Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS

X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA Pembuat Skiripsi : Devi Anggreani, S.Pd Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika UNJ Angkatan Alumni 2011 Dosen Pembimbing I: Dr.Ir. Rusmono Dosen Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Dosen Pembimbing II: Arum Setyowati,S.P.d, M.T Dosen Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Dosen Mata Kuliah Metodelogi Penelitian : Dr.Bambang Dharmaputra,M.Pd Dosen Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknik Elektro Penyusun : Mohamad Farizal Mahasiswa Universitas Jakarta angkatan tahun 2008
This study used a qualitative approach to obtain the data and analysis through studies reflective, participatory, and collaborative. The development program is based on data and information from students, teachers, and social setting in heterogeneous classes through four stages of the cycle class action. To improve student learning outcomes and activities performed Classroom Action Research (TOD) by using problem-based strategy (Problem Based Learning) SMKN 5 Jakarta.

Kata kunci : Pembelajaran berbasis Masalah, Hasil Belajar, Strategi Pembelajran, Karakteristik Pembelajaran Berbasis masalah. I. PENDAHULUAN Dunia pendidikan memegang peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang dibutuhkan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Pendidikan menurut Undang-Undang (UU) no. 20 tahun 2003 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Demi tercapainya pembangunan nasional, pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya dengan menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana di bidang pendidikan, meningkatkan kesejahteraan pengajar maupun dengan meningkatkan kemampuan serta ketrampilan pengajar melalui penataran atau pelatihan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), menyatakan bahwa : Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup standar

Jurnal : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA ( Devi Anggreani,S.Pd, Dr.Ir.Rusmono)

nasional pendidikan meliputi standar isi, standar proses, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, standar penilaian pendidikan. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat. A. Pengertian. Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah salah satu bentuk pembelajaran yang menawarkan kebebasan kepada siswa dalam mengakses informasi dari berbagai sumber belajar. Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) berfokus pada penyajian suatu permasalahan kepada peserta didik. Dari masalah yang diberikan ini, peserta didik bekerjasama dalam berkelompok, mencoba memecahkannya dengan pengetahuan yang mereka miliki dan sekaligus mencari informasi-informasi baru yang relevan untuk solusinya.

Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk membuktikan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran mata diklat memahami sifat dasar sinyal audio. Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif penggunaan berbagai strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio. II. Hasil Belajar

Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku. Menurut Winkel Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar. Secara garis besar Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yakni : Ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif yang merupakan proses berpikir atau perilaku yang termasuk hasil kerja otak meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal dari sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Ranah kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu: (1) pengetahuan, tentang suatu materi yang telah dipelajari, (2) pemahaman, memahami makna materi, (3) aplikasi, penerapan penggunaan materi, (4) analisa, sebuah proses analisis teoritis dengan menggunakan kemampuan akal, (5) sintesa, kemampuan memadukan konsep sehingga menemukan konsep baru,

B. Tujuan

Penelitian

Kegunaan

Penelitian Tujuan penelitian ini adalah upaya untuk mencari alternatif pemecahan masalah hasil belajar siswa pada mata diklat Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Digunakannya strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan tujuan agar hasil belajar Memahami Sifat Dasar Sinyal Audio dapat meningkat dan proses pembelajaran menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

PEVOTE Volume 6 No. 11 *tidak masuk pevote ya pak, jangan sampe lupa Saya tidak ingin ada maslah sama pak rusmono

dan (6) evaluasi, kemampuan melakukan evaluatif atas penguasaan materi pengetahuan. Ranah afektif berkenaan dengan perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu yang terdiri dari lima aspek yaitu : (1) penerimaan, (2) pemberian respon, (3) pemberian nilai atau penghargaan, (4) pengorganisasian dan (5) karakterisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Domain ini berbentuk gerakan tubuh, antara lain seperti berlari, melompat, melempar, berputar, memukul, menendang dan lain-lain. Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik dapat diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : 1) gerakan refleks, 2) gerak fundamenetal, 3) kemampuan perseptual, 4) kemampuan fisis, 5) gerakan keterampilan, dan 6) komunikasi tanpa kata. Menurut Gagne, hasil belajar adalah terbentuknya konsep yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategorikategori. Gagne membagi kategori hasil belajar menjadi lima, diantaranya : a. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual adalah

Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif individu sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
c.

d. Keterampilan Motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urutan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. e. Kemampuan bersikap adalah kemampuan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan penelitian terhadap objek tertentu. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan tingkat penguasaan yang dicapai seseorang baik dalam ranah kognitif, afektif atau psikomotorik sehingga terbentuk konsep pada dirinya yang dapat berupa informasi verbal, kemampuan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan kemampuan bersikap yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode dibawah kondisi yang berbeda yang didapat dari sebuah proses pembelajaran. III. Strategi Pembelajaran.

kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup, mempresentasikan konsep dan lambang. Ketrampilan intelektual ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret antara definisi, kaidah, dan prinsip.

Strategi dapat diartikan sebagai a plan of operation achieving something rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu. Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Seseorang yang berperan mengatur dalam strategi, untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas; misalnya kemampuan setiap personal, jumlah dan kekuatan persenjataan, motivasi

Jurnal : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA ( Devi Anggreani,S.Pd, Dr.Ir.Rusmono)

pasukannya, dan lain sebagainya. Selanjutnya ia juga akan mengumpulkan informasi kekuatan lawan, baik jumlah prajuritnya maupun keadaan persenjataanya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian dia akan menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik tentang siasat perang yang dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu yang pas untuk melakukan suatu serangan, dan lain sebagainya. Dengan demikian dalam menyusun strategi perlu memperhitungkan berbagai faktor, baik ke dalam maupun ke luar. Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Ada dua hal yang patut kita cermati dari pengertian di atas yaitu : 1) Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. 2) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Menurut Gerlach dan Ely, strategi pembelajaran merupakan cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran tertentu, meliputi sifat, lingkup dan urutan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik. Sementara itu Kemp menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar

tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan yang berisi serangkaian kegiatan yang dapat dijadikan petunjuk umum yang terdiri dari kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lajnutan agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai.
IV.

Pembelajaran Berbasis Masalah.

Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Permasalahan menjadi fokus, stimulus dan pemandu proses belajar, sementara guru menjadi fasilitator dan pembimbing. PBL mempunyai banyak variasai diantaranya terdapat lima bentuk belajar berbasis masalah yaitu : 1) permasalahan sebagai pemandu, 2) pemasalahan sebagai kesatuan dan alat evaluasi, 3) permasalahan sebagai contoh, 4) permasalahan sebagai fasilitas proses belajar, 5) permasalahan sebagai stimulus respon. Strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahanpermasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan. Menurut Boud, felleti dan fogatry strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa

PEVOTE Volume 6 No. 11 *tidak masuk pevote ya pak, jangan sampe lupa Saya tidak ingin ada maslah sama pak rusmono

dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar. Selain itu, strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Tiga ciri utama dari strategi pembelajaran berbasis masalah yaitu : (1) strategi pembelajaran berdasarkan masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, (2) aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah, (3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.
a) Ciri-Ciri Pembelajaran dengan

Keterlibatan peserta didik dalam strategi pembelajaran dengan PBL meliputi kegiatan kelompok dan kegiatan perorangan. Dalam kelompok siswa melakukan kegiatan-kegiatan : 1) Membaca kasus. 2) Menentukan masalah mana yang paling relevan dengan tujuan pembelajaran. 3) 4) Membuat rumusan masalah. Membuat hipotesa.

5) Mengidentifikasi sumber informasi, diskusi dan pembagian tugas. 6) Melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok dan presentasi di kelas. b) Tahapan tahapan dalam PBL Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan dan analisis hasil kerja siswa. Penyajian untuk melaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat dari tabel 2.1:

PBL Sementara ciri-ciri strategi Pembelajaran dengan PBL menurut Baron adalah: 1. Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata. 2. Pembelajaran dipusatkan pemecahan masalah. pada

3. Tujuan pembelajaran ditentukan oleh siswa, dan; 4. Guru berperan sebagai fasilitator.

Tabel 2.1 Tahapan-Tahapan pembelajaran dengan strategi PBL Tahap pembelajaran Tahap 1 : Perilaku guru Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhanMengorientasi siswa pada kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah masalah yang mereka pilih sendiri Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk belajar Tahap 3 : Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan masalah itu Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi.

Jurnal : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA ( Devi Anggreani,S.Pd, Dr.Ir.Rusmono)

Tahap 4 : Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka Guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-prosesyang mereka gunakan

Tahapan-tahapan pembelajaran berbasis masalah Pada strategi pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL. Diskusi kelompok kecil dalam PBL dapat menggunakan metode seven jumps yang terdiri : 1. Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada di dalam skenario. (sekretaris mencatat kata-kata yang masih belum dimengerti setelah didiskusikan). 2. Penentuan masalah. Setiap anggota memiliki bermacam perspektif masalah, akan tetapi harus dicari masalah yang disepakati bersama. (sekretaris mencatat daftar masalah yang telah disetujui). 3. Brainstorming. Anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki (prior knowledge). Identifikasi area pengetahuan yang kurang. (sekretaris menulis yang didiskusikan). 4. Berdasarkan langkah 2 dan 3 maka disusun penjelasan masalah dalam bentuk penjelasan sementara (tentative solution). (sekretaris mencatat penjelasan masalah sementara yang telah didiskusikan). 5. Penentuan Tujuan pembelajaran yang akan diraih. (Tutor mengarahkan agar tujuan pembelajaran fokus, dapat dicapai, komprehensip dan sesuai dengan yang diharapkan.) 6. Belajar mandiri. Mahasiswa belajar mandiri untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. 7. Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling berdiskusi. (Tutor menilai jalannya proses ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan).
V.

Karakteristik dengan PBL

Pembelajaran

Strategi pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) memiliki beberapa Karakteristik seperti yang dikutip Wena yang diungkapkan Savoie dan Huges antara lain sebagai berikut: a. Belajar dimulai permasalahan dengan suatu

b. Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa. c. Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan diseputar disiplin ilmu. d. Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsungproses belajar mereka sendiri.

PEVOTE Volume 6 No. 11 *tidak masuk pevote ya pak, jangan sampe lupa Saya tidak ingin ada maslah sama pak rusmono

e. Menggunakan

kelompok kecil. Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yangtelah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.

Selain memiliki kelebihan strategi pembelajaran berdasarkan masalah juga memiliki kekurangan, sebagai berikut : Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL.
a.

Sementara menurut Yazdani yang dikutip Rusmono, mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran dengan PBL ditandai dengan karakteristik: 1. Siswa menentukan isu-isu pembelajaran. Pertemuan-pertemuan pelajaran berlangsung open-ended atau berakhir dengan masih membuka peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga memungkinkan pembelajaran tidak berlangsung dalam satu kali pertemuan.
2.

b. Bagi siswa yang malas, tujuan dari metode ini tidak dapat tercapai sesuai dengan harapan pengajar c. Membutuhkan waktu dan dana banyak

d. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) adalah suatu lingkungan belajar dimana masalah mengendalikan proses belajar. PBL berorientasi kepada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator dan pembimbing. PBL menawarkan kebebasan kepada siswanya untuk mengakses informasi dari berbagai sumber belajar.

3. Tutor adalah seorang fasilitator dan tidak seharusnya bertindak sebagai pakar yang merupakan satu-satunya sumber informasi. Tutorial berlangsung sesuai dengan tutorial PBL yang berpusat pada siswa.
4.

a) Kelebihan dan Kekurangan PBL Pembelajaran Berdasarkan Masalah memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan strategi pembelajaran lainnya yaitu sebagai berikut: a. Mendorong kerjasama menyelesaikan tugas. dalam

b. Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain. c. Melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. d. Membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.

Jurnal : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA ( Devi Anggreani,S.Pd, Dr.Ir.Rusmono)

VI.

DAFTAR PUSTAKA berkala] http://www.scrib.com. [26 juli 2010]. Moh, khusnuridlo. 2010. Variabel-variabel pembelajaran. http://www.khusnuridlo.net. [8 juni 2010]. Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Rusmono. 2009. Konsep dan Implementasi Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning/PBL. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana. Siregar, Evelin dan Nara. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : PT. Kencana. Uno, B. Hamzah. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara. Zulharman. 2007. Problem Based Learning. http://www.zulharman79.wordpress.com. [27 juli 2010].

Amir, M taufik. 2008. Inovasi Pendidikan Melalui PBL. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bambang Dharmaputra, Penyusunan Silabus dalam KTSP SMK Jurnal Pendidikan,vol.3, No.4, 1-10, (Jakarta, April 2008). Dhanay. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. http://www.dhanay.co.cc.[10 Agustus 2010]. Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Gulo,w. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo. Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Gaung Persada. Kusumah, Wijaya. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks. Leora Baron. 2003. Problem Based Learning. (http://www.academy@fiu.edu/ atresourcesttqt.html). Mendikdasmen. 2004. Undang-undang RI tentang sistem pendidikan nasional. [terhubung berkala] http://www.tempointeraktif.com/hg/peratu ran/2004/03/31/prn20040331-09,id.html. [26 juli 2010]. Mendikdasmen. 2005. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 .[terhubung

PEVOTE Volume 6 No. 11 *tidak masuk pevote ya pak, jangan sampe lupa Saya tidak ingin ada maslah sama pak rusmono

Jurnal : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI SIFAT DASAR SINYAL AUDIO MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH KELAS X AUDIO VIDEO 2 DI SMKN 5 JAKARTA ( Devi Anggreani,S.Pd, Dr.Ir.Rusmono)

Anda mungkin juga menyukai