda media. Dan menjadikan agenda media variable yang dependen. Metafora “mengupas bawang” dapat digunakan untuk memahami hubungan antara berbagai faktor tersebut dan agenda dari media massa. Lapisan-lapisan pada bawang, mewakili berbagai pengaruh yang membentuk agenda media. Sebagai mana bawang, pengaruh dari lapisan yang lebih luar dipengaruhi oleh lapisan yang lebih dalam. Perluasan yang lebih detail tentang metafora ini mengandung banyak lapisan mulai dari ideologi sosial hingga keyakinan dan psikologi dari jurnalis. Priming Hubungan antara efek seting agenda dan ungkapan opini mengenai figur publik atau objek lain disebut priming. Dasar psikologis dari priming adalah adanya perhatian yang selektif dari publik, orang tidak memperhatikan dan tidak dapat memperhatikan segala hal. Ketimbang menggunakan analisis komprehensif berdasarkan keseluruhan informasi yang disimpan, orang biasanya mengunakan sedikit informasi yang mereka anggap penting pada saat membuat penilaian. Summing Up Lebih dari 50 tahun lalu, Lasswell (1948) mengamati bahwa komunikasi massa memiliki tiga peranan sosial: pengamatan atas lingkungan yang lebih luas, pencapaian konsensus antara elemen masyarakat dan penyebaran budaya. Setting agenda merupakan bagian penting dari peran pengamatan karena ia berkontribusi pada bagian subtansial darigambaran kita tetang lingkungan yang lebih besar.