Anda di halaman 1dari 6

7 Syarat Membuat CV atau Resume yang "Menjual"

Posted on May 3, 2008

Kalau dari kacamata seorang headhunter, sebetulnya CV atau resume yang baik ituyang bagaimana sih? Well, menjawab pertanyaan seperti ini sebetulnya susah-susah gampang. Kadang saya sendiri sebagai seorang headhunter yang pekerjaan sehari-harinya memelototi puluhan CV atau resume juga tidak tahu pasti sebetulnya CV atau resume yang baikitu yang seperti apa. Tapi kalau menurut pendapat saya pribadi, alih-alih berusaha membuat CV atau resume yang baik, bagaimana kalau teman-teman memfokuskan diri untuk membuatCV atau resume yang menjual? Jadi sebetulnya apa yang dimaksud CV atau resume yang menjual itu? Secara sederhana ya bisa diartikan sebagai CV atau resume yang dengan sukses menjual kemampuan dan kompetensi yang dimiliki teman-teman, sehingga meyakinkan orang yang membacanya (terutama dari pihak perusahaan atauheadhunter) kalau temanteman memang orang paling tepat yang mereka cari. Sebetulnya membuat CV atau resume yang menjual itu tidak memerlukan ketrampilan khusus, jadi saya coba sharing dari pengalaman saya selama ini mengenai beberapa syarat yang hampir selalu dijumpai pada CV atau resume yangmemiliki karakteristik dalam menjual kemampuan dan kompetensi pemiliknya. 1. Rapi dan Mudah Dibaca Ini syarat utama dari sebuah CV atau resume yang menjual, karena terus terang tidak ada yang lebih mengesalkan daripada membaca CV atau resume yangberantakan layoutnya. Meskipun teman-teman memiliki kemampuan dan kompetensi yang sangat baik, tapi semua itu jadi percuma kalau orang yang membaca CV atau resume teman-teman mendadak jadi sakit mata ketika melihat huruf dengan ukuran abnormal, spasi yang terlalu rapat, ejaan bahasa Inggris yang salah atau margin kiri yang maju-mundur alias tidak konsisten. 2. Memberikan Informasi Lengkap

CV atau resume yang menjual selalu memberikan informasi lengkap kepada orang yang membacanya. Mulai dari data pribadi, latar belakang pendidikan, riwayat pengalaman kerja, pelatihan yang pernah diikuti, sertifikasi (relevan) yang dimiliki dankegiatan ekstra kurikuler yang aktif diikuti. 3. Disajikan Secara Ringkas Ini mungkin sedikit berlawanan dengan syarat nomor 2 diatas, tapi sebetulnya tidak. Maksud saya begini, CV atau resume yang menjual itu memang harus menyajikan informasi secara lengkap, tapi bukan berarti CV atau resume teman-teman panjangnya harus sampai 19 halaman (ini kisah nyata sampai hari ini rekor CVterpanjang yang pernah saya baca panjangnya 19 halaman). Bila bisa menyajikan informasi penting secara lengkap dalam beberapa lembar halaman tentunya akan sangat membantu, karena waktu yang dibutuhkan untuk membacanya juga jadi jauh lebih singkat. Aturan sederhananya: jangan pernah membuat CV atau resume lebih dari 3 halaman! 4. Konsistensi Karir Sudah menjadi rahasia umum kalau satu hal ini adalah salah satu kunci penting yangmenentukan untuk dihubungi oleh pihak perusahaan atau headhunter menuju tahapan rekrutmen berikutnya. Contohnya begini, bila ada seorang engineer di sebuah perusahaan yang sejak awal karirnya memutuskan untuk menjadi spesialis dalam HSE (Health & Safety Environment) dan kemudian 7 tahun berikutnya ternyata dia masih menekuni spesialisasi yang sama, besar kemungkinan dia akan lebih diutamakan untuk direkrut daripada engineer lain dengan latar belakang HSE juga pada tahun-tahun awal, tapi kemudian beralih jalur ke bidang lain di tahun-tahun berikutnya. Kenapa demikian? Karena secara jujur saya katakan, pihak perusahaan danheadhunter paling menyukai para spesialis seperti ini untuk mengisi setiap posisiyang lowong. 5. Karir Progresif Ketika teman-teman sudah menjadi spesialis di satu bidang, keputusan untuk menuju tahap rekrutmen berikut biasanya akan lebih mudah diambil oleh pihak perusahaan atau headhunter kalau teman-teman juga menjalani karir yang progresif. Mengambil contoh diatas, bisa jadi engineer dengan spesialisasi HSE tersebut mengawali karirnya dari Field Officer, kemudian naik menjadi Team Coordinator, danseterusnya sampai menduduki level-level jabatan diatasnya.

Kenapa karir progresif ini menjadi penting? Karena disinilah indikator paling nyata apakah teman-teman mampu memberikan performa kerja terbaik dalam spesialisasi yang dipilih yang berarti pula mendapat ganjaran berupa promosi jabatan kalau memang berprestasi. 6. Achievement Jangan pernah ragu untuk mencantumkan achievement atau pencapaian prestasi yang diukir dalam tiap jabatan atau posisi yang ditempati sebelumnya. Inilah kesempatan terbaik untuk menjual bukti kemampuan dan kompetensi yangsesungguhnya kepada pihak perusahaan atau headhunter. 7. Custom Made Ini adalah rahasia yang paling jarang diketahui oleh banyak orang yang menyusun CVatau resume. Yang dimaksud custom made disini adalah mengubah dan menyesuaikan CV atau resume agar sedapat mungkin menunjukkan kepada pihak perusahaan atauheadhunter bahwa kemampuan dan kompetensi yang dimiliki teman-teman memang menyamai atau minimal mendekati job requirements yang dicari. Sederhananya begini, kalau teman-teman melihat sebuah iklan lowongan kerja, disitu pasti disebutkan job requirements yang dibutuhkan. Nah, usahakan ubah dansesuaikan CV atau resume teman-teman untuk menonjolkan kesan bahwa kemampuan dan kompetensi yang dimiliki memang memenuhi atau paling tidak mendekati job requirements tersebut. Sangat disayangkan, masih sering sekali saya membaca CV atau resume yang terkesan generik karena sama sekali tidak menonjolkan kemampuan dankompetensi yang dipersyaratkan oleh job requirements. Kalau sudah begini, rasanya kecil pula kemungkinan CV atau resume teman-teman akan mendapatkan respon seperti yang diharapkan. Kesimpulan: Ada baiknya untuk mulai memikirkan satu hal ini: Kalau teman-teman sangat ingin bisa melewati tahapan pertama dari sebuah rekrutmen, tidak ada yang bisa dilakukan selain berusaha sebaik mungkin membuat CV atau resume yang menjualdan mampu meyakinkan pihak perusahaan atau headhuntermengenai kemampuan dan kompetensi yang dimiliki Semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman yang memerlukannya.

Technical Competencies dalam CV


Posted on November 23, 2009

Untuk anda yang memiliki latar belakang profesi di bidang teknik atau profesi lain yang memerlukan specific skills, kadang sering timbul pertanyaan, Seberapa penting sebetulnya mencantumkan technical competencies dalam CV? Pertanyaan ini sering timbul karena bila mencantumkan technical competenciesdalam CV, dikuatirkan CV akan menjadi terlalu panjang. Sebaliknya bila tidak mencantumkan, dikuatirkan CV kita akan langsung disingkirkan dari shortlist kandidat potensial. Menjawab pertanyaan seperti ini, kita harus menilik kembali ke proses sortir CV yang umum dilakukan oleh berbagai perusahaan di Indonesia maupun negara-negara lainnya untuk setiap lowongan pekerjaan yang mereka miliki. Yang harus diketahui sejak awal, ingatlah bahwa sangat jarang terjadi CV yang anda kirimkan akan langsung dibaca oleh user atau calon atasan anda, yang notabene memiliki latar belakang teknik atau memiliki pemahaman mengenai specific skillsyang dibutuhkan. CV yang anda kirimkan (baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy) pada umumnya akan diterima oleh staf di HR Department yang bertugas untuk menyortir ratusan atau bahkan ribuan CV yang masuk. Ini jelas menjadi sebuah tantangan tersendiri. Mengapa? Karena bisa disimpulkan secara sederhana bahwa staf di HR Department tersebut tentunya tidak memiliki pemahaman mendalam mengenai technical competencies yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Saya tidak ingin dituduh menyamaratakan bahwa semua staf di HR Department pasti seperti itu, tapi kenyataan yang sering saya temui memang demikian adanya. Dengan pemahaman yang terbatas, apa yang bisa mereka jadikan sebagai rujukan untuk menyortir CV kandidat? Tentunya mereka akan kembali merujuk ke job requirements yang biasanya sudah tercantum di setiap iklan lowongan pekerjaan untuk menentukan apakah kandidat ini perlu di-shortlist atau disingkirkan. Itulah sebabnya saya tidak pernah bosan mengingatkan untuk selalu sungguh-sungguh mempelajari setiap iklan lowongan pekerjaan secara cermat dan menyesuaikan apa yang akan anda cantumkan didalam CV berdasarkan apa yang tercantum dalam job requirements di iklan lowongan pekerjaan tersebut. Sekedar berbagi cerita, beberapa waktu yang lalu saya pernah dimintai bantuan oleh seorang teman untuk me-review CV yang dibuatnya untuk melamar ke satu perusahaan multinasional berdasarkan iklan yang termuat di harian KOMPAS.

Secara artistik, saya tidak ragu untuk memberi nilai 10 untuk CV yang dibuatnya. Kombinasi font dan komposisi layout sungguh eye-catching. Tapi dengan sangat menyesal saya berikan nilai 3 untuk efektifitasnya, karena dari 5 halaman yang dibuatnya, saya belum bisa menemukan sebetulnya apa yang membuatnya bisa dimasukkan kedalam shortlist kandidat setelah membaca 2 halaman pertama. Setelah saya tunjukkan bagaimana mengubah CV-nya agar tidak hanya menarik tapi juga efektif, 5 halaman tersebut kemudian dapat dipersingkat menjadi 2 halaman saja. Saya menghilangkan semua bullshit (istilah yang saya pakai untuk semua informasi yang tidak relevan dan tidak perlu tercantum didalam CV) dan memberikan penekanan pada technical competencies yang dimilikinya, yang kebetulan sesuai dengan job requirements yang tercantum dalam iklan. So far so good, hanya tiga hari setelah mengirimkan CV yang sudah dimodifikasi, teman saya mendapat panggilan interview dan saat ini bahkan sudah memasuki tahap ketiga dalam proses rekrutmen di perusahaan multinasional tersebut. Masalah dirinya diterima atau tidak pada akhirnya, itu sudah sedikit diluar kekuasaan, tapi paling tidak saya berhasil kembali membuktikan pendapat (ngotot) saya yang menyatakan kalau CV itu hanya berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan panggilan interview. Tidak kurang tidak lebih. Setelah itu tentunya tergantung pada kemampuan anda sendiri untuk meyakinkan apakah anda memang orang yang tepat untuk menempati posisi tersebut. Jadi kalau kita kembalikan pembicaraan ini ke topik semula, apakah perlu mencantumkan technical competencies dalam CV? Saya tidak ragu untuk mengatakan YA sangat perlu! Asalkan jangan lupa untuk mencantumkan hanyatechnical competencies yang relevan sesuai dengan apa yang dicari. CV bukan tempat yang tepat untuk mencantumkan omong kosong yang tidak perlu.No bullshit, straight to the point, get down to business and youll get that interview invitation call very soon.

Anda mungkin juga menyukai