Anda di halaman 1dari 2

Problematika umat Assalamualaikum wr.wb... Apa kabar Saudara-Saudaraku sekalian? Semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Kali ini kita akan membahas sedikit mengenai problematika umat. Semoga bermanfaat. Sebelum beranjak ke problematika umat, kita perlu mengetahui apa itu umat. Umat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "umat" diartikan sebagai (1) para penganut atau pengikut suatu agama ; (2) makhluk manusia. Kata ummat terambil dari kata [tulisan arab] (amma-yaummu) Yang berarti menuju, menumpu, dan meneladani. Dari akar yang sama, lahir antara lain kata um yang berarti "ibu" dan imam yang maknanya "pemimpin"; karena keduanya menjadi teladan, tumpuan pandangan, dan harapan anggota masyarakat. Di Indonesia, terdapat berbagai macam umat. Salah satunya adalah umat muslim. Namun, walaupun ada berbagai macam umat yang memiliki tradisi dan kepercayaan yang berbedabeda, kita harus tetap menghargai perbedaan itu dan jangan sampai perbedaan tersebut menimbulkan perpecahan. Namun, dalam kehidupan berumat, tidaklah selalu berjalan mulus dan baik-baik saja. Suatu ketika pasti terjadi masalah atau problematika yang datang dan harusnya kita pecahkan bersama dengan sebaik-baiknya. Sekarang kita akan membicarakan mengenai problematika umat Islam yang ada di Indonesia. Problematika yang pertama adalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan dampak yang sangat besar bagi umat muslim. Anak-anak tidak memungkinkan untuk mencapai pendidikan yang tinggi akibat terbatasnya biaya dan hal ini menyebabkan rendahnya daya saing dengan golongan lain. Selain itu, karena masalah perekonomian, dapat juga menyebabkan hambatan dalam melaksanakan ibadah. Contohnya, tidak adanya sarana yang memenuhi syari, terlalu sibuk mencari nafkah sehingga melalaikan shalat, dan sebagainya. Selain itu, kemiskinan bisa juga mengancam orang menjadi murtad karena diberi iming-iming imbalan atau hadiah. Problematika yang kedua adalah erosi mortalitas. Kerusakan moral adalah alah satu problematika umat yang cukup meresahkan. Banyaknya terjadi kemaksiatan dan kejahatan moral lainnya kini mengancam umat. Bahkan kejahatan itu telah merebak di semua kalangan penduduk, dari berbagai usia hingga berbagai golongan sosial. Problematika ketiga adalah egisme kelompok. Banyak ormas-ormas keagamaan yang mencermikan umat Islam di Indonesia seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis, Al-Jamiyatul Washliyah, Mathlaul Anwar, Syarikat Islam, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, dan lain-lain. Sebenarnya, banyaknya ormas-ormas tersebut bukanlah menjadi masalah apabila dengan keberagaman itu kita mampu bersatu untuk mewujudkan Islam di

Indonesia dengn sebaik-baiknya. Namun, terkadang keberagaman itu menimbulkan perpecahan antar umat Islam itu sendiri. Selain itu, Fenomena di bidang politik lebih runyam lagi. Terbukti dari mudahnya parpol-parpol Islam atau parpol yang berbasis umat Islam terpecah-pecah, sehingga potensi politik Islam makin lemah. Untuk itu, kita butuh pemimpin Islam yang berwawasan luas, disegani, dan berwibawa yang mampu mengayomi bangsa Indonesia. Problematika yang keempat adalah dimana umat Islam berada dalam tarikan paham liberalisme, fundamentalisme, dan transnasionalisme. Paham liberalisme yang dimaksud adalah dimana orisinalitas ajaran Islam yang sebenarnya sudah mulai terkikis karena tingginya rasionalitas manusia dalam memahami makna Al-Quran. Sedangkan paham fundamentalisme yang dimaksud disini adalah pemahaman terhadap agama yang tekstual, radikal dan militan sehingga anggapan mengenai penggunaan kekerasan dalam menegakkan Islam pun dibenarkan. Hal tersebut pada akhirnya menimbulkan konflik sosial. Padahal Islam adalah agama yang damai dan bukan agama keras. Ajaran Islam itu tegas bukan keras. Dan paham transnasionalisme adalah paham dimana ada keinginan untuk mewujudkan kewilayahan melebihi batas-batas negara yang telah ditentukan. Untuk mengatasi berbagai problematika di atas, kita perlu memperbaiki beberapa hal. Yang pertama, tumbuhkan kesadaran kita tentang menjadi umat muslim yang baik dan berkualitas. Tumbuhkan rasa cinta sesama umat dengan menyalurkan sebagian harta untuk kepentingan pendidikan dan membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mengatasi masalah ketertinggalan dengan umat lain. Kita juga harus menyadari bahwa perbedaan di antara umat Islam itu sendiri bukan untuk dijadikan alat pemecah melainkan alat pemersatu untuk menegakkan Islam secara baik dan benar. Jadi, banggalah menjadi muslim. Jadilah muslim yang berkualitas!! Wassalamualaikum wr.wb.

http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=beritacetak.detailberitacetak&id_b eritacetak=34039

Anda mungkin juga menyukai