Anda di halaman 1dari 14

Produktivitas dan Alat Ukur Produktivitas

PAPER
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Operasional Oleh : 1. Johana Eka 2. Eva C Pardede 3. Rajendra 4. Natasya P 5. Yohan

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang berwujud barang dan jasa. Produsen adalah orang atau badan ataupun lembaga lain yang menghasilkan produk. Produktivitas adalah keinginan dan upaya untuk selalu meningkatkan kualitas segala bidang. (Zulian Yamit, 2005) . Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu

perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa: produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Dalam hal ini dibutuhkan kehadiran manajemen operasional karena telah kita ketahui bahwa operasional adalah salah satu fungsi terpenting dalam organisasi . Manajemen Operasional adalah salah satu disiplin ilmu yang diterapkan di restoran seperti Hard Rock Caafe maupun pabrik lain seperti Soni, Ford dan Maytag . Teknik MO diterapakan di seluruh dunia pada seluruh usaha produksi baik kantor, gudang dan restoran , pusat perbelanjaan maupun pabrik. Semua hasil yang menghasilkan barang dan jasa membutuhkan MO. Proses produksi barang dan jasa yang efisien membutuhkan penerapan konsep, alat-alat dan teknik MO yang efektif . Dalam organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik , fungsi produksi mungkin tidak terlihat dengan jelas . Fungsi produksi ini bisa tersembunyidari masyarakat bahkan dari pelanggan . Contohnya adalah proses

yang terjadi di bank , rumah sakit atau perusahaan, penerbangan dan akademik pendidikan Sering terjadi pada saat layanan jasa diberikan ., tidak ada barang berwujud yang diproduksi . Sebagai penggantinya , barang bias berbentuk layanan pengiriman dana dari rekening tabungan ke rekening koran , proses transplantasi hati atau proses pendidikan mahasiswa . Terlepas apakah dari produk akhir

berupa barang atau jasa , aktivasi produksi yang berlangsung dalam organisasi biasanya disebut sebagai operasi atau manjemen operasi . B. TUJUAN

1. Tujuan Umum Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas manajemen operasil 2. Tujuan Khusus MO adalah salah satu dari tiga fungsi utama sebuah organisasi , dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis yang lainnya. Semua organisasi memasarkan , membiayai dan memproduksi maka sangat penting untuk mengetahui bagaimana aktivitas MO berjalan . Karena itu pula kita mempelajari bagaimana orang mengkoordinasi diri mereka untuk mendapat perusahaan yang produktif Kita mempelajari MO karena ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi . Kita mempelajari produksi untuk memahami apa yang dikerjakan manjemen operasi Kita mempelajari MO karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak mengeluarkan biaya dalam sebuah organisasi .

BAB II PRODUKTIVITAS dan ALAT UKUR PRODUKTIVITAS

A. PRODUKTIVITAS 1.1 Konsep Dasar Sistem Produktivitas Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya dipandang dari sisi produktivitas, maka dipandang dari dua sisi sekaligus yaitu sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan/ atau jasa).

Mali (1978) menyatakan bahwa prouktivitas tidak sama dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas.

Sumanth (1985) memperkenalkan suatu konsep formal yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle) untuk dipergunakan dalam peningkatan produktivitas terus-menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap utama, yaitu: pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas, perencanaan produktivitas, dan peningkatan produktivitas
TAHAP 1 PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

TAHAP 4 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

TAHAP 2 EVALUASI PRODUKTIVITAS

TAHAP 3 PERENCANAAN PRODUKTIVITAS

. Gambar 2.1 Siklus Produktivitas Berdasarkan konsep siklus produktivitas, secara formal program peningkatan produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas dari sistem industri sendiri. Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas actual itu untk

diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produkttivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk mencapai target produktivitas yang telah direncanakan itu, berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivtas terus-menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara kontinu untuk mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam sistem industri

1.2 Ruang Lingkup Perbaikan Produktivitas Program-program produktivitas nampaknya dekat pada tiga bidang. Yang pertama meliputi perubahan-perubahan di dalam struktur organisasi, proses-proses, dan prosedur-prosedur pelaksanaan. 1. Fleksibilitas dalam prosedur pelayanan sipil 2. Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, seperti mengetik, daftar gaji, pembelian 3. Mengumpulkan pendapatan 4. Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi kedalam unit-unit yang sama 5. Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standarstandar kerja untuk memonitor produktiitas 6. Konsolidasi pelayanan-pelayanan 7. Penggunaan model-model keputusan ekonomi-rasional untuk laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan

menjadwalkan dan masalah-masalah konservasi energi lainnya 8. Recycling project

1.3 Faktor-faktor Penyebab Penurunan Produktivitas Pada umumnya terdapat sejumlah faktor-faktor penyebab penurunan produktivitas diantaranya: 1. Ketidakmampuan manajemen dalam mengukur, mengevaluasi dan mengelola produktivitas perusahaan. 2. Motivasi karyawan yang rendah karena system pengakuan dan penghargaan yang diberikan tidak berkaitan dengan produktivitas dan tanggung jawab dari karyawan itu. 3. Pengiriman produk yang sering terlambat karena ketidakmampuan memenuhi jadwal yang ditetapkan, sehingga mengecewakan pelanggan. 4. Peningkatan biaya-biaya untuk proses produksi dan pemasaran. 5. Pemborosan penggunaan sumber-sumber daya material, tenaga kerja, energi, modal, waktu, informasi, dll. 6. Terdapat konflik-konflik dan hambatan-hambatan dalam tim kerja sama yang tidak terpecahkan, sehingga menimbulkan ketidakefektifan dalam kerja sama dan partisifasi total dari karyawan. 7. Ketiadaan sistem pendidikan dan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik-teknik peningkatan kualitas dan produktivitas perusahaan. 8. Kegagalan perusahaan untuk selalu menyesuaikan diri dengan tingkat peningkatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam industri. 9. Dan lain-lain, yang diidentifikasi dan dikembangkan sendiri sesuai dengan masalah penurunan produkivitas dari masing-masing perusahaan. 1.4 Perbedaan antara Produk dan Jasa Jasa biasanya tidak nyata (contoh : pembelian sebuah perjalanan antara dua kota terhadap bangku kosong pesawat) sebagai lawan dari barang yang nyata Jasa biasanya diproduksi dan dikonsumsi secara langsung tidak ada persediaan . Sebagai contoh salon kecantikan memproduksi pemotongan rambut yang langsung dikonsumsi .Kita belum pernah tahu bagaimana cara menyimpan jasa pemotongan rambut .

Jasa bersifat khas . Contohnya perpaduan dalam perlindungan keuangan anda seperti ketentuan aturan nvestasi dan polis asuransi . Jasa memliki interaksi yang tinggi dengan pelanggan Jasa mempunyai definisi produk yang tidak konsisten Jasa sering berdasarkan pada pengertahuan Jasa sering kali tersebar

B . ALAT UKUR PRODUKTIVITAS 2.1 Pengukuran Produktivitas Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi, dan pengukuran ini dapat dilakukan pada berbagai skala unit kegiatan dimulai dari skala yang terkecil sampai skala yang terbesar yaitu: 1. Stasiun kerja 2. Seksi atau unit perusahaan. 3. Industri. 4. Nasional. 5. Internasional.

Masing-masing tingkatan unit membentuk lingkup pengukuran yang masingmasing mempunyai manfaat sendiri. Pendekatan dalam membandingkan tingkat hasil pengukuran produktivitas dapat dibedakan dengan beberapa cara yaitu: 1. Membandingkan unjuk kerja periode yang diukur dngan unjuk kerja periode dasar. 2. Membandingkan unjuk kerja suatu unit organisasi dengan unit organisasi lain. 3. Membandingkan kerja yang sebenarnya dengan target yang telah ditetapkan.

Tiga jenis dasar

yang digunakan dalam pengukuran produktivitas adalah:

Produktivitas parsial, Faktor produktivitas total, dan Produktivitas total

2.2 Kriteria Pengukuran Produktivitas Menurut David bain dalam bukunya the productivity prescription langkah yang pentng dalam meningkatkan produktivitas dalam suatu perusahaan adalah mendesain dan melaksanakan ukuran-ukuran produktivitas yang berarti ada enam criteria yang dapat membantu mendapatkan rasio produktivitas yang berarti yaitu:

1. Keabsahan (validitas) 2. Kelengkapan (conpleteness) 3. Dapat dibandingkan (comparability) 4. Ketermasukan (inclusiveness) 5. Tepat waktu (timeleness) 6. Keefektifan ongkos (cost effectiveness)

2.3 Manfaat Pengukuran Produktivitas Terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisaisi perusahaan, antara lain: 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu. 2. Perencanaan sumber-sumber daya akan mejdai lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka penek maupun jangka panjang 3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberika prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas 4. Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat

produktivitas sekarang. 5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas (productivity gap) yang ada diantara tingkat produktivitas yang direncanakan (produktivitas

ekspektasi) dan tingkat produktivitas yang diukur (produktivitas actual). Dalam hal ini pengukuran produktivitas akan memberikan informasi dalam mengidentifikasi masalah-masalah atau perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga tindakan korektif dapat diambil.

6. Pengukuran produktivitas perusahaan akan mejadi informasi yang bermanfaat dalam membandngkan tingkat produktivitas diantara

organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu. 8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya pengkatan produktivitas terus-menerus (continous productivity improvement). 9. Pengukuran produktivitas terus menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecendrungan

perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu. 10. Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan efektivitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu. 11. Pengukuran produktivitas akan memberikan motivasi kepada orang-orang untuk secara terus-menerus melakukan perbaikan dan juga akan meningkatkan kepuasan kerja. Orang-orang akan lebih memberikan perhatian kepada pengukuran produktivitas apabila dampak dari perbaikan produktivitas itu terlihat jelas dan dirasakan langsung oleh mereka 12. Aktivitas perundingan bisnis (keinginan terus-menerus) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.

2.4 Persyaratan Kondisional Pengukuran Produktivitas Karena hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang sahih (valid). Beberapa kondisi itu adalah:

1. Pengukuran produktivitas

harus

dimulai

pada

permulaan

program

perbaikan

2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada system industri itu 3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses industri itu. 4. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat memunculkan data 5. Pengukuran produktivitas yang menghasilkan informasi-informasi utama seharusnya dicatat tanpa distorsi. 6. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya. 7. Program-program pengukuran dan perbikan produktivitas seharusnya dapat dipecah-pecah.

2.5 Pengukuran Produktivitas Model David J Sumanth Model ini dikembangkan oleh David J Sumanth pada tahun 1979 untuk ruang lingkup perusahaan, baik peusahaan manufaktur maupun jasa dengan

mempertimbangkan seluruh factor masukan dan menghasilkan keluaran, baik keluaran maupun masukan. Keduanya dinyatakan dalam nilai mata uang, karena masing-masing elemen keluaran dan masukan mempunyai satuan yang berbedabeda. Elemen-elemen keluaran dan masukan yang nilainnya pada periode dasar tidak dapat didekati oleh nilaia-nilai elemen-elemen keluaran dan masukan pada periode pengukuran, sehingga nilainya akan dikoreksi dengan menggunakan deflator. Secara umum model produktivitas total dirumuskan sebagai berikut: Produktivitas total =
TotalKeluaran TotalMasukan

...(2.1)

Sedangkan untuk nilai-nilai keluaran dan masukan menurut model David J Sumanth adalah sebagai berikut: 1. Total nilai keluaran meliputi: Nilai unit produk jadi Nilai unit produk jadi Deviden

Bunga Pendapatan lainnya

2.

Total nilai masukan meliputi: Nilai tenaga kerja Nilai Bahan Nilai Modal Nilai Energi Ongkos-Ongkos lainnya

BAB III KESIMPULAN


A. KESIMPULAN Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Misalnya saja, produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masuk atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa: produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang-barang. Pengukuran produktivitas merupakan suatu alat manajemen yang penting disemua tingkatan ekonomi, dan pengukuran ini dapat dilakukan pada berbagai skala unit kegiatan dimulai dari skala yang terkecil sampai skala yang terbesar

B. SARAN Manager Operasi pada saat ini harus mempunyai pandangan global dalam strategic operasi . Selain itu juga dengan dipaparkannya fungsi manajemen operasional kita seharusnya dapat mengembangkan misi dan strategic yang digunakan dalam berusaha . Hal ini dikarenakan bila kita memiliki misi , kita mengerti arah ke mana tujuannya , dan strategi mengeetahui cara untuk bias mencapai misi tersebut .

DAFTAR PUSTAKA Render and Heizer .2006. Operations Management.ed.Prentice Hall Wikipedia : www. Wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai