Sumber:
• Modul Pendidikan Profesi Guru. Modul 6: Keterampilan Dasar Tindakan
Keperawatan. Penulis: Edi Purwanto (2019)
A. Kompetensi
C. Uraian Materi
Tanda – tanda vital adalah sebuah keadaan atau tanda objektif dari manusia
yang menggambarkan kondisi diri seseorang yang terdiri dari nadi per menit,
tekanan darah, frekuensi pernapasan per menit, dan suhu tubuh (Patricia,
2005).
Alat dan bahan yang dipakai dalam pengukuran tanda-tanda vital
Para peserta didik sekalian beberapa alat yang harus kita siapkan
dalam melakukan pemeriksaan tanda – tanda vital adalah sebagai berikut:
a. Alat dan bahan untuk pemeriksaan tekanan darah:
1) Stetoskop
2) Spigmomanometer atau tensimeter.
Keperawatan | 205
b. Alat dan bahan untuk pemeriksaan denyut nadi. Alat yang digunakan
untuk pemeriksaan nadi adalah jam tangan atau stopwatch.
c. Alat dan bahan untuk pemeriksaan pernafasan. Jam tangan atau
stopwatch dan Stetoskop
d. Alat dan bahan untuk pemeriksaan suhu
1) Termometer
2) Tissue
3) kassa
206 | Keperawatan
14. Lembar dokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkandiri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada Klien
4. Informed concent
3 PersiapanKlien:
Atur posisi Klien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan pemeriksaan.
4 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
Pelaksanaan Tindakan
A. Pemeriksaan Suhu
a) Pengukuran Temperatur Axila
4 MengucapkanBasmallah
5 Perawat mencuci tangan
6 Meletakkan alat di dekat klien
7 Memakaihandscoenbersih
8 Meminta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
9 Gulung lengan baju klien atau buka baju atas sampai axila terlihat
10 Keringkan daerah axila menggunakan kassa
11 Pastikan thermometer siap (jika menggunakan thermometer raksa suhu
awal <35°C)
12 Pasang thermometer pada daerah tengah axila, minta klien untuk
menurunkan lengan atas dan meletakkan lengan bawah diatas dada
Keperawatan | 207
13 menelaskan pada klien bahwa pengukuran akan berlangsung selama 5
menit atau sampai alarm berbunyi pada thermometer elektrik
14 Ambil thermometer dan baca hasilnya
15 Bersihkan termometer dengan kapas alkohol atau dengan menggunakan
sabun-savlon-air bersih lalu keringkan dengan kasa
16 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi
hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai.
17 Perawat melepas handscoen dan mencuci tangan
18 MencatatHasilPemeriksaan di status KliendanmerapikanbajuKlien
19 Evaluasi :
1) Klien Bersih, rapi dan nyaman
2) Tempat tidur rapi
Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah Klien
Hipotermia, Normal, Pireksia/febris atau Hipertermia.
b) Pengukuran Temperatur Oral
20 Mengucapkan Basmallah
21 Perawat mencuci tangan
22 Meletakkan alat di dekat klien
23 Memakai handscoen bersih
24 Meminta klien untuk duduk atau berbaring, pastikan klien merasa nyaman
25 Siapkan thermometer atau turn on pada thermometer elektrik
208 | Keperawatan
26 Tempatkan ujung thermometer dibawah lidah klien pada sublingual
Keperawatan | 209
39 Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
40 Bantu klien berbaring kearah lateral sinistra atau dekstra dengan kaki fleksi
Pada bayi periksa keadaan anus klien
210 | Keperawatan
57 Siapkan thermometer tympani, jika klien menggunakan alat bantu dengar,
keluarkan dengan hati-hati dan tunggu hingga 1-2 menit
58 Bersihkan telinga dengan kapas
59 Buka bagian luar telinga, dengan perlahan-lahan masukkan thermometer
sampai liang telinga.
60 Tekan tombol untuk mengaktifkan thermometer
61 Pertahankan posisi thermometer selama pengukuran sampai muncul
suara atau timbul tanda cahaya pada thermometer
Keperawatan | 211
74 Letakkan sisi lensa thermometer pada bagian tengah dahi klien antara alis
dan batas rambut
75 Tekan dan tahan tombol SCAN, geser perlahan menyamping dari dahi
hingga bagian atas telinga (terdengar bunyi ‘BIP’ dan lampu merah akan
menyala)
212 | Keperawatan
dada untuk menghitung gerakan pernapasan selama minimal 1 menit
88 Dokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas
reguler/ireguler, dan tarikan otot bantu pernafasan)
89 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi
hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai.
90 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
91 MenDokumentasikan hasil pemeriksaan (frekuensi nafas, irama nafas
reguler/ireguler, dan tarikan otot bantu pernafasan)di status Klien. Rapikan
baju Klien
92 Evaluasi :
1) Klien Bersih, rapi dan nyaman
2) Tempat tidur rapi
3) Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah
Klien Takipnea atau Bradipnea
C. Pemeriksaan nadi
93 Mengucapkan Basmallah
94 Perawat mencuci tangan
95 Memakai handscoen bersih
96 menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
97 Bantu Klien untuk duduk atau berbaring, pastikan Klien merasa nyaman.
98 Gunakan ujung dua atau tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis )
untuk meraba salah satu dari 9 arteri.
99 Tekan arteri radialis untuk merasakan denyutan
Keperawatan | 213
detik
102 Hitung frekuensi nadi selama 1 menit penuh apabila ditemukan kondisi
abnormal
103 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi
hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai.
104 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
105 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status Klien. Rapikan baju Klien
106 Evaluasi :
1) Klien Bersih, rapi dan nyaman
2) Tempat tidur rapi
3) Perawat mampu menyimpulkan hasil dari pemeriksaan apakah
Klien Lokasi pemeriksaan denyut nadi dan Skala ukuran
kekuatan/kualitas nadi
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
107 Mengucapkan Basmallah*
108 Perawat mencuci tangan*
109 Meletakkan alat di dekat klien
110 Memakai handscoen bersih*
111 Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan pada klien
112 Pilih manset tensimeter/sphygmomanometer sesuai dengan ukuran lengan
Klien
113 Tempatkan Klien dalam posisi nyaman (duduk/berbaring) dengan lengan
rileks, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
114 Palpasi arteri brachialis.
115 Pasang manset melingkari lengan atas dimana arteri brachialis teraba,
secara rapi dan tidak terlalu ketat (2,5 cm di atas siku) dan sejajar jantung
116 Raba nadi radialis atau brachialis dengan satu tangan.
117 Tutup bulb screw tensimeter
118 Pasang bagian diafragma stetoskop pada perabaan pulsasi arteri
brachialis
119 Pompa tensimeter/sphygmomanometer dengan cepat sampai 30mmHg di
atas hilangnya pulsasi
214 | Keperawatan
120 Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi arteri teraba
121 Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan perlahan-lahan
3mmHg/detik dan melaporkan saat mendengar bising ‘dug’ pertama
(tekanan sistolik)
122 Turunan tekanan manset sampai suara bising ‘dug’ yang terakhir (tekanan
diastolik)
123 Rapikan alat-alat yang telah digunakan
124 Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Klien
125 Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian Menyampaikan informasi
hasil pemeriksaan kepada Klien/keluarga dan mengkomunikasikan
tindakan sudah selesai.
126 Perawat melepaskan handscoen dan mencuci tangan
127 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan di status klien. Rapikan baju klien
128 Evaluasi :
1) Klien Bersih, rapi dan nyaman
2) Tempat tidur rapi
3) Perawat mampu menentukan sistolik dan diastolik
4) Perawat mampu mengkategori tekanan darah Klien
Pengertian
● Injeksi insulin adalah penyuntikan hormon insulin ke dalam jaringan subkutan.
Injeksi hormon insulin ini sebagai pengganti insulin endogen yang secara
normal diproduksi oleh kelenjar pankreas. Hormon insulin berfungsi untuk
memobilisasi glukosa dari darah menuju organ untuk dijadikan energi.
● Terdapat dua macam terapi insulin sebagai pilihan dan pertimbangan
sebagai terapi untuk pengelolaan kontrol glikemik yakni, terapi insulin basal
dan bolus, pada umumnya dikombinasi dengan koreksi insulin scale. Basal
insulin terdiri dari insulin kerja menengah (intermediate) dan kerja panjang
(long-acting) yang diberikan satu kali atau dua kali sehari, sedangkan insulin
bolus atau prandial terdiri dari insulin kerja singkat (short-acting) dan kerja
cepat (rapid-acting) yang diberikan sesuai dengan waktu makan. Insulin
koreksi adalah pemberian dosis insulin kerja singkat (short-acting) atau kerja
Keperawatan | 215
cepat (rapid-acting) tambahan bersamaan dengan dosis insulin bolus yang
sudah lazim diberikan jika kadar glukosa darah klien masih di atas target
glikemik (Guillermo E. Umpierrez et al., 2012).
Tabel 4. farmakokinetik
216 | Keperawatan
● Tempat injeksi insulin dapat dilakukan di area seperti gambar di bawah ini
Sumber: http://www.diabetesforecast.org/2016/sep-oct/injection-site-rotation.html
Tujuan Praktikum
1. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau per kelompok (CP.P-7)
2. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga dan kelompok baik sehat,
sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial
tandard dan spiritual yang menjamin keselamatan pasien (Patient safety),
sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah
tersedia (CP.KK-1)
3. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan askep sesuai
dengan standar askep (CP.KK-4)
4. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah,
merencanakan, mendokumentasikan dan menyajikan informasi asuhan
keperawatan (CP.KK-5)
5. Mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup
sehat dan menurunkan angka kesakitan (CP.KK-7)
Prosedur
Persiapan alat :
1. Bak instrumen
2. Kapas alkohol
3. Insulin pen
4. Jarum pen insulin
Keperawatan | 217
Persiapan Perawat:
1. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan informed
consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
Persiapan Pasien:
Atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan tindakan
Persiapan Lingkungan:
1. Jaga privasi pasien, tutup sketsel, ciptakan lingkungan yang tenang
2. Bawa alat ke dekat pasien
Pelaksanaan Tindakan
Awali tindakan dengan mengucapkan Basmallah (bismillahirrahmnirrahim)
A. Tahap prainteraksi:
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada;
2. Mencuci tangan;
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar.
B. Tahap orientasi:
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik;
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien;
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan.
C. Tahap kerja:
1. Menjaga privasi pasien;
2. Lepaskan tutup pena.
3. Masukkan kartrid insulin ke dalam pena, mengikuti petunjuk pabriknya.
4. Bersihkan ujung pen insulin dengan alkohol.
5. Balikkan pena 20 kali untuk mencampur jika menggunakan suspensi
insulin.
6. Lepaskan tab pelindung dari jarum.
7. Pasang jarum ke reservoir dari pen insulin
8. Lepaskan tutup jarum luar dan dalam.
9. Tahan pena tegak lurus dan tekan untuk mendorong gelembung udara ke
atas.
10. Putar pengatur dosis ke 2 unit untuk melakukan "tembakan udara" untuk
menghilangkan gelembung.
218 | Keperawatan
11. Tahan pena tegak lurus dan tekan plunger dengan kuat. Perhatikan setetes
insulin di ujung jarum.
12. Periksa reservoir obat untuk memastikan cukup insulin yang tersedia untuk
dosis.
13. Periksa apakah pengaturan dosis berada di "0," lalu putar dosis unit insulin
sesuai dengan dosis yang ditentukan
14. Pakai sarung tangan.
15. Bersihkan tempat suntikan dan lakukan injeksi subkutan, tahan pena
seperti anak panah. Tekan tombol pen insulin
16. Jaga agar tombol tertekan dan berhitung sampai 6 sebelum mengeluarkan
dari kulit.
17. Lepaskan jarum dari pen insulin dan buang dalam wadah benda tajam.
18. Lepaskan sarung tangan dan tambahan APD, jika digunakan
Evaluasi Tindakan
1. Mengevaluasi hasil tindakan; apakah ada tanda-tanda alergi
2. Berpamitan dengan pasien;
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula;
4. Mencuci tangan;
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan (Jenis cairan,
jumlah/tetesan, tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran
jarum).
Dokumentasi Tindakan
1. Pada hari ini ... (tgl/jam) telah dilakukan tindakan spooling kateter/ irigasi
bladder pada pasien (Tn/Ny), usia.....No. RM...... oleh perawat (nama terang
& tanda tangan)
2. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama tindakan
dan kondisi setelah tindakan
3. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
Keperawatan | 219
8.3 Pemasangan Kateter Urin
Pengertian
Pemasangan kateter urine adalah melakukan insersi kateter
Folley/Nelaton melalui uretra ke muara kandung kemih untuk mengeluarkan urine.
Indikasi
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien dengan tindakan operasi besar
3. Pasien dengan retensio urine
4. Pasien dengan inkontenesia urine
5. Pasien dengan cidera medula spinalis
Tujuan Praktikum
1. Menyebutkan tujuan dari pemasangan kateter urine dengan tepat
2. Menyebutkan indikasi pemasangan keteter urine dengan tepat
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan dalam pemasangan kateter urine
4. Mendemonstrasikan pemasangan kateter urine dengan benar
5. Prosedur ini bertujuan untuk memulihkan/ mengatasi retensi urine akut atau
kronis, pengaliran urine untuk persiapan operasi atau pasca operasi, dan
menentukan jumlah urine sisa sesudah miksi.
Persiapan alat :
a. Alat Steril :
1. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien
2. Kakapas savlon steril dalam tempatnya
3. Kasa steril (bila perlu)
220 | Keperawatan
4. Korentang steril
5. Duk steril
6. Sarung tangan steril (2 pasang)
Persiapan Perawat:
a. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
b. Perkenalkan diri
c. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan
informed consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
Persiapan Pasien:
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan tindakan
Persiapan Lingkungan:
a. Jaga privasi pasien, tutup sketsel, ciptakan lingkungan yang tenang
b. Bawa alat ke dekat pasien
Pelaksanaan Tindakan
Awali tindakan dengan mengucapkan Basmallah (bismillahirrahmnirrahim)
Pada Klien Laki-laki
1. Bantu / meminta pasien untuk membuka area sekitar genitalia eksterna yang
akan dilakukan pemeriksaan. Gunakan selimut untuk menutupi area di atas
simpisis pubis
Keperawatan | 221
2. Mengatur posisi klien supine dan kedua kaki dilebarkan Memasang perlak
dan alas
3. Siapkan Jelly pada kasa teril yang di letakkan di bak instrumen
222 | Keperawatan
15. Jika agak sulit memasukan kateter tarik penis sedikit kebawah kemudian
masukan kateter kembali
16. Menampung urine pada botol steril untuk pemeriksaan dan menampung
sisanya pada tempat yang telah disediakan (jika diperlukan)
17. Jika urine sudah keluar, masukkan kateter ke dalam kurang lebih 2,5 cm
18. Lakukan fiksasi kateter atau penggembungan balon kateter dengan mengisi
balon kateter menggunakan spuit berisi air steril/NaCI steril sebanyak yang
ditentukan oleh pabrik kateter.
Keperawatan | 223
Pada klien perempuan
1. Bantu / meminta pasien untuk membuka area sekitar genitalia eksterna yang
akan dilakukan pemeriksaan. Gunakan selimut untuk menutupi area di atas
simpisis pubis
2. Mengatur posisi klien posisi dorsal recumbent
224 | Keperawatan
13. Keringkan area genitalia eksterna dengan kassa steril perlahan-lahan hingga
savlon hilang
14. Mengganti sarung tangan steril
15. Ambil duk bolong di bak instrumen dan Meletakkan duk bolong steril di sekitar
perineal
16. Ambil kateter dengan tangan dan tetap menjaga kesterilan kateter
17. Mengolesi kateter dengan jeli pelumas yang sudah disiapkan
18. Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri dan memasukkan kateter
ke dalam uretra perlahan-lahan dan menganjurkan pasien untuk menarik
nafas panjang
19. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok atau botol steril jika diperlukan
untuk pemeriksaan laboratorium
Keperawatan | 225
22. Kemudian ambil duk bolong
23. Menyambungkan kateter dengan urobag atau penampung urine
24. Memfiksasi kateter dengan plester pada paha
25. Rapikan alat-alat yang telah digunakan
26. Rapikan dan berikan posisi yang nyaman pada Pasien
27. Akhiri tindakan dengan membaca Hamdallah (Alhamdulillahirabbil’alamin)
28. Sampaikan informasi hasil tindakan kepada Pasien/keluarga dan
komunikasikan bahwa tindakan telah selesai.
29. Lepaskan sarung tangan kemudian cuci tangan
30. Dokumentasikan tindakan di status Pasien
Evaluasi Tindakan
1. Klien Bersih, rapi dan nyaman
2. Tempat tidur rapi
3. Pemasangan kateter urinenya tepat
Dokumentasi Tindakan
Pada hari ini ... (tgl/jam) telah dilakukan tindakan pemasangan kateter pada
pasien (Tn/Ny), usia.....no. RM...... oleh perawat (nama terang & tanda tangan)
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama tindakan
dan kondisi setelah tindakan
2. Catat dengan jelas, mudah dibaca, ditandatangani disertai nama jelas
226 | Keperawatan
8.4 Perawatan Luka Gangren
Pengertian
● Perawatan luka gangren adalah membersihkan luka kronis, mengangkat
jaringan yang mati dan mengaplikasikan dressing yang tepat untuk mencegah
atau mengatasi infeksi dengan teknik aseptik.
● Berdasarkan proses penyembuhan,
dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
1. Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena
suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka
berlangsung dari bagian internal ke ekseternal.
2. Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan
berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka
dan sekitarnya.
3. Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan
infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
● Berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi akut dan kronis.
Luka dikatakan akut jika penyembuhan terjadi dalam 2-3 minggu. Sedangkan
luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak ada tanda-tanda sembuh dalam
jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan luka akut jika
proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan proses penyembuhan
normal, tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika penyembuhan terlambat
(delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
● Proses Penyembuhan Luka
Luka akan sembuh sesuai tahapan spesifik yang dapat terjadi tumpang tindih.
Fase penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
A. Fase inlfamasi:
a. Hari ke-0 sampai 5.
b. Respons segera setelah terjadi injuri berupa pembekuan darah untuk
mencegah kehilangan darah.
c. Karakteristik: tumor, rubor, dolor, color, functio laesa.
Keperawatan | 227
d. Fase awal terjadi hemostasis.
e. Fase akhir terjadi fagositosis.
f. Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi.
228 | Keperawatan
C. Fase maturasi atau remodelling
a. Berlangsung dari beberapa minggu sampai 2 tahun.
b. Terbentuk kolagen baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength).
c. Terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan
jaringan sebelumnya.
d. Pengurangan bertahap aktivitas seluler and vaskulerisasi jaringan
yang mengalami perbaikan.
Keperawatan | 229
● Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
a) Status imunologi atau kekebalan tubuh
b) Kadar gula darah
c) Rehidrasi dan pencucian luka
d) Nutrisi
e) Kadar albumin darah
f) Suplai oksigen dan vaskulerisasi:
g) Nyeri
h) Kortikosteroid
230 | Keperawatan
Management Association) pada tahun 2004 yakni, T (tissue
management/pengelolaan jaringan pada luka), I (inflammation and infection
control/mengontrol inflamasi dan infeksi pada luka), M (Moisture
balance/mempertahankan kelembaban luka) dan E (Epithelial or Edge
advancement/ terdapat perkembangan dan penyatuan pada tepi luka atau epitel).
Metode T.I.M.E memiliki berbagai tujuan yang dapat dirincikan satu persatu.
Tissue management bertujuan untuk (1) mengangkat jaringan mati antara lain
dapat menggunakan metode kimia/kimia debridemen (sodium hypochlorite atau
enzimatik seperti, enzim papain, bromelain), mekanik debridemen (kasa, pinset
atau wet-dry dressing), autolysis (mempertahankan kelembaban pada luka) dan
surgical debridemen (pembedahan di ruang operasi), (2) membersihkan dari
benda asing, (3) mempersiapkan luka dengan dasar luka kuning atau hitam
menjadi merah. Inflammation and infection control bertujuan untuk mengontrol
inflamasi, mencegah dan mengurangi pertumbuhan mikro-organisme pathogen,
mencegah dan mengatasi infeksi pada luka. Moisture balance bertujuan untuk
mempertahankan keseimbangan kelembaban, melindungi luka dari injuri atau
trauma pada saat penggantian dressing, melindungi area sekitar luka dan
mengabsorbsi cairan luka atau eksudat. Epithelial or Edge advancement
bertujuan untuk meningkatkan dan mempercepat proses epitelisasi dan menjaga
kelembaban luka.
● Pengkajian Luka
1) Status nutrisi pasien: BMI (body mass index), kadar albumin
2) Status vaskuler: Hb, TcO2
3) Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan imunosupresan
yang lain
4) Penyakit yang mendasari: diabetes atau kelainan vaskulerisasi lainnya
5) Kondisi luka:
Keperawatan | 231
d. Tanda-tanda infeksi
e. Keadaan kulit sekitar luka: warna dan kelembapan
f. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
232 | Keperawatan
● Pemilihan Balutan
Luka Saat ini, lebih dari 500 jenis modern wound dressing dilaporkan tersedia
untuk menangani luka kronis. Bahan modern wound dressing dapat berupa
hidrogel, film dressing, hydrocolloid, calcium alginate, foam/ absorbant
dressing, antimicrobial dressing, antimicrobial hydrophobic.
Tujuan Praktikum
1. Menguasai teknik, prinsip, dan prosedur pelaksanaan asuhan/praktik
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau per kelompok (CP.P-7)
2. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga dan kelompok baik
sehat, sakit, dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko,
sosial tandard dan spiritual yang menjamin keselamatan pasien (Patient
safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan
yang telah tersedia (CP.KK-1)
3. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan askep sesuai
dengan standar askep (CP.KK-4)
4. Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan masalah,
merencanakan, mendokumentasikan dan menyajikan informasi asuhan
keperawatan (CP.KK-5)
5. Mampu memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pola hidup
sehat dan menurunkan angka kesakitan (CP.KK-7)
6. Melindungi luka dari kotaminasi mikroorganisme
7. Merangsang granulasi dan penyembuhna luka
8. Menjaga kelembaban luka
9. Memberikan kenyamanan secara fisik, psikis dan aestetik
Keperawatan | 233
Persiapan alat :
1. Pinset anatomis 2 buah
2. Pinset cirurgis 1 buah
3. Sarung tangan steril & non steril
4. Cucing 2 buah
5. Korentang dan tempatnya
6. Gunting nekrotomi/jaringan
7. Kassa steril
8. Gown plastik/ anti air
9. Cap
10. Kapas
11. Cairan NaCl 0,9%
12. Bengkok 2 buah
13. Lidi watten
14. Gunting kassa dan perban
Persiapan Perawat:
a. Ucapkan salam (Assalamu’alaikum wrwb/ selamat pagi/ selamat siang)
b. Perkenalkan diri
c. Jelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan tindakan, berikan informed
consent/ kesediaan pelaksanaan tindakan
Persiapan Pasien:
a. Atur posisi pasien senyaman mungkin dan sesuai kebutuhan tindakan
Persiapan Lingkungan:
a. Jaga privasi pasien, tutup sketsel, ciptakan lingkungan yang tenang
b. Bawa alat ke dekat pasien
Pelaksanaan Tindakan
Awali tindakan dengan mengucapkan Basmallah (bismillahirrahmnirrahim)
1. Cuci tangan 7 langkah
234 | Keperawatan
4. Pakai sarung tangan bersih
5. Buka balutan, lakukan dengan hati-hati dan pastikan dressing tidak lengket
10. Bersihkan luka dari dalam keluar menggunakan kapas yang diberi NaCl
13. Letakkan kasa di pinggir luka untuk menampung jaringan nekrotomi yang
digunting, Gunting jaringan nekrosis dengan gunting nekrotomi dan letakkan
pada kasa
15. Ambillah spesimen dengan lidi waten jika dibutuhkan untuk pemeriksaan
kultur bakteri atau jamur
16. Beri primary dressing (modern dressing) ±1cm di tepi luka disesuai dengan
kondisi luka.
17. Tutup luka 1-2 cm dari tepi luka dengan menggunakan sekunder dressing
(kassa steril) tanpa di plester.
18. Jika menggunakan modern dressing maka luka ditutup kassa kering, namun
jika tidak menggunakan modern dressing maka luka ditutup dengan kassa
lembab kemudian ditutup kassa kering tanpa diplester
19. Jika luka terdapat di bagian jari-jari, pisahkan balutan pada masing-masing jari-
jari
20. Balut dengan kassa gulung, fiksasi di tempat yang tidak mengganggu pasien
Keperawatan | 235
21. Perawat Mengucapkan “Hamdallah” kemudian mengkomunikasikan tindakan
sudah selesai kepada Klien/keluarga
22. Rapikan Alat, lepaskan sarung tangan dan perawat cuci tangan 7 langkah
Evaluasi Tindakan
● Klien merasa nyaman
● Dokumentasi dan Evaluasi Obat diberikan sesuai prosedur dan dosis ( Benar
6 B)
● Dokumentasikan kondisi luka, luas luka, warna dasar luka dan tanda – tanda
infeksi
● Komunikasi dengan pasien selama Tindakan
● Pasien besih dan merasanyaman (tidak ada keluhan)
Dokumentasi Tindakan
Pada hari ini ... (tgl/jam) telah dilakukan tindakan spooling kateter/ irigasi bladder
pada pasien (Tn/Ny), usia.....no. RM...... oleh perawat (nama terang & tanda
tangan). Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan respon pasien selama
tindakan dan kondisi setelah tindakan. Catat dengan jelas, mudah dibaca,
ditandatangani disertai nama jelas
D. Rangkuman
236 | Keperawatan