di dalamnya. Bagaimanapun satu kata itu sebuah cerminan tutur kata dan perbuatan, itulah yang akan dilihat, dinilai, dan melekat pada pikiran maupun perasaan setiap pelanggan. Setiap hari bertemu dengan pelanggan, beda sifat, beda keinginan pula, perlakuan yang pas akan membuat mereka lebih nyaman dan merasa dihargai saat berbelanja. Customer service dengan 5S (senyum, sapa, salam, santun, dan sopan) menjadi dominan dan penting dalam sebuah pelayanan. Cerminan sebuah pelayanan bukan hanya dari megahnya gedung, dinginnya AC bukan hanya dari fisik saja, tetapi pelanggan juga perlu dimanjakan dari segi psikisnya. Memanjakan disini bukan berarti patuh dan takut pada konsumen tetapi lebih ke konteks menghargai dan memperlakukan sebagaimana pelanggan itu ingin diperlakukan. Perlakuan yang membuat klien merasa nyaman dan merasa tidak diintai saat berbelanja merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan. Seperti sebuah ungkapan Bagaimana seseorang bersimpati sangat ditentukan oleh cara membuat dia nyaman (Lieberman, 2000). Keleluasaan dan kemudahan dalam berbelanja merupakan salah satu factor penentu seseorang memilih tempat belanja. Komunikasi adalah garda depan dalam suatu pelayanan. Seperti kutipan dari triyanto Janganlah memakai BAHASA PREMAN dalam menghadapi customer. Sekali lagi Customer memang bukan raja tapi karena customer, gajimu dibayar, tanpa customer arep ngopo kowe jal?, Menggelitik tapi seperti itulah kenyataannya. Sikap pro aktif dari customer service juga merupakan nilai plus yang sangat dicari karena selain bertugas melayani, customer service juga berperan untuk meningkatkan penjualan. Kalau uang mengalir masuk, perusahaan pasti senang!. (nyontek) Hal-hal di atas hanyalah secuil sikap yang sebaiknya dimiliki oleh customer service jika ingin dianggap berkualitas. Apakah dia ingin berkembang menjadi customer service yang baik atau biasa-biasa saja, semua itu kembali pada pribadi masing-masing dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya. by Eliyana imayasari