Anda di halaman 1dari 2

Kelompok

: Achmad Taufiq (0811020001), Devi Dwi S.(0811020015), Puspita W.(0811020126), Rendy Prasetya(0811020047),Selen Gurusmatika (0811020133) : Bioetanol dari lignoselulosa : PEMBUATAN ETANOL DARI XILAN DALAM JERAMI PADI MELALUI DEGRADASI ENZIMATIK DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Pichia stipitis

Topik Judul

Author/Sumber : Fauzi Yusra (2305100123), Hendy Firmanto (2305100124)

Pembimbing : Dr.Ir. Arief Widjaja, M. Eng. Laboratorium Teknologi Biokimia, Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS, SURABAYA
Latar Belakang Hemiselulosa merupakan heteropolimer polisakarida yang keberadaannya terbanyak kedua setelah selulosa. Kandungan hemiselulosa pada tanaman berkisar antara 20-30% berat kering kayu (Rao, 1999). Keberadaan hemiselulosa belum banyak dimanfaatkan dibandingkan selulosa. Karena hemiselulosa dapat diperbarui memungkinkan dimanfaatkan menjadi produk yang ekonomis (Biely, 1985). Xilan adalah polisakarida yang merupakan komponen utama hemiselulosa yang memiliki tulang punggung rantai D-xilopiranosa dengan ikatan glikosidik 1,4. Kandungan xilan pada limbah pertanian seperti jerami padi (rice straw) berkisar 20-30% berat kering (Detroy, 1981). Dengan mengguankan enzime xilanase untuk menghidrolisisxilan dan akan menghasilkan xilosa sebagai produk utama dan sejumlah oligosakarida rantai pendek. Pichia stipitis merupakan golongan yeast yang diisolasi dari kayu yang lapuk. Pichia stipitis mampu menghasilkan etanol hingga 41 g/L , mampu membunuh racun dalam konsentrasi tinggi dan memiliki ketahanan yang baik terhadap kontaminasi (Agbogbo, 2008). Fermentasi dilakukan secara mikroaerobik dengan aerasi pada inkubator shaker 100 rpm berdasarkan reaksi: a. 3 Xilosa 5 Etanol + 5 Karbon Dioksida b. 3 Xilosa 4 Etanol + 7 Karbon Dioksida c. Xilosa 2 Etanol + Karbon Dioksida + Air dilakukan pada erlemmeyer dengan 50 ml larutan xilose, 1 ml nutrient, dan 7 ml inokulum selama 8 hari pada pH 6.3 dan temperatur 30 oC (Lee, Speight dan Loyalka. 2007). : Menghasilkan bioetanol dari pendegradasian xilan dalam jerami secara enzimatik dan fermentasi mengguanakan Pichia stiptis : Proses enzimatik dan fermentasi pada Xilan jerami sebagai bahan pembuatan etanol

Tujuan

Objek Penelitian Mekanisme & Rancangan

Produksi enzim Xilanase Strain jamur Trichoderma reseei dibiakkan pada agar miring dengan media standart Potato Dextrose Agar (PDA) menggunakan metode Nakamura dan Sawada (1999). 5 ml larutan PDA dalam tabung reaksi disterilkan dan diinkubasi 30 oC selama 5 hari. Dedak gandum ukuran 40 mesh (30 % w/v) difermentasi selama 7 hari dengan penambahan inokulum dan media yang terdiri dari MgSO4.7H2O (1 g/L); KH2PO4 (1.5 g/L); CaCl2.2H2O (0.2 g/L); FeSO4 (0.2 g/L); MnSO4 (0.2 g/L); yeast extract (2 g/L); dan induser 5%w substrat. Larutan disentrifugasi pada 500 rpm selama 1 jam dan enzim dipisahkan. Pengujian Aktifitas Xilanase. Aktifitas xilanase diukur dengan mendeteksi gula pereduksi yang terbentuk menggunakan metode Miller (1959) dengan DNS. Xilosa digunakan sebagai standart untuk penghitungan aktivitas xilanase. Satu unit aktivitas enzim xilanase dinyatakan sebagai banyaknya enzim xilanase yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol gula xilosa dari substrat xilan permenit pada kondisi suhu 50 oC, pH 5,5. Proses Degradasi Enzimatik. Jerami padi ukuran 100 mesh sebanyak 5 gram ditambahkan enzim xilanase 11.1 IU/gram pulp sebanyak14.12 mL, larutan buffer pH 5.5 hingga 100 mL dan seluruh substrat jerami padi terendam. Larutan dipanaskan pada suhu optimum xilanase 60 oC selama 120 menit disertai dengan pengadukan (Makara, 2008). Nilai absorbansi yang terbentuk diukur menggunakan metode Dinitrosalicylic Acid (DNS) menggunakan spektrofotometer dan kadar xilosa diperoleh dengan konversi kedalam kurva standart xilosa. Proses Fermentasi Mikroaerobik Strain Pichia stipitis ditumbuhkan pada agar plate yang mengandung 10 g/L yeast ekstrak, 20 g/L pepton, 20 g/L xilosa dan 20 g/L bacto agar. Media sterilisasi dan mikroorganisme pada suhu 30 oC selama 3 hari. Koloni pada agar plate dipindahkan ke dalam filter sterilized media yang mengandung 1.7 g/L yeast nitrogen base (tidak mengandung asam amino dan ammonium sulfat), 2.27 g/L urea, 6.56 g/L pepton dan 20 g/L xilosa. Koloni ditumbuhkan selama 1 malam. Sel disentrifugasi pada 3000 rpm selama 5 menit dan sel dipisahkan. Sel ditimbang dan disuspensi menggunakan aquadest steril 100 mL larutan xilosa hasil degradasi enzimatik ditambahkan 2 mL larutan nutrient yang mengandung 85 g/L yeast ekstrak, 113.5 g/L urea, dan 328 g/L peptone. Mengatur pH larutan menjadi 6.3 dengan

menambahkan 0.1 M larutan H2SO4. Fermentasi xilosa dimulai dengan memasukkan larutan xilosa kedalam Erlenmeyer 250 mL dan disterilisasi. Inokulum sel yeast Pichia stipitis sebanyak 14 mL ditambahkan dan melakukan inkubasi selama 3 hari pada inkubator air shaker suhu 30 oC dan 100 rpm. Fermentasi dilakukan selama 8 hari, menghitung kadar etanol yang terbentuk dengan Gas Kromatografi dan menganalisa jumlah sel akhir menggunakan metode optical density. Hasil 1. Fermentasi xilosa Fermentasi xilosa ini menggunakan xilosa murni sebagai bahan utama yang akan difermentasi. Dalam fermentasi ini, nutrien yang digunakan adalah pepton sebanyak 328 g/L, yeast ekstrak 85 g/L, dan urea 113,5g/L dalam volume sebanyak 2 ml (Agbobo dkk. 2007). Fermentasi ini dilakukan dalam pH 5,5 dan suhu 303 K karena P. stipitis bekerja optimum pada range pH dan suhu ini. Sedangkan aerasi dilakukan pada pengadukan 100 rpm. pH fermentasi diatur dengan menggunakan buffer asetat 0,1 M pH 5,5 agar pH larutan terjaga konstan dari awal sampai akhir fermentasi sehingga P. stipitis tetap bekerja dalam kondisi optimum. Dari hasil fermentasi menggunakan larutan xilosa 100 ml dengan konsentrasi xilosa 50 g/L dari xilosa murni selama 8 hari, pada suhu 303 K, pH 5,5 dan dengan pengadukan 100 rpm, didapatkan konsentrasi etanol sebesar 3% w/v yang dianalisa dengan menggunakan gas kromatography. Reaksi fermentasi yang mungkin terjadi, yaitu : a. 3 Xilosa 5 Etanol + 5 Karbon Dioksida b. 3 Xilosa 4 Etanol + 7 Karbon Dioksida c. Xilosa 2 Etanol + Karbon Dioksida + Air Dari beberapa reaksi tersebut, untuk reaksi (a) yield maksimumnya 51%, reaksi (b) 41%, dan reaksi (c) 61% (Lee, Speight dan Loyalka. 2007). Untuk reaksi (a) jika konsentrasi 50 g/L xilosa dalam 100 ml terkonversi semua maka konsentrasi etanol yang diperoleh adalah 2,56% w/v. Untuk reaksi (b) jika konsentrasi 50 g/L xilosa dalam 100 ml terkonversi semua maka konsentrasi etanol yang diperoleh adalah 2,04% w/v. Untuk reaksi (c) jika konsentrasi 50 g/L xilosa dalam 100 ml terkonversi semua maka konsentrasi etanol yang diperoleh adalah 3,06% w/v. Berdasarkan data ini dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi fermentasi yang terjadi dari P. Stipitis adalah reaksi (c). Tapi hal ini masih butuh konfirmasi lebih lanjut karena data-datanya yang diperoleh masih 2. Degradasi enzimatik xilan menjadi xilosa Enzim xilanase yang digunakan dalam degradasi ini mempunyai aktifitas enzim sebanyak 11,1 IU/gr pulp (3,936 IU/ml). Enzim ini diproduksi dari jamur T. reseei dengan kondisi-kondisi optimum agar enzim yang diperoleh mempunyai aktifitas yang optimum saat diekstrak dari jamur tersebut. Kondisi-kondisi ini meliputi pH, suhu, garam-garam mineral dan lain-lain. Bahan baku yang didegradasi adalah jerami padi sebanyak 5 g. Sehingga untuk mendegradasi 5 g jerami padi diperlukan aktifitas enzim sebesar 55,56 IU. Aktifitas ini dapat diperoleh dengan memperbanyak volume enzim yang digunakan, sehingga volume enzim yang diperlukan untuk degradasi sebanyak 14,12 ml enzim. Dalam degradasi enzim ini, 5 g jerami padi ini seluruh permukaannya harus tertutupi oleh liquid, agar luas permukaan kontak antara enzim dengan jerami padi menjadi besar sehingga degradasinya berjalan optimal. Sebanyak 14,12 ml enzim ini belum mampu menutupi seluruh permukaan dari jerami padi sehingga perlu penambahan liquid lain sampai menutupi seluruh permukaan dari jerami padi. Liquid yang kita tambahkan dalam jerami padi ini adalah buffer asetat 0,1 M pH 5,5 karena enzim xilanase ini berada dalam buffer ini dan bekerja optimum pada range pH 5,5. Dari hasil degradasi enzimatik jerami padi sebanyak 5 g jerami padi dengan menggunakan enzim xilanase (11,1 IU/gr pulp) sebanyak 14,12 ml selama 2 jam disertai pengadukan didapatkan konsentrasi gula xilosa yang terbentuk sebanyak 1,23 g/L dalam 100 ml. Analisa konsentrasi gula xilosa ini diperoleh dengan metode DNS. Dengan metode DNS ini larutan gula yang dianalisa akan direaksikan dengan larutan DNS dengan pemanasan pada suhu air mendidih. Setelah dipanaskan larutan tersebut didinginkan dan dianalisa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pembacaan ini dibandingkan dengan kurva standar yang telah dibuat sebelumnya, sehingga diperoleh konsentrasi gula dari larutan yang dianalisa.Dalam literatur disebutkan bahwa kadar xilan dalam jerami padi sekitar 20 % - 30 % berat. Sehingga berat teoritis dari xilan dalam 5 g jerami padi sekitar 1-1,5 g xilan. Sehingga kadar xilosa yang seharusnya terkonversi secara teoritis melalui degradasi enzimatik juga sebesar 1-1,5 g. Perbedaan dari xilosa yang seharusnya terkonversi ini dikarenakan temperatur degradasi enzimatik tidak diatur disekitar suhu optimum yaitu 323 K, sehingga xilosa yang terkonversi masih kurang dari dari jumlah xilosa yang terkonversi secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai