Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENELITIAN MANAJEMEN SUVERVISI PENDIDIKAN

Peran Komite dan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen dan Suvervisi Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Sri Utaminingsih, M.Pd

Disusun Oleh : Sri Hartatik Nailal Khusna Vita Eko S Widyastuti Erika Sulistya Faudany A Ratna Sari Choriana F Ika Nanik 2009-33-171 2009-33-172 2009-33-173 2009-33-174 2009-33-175 2009-33-177 2009-33-178 2009-33-179 2009-33-180

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Komite Sekolah dan peranannya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi empat aspek, yaitu:1. Sebagai pemberi pertimbangan, 2. Sebagai pendukung, 3. Sebagai pengontrol, dan 4. Sebagai mediator

antara pemerintah dengan masyarakat. Dalam konteks kelembagaan komite sekolah, peningkatan kapasitas yang dimagsud adalah para pengurus komite sekolah agar dapat melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan di daerah.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan? 2. Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat?

C. Tujuan Masalah 1. Untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan. 2. Untuk mengetahui hubungan sekolah dengan masyarakat.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Peran Komite dalam Mutu Pendidikan di Sekolah Peran komite dalam mutu pendidikan sekolah adalah komite membantu mengawasi jalannya pendidikan di sekolah, membantu membangun kemajuan sekolah, mengawasi peserta didik dilingkungan masyarakat. Komite sekolah memiliki komitmen yang tinggi untuk ikut serta meningkatkan kondisi atau kualitas pendidikan di sekolah, selain itu komite sekolah juga mendukung dalam hal ini yaitu urutan tingkat pelaksanaan, peran komite juga sebagai pendukung, pemberian dukungan, mediator, dan pemberian pertimbangan sebagai pengontrol, melaksanakan fungsi yang berkaitan dengan penggalangan dana. Komite Sekolah merupakan badan atau lembaga non profit dan non politis, yang dibentuk berdasarkan musyawarah secara demokratis oleh stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, sebagai

representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas, proses dan hasil pendidikan. Permasalahannya adalah apakah dengan terbentuknya organisasi yang bernama Komite Sekolah itu akan menjadi suatu jaminan bakal mampu membantu pengelolaan pendidikan di satu sekolah? Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu pada landasan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di daerah. Oleh karena itu, pembentukannya harus memperhatikan

pembagian peran sesuai posisi dan otonomi yang ada. Adapun peran yang dijalankan Komite Sekolah berupa:
a. pemberi pertimbangan (advisory body) dalam penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.


b. pendukung (supporting agency) baik yang berujud finansial,

pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggara pendidikan di satuan pendidikan.

c. pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan

akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.


d. mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di

satuan pendidikan. Posisi Komite Sekolah, satuan pendidikan, dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya mengacu pada kewenangan masing-masing

berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pembentukan Komite Sekolah bertujuan untuk (a) mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program-program pendidikan di satuan pendidikan, (b) meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaan pendidikan, dan (c) menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Komite Sekolah berfungsi : a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan / organisasi dunia usaha/ dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat. d. Memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: 1. Kebijakan dan program pendidikan; 2. Rencana Angaran Pendidikan dan Belanja Sekolah (RAPBS) atau Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS); 3. Kriteria kinerja satuan pendidikan; 4. Kriteria tenaga kependidikan; 5. Kriteria fasilitas pendidikan; dan

6. Hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan. e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemeratan pendidikan. f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelengaraan pendidikan di satuan pendidikan. g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaran, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. Rincian Tugas Komite Sekolah 1. Menyelenggarakan rapat-rapat sesuai dengan program yang telah ditentukan. 2. Menyusun program kerja bersama-sama dengan sekolah. 3. Membantu merumuskan dan menetapkan visi, misi, tujuan, dan dasar filosofi lainnya bersama-sama pihak sekolah. 4. Membantu merumuskan dan menetapkan program sekolah, serta RAPBS/ RKAS bersama-sama dengan pihak sekolah; 5. Berperan serta kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah; 6. Berperan serta memelihara, menumbuhkan, meningkatkan, serta mengembangkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala; 7. Berperan serta dalam usaha peningkatan kesejahteraan sekolah, guru, staf tata usaha dan penjaga sekolah; 8. Menetapkan standar pelayanan pengajaran dan pembelajaran sekolah bersama-sama dengan pihak sekolah; 9. Mengembangkan potensi ke arah prestasi unggulan, baik dalam bidang akademis (Nilai Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, Ujian Sekolah, dan Ujian Nasional) maupun bidang non akademis, seperti (akhlak dan budi pekerti luhur, bahasa, seni dan budaya, olah raga, kerajinan tangan, dan keterampilan untuk hidup) bersama-sama dengan pihak sekolah ;

10. Menggali, menghimpun, dan mengelola sumber dana dari masyarakat untuk mengembangkan dana abadi sekolah dan peningkatan mutu sekolah. 11. Menghimpun dan mengelola saran, masukan, bahan pemikiran dan tenaga yang berasal dari masyarakat peduli pendidikan; 12. Mengidentifikasi permasalahan dan pemecahannya bersama-sama pihak sekolah; 13. Memberi otonomi profesional kepada guru dalam melaksanakan pengajaran pendidikan; 14. Memberi motivasi dan penghargaan kepada guru dan kepada seseorang yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan. 15. Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam rangka upaya meningkatkan mutu pendidikan; 16. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan dan pembelajaran, bimbingan serta penilaian

pendidikan dan penggunaan keuangan sekolah; 17. Membuat laporan pertanggungjawaban dalam pelaksanan tugas dan program kerja sekolah kepada warga sekolah dan stakeholder; 18. Memberikan masukan terhadap pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, baik kurikulum nasional maupun lokal. 19. Mengembangkan Budaya Sekolah dan Pendidikan Lingkungan Hidup

2.2 Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Pada hakikatnya, hubungan sekolah dengan masyarakat saling berkaitan. Sekolah sangat berperan dalam kehidupan masyarakat seharihari. Sekolah juga meminta masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang ada dalam sekolah tersebut, misalnya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam kegiatan tersebut, masyarakat ikut andil dalam melancarkan kegiatan ekstrakurikuler.

Misalnya pada kegiatan drum band, dalam kegiatan tersebut SD yang kekurangan lahan bermaksud ingin memakai fasilitas umum misalnya lapangan desa. Di sini, pihak sekolah meminta ijin kepada penduduk sekitar dan perangkat desa untuk memakai lahan tersebut, dengan demikian hubungan antara sekolah dengan masyarakat terjalin secara berkesinambungan.

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan
Keterlibatan Komite Sekolah menurut persepsi Dinas pendidikan di daerah, yang paling tinggi yaitu pada kegiatan memberikan dukungan. Urutan tingkat pelaksanaan peran Komite Sekolah, maka yang pertama yaitu pemberian dukungan, mediator, pemberian pertimbangan, dan yang paling rendah yaitu pengontrol. Hubungan sekolah dengan masyarakat pada dasarnya berjalan secara berkesinambungan. Masyarakat terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan yang ada di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai