Anda di halaman 1dari 40

Warta DPRD NGADA

http://dprdngadantt.blogspot.com

Kritis, Aspiratif, Responsif


Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Sidang Perubahan APBD Tahun 2011


Komisi A Pangkas 9 M Lebih
Baca Juga Rekomendasi Komisi B dan C

Suara Redaksi
Pembaca yang budiman, ak terasa kita sudah sampai di akhir tahun 2011. Setahun sudah kita melangkah bersama berbagai pengalaman dan peristiwa hidup yang menghiasi lembar-lembar kehidupan kita masing-masing. Dan di ujung waktu ini, kami kembali menyapa Pembaca sekalian dengan menyuguhkan berbagai informasi dan kegiatan yang terjadi di Lembaga DPRD Kabupaten Ngada selama kurun waktu tiga bulan terakhir. Mudah-mudahan kehadiran kami bisa memberi informasi baru kepada Pembaca sekalian. Dalam edisi keempat kali ini, kami menyuguhkan tema utama: Pembahasan APBD Perubahan Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2011. Perubahan Anggaran Daerah dapat terjadi karena banyak faktor. Namun yang perlu dicatat dan yang menjadi harapan publik adalah bahwa Perubahan Anggaran jangan sampai menambah berat kehidupan mereka di aras paling bawah. Lembaga DPRD Kabupaten Ngada sebagai representasi dari suara rakyat tentu memiliki kepekaan terhadap jerit suara masyarakat yang semakin hari semakin sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari. Karena itu, kami menyuguhkan kepada Pembaca sekalian dinamika yang terjadi selama Sidang Perubahan APBD Ngada Tahun 2011 yang lalu. Kami menyadari, masih banyak hal dalam sajian kami yang mungkin tidak sesuai harapan dan keinginan Pembaca sekalian. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun demi terciptanya komunikasi yang efektif di antara Pembaca dan lembaga dewan sebagai wakil rakyat, sangat kami nantikan. Akhirnya selamat menikmati sajian kami. Redaksi

Warta DPRD Ngada


Hubungi: Sekretariat DPRD Kabupaten Ngada Telp. (0384) 21622 Email:dprdngada@yahoo.com Atau Contact Person: 081237704214 (Klitus) 085238480454 (Ivon)

PELINDUNG/PENASIHAT: PimpinanDPRD Kabupaten Ngada PENANGGUNGJAWAB UMUM: Sekretaris Dewan PEMIMPIN REDAKSI: Kabag Humas Sekretariat DPRD Kabupaten Ngada REDAKTUR PELAKSANA: Klitus Ngael Carly Siwemole Pice Soro REDAKSI: Emmy R Albert Noo Corry Djawa Ansel Mere Vivi Doi Maria G. Mona DESIGN/LAYOUT: Klitus Ngael VIGNET/KARIKATUR: Carly Siwemole DISTRIBUTOR: Ivon Djangga PERCETAKAN: CV. Karya Guna, Kupang (0380) 821493

DAFTAR ISI
Perencanaan Anggaran Kita Masih Lemah .................................... 6 Bupati Ngada: Empat Alasan Logis Perubahan APBD .................. 11 Atasi Defisit, Komisi A Pangkas 9 Milyar Lebih .......................... 14 Rekomendasi Komisi B: Jadwal Ulang Pembayaran ke Pihak Ketiga ....... 23 Opini: Peran DPRD Pada Ranah Perwakilan Politik Lokal .......... 36 Lensa DPRD Ngada ....................................................................... 19

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Dari Meja Ketua


Puji syukur kepada Tuhan Sang Penyelenggara Kehidupan, karena kita masih boleh bertemu kembali melalui media ini. Sesuai dengan tema kita dalam edisi ini, saya ingin memberikan beberapa pokok pikiran terkait dengan APBD Perubahan Kabupaten Ngada Tahun 2011. Dalam suasana kemitraan yang harmonis, DPRD Kabupaten Ngada bersama Pemerintah Kabupaten Ngada telah melaksanakan Sidang Perubahan APBD beberapa waktu yang lalu yang didahului dengan dengan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Kabupaten Ngada Tahun 2011 Kita telah sama mengetahui posisi keuangan daerah kita setelah melalui diskusi yang cukup hangat ketika Rapat Pembahasan KUA dimaksud. Berbagai latar belakang perlu dilakukannya perubahan anggaran telah dijelaskan oleh pemerintah kepada lembaga dewan terhormat, diantaranya: adanya perbedaan antara asumsi pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah, fluktuasi harga pasar, pergeseran kegiatan pada OPD-OPD dan keadaan atau kondisi eksternal yang tidak diprediksi sebelumnya. Kita menyadari bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 sebagai payung hukum pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah menganut sistem Surplus- Desfisit. Sistem ini memberikan probabilitas tinggi pada kondisi defisit anggaran. Sudah sejak awal penetapan APBD Induk, kita mengalami defisit anggaran, sebab kita mendasarkan penetapan APBD Induk pada asumsi SILPA Daerah dan Pendapatan Asli Daerah yang kita peroleh selama tahun anggaran berjalan. Akibtanya adalah ketika SILPA Daerah tidak memenuhi asumsi awal dan PAD tidak mencapai target, maka kita mengalami defisit anggaran daerah. Untuk itu, jalan keluar klasik yang kita lakukan, yang selalu berulang setiap tahunnya adalah melakukan rasionalisasi program, kegiatan dan anggaran. Rasionalisasi program, kegiatan dan anggaran daerah pada sisi tertentu dibenarkan secara undang-undang. Namun pada sisi lain, jika ditelisik lebih jauh sesungguhnya menggambarkan lemahnya perencanaan anggaran kita. Kita telah menetapkan sejumlah program dan kegiatan serta anggaran, kita sendiri pula yang membatalkannya. Memang sangat mudah mencoret sebuah program atau kegiatan, namun perlu kita catat bahwa ada hati yang terluka dan ada janji yang diingkari ketika itu dilakukan. Transparansi pengelolaan keuangan dan anggaran memungkinkan semua masyarakat mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar anggaran yang dialokasikan. Ketika program itu dibatalkan oleh alasan rasionalisasi, maka ada kekecewaan di hati masyarakat kita. Karena itu, sebagai wakil rakyat, kami menghimbau agar rasionalisasi yang dilakukan hendaknya tidak menyentuh wilayah belanja publik yang berkaitan langsung dengan alokasi dana kepada masyarakat luas. Akan lebih bijak jika rasionalisasi lebih banyak berkutat pada belanja pegawai dan belanja perjalanan dinas. Selain itu, kami juga mengharapkan agar pemerintah tetap terus menanamkan spirit efisiensi dan disiplin anggaran. Spirit efisiensi menuntut kita untuk mengelola anggaran secara efisien, hemat anggaran dan tidak membelanjakan anggaran di luar dari pos yang telah ditetapkan. Di sisi lain, disiplin anggaran mewajibkan kita untuk mengelola anggaran sesuai asas kepatuhan pada regulasi yang telah ditetapkan. APBD adalah sebuah produk hukum yang telah ditetapkan dalam bentuk Perda. Kita harus tunduk pada apa yang telah ditetapkan dalam APBD sehingga prinsip disiplin anggaran itu bisa terwujud. Dengan demikian seharusnya tidak ada lagi permintaan dari pemerintah kepada dewan terhormat untuk menetapkan anggaran mendahului perubahan. Prakteknya selama ini adalah pemerintah meyakinkan dewan bahwa akan ada dana-dana lain selain yang telah ditetapkan dalam APBD yang berasal dari bantuan pemerintah pusat atau propinsi atau bantuan dari pihak lainnya. Berdasarkan itu, dewan, melalui Badan Anggaran, bersama pemerintah membahas program baru yang didanai dari dana 'AKAN' dimaksud. Fakta yang kita alami tahun ini adalah bahwa dana bantuan pusat seperti DPID- misalnya ternyata tidak jadi dicairkan. Maka usulan penggunaan anggaran mendahului perubahan yang telah ditetapkan bisa saja menjadi sebab dari makin tingginya defisit keuangan daerah. Kita semua menyadari bahwa tidak ada pihak yang harus dipersalahkan dalam hal ini. Kita semua tentu melakukan ini secara sadar dan bertanggung jawab. Kalau langkah seperti ini adalah sebuah kesalahan, maka ini adalah kesalahan kita semua. Karena itu, ke depan, kita berharap agar konsistensi dan spirit disiplin anggaran harus ditegakkan. Bajawa, Nopember 2011 Pimpinan DPRD Ngada Kristoforus Loko, S.Fil Ketua

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Editorial APBD Perubahan Dalam Pusaran Defisit


Ada satu diskursus yang sangat menarik selama masa sidang Perubahan APBD Kabupaten Ngada Tahun 2011 yang lalu. Hal itu terkait dengan besarnya defisit riil yang dialami Pemerintah Kabupaten Ngada. Berdasarkan Nota Keuangan Pemerintah yang dibacakan oleh Bupati Ngada pada Rapat Pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (selanjutnya disebut KUA) Perubahan Kabupaten Ngada Tahun 2011, diketahui bahwa Daeran (Kabupaten Ngada) mengalami defisit anggaran yang cukup besar. Sidang Pembahasan KUA itu sendiri berlangsung alot. Sidang diawali dengan Pengantar oleh Ketua DPRD Ngada dan dilanjutkan dengan Pidato Pengantar oleh Bupati Ngada. Pidato Bupati Ngada mengedepankan alasan-alasan logis mengapa perlu dilakukan perubahan dalam postur APBD Ngada Tahun 2011, sebuah pidato yang sangat normatif. Pidato Bupati kemudian dilanjutkan dengan pemaparan tentang Kebijakan Umum Anggaran Perubahan oleh Kepala Bappeda Ngada. Di sinilah diskusi hangat itu dimulai. Laporan Pelaksanaan APBD 2011 yang disampaikan oleh Pemerintah dianggap tidak disiapkan secara baik. Tidak digambarkan secara gamblang komponenkomponen Pendapatan, Pembiayaan dan Belanja Daerah. Karena itu dewan meminta agar sidang diskor guna memberi kesempatan kepada Pemerintah untuk mempersiapkan Laporan Pelaksanaan APBD 2011 secara lebih lengkap. Alhasil, sidang akhirnya di-skor dan dilanjutkan kembali pada keesokan harinya. Poin penting yang dapat diperolah dari keseluruhan dinamika sidang pembahasan KUA Perubahan APBD Ngada Tahun 2011 adalah adanya defisit anggaran daerah. setelah melalui diskusi yang alot akhirnya diketahui bahwa defisit riil yang dialami daerah adalah sebesar 44 milyar lebih. Kondisi ini tentu sangat berpengaruh pada pencapaian kinerja dan pelaksanaan roda pembangunan di Kabupaten Ngada. Terhadap kondisi seperti ini, semua harus jujur mengakui bahwa kesalahan tidak terletak pada satu tangan. Inilah yang dengan tegas dikemukakan oleh Ketua DPRD Ngada pada Pidato Pembukaan Sidang Perubahan APBD Ngada Tahun 2011. Hal yang sangat penting dan mendesak untuk dilakukan adalah bagaimana menemukan jalan keluar terbaik guna mengatasi persoalan yang ada. Pangkas Anggaran Mekanisme klasik yang selalu dilakukan setiap daerah ketika sedang mengalami defisit anggaran adalah melakukan rasionalisasi berbagai kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBD Induk namun belum dilaksanakan di tingkat OPD. Memang tidak semua program atau kegiatan yang belum dilaksanakan itu dirasionalisasi, tetapi pekerjaan dengan kategori tertentu saja. Kategorinya adalah pekerjaan yang secara faktual sulit diselesaikan dengan tenggat waktu yang sangat singkat, terutama pekerjaan fisik. Mekanisme rasionalisasi atau memangkas anggaran sesungguhnya dibenarkan secara undang-undang. Namun mekanisme ini tentu menoreh catatan yang kurang baik dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama pengelolaan keungan daerah. persoalannya adalah ketika sebuah program telah ditetapkan dalam APBD Induk yang nota bene telah disepakati bersama, lalu pada gilirannya program itu disampaikan kepada khalayak dan ternyata kemudian program itu tidak jadi dilaksanakan, maka ada hati masyarakat yang terluka, ada kesepakatan bersama yang dikangkangi dan ada keputusan yang dinafikan. Faktanya adalah beberapa program dan kegiatan memang harus rela dipangkas, dibatalkan pelaksanaannya atau dikurangi anggarannya. Sebuah kondisi yang tidak bisa dielakkan. Ini tentu sebuah kondisi yang tidak diharapkan. Tetapi kondisi ini harus diterima. Tantangan terberat di masa mendatang adalah bagaimana kita mengelola anggaran daerah secara bijak. Karena itu, spirit efisiensi dan pengetatan anggaran mutlak harus dilakukan. Spirit efisiensi mengingatkan kita untuk tahu membelanjakan keuangan daerah pada pos-pos

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Editorial
yang benar-benar penting dan sesuai dengan kebijakan keuangan daerah. Seperti dalam sebuah rumah tangga, kita mesti mampu membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang hanya merupakan keinginan. Spirit efisiensi seolah memaksa kita untuk menahan nafsu boros anggaran dan menumbuhkan sikap hemat. Di sisi lain, pengetatan anggaran mendorong kita untuk benarbenar menerapkan skala prioritas dalam penggunaan anggaran daerah Jika kita mampu melaksanakan hal ini dengan baik dan benar maka kita kelak tidak tergelincir lagi dalam lubang defisit yang sama dan berulang-ulang. Dengan demikian, tidak ada hati yang terluka, tidak ada kesepakatan yang dikangkangi dan tidak ada keputusan yang dinafikan. Mudah-mudahan kondisi tahun ini bisa menjadi cermin untuk menata dan memoles wajah daerah kita di tahun-tahun mendatang.*** Klitus Ngael

Bung Centil

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

Perencanaan Anggaran Kita Masih Lemah


Pembahasan APBD Perubahan Kabupaten Ngada diawali dengan Pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (selanjutnya disebut KUA) Perubahan Kabupaten Ngada Tahun 2011. Pelaksanaan Rapat KUA Perubahan itu sendiri berlangsung seminggu sebelumnya dan berlangsung dengan sangat alot. Alotnya pembahasan KUA dipicu oleh beberapa pendapat dan pandangan anggota dewan yang sangat kritis menilai laporan pelaksanaan APBD Induk Kabupaten Ngada. Dewan menilai bahwa laporan pelaksanaan APBD Induk yang disampaikan oleh pemerintah terkesan 'asal jadi', tidak menukik dan masih banyak data yang belum lengkap. Alhasil, rapat pembahasan KUA itu akhirnya berujung dead lock. Pimpinan sidang kala itu akhirnya menskors sidang guna memberi kesempatan kepada pemerintah untuk memperbaiki laporan yang ada. Hal inilah yang ditegaskan kembali oleh Ketua DPRD Ngada, Kristoforus Loko, S.Fil ketika membuka secara resmi Sidang Pembahasan APBD Perubahan Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2011. Kristo menegaskan bahwa semua kita telah sama mengetahui posisi keuangan daerah kita setelah melalui diskusi yang cukup hangat ketika Rapat Pembahasan KUA pekan lalu. Berbagai latar belakang perlu dilakukannya perubahan anggaran telah dijelaskan oleh pemerintah kepada lembaga dewan terhormat, diantaranya adalah adanya perbedaan antara asumsi pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah, fluktuasi harga pasar, pergeseran kegiatan pada OPD-OPD dan keadaan atau kondisi eksternal yang tidak diprediksi sebelumnya. Seperti yang pernah dikemukakan pada rapat pembahasan KUA beberapa waktu lalu, titik tilik kebijakan pada APBD Perubahan Tahun 2011 mengerucut pada tiga poin penting yakni: Pertama, tidak ada program baru yang dianggarkan

Ketua DPRD Ngada ketika membuka Rapat Paripurna Pembukaan APBD Kabupaten Ngada tahun 2011 di Gedung DPRD Ngada, didampingi oleh Wakil Ketua, Bupati dan Wakill Bupati Ngada. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

Para Pimpinan OPD se-Kabupaten Ngada tekun menyimak Pidato Pembukaan KetuaDPRD Ngada. Foto Humas DPRD Ngada

dalam APBD Perubahan; Kedua, Proyek Fisik yang belum bisa dilaksanakan sampai pada triwulan keempat tahun anggaran berjalan harus ditunda pelaksanaannya pada tahun anggaran 2012 dan Ketiga, Rasionalisasi terhadap program dan kegiatan pada setiap OPD guna menutup defisit yang cukup besar. Terhadap Kebijakan Umum Anggaran Perubahan yang telah digodok oleh pemerintah, lembaga dewan sebagai representasi suara rakyat Kabupten Ngada perlu terus menjalankan fungsi kontrolnya melalui debat kritis di ruang sidang, seperti apa yang sudah dialami dan pada Rapat

Pembahasan KUA yang lalu. Lembaga dewan terhormat sangat menyadari bahwa pendapat kritis yang dikemukakan tidak dalam bingkai mencederai kemitraan antara legislatif dan eksekutif, tetapi lebih kepada keinginan agar apa yang telah disepakati bersama pada penetapan APBD Induk dapat dijelaskan secara transparan kepada publik melalui lembaga DPRD Ngada. Lebih lanjut Kristo menegaskan bahwa Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 sebagai payung hukum pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah yang menganut sistem Surplus Desfisit memberikan probabilitas tinggi pada kondisi defisit

anggaran. Sesungguhnya sudah sejak awal penetapan APBD Induk, kita mengalami defisit anggaran, sebab kita mendasarkan penetapan APBD Induk pada asumsi SILPA Daerah dan Pendapatan Asli Daerah yang kita peroleh selama tahun anggaran berjalan. Akibtanya adalah ketika SILPA Daerah tidak memenuhi asumsi awal dan PAD tidak mencapai target, maka kita mengalami defisit anggaran daerah. Untuk itu, jalan keluar klasik yang kita lakukan, yang selalu berulang setiap tahunnya adalah melakukan rasionalisasi program, kegiatan dan anggaran, demikian Ketua DPRD Ngada ini menegaskan. Rasionalisasi program, kegiatan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

Tampak Bapak Raumundus Bena, SS, M.Hum dan Bapak Drs. Kristoforus Sape serius mencermati Nota Keuangan yang disampaikan Pemerintah Kabupaten Ngada. Foto: Humas DPRD Ngada

dan anggaran daerah pada sisi tertentu dibenarkan secara undang-undang. Namun pada sisi lain, jika ditelisik lebih jauh sesungguhnya menggambarkan lemahnya perencanaan anggaran. Kita telah menetapkan sejumlah program dan kegiatan serta anggaran, kita sendiri pula yang membatalkannya. Memang sangat mudah mencoret sebuah program atau kegiatan, namun perlu kita catat bahwa ada hati yang terluka dan ada janji yang diingkari ketika itu dilakukan. Tr a n s p a r a n s i p e n g e l o l a a n keuangan dan anggaran memungkinkan semua masyarakat mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar anggaran yang dialokasikan.

Ketika program itu dibatalkan oleh alasan rasionalisasi, maka ada kekecewaan di hati masyarakat kita. Karena itu, sebagai wakil rakyat, kami menghimbau agar rasionalisasi yang dilakukan hendaknya tidak menyentuh wilayah belanja publik yang berkaitan langsung dengan alokasi dana kepada masyarakat luas. Akan lebih bijak jika rasionalisasi lebih banyak berkutat pada belanja pegawai dan belanja perjalanan dinas. Selain itu, kami juga mengharapkan agar pemerintah tetap terus menanamkan spirit efisiensi dan disiplin anggaran. Spirit efisiensi menuntut kita untuk mengelola anggaran secara efisien, hemat anggaran dan tidak membelanjakan anggaran di luar

dari pos yang telah ditetapkan. Di sisi lain, disiplin anggaran mewajibkan kita untuk mengelola anggaran sesuai asas kepatuhan pada regulasi yang telah ditetapkan. APBD adalah sebuah produk hukum yang telah ditetapkan dalam bentuk Perda. Kita harus tunduk pada apa yang telah ditetapkan dalam APBD sehingga prinsip disiplin anggaran itu bisa terwujud. Dengan demikian seharusnya tidak ada lagi permintaan dari pemerintah kepada dewan terhormat untuk menetapkan anggaran mendahului perubahan. Prakteknya selama ini adalah pemerintah meyakinkan dewan bahwa akan ada dana-dana lain selain yang telah ditetapkan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
dalam APBD yang berasal dari bantuan pemerintah pusat atau propinsi atau bantuan dari pihak lainnya. Berdasarkan itu, dewan, melalui Badan Anggaran, bersama pemerintah membahas program baru yang didanai dari dana 'AKAN' dimaksud. Fakta yang kita alami tahun ini adalah bahwa dana bantuan pusat seperti DPID- misalnya ternyata tidak jadi dicairkan. Maka usulan penggunaan anggaran mendahului perubahan yang telah ditetapkan bisa saja menjadi sebab dari makin tingginya defisit keuangan daerah. Kita semua menyadari bahwa tidak ada pihak yang harus dipersalahkan dalam hal ini. Kita semua tentu melakukan ini secara sadar dan bertanggung jawab. Kalau langkah seperti ini adalah sebuah kesalahan, maka ini adalah kesalahan kita semua. Karena itu, ke depan, kita berharap agar konsistensi dan spirit disiplin anggaran harus ditegakkan. Kalau toh ada bantuan dana dari pusat yang turun setelah APBD ditetapkan, kita sama-sama bertekad agar penggunaannya dibahas dalam APBD Perubahan. Selain beberapa pokok pikiran di atas, Kristo juga memberikan beberapa catatan penting untuk digeluti dalam masa sidang perubahan kali ini. Pertama, terkait dengan pekerjaan fisik yang sedang dijalankan saat ini, dewan meminta agar pemerintah bekerja lebih gesit lagi agar pekerjaan itu dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karena itu komunikasi dan kerja sama dengan rekanan harus selalu intens dilakukan agar target penyelesaian pekerjaan tepat waktu dapat direalisasikan. Hal ini semakin dirasakan sangat mendesak, karena sedikit lagi kita akan memasuki musim hujan. Namun dewan tetap terus mengingatkan agar kemendesakan waktu ini jangan sampai mengabaikan kualitas pekerjaan. Kualitas pekerjaan sejatinya harus sudah dimulai sejak perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sehingga bisa memenuhi harapan masyarakat. Terkait dengan hal ini, dewan memberikan penekanan khusus pada tiga program unggulan pemerintah yakni PERAK, JKMN dan Penguatan Kelembagaan Koperasi. Pelaksanaan program PERAK

Tidak kalah seriusnya, Bapak Eman E. Bay dan Bapak Donatus Madhu, S.Sos (paling depan) tekun mendalami Nota Keuangan yang disampaikan oleh Pemerintah. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
yang menelan biaya yang sangat besar tahun ini hendaknya s u n g g u h - s u n g g u h memperhatikan aspek kualitas ternak sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan. Demikian halnya dengan Program JKMN. Dewan berharap agar program unggulan ini mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Ngada, bukan sebaliknya malah semakin menambah beban biaya kesehatan bagi masyarakat miskin di daerah ini. Kedua, dewan juga mendesak pemerintah agar target pencapaian PAD yang telah disepakati bersama pada awal tahun anggaran dan telah ditetapkan dalam bentuk Perda APBD Tahun 2011 harus bisa tercapai seratus persen. Ketiga, dewan menghimbau agar pembenahan laporan keuangan daerah harus terus dilakukan sambil kita menjalankan APBD Tahun 2011 ini. Berbagai catatan kritis dan hasil temuan baik oleh BPK maupun BPKP dan Inspektorat yang menjadi perhatian pemerintah untuk ditindaklanjuti, hendaknya dapat dilakukan seserius mungkin agar daerah kita bisa keluar dari status disclaimer di tahun-tahun mendatang. Untuk itu kerja sama multi pihak niscaya dibutuhkan. Kita tidak bisa memberi tugas pembenahan laporan keuangan ini hanya pada salah satu OPD saja, tetapi semua OPD bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi bagiannya. Keempat, Kristo menyampaikan turut berbela rasa, turut merasa prihatin dengan mitra DPRD Ngada di Dinas P3 Kabupaten Ngada yang mengalami musibah kebakaran baru-baru ini. Peristiwa ini merupakan sebuah kerugian besar bagi daerah, terutama karena Dinas ini mengelola salah satu program unggulan yang menyerap anggaran yang sangat besar dalam tahun ini. Sebagai Pimpinan Dewan, Kristo mendesak pemerintah agar segera berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas peristiwa ini agar semua akhirnya dengan pasti mengetahui apakah kantor ini terbakar atau dibakar. Kami sangat berharap agar kita semua menghindari berbagai spekulasi, analisa, desas-desus terkait peristiwa ini. Kita menyerahkan seluruh prosesnya kepada pihak yang berwajib. Dewan tetap berharap agar pemerintah secepatnya mencari alternatif tempat yang lain bagi Dinas P3 untuk bekerja agar program unggulan PERAK tidak terbengkelai. Melalui Bapak Kaplres Ngada, Lembaga Dewan meminta agar pihak kepolisian dapat bekerja cepat agar peristiwa ini dapat terungkap dan laporannya dapat disampaikan kepada lembaga dewan terhormat sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik demikian penegasan Kristo mengakhiri sambutannya.***

10

Status Disclaimer atas Pengelolaan Keuangan Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Ngada Tahun 2010 yang lalu membuat Pimpinan DPRD Ngada meminta BPK untuk memberikan penjelasan terkait Laporan Hasil Pemeriksaan BPK. Tampak perwakilan BPK Provinsi NTT (tengah) memberikan penjelasan di hadapan Anggota DPRD Ngada, Bupati Ngada dan Pimpinan OPD se-Kabupaten Ngada. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

Bupati Ngada: Empat Alasan Logis Perubahan APBD

11

Sebagian Anggota DPRD Kabupaten Ngada tampak sangat serius menyimak Pidato Bupati Ngada. (Inset: Bupati Ngada ketika membaca Pidato Pengantar Nota Keuangan sebelum dilakukan sidang Perubahan APBD Ngada beberapa waktu lalu). Foto: Humas DPRD Ngada

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Perubahan Anggaran merupakan sebuah upaya penyesuaian terhadap capaian target kinerja, dan perkiraan keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui oleh pemerintah daerah bersama DPRD. Dan sebelum kita membahas Perubahan APBD tahun anggaran 2011, perlu kita bahas bersama Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011. Kebijakan Umum Perubahan APBD ini dilakukan apabila

dalam pelaksanaan APBD terjadi perubahan asumsi-asumsi dasar terhadap kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah. Asumsi-asumsi dasar berdasarkan hasil evaluasi semester I pelaksanaan APBD K a b u p a t e n N g a d a Ta h u n Anggaran 2011 antara lain: Pertama, Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum APBD. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA APBD mencakup: Perubahan asumsi ekonomi makro yang telah

disepakati terhadap kemampuan fiskal daerah, Pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, Adanya faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan belanja daerah, Adanya kebijakan di bidang pembiayaan, sehingga harus dilakukan Perubahan APBD. Kedua, Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja. Ketiga, Keadaan yang menyebabkan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan. Keempat, Keadaan darurat dan Keadaan Luar biasa sebagai langkah antisipatif terhadap berbagai situasi dan kondisi daerah selama 3 bulan ke depan. Kebijakan Umum Anggara Perubahan APBD ini perlu kita bahas bersama demi menjaga sinkronisasi antara kebijakan, perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan serta sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. Selain itu kita juga perlu menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, serta mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah, dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Dengan demikian KUA Perubahan APBD ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun Rancangan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011. Sangat diharapkan pembahasan ini tidak sekedar memenuhi ketentuan yang berlaku berkaitan dengan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, tetapi pada dasarnya d i l a k u k a n d e n g a n mempertimbangkan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah dan perubahan berbagai kebijakan baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah terutama berkaitan dengan kebijakan penganggaran daerah dan perkembangan pengelolaam APBD sampai dengan saat ini. Segala program dan kegiatan yang diusulkan untuk ditampung dalam Perubahan APBD hendaknya sungguh-sungguh mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD tahun anggaran berjalan. Capaian target kinerja program dan kegiatan harus dikurangi dalam perubahan APBD apabila program dan kegiatan itu melampaui asumsi Kebijakan Umum APBD dan tentu saja ada pertimbangan mendasar yang harus kita lakukan yakni kondisi fiskal kita yang mengalami defisit. Pemerintah berperan sebagai fasilitator harus memberikan daya dan tenaga kepada m a s y a r a k a t u n t u k mengembangkan potensi masyarakat sejak dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pengevaluasian kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan.

12

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
Saya menyadari bahwa waktu efektif yang disiapkan untuk masa persidangan ini sangat terbatas, untuk itu saya menharapkan dukungan para anggota Dewan yang terhormat dan segenap jajaran eksekutif untuk memanfaatkan waktu yang sangat terbatas ini dengan sebaikbaiknya untuk menyelesaikan pembahasan berbagai materi yang sudah diagendakan dapat selesai pada waktunya dan proses pelaksanaan Perubahan APBD pun tepat pada waktunya. Sehubungan dengan adanya fiscal gap dan pertimbangan ketersediaan sisa waktu pelaksanaan tahun anggran 2011, maka kegiatan fisik/konstruksi yang diperkirakan tidak dapat diselesaikan sampai akhir tahun anggaran, ditunda pelaksanaanya untuk diprogramkan kembali di tahun anggaran 2012 serta tidak diperkenankan mengusulkan kegiatan baru di luar kegiatan kegiatan yang karena alasan mendesak telah dilakukan mendahului penetapan perubahan APBD 2011 dengan persetujuan DPRD.***

Sejenak Tawa
Politikus Masuk Jurang
Sebuah bis penuh dengan para politikus, keluar dari jalan dan menabrak sebuah pohon besar di ladang seorang petani. Setelah menyelidiki apa yang terjadi, petani itu menggali sebuah lubang dan mengubur mayat politikus-politikus itu. Beberapa hari kemudian, seorang polisi lewat dan bertanya kepada petani tua itu, "Apakah mereka semua mati?" Petani tua itu menjawab, Begini, beberapa dari mereka berkata, bahwa mereka belum mati. Tapi Anda 'kan tahu betapa seringnya politikus itu berbohong. Jadi, saya mengubur semuanya.

13

Jembatan Surga - Neraka


Tak berapa lama, bagian jembatan yang menjadi tugas penduduk neraka telah selesai dikerjakan, sementara itu penduduk surga sama sekali belum melaksanakannnya. Malu karena belum selesai, pemuka surga mengutus wakilnya ke neraka untuk belajar. Datang dari neraka sang wakilpun segera melaporkan Wajar saja mereka mampu membangun jembatan dengan cepat, karena disana berkumpul mantan aparat PU, kontraktor dan konsultan

Menunggu Keputusan
Karena terburu-buru, seorang Bapak naik bis Jurusan Bajawa - Ende. Dia sebetulnya hendak ke Mataloko. Ia duduk persis disebelah seorang ibu muda yang cantik. Ibu muda itu memliki seorang anak bayi berumur kirakira 6 bulanan. Memasuki wilayah Mangulewa, bayi itu mulai menangis. Ibu muda itu merayu bayinya dengan memberinya ASI tetapi si bayi menolaknya. Dia masih saja menangis. Si ibu muda berkata, "Ayo sayang diminum, nanti mama kasih sama om yg disebelah nih..." Mungkin karena mabuk, si bayi ini tetap saja menangis dan tidak mau minum ASI sampai memasuki wilayah Rowa. Si ibu muda membujuk lagi, "Ayo dong sayang diminum susunya nanti mama kasih om yg disebelah benarbenar nih..." Tiba-tiba si Bapak bicara kepada si ibu muda, "Dengar ya Bu... tolong ibu cepat ambil keputusan... sebab, saya seharusnya sudah turun di Mataloko tadi....

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

Atasi Defisit, Komisi A Memangkas 9 Milyar Lebih


Dalam nuansa kemitraan, Komisi A bersama Pemerintah telah melakukan diskusi dan pembahasan dalam membedah seluruh komponen pendapatan dan belanja daerah sesuai program dan kegiatan dari masing-masing OPD. Rapat Komisi A bersama mitranya dari eksekutif belangsung selama 3 hari yakni dari tanggal 24-26 Oktober 2011 bertempat di Ruang Rapak Komisi A DPRD Ngada. Mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran (KUA) APBD Perubahan Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2011, Komisi A menilai bahwa mitra kerja Komisi A telah melakukan berbagai penyesuaian dan penyempurnaan sebagaimana tertuang dalam Rancangan APBD Perubahan Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2011 dan dijabarkan dalam rancangan anggaran perubahan masingmasing OPD dengan mempertimbangkan dinamika yang berkembang. Pada akhir Rapat Komisi, Komisi A memberikan Penilaian, Pendapat, Kesepakatan dan Rekomendasi kepada Pemerintah untuk ditindaklanjuti dalam pelaksanaan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2011. Penilaian. Dari aspek Pendapatan, Komisi memberikan apresiasi kepada Pemerintah terhadap realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari masing-masing OPD yang rata-rata mencapai 70%. Komisi mengharapkan agar pada akhir tahun anggaran dapat terealisasi secara riil seluruhnya mencapai 100 % atau lebih. Dari aspek Belanja, Komisi menilai bahwa Pemerintah telah berupaya melakukan rasionalisasi dan pergeseran anggaran dengan maksud memberikan prioritas kepada program dan kegiatan yang urgen dengan memperhatikan keterbatasan waktu pelaksanaan anggaran dalam tahun berjalan. Setelah Komisi bersama mitra membahas dan mendalami program dan kegiatan berkaitan dengan belanja, Komisi menilai alokasi anggaran pada tiap-tiap mata anggaran oleh Mitra Komisi sudah rasional dan sesuai dengan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011 serta tidak berdampak signifikan terhadap pelayanan kepada masyarakat. Pendapat

14

Komisi A bersama Mitra Kerja dari Pemerintah sedang membahas Anggaran Perubahan APBD Kabupaten Ngada Tahun 2011 di Ruang Rapat Komisi A beberapa waktu lalu. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

15
Bebarapa Pimpinan OPD Mitra Kerja Komisi A DPRD Ngada tengah membahas beberapa program dan kegiatan yang perlu dirasionalisasi pada Perubahan APBD tahun 2011 ini. Foto: Humas DOPRD Ngada

Pertama, Komisi berpendapat bahwa penyerapan dana pada OPD belum dapat dilakukan secara optimal yang disebabkan rendahnya kemampuan pengelolaan keuangan sehingga sampai akhir semester I pelaksanaan APBD tahun 2011 kegiatannya belum bisa dilaksanakan. Kedua, Komisi berpendapat bahwa masih terdapat perbedaan data terutama kode rekening, besarnya dana dan nomenklatur program/kegiatan antara Buku Anggaran dan RKA OPD. Ketiga, Realisasi belanja masingmasing OPD baik Belanja Tidak Langsung maupun Belanja Langsung rata-rata baru mencapai 63%. Keempat, Komisi berpendapat bahwa masih terdapat penggunaan/pemanfaatan aset-

aset daerah seperti rumah dinas milik Pemda yang belum didata baik jumlah maupun kondisi riilnya dan belum diatur mekanisme pemanfaatan secara baik. Kelima, Masih terdapat permasalahan berkaitan dengan pelaskanaan pemerintahan di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa yang belum menunjukan kinerja yang optimal. Keenam, Masih terdapat masalah berkaitan dengan persehatian batas antara Kabupaten NgadaManggarai Timur; Ngada dengan Nagekeo; persehatian batas antar wilayah kecamatan dan desa dimana hal tersebut sering menimbulkan gejolak di tengah masyarakat dan berpengaruh terhadap proses pembangunan di Kabupaten Ngada.

Ketujuh, Komisi berpendapat bahwa dalam proses pemilihan Kepala Desa masih terdapat prokontra antara kelompok masyarakat yang menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan pemerintahan desa seperti proses pemilihan Kepala Desa Inelika, Kecamatan Bajawa Utara. Kesepakatan Hasil rasionalisasi belanja daerah mitra Komisi A secara keseluruhan awalnya sebesar 9,393 milyar lebih yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar 3,791 milyar lebih dan Belanja Langsung sebesar 5.602 milyar lebih. Berdasarkan hasil pembahasan, disepakati bahwa total rasionalisasi berkurang sebesar 6,5 juta lebih dari komponen Belanja Langsung sehingga total belanja yang dirasionalisasi menjadi 9.387

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
milyar lebih. Rekomendasi Berdasarkan pendapat dan kesepakatan tersebut diatas, maka Komisi A DPRD K a b u p a t e n N g a d a merekomendasikan hal-hal sebagai berikut : Pertama, Pemerintah perlu memperhatikan perencanaan penganggaran yang disesuaikan dengan kajian dan analisis yang mendalam dan mengupayakan peningkatan kualitas terutama penetapan dan penerapan standar satuan harga, penyediaan saranaprasarana penunjang dan pengaruhnya terhadap prediksi pendapatan dan belanja daerah sehingga secara riil dapat direalisasikan sesuai dengan tingkat urgensitas dan prioritas pelaksanaan program dan kegiatan yang tepat tujuan dan sasarannya. Dengan demikian dalam pembahasan maupun penetapan perubahan anggaran tidak berpengaruh menghambat pencapaian tujuan dan sasaran dalam menunjang visi dan misi Pemerintah Daerah. Kedua, Pemerintah hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan kode rekening dan besarnya dana pendapatan maupun belanja daerah yang terdapat dalam RKA beberapa OPD berkaitan dengan pergeseran antar mata anggaran dalam program dan/atau antar kegiatan dengan ketentuan tidak menambah program/kegiatan baru dan tidak merubah nilai total rasionalisasi masing-masing OPD sehingga terdapat kesesuaian antara RKA OPD yang merupakan penjabaran dari rancangan perubahan APBD. Ketiga, sehubungan dengan realisasi belanja masing-masing O P D b a i k B e l a n j a Ti d a k Langsung maupun Belanja Langsung maka Komisi merekomendasikan agar Pemerintah perlu mengupayakan langkah-langkah optimalisasi dengan menyeimbangkan realisasi anggaran dengan ketepatan waktu penyampaian SPJ sehingga dapat memenuhi target sesuai dengan alokasi waktu sampai dengan akhir tahun anggaran. Keempat, dalam rangka penatausahaan barang/aset Daerah, hendaknya memperhatikan tingkat efisiensi

16

Ketua Komisi A, Bapak Lalu Paskalis, SH dan Anggota Komisi A lainnya tampak serius mencermati item belanja Program dan Kegiatan pada RKA Perubahan tiap OPD Mitra Kerja Komisi A. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama
dan efektifitas penggunaan/ pemanfaatan aset-aset secara optimal terutama aset-aset yang potensial dapat dijadikan obyek dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan memperhatikan kondisi fisik, tingkat penggunaan dan konsisten terhadap pengelolaan yang didasarkan pada ketentuan normatif yang berlaku. Kelima, berkaitan dengan adanya berbagai permasalahan pelaksanaan pemerintahan tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa, Pemerintah hendaknya memperhatikan aspek penempatan, pengawasan dan pembinaan aparatur yang dilakukan secara berjenjang sehingga dapat menunjang peningkatan disiplin dan kinerja aparatur dalam mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan yang benar-benar berorientasi pelayanan dan peningkatan paratisipasi masyarakat secara profesional. Keenam, Pemerintah perlu memperhatikan dengan sungguhsungguh penyelesaian masalah perbatasan Kabupaten Ngada dan Manggarai Timur, wilayah kecamatan dan desa dengan melakukan kajian, identifikasi dan inventarisasi secara akurat agar tidak menimbulkan masalah baru. Ketujuh, Pemerintah perlu melakukan kajian yang mendalam dalam usaha menyelesaikan masalah yang timbul sebagai akibat dari proses pemilihan Kepala Desa yang masih menimbulkan pro dan kontra di antara kelompok masyarakat. Kedelapan, Pemerintah segera melakukan pengresmian desadesa yang sudah ditetapkan melalui Perda Nomor 6 Tahun 2011 Kesembilan, Pemerintah segera melakukan amanat Perda Nomor 2 Tahun 2010 yaitu segera mengeluarkan Peraturan Bupati tentang Penyerahan Urusan Kepada Desa.***

17

Wisata Pemandian Air Panas Mengeruda di Soa dapat menjadi salah satu sumber PAD jika dikelola dan ditata dengan baik. Foto: Dinas P2KI Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Warta Utama

18

18

Inilah tempat-tempat wisata yang bisa menjadi Lumbung PAD bagi Kabupaten Ngada. Tempat-tempat ini sesungguhnya sangat menarik untuk dikunjngi. Desa Adat bena adalah wisata budaya yang mempesona. Demikian pula dengan Gunung Inerie yang berdiri menjulang menantang langit. Dan tak ketinggalan, Pulau Kelelawar di Riung menyimpan rasa takjub tersendiri.

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

PIMPINAN DAN SELURUH ANGGOTA DPRD NGADA


Mengucapkan

Selamat Natal
25 Desember 2011

&

Tahun Baru 01 Januari 2012


Kepada Kerabat, Kenalan, Mitra Kerja dan Seluruh Masyarakat Kabupaten Ngada Kiranya Kelahiran Kristus Membawa Semangat dan Terang Baru di Hati Kita.

Kristoforus Loko, S.Fil Ketua Paulinus No Watu, S.Sos Wakil Ketua Moses J. Mogo, BcSW Wakil Ketua

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Lensa DPRD Ngada

Di sela-sela perhelatan Turnamen Bupati Ngada Cup beberapa waktu lalu, Panitia Turnamen menggelar pertandingan ekshibisi antara Tim Eksekutif (berkostum putih ) dengan Tim Legislatif (berkostum orange).

Pak Anis Nau dari Tim DPRD Ngada (legislatif) melakukan warming-up sebelum pertandingan dimulai...biar oto tidak kram, katanya. Lihat dengan teliti, ada juga yang sedang mengoles counterpain.....

Kapten Kesebelasan dari dua tim (Pak Kristo Loko dari tim Legislatif dan Pak Marianus Sae dari Eksekutif) ketika melakukan coin-toast tanda dimulainya pertandingan.

Bupati Ngada menggiring bola dengan gesit...tampaknya tak sanggup dikejar oleh Pak Ray Bena (nomor 11)

Inilah momen ketika Pak Alo Liu dari tim legislatif melesakkan bola ke gawang tim eksekutif yang dikawal Pa Tanto, Kepala Bappeda Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Lensa DPRD Ngada

Situasu unik saat jeda babak pertama. Manajer tim bertengkar dengan pemain soal strategi...maklum sempat tertinggal 0 - 1... Lihat ekspresi Pak Alo Liu (mengangkat tangan), seakan sedang berkata, makanya angkat bola ke depan, biar saya sundul.... Dan benar, sundulannya mampu menyamakan kedudukan menjadi 1 - 1....

Lalu Pak Wakil Ketua, Bpk. Moses Mogo (berbaju batik) ikut bergabung...menanyakan siapa yang mencetak gol... Setelah diberitahu dia merogoh sakunya dan menyodorkan satu lembar lima puluh ribu kepada Pak Alo Liu yang berhasil mencetak gol..... Lihatlah ekspresi Pak Alo setelah mendapat hadiah lima puluh ribu dari Pak Wakil Ketua.....(gambar kanan)

Menu kolak pelepas dahaga setelah pertandingan...

Anak gawang dikomandani seorang anggota Satpol PP....peran mereka tidak sedikit

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Sebuah cahaya akan datang untuk setiap kegelapn, Sebuah rencana akan muncul untuk setiap hari esok, Sebuah jalan keluar akan ditemukan untuk setiap masalah. Cahaya Dunia dalam diri Bayi Mungil di Nazareth Telah lahir untuk kita...

KELUARGA BESAR SEKRETARIAT DPRD NGADA

Mengucapkan
Selamat Natal & Tahun Baru
25 Desember 2011 01 Januari 2012

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD Rekomendasi Komisi B: B Jadwal Ulang Pembayaran Ke Pihak Ketiga


Komisi B DPRD Ngada yang membidangi Keuangan dan Pembangunan melakukan Rapat Komisi bersama mitra kerjanya di Ruang Rapat Komisi B tanggal 24 26 Oktober 2011 yang lalu. Materi rapat adalah Pembahasan tentang APBD Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2011. Rapat Komisi ini dihadiri oleh Anggota Komisi B dan OPD terkait dari Pemerintah. Melalui diskusi kritis Komisi B bersama mitra Pemerintah dalam mengambil keputusan telah memperhatikan prinsip-prinsip anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan regulasi yang dianut. Dalam kondisi dilematis Komisi B bersama mitra Pemerintah harus melakukan terobosan-terobosan kebijakan dengan semaksimal mungkin menghindari faktor subyektif. Tidak ada faktor suka dan tidak suka ataupun sentimen pribadi, namun lebih mengedepankan berbagai pikiran dan pendapat demi kepentingan masyarakat Kabupaten Ngada yang kita cintai bersama. Fokus utama diskusi Komisi B bersama mitra kerjanya adalah mencermati anatomi APBD yang tidak sehat, dimana kemampuan fiskal daerah sangat terbatas, namun harus membiayai kebutuhan yang sangat besar sebagai upaya pelayanan kepada masyarakat. Ratio antara pendapatan yang sangat terbatas dan belanja yang sangat besar telah mengakibatkan defisit riil yang cukup besar yakni 44,7 milyar. Komisi dan mitra Pemerintah berdiskusi agar diperoleh postur APBD yang sehat, dengan mengurangi jumlah belanja baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung sebesar 44,7 milyard sampai pada kondisi berimbang. Guna mencapai maksud tersebut, ada dua pilihan yang diambil yakni: Pertama, mengagendakan kembali semua program kegitan yang termuat dalam APBD induk (namun hal ini sangat sulit

23

Suasana Rapat Pembahasan Perubahan APBD Tahun 2011 di Ruang Rapat Komisi B. Tampak Ketua dan Anggota Komisi B serius menyimak penjelasan dari OPD Mitrak Kerja Komisi B. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD

24
Para Pimpinan OPD Mitra Kerja Komisi B DPRD Ngada mengikuti rapat bersama Komisi B guna membahas Perubahan APBD Tahun 2011. Foto: Humas DPRD Ngada

mengingat berbagai keterbatasan) dan kedua, menjadwalkan kembali mekanisme pembayarannya bagi semua kegiatan atau program yang bersumber dari DAU dengan merujuk pada dokumen kontrak yang telah dibuat bersama antara Pemerintah dan pihak Ketiga. Komisi dan mitra Pemerintah berupaya agar solusi yang ditawarkan ini tidak berdampak sangat negatif baik secara politis maupun hukum dan semaksimal mungkin tidak mengorbankan tugas pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Ngada. Hasil-Hasil Rapat Komisi Pendapatan Daerah Pertama, guna memperbaiki postur APBD maka Kenaikan PAD, Pajak Daerah dan Retribusi

adalah merupakan salah satu tuntutan. Dengan dilaksanakan program kegiatan yang dibiayai dengan DAK dan Dana Transfer telah memberikan hasil positif dengan meningkatnya Pendapatan Asli Daerah dan Retribusi daerah lainnya. Kedua, Pemerintah harus mampu mencari dan menciptakan sumber-sumber Pendapatan Daerah yang bersifat konstan serta menginventarisasi secara baik terhadap potensi-potensi yang dimiliki, agar mampu meningkatkan pendapatan daerah. Potensi sumber PAD yang berada di seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Ngada belum dikelola secara profesional dan optimal sehingga belum dapat meningkatkan PAD. Kedepan harus ada upaya yang terukur bagi semua obyek sehingga mampu memberi

kontribusi bagi peningkatan pendapatan daerah. Ketiga, pengelolaan sumbersumber PAD yang dikelola oleh Dinas P2KI ( Parkir dan pada sektor pariwisata ) belum optimal. Pemerintah bersama lembaga DPRD perlu merumuskan konsep baru tentang perparkiran dan pengembangan destinasi wisata sesuai dengan regulasi yang berlaku sehingga sektor ini dapat memberikan hasil yang optimal bagi peningkatan pendapatan Daerah. Keempat, momentum saat ini harus dimanfaatkan secara maksimal guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kewajiban membayar pajak. Gerakan sadar pajak yang dilakukan harus terus menerus dilakukan dan penetapan target pajak harus dioptimalkan.

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
Belanja Daerah Komisi memberikan apresiasi kepada Mitra Pemerintah yang telah dengan penuh tanggung jawab melakukan pengurangan kegiatan pada belanja tidak langsung yang dibiayai DAU sehingga, dapat mengurangi nilai defisit secara signifikan. Sedangkan bertambahnya belanja langsung pada Dinas PU adalah berasal dari Dana Transfer Daerah. Hal ini tidak mungkin dilakukan upaya rasionalisasi karena, untuk dana-dana DAK dan Dana transfer mekanisme pelaksanaannya telah diatur tersendiri. Belanja perjalanan dinas secara keseluruhan telah mengalami penyesuaian atau rasionalisasi sebesar rata-rata 50%. Hal ini berkaitan dengan kondisi defisit yang dialami Daerah ini. Sense of crisis yang ditampakkan oleh para pimpinan SKPD mitra komisi B sangat dihargai. Namun harapan fraksi berkurangnya anggaran jangan sampai mengurangi kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Pendapat Pertama, defisit riil yang terjadi sebesar 44,7 milyar lebih sebagai akibat Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2010 yang tidak mencapai target dan pengeluaran-pengeluaran yang mendahului penetapan APBD Perubahan menjadi permasalahan yang harus dicarikan solusi terbaik dengan tidak mengorbankan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Kedua, langkah-langkah rasionalisasi yang ditempuh sebagai upaya menutup defisit harus tetap dilakukan dengan prinsip efisiensi dan efektif dalam pencapaian target penyelesaian program dan kegiatan sampai dengan akhir tahun 2011. Kesepakatan Komisi Pertama, Pekerjaan Proyek Multi Years harus segera diselesaikan oleh pihak ketiga sehingga dapat dimanfaatkan oleh daerah. Kedua, Belanja Makan Minum dan Penggandaan dokumen perlu digunakan seefisien dan seefektif mungkin.

25

Pak Sil Pati, S.Ag anggota Komisi B DPRD Ngada sedang memberikan pendapat dan ide terkait berbagai persoalan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngada khususnya OPD Mitra Kerja Komisi B. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
Ketiga, Komisi B dan Pemerintah bersepakat merasionalisasikan anggaran untuk mengurangi belanja perjalanan dinas keluar daerah dan mengoptimalkan perjalanan dinas dalam daerah s e b a g a i b e n t u k pertanggungjawaban atas pelayanan kepada masyarakat. Keempat, dihindarkan adanya program dan kegiatan yang baru, mengingat waktu efektif yang tersisa tinggal 2 (dua) bulan dan juga dengan mempertimbangkan keterbasan fiskal, kecuali kegiatan yang bersifat darurat yang membutuhkan penanganan segera. Rekomendasi Pertama, Pemerintah harus melakukan komunikasi dengan pihak ketiga sehingga dicapai kesepahaman dalam cara-cara menyelesaikan pekerjaan dengan tidak melampaui masa kontrak dan mengatur kembali p e n j a d w a l a n pembayarannya. Kedua, Komisi B menilai harus dilakukan penjadwalan kembali terhadap m e k a n i s m e pembayaran kepada pihak ketiga, yakni dengan menggunakan pola 2(dua) tahap bagi semua kegiatan dan program yang dibiayai dengan Dana Alokasi Umum dengan pembayaran tahap pertama dilakukan pada akhir tahun anggaran 2011 sesuai kontrak, sedangkan pembayaran tahap kedua dilakukan selambat-lambatnya pada akhir bulan januari tahun 2012. Ketiga, dalam penerapan mekanisme pembayaran 2 (dua) tahap, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama Pengguna anggaran masingmasing SKPD wajib melakukan komunikasi kepada pihak ketiga untuk dapat memahami kondisi sulit yag sedang dihadapi Daerah yang dibuktikan dengan dibuatnya berita acara kesepakatan tidak berkeberatan dari pihak ketiga. Keempat, Semua Program dan kegiatan yang dibiayai dengan DAU pekerjaannya tetap harus diselesaikan sesuai dengan kontrak awal dan apabila tidak diselesaikan sesuai dengan konrak yang telah dibuat maka, kepada pihak ketiga dilakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dengan pembayaran dilakukan berdasarkan volume atau item pekerjaan yang sudah diselesaikan. Patut diperhatikan bahwa: Pentahapan hanya dilakukan pada cara pembayaran tetapi tidak pada pentahapan pekerjaan yang telah dikontrakan.*** Kelima, Komisi B merekomendasikan kepada Pemerintah agar secepatnya, setelah selesainya masa sidang perubahan ini sesegera mungkin mempersiapkan materi RAPBD 2012 agar proses pembahasan dan penetapannya dapat dilaksanakan sebelum Hari Raya Natal tahun 2012, sehingga proses pembayaran tahap ke II kepada pihak Ketiga tidak mengalami pergeseran yang dampaknya pasti sangat memberatkan pihak.***

26

Ketua Komisi B, Ibu Dorothea Dhone, S.Sos ketika memimpin Rapat Komisi pada Sidang Perubahan APBD Kabupaten Ngada Tahun 2011 yang lalu. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD Kesepakatan dan Rekomendasi Komisi C


Nuansa pembahasan kali ini agak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini diwarnai antara lain adanya defisit anggaran yang begitu besar yang mengakibatkan terjadinya rasionalisasi anggaran di setiap SKPD dan berdampak pada tidak tercapainya kinerja SKPD sesuai target yang telah ditetapkan. Komisi berharap hal seperti ini tidak akan terjadi lagi pada tahuntahun yang akan datang. Oleh karena itu pengendalian dan evaluasi pada setiap bulan perlu terus ditingkatkan oleh Pemerintah, yang ditindaklanjuti dengan pemecahan masalah. Bersamaan dengan defisit anggaran yang kita hadapi, diberbagai tempat juga masih dihantui kerawanan pangan karena produksi pangan yang belum semuanya memadai. Kondisi saat ini masyarakat kita sangat tergantung pada beras sebagai menu sehari-hari. Tanah kita yang subur memungkinkan masyarakat bisa menanam ubiubian dan jagung dalam rangka ketahanan pangan. Cara pandang masyarakat kita bahwa kalau makan ubi atau jagung itu orang miskin, harus diubah dengan mensosialisasikan makanan dan kandungan gizi makanan non beras. Kebutuhan dasar lain, selain pangan, adalah di bidang pendidikan dan kesehatan. Sudah banyak program dan kegiatan yang kita laksanakan yang berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, menurunnya angka kematian ibu dan anak, tingginya partisipasi penduduk menuntaskan WAJAR 9 tahun, dan lain lain. Namun masih juga terdapat anak putus sekolah, balita gizi buruk, dan munculnya penyakit-penyakit mematikan. Hal ini juga menjadi tantangan kita dan butuh penanganan lebih serius. Saat ini kita masih diperhadapkan dengan permasalahan yang paling krusial yakni kemiskinan. Permasalahan pokok kemiskinan yang kita hadapi adalah masih tingginya jumlah penduduk miskin yang disebabkan oleh ketidakmampuan ekonomi,

27

Ketua Komisi B, Bapak Yoseph Dopo, S.Pd (tengah) didampingi Sekretaris Komisi, Ibu Maria Lele Vale, A.md memimpin Rapat Komisi C bersama Mitra Kerja Komisi dari Pemerintah Kabupaten Ngada. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Upaya atau kebijakan memerangi kemiskinan adalah sebuah komitmen universal, juga menjadi tekad kita bersama. Karena itu, Program PERAK, JKMN dan Penguatan Kelembagaan Koperasi diharapkan dapat mengurangi angka KK Miskin. Program atau kegiatan dalam rangka mengurangi kemiskinan harus dilakukan secara terus menerus oleh multi sektor dan lintas sektor dengan melibatkan stakeholders terkait untuk meningkatkan efektivitas pencapaian program yang dijalankan. Selanjutnya ijinkan kami untuk menyampaikan pendapat umum terhadap Rancangan Perubahan Pendapatan Asli Daerah dan Perubahan Belanja Daerah Kabupaten Ngada Tahun 2011. Pendapat Umum Pendapatan Asli Daerah: Defisit Tetapi PAD Meningkat. Komisi memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah yang telah melaksanakan tugas-tugas pelayanan terutama dalam merealisasikan target capaian PAD sebesar 60 % pada bulan Oktober 2011 yang berarti tinggal 2 bulan lagi kita akan mengakhiri tahun 2011. Walaupun kita mengalami defisit anggaran, tetapi target pendapatan asli daerah kita meningkat. Secara khusus untuk bidang Kemakmuran dan Kesejahteraan Rakyat, target PAD sebelum perubahan sebesar 6,602 milyar lebih meningkat menjadi 10.393 milyar lebih atau bertambah sebesar 3,790 milyar lebih ( 57,41 persen). Pertambahan ini diperoleh dari: Pertama, Retribusi Pelayanan JAMKESMAS dan ASKES pada Rumah Sakit Umum Daerah sebesar 77,1 persen; Kedua, Lainlain Penerimaan Asli Daerah yang sah pada Dinas PKPO sebesar 2,9 persen; dan Ketiga, Lain lain PAD yang sah dari BP3KP sebesar 14,6 persen. Sementara itu, ada OPD lainnya dalam mitra Komisi C yang target PAD-nya sebelum dan sesudah perubahan tidak mengalami perubahan. Tetapi ada juga yang mengalami penurunan PAD

28

Para Pimpinan OPD Mitra Kerja Komisi C serius mengikuti Rapat Pembahasan Perubahan APBD Tahun 2011 di Ruang Rapat Utama Gedung DPRD Ngada. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD

29
Komisi C bersama mitranya dari Pemerintah sedang mendiskusikan beberapa item penting terkait dengan perubahan Anggaran Tahun 2011. Foto: Humas DPRD Ngada

seperti Dinas Kehutanan turun sebesar 0,2 persen, Dinas P3 turun sebesar 7,4 persen dan Dinas Perikanan dan kelautan turun sebesar 6,2 persen. Hal ini disebabkan karena adanya rasionalisasi pada kegiatan yang berdampak pada peningkatan PAD. Belanja Daerah Pada Tahun 2011 alokasi dana untuk Belanja Daerah sebelum perubahan sebesar 217,848 milyar lebih, terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar 116,023 milyar lebih dan Belanja Langsung sebesar 101,825 milyar lebih untuk membiayai 81 Program dan 296 Kegiatan. Setelah perubahan bertambah menjadi 240,183 milyar lebih, terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar 134,103 milyar

lebih atau bertambah 15,58 % dan Belanja Langsung sebesar 106,079 milyar lebih atau bertambah 4,18 %. Penambahan belanja ini terjadi pada Dinas PKPO dan RSUD. Sedangkan pada SKPD lainnya mengalami pengurangan dan penambahan terjadi baik pada Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal. Menyikapi hal ini, Komisi mendukung langkah-langkah yang telah ditempuh oleh Pemerintah Daerah guna mengatasi fiscal gap tersebut dan sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Umum Anggaran Perubahan APBD Kabupaten Ngada Tahun 2011. Selanjutnya, Komisi juga berharap agar setelah Sidang Perubahan APBD ini Pemerintah

segera melakukan langkahlangkah sebagai berikut: Pertama, penyesuaian kembali terhadap target kinerja sesuai hasil pembahasan; Kedua, sosialisasi kepada masyarakat terutama target lokasi yang mengalami rasionalisasi pada tahun ini; Ketiga, untuk Program/kegiatan yang berdampak langsung pada masyarakat, maka pada tahun anggaran 2012 diprioritaskan kembali penganggarannya. Kesepakatan Dan Rekomendasi Komisi C Dinas P3 Kabupaten Ngada Rekomendasi Pertama, sehubungan dengan adanya kebakaran Kantor Dinas P3, maka diharapkan dapat menempati Kantor KPU lama dan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD

30

Tanggal 13 Oktober 2011 yang lalu kantor Dinas P3 Kabupaten Ngada mengalami kebakaran hebat. Kepulan asap tebal membubung tinggi dan kobaran api menghanguskan seluruh gedung kantor ini. Sampai saat ini pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini guna mengetahui penyebab utama terjadinya kebakaran. Foto: Humas DPRD Ngada

Kantor BP3KP yang lama, untuk menunjang kegiatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan kepada masyarakat. Kedua, menyikapi adanya peristiwa kebakaran Kantor Dinas P3 Kabupaten Ngada yang telah menghanguskan sebagian besar peralatan dan meubeler serta dokumen-dokumen penting milik dinas, maka direkomendasikan penambahan dana sebesar 185milyar lebih untuk perlengkapan kantor dan peralatan kerja. Ketiga, Pemerintah daerah segera membentuk tim untuk menelusuri program dan kegiatan yang ada dalam Peraturan Bupati terhadap Penjabaran Perda APBD di luar mekanisme

pembahasan di DPRD Kabupaten Ngada dan menindak tegas siapa saja yang dengan sengaja melakukan penyusupan data, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Keempat, Mengingat PERAK adalah program unggulan Dinas P3 maka harus secara serius berkomunikasi dengan pihak penyedia jasa dalam pengadaan dan pendistribusian terrnak sesuai dengan spesifikasi dan jangka waktu pelaksanaan. Apabila dalam kenyataan program ini terindikasi gagal, maka maka DPRD kabupaten Ngada akan melakukan penyelidikan melalui mekanisme kedewanan.

BP3KP Kesepakatan Pertama, dari Belanja Langsung yang disepakati ini sudah termasuk tambahan honorarium 4 (empat) bulan untuk Tenaga Harian Lepas (THL TB) sebesar 142.juta yang sebelumnya tidak dianggarkan. Kedua, berkaitan dengan dana sebesar 95 juta yaitu pada kegiatan Peningkatan K e s e j a h t e r a a n Te n a g a Penyuluhan Pertanian/ Perkebunan yang sudah di SPJkan namun tidak tertampung dalam buku penjabaran p e r u b a h a n A P B D Ta h u n Anggaran 2011 (buku tidur) disepakati untuk dirasionalisasi kembali dari semua kegiatan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
belanja langsung agar sejumlah dana tersebut dapat ditampung kembali demi pertanggung jawaban selanjutnya. Ketiga, perlu penyesuaian kembali nomenklatur program yang relevan dengan kegiatan yang ada sesuai Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yaitu Program Pendidikan Kedinasan diganti menjadi Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur diganti menjadi Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Badan Lingkungan Hidup Kesepakatan Pertama, upaya penyelamatan kerusakan hutan dari pembabatan secara ilegal maupun pembakaran hutan perlu terus dilakukan dengan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan. Kedua, tingkatkan sosialisasi Undang-Undang Nomor 32 Ta h u n 2 0 0 9 t e n t a n g Perlindungan dan Pengelolaaan Lingkungan Hidup, terutama penerapan sanksi hukum baik kurungan maupun denda terhadap perorangan, kelompok, badan usaha atau lembaga tertentu yang dengan sengaja merusak hutan. Ketiga, dalam upaya mewujudkan kota Bajawa sebagai kota sehat Adipura, maka beberapa persyaratan perlu dipenuhi antara lain, perlu segera disiapkan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA), Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPSP), Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS), tersedianya fasilitas instalasi pengolahan limbah cair (IPAL) komunal/rumah tangga, UKM dan Kesehatan, kebersihan fasilitas umum, adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ditanam dengan berbagai jenis pohon dan taman bunga; Keempat, pemanfaatan laboratorium untuk melakukan

31

Gerakan Menanam Pohon Berbasis Masyarakat (GMPB) adalah salah satu upaya yang dilakukan guna mengatasi kerusakan lingkunan. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Ngada secara simultan menganimasi masyarakat untuk terus menanamkan kesadaran cinta lingkungan, seperti yang tampak pada gambar. Foto: Dok. BLH Kabupaten Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
pengujian kualitas air dan udara sebagai bahan rekomendasi tingkat polusi untuk diketahui masyarakat. Dinas PKPO Ngada Kesepakatan Pertama, perlu dilakukan komunikasi dan koordinasi intensif dengan Pemerintah Propinsi dan Pusat berkaitan dengan keterlambatan pelaksanaan Program DAK yang diakibatkan terlambatnya JUKNIS dari Pemerintah Pusat; Kedua, penambahan anggaran Dana BOS baik untuk Sekolah Negeri maupun Swasta serta ditindaklanjuti dengan pengawasan melekat; Rekomendasi Pertama, mendefenitifkan UPTD SKB dan Cabang Dinas yang diikuti dengan penempatan Kepala UPTD secara defenitif untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; Kedua, Lanjutan Pembangunan Kantor Cabang Dinas di Kecamatan Bajawa Utara dan beberapa Kecamatan lainnya pada Tahun 2012. Ketiga, Dinas PKPO harus melakukan pengawasan terhadap perencanaan anggaran di sekolah-sekolah agar penetapan uang komite tidak membebankan orang tua murid. Dinas Kesehatan Komisi menyepakati agar Retensi 5 persen harus dibayarkan kepada pihak ketiga dalam jangka waktu 1-2 tahun sesuai dengan surat kontrak sebagai aturan dalam pengajuan PHO. Apabila dalam jangka waktu dimaksud pihak ketiga belum mengajukan dana retensi, maka dana tersebut harus dikembalikan ke Kas Daerah. Komisi merekomendasikan agar Retribusi Pelayanan Kesehatan dapat dikenakan pada item

32

Salah satu sudut taman di jalan utama kota Bajawa. Beberapa tahun terakhir penataan taman di jalan utama kota Bajawa sedang gencar dilakukan. Dibutuhkan tangan-tangan terampil untuk dapat menjaga dan merawat tanaman ini dengan baik sehingga kota menjadi asri dan indah dipandang. Foto: Dok. BLH Kabupaten Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
penerimaan ASKES dan NON ASKES. Untuk penerimaan NON ASKES diperoleh dari retribusi pasien yang merupakan sasaran JKMN, JAMPERSAL dan JAMKESMAS. RSUD Bajawa Kesepakatan Pertama, adanya penambahan kegiatan baru yaitu Kegiatan Kemitraan Pengobatan bagi Pasien Kurang Mampu, untuk Program ASKES dan JAMKESMAS, dengan pertimbangan kegiatan ini sudah mulai dilaksanakan sejak awal Tahun 2011 dan telah disetujui oleh Badan Anggaran pada penyempurnaan Anggaran bulan Mei 2011 sehingga perlu dimasukan kembali pada DPA Perubahan Tahun 2011; Kedua, diharapkan pada Tahun 2012 khusus untuk pengadaan obat-obatan, bahan habis pakai dan reagen harus selalu tersedia. Untuk itu proses pengadaannya menggunakan tahun jamak sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; Ketiga, penggunaan/pengelolaan JKMN menggunakan sistim yang b e r l a k u p a d a JAMKESMAS/ASKES; Keempat, dalam hal penanganan pasien kurang mampu perlu dilakukan koordinasi antara Rumah Sakit Umum Daerah Bajawa dengan Dinas Sosial dan Nakertrans; Kelima, Pemerintah harus memperhatikan kesejahteraan bagi Cleaning Service di RSUD Bajawa. Keenam, Pemerintah segera melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap manajemen

33

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada, sedang memberikan penjelasan kepada Komisi C DPRD Ngada terkait dengan berbagai persoalan yang mengemuka selama Rapat Kerja bersama Komisi C beberapa waktu lalu. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
Rumah Sakit Umum Daerah Ngada dan mengambil langkahlangkah strategis demi perbaikan mutu pelayanan di RSUD. BPMD-PP (Bidang Pemberdayaan Perempuan) Rekomendasi Pertama, dalam rangka memperkuat Pengarusutamaan Gender pada setiap SKPD maka perlu dialokasikan anggaran yang Responsif Gender di semua SKPD pada Tahun Anggaran 2012 dan perlu dibangun kerjasama/mitra dengan LSM; Kedua, dalam rangka peningkatan kapasitas aparatur mengenai Pengarusutamaan Gender maka diharapkan keterlibatan dari semua SKPD untuk mengikuti Diklat PUG dalam perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. Ketiga, dalam rangka mengadvokasi korban kekerasan dalam rumah tangga bagi kaum perempuan dan anak yang dititipkan di rumah aman FMM Soa, maka perlu dialokasikan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan korban KDRT tersebut pada tahun anggaran 2012; Keempat, bagi anak yang berhadapan dengan hukum selama masa penahanan pihak yang berwajib diharapkan agar hak anak untuk mengikuti pendidikan tetap diprioritaskan dan diupayakan agar anak-anak tersebut harus dipisahkan dari orang dewasa baik di Polres maupun di Lembaga Pemasyarakatan.***

Urbanus Nono Dizi:


34

Kaji Ulang Pemindahan Pasar Bajawa ke Bobou


Salah satu wacana yang sempat menguak pada sidang pembahasan APBD Ngada Tahun Anggaran 2012 pada medio Desember 2011 ini adalah persoalan pemindahan lokasi Pasar Inpres Bajawa ke Pasar Baru di Bobou. Banyak kalangan menilai bahwa lokasi pasar yang sekarang sudah sangat tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai tempat jualan bagi para pedagang, terutama para pedangan bahan kebutuhan pokok. Wacana pemindahan pasar ini sesungguhnya sudah sejak lama dikumandangkan. Simak misalnya rekomendasi fraksifraksi pada Rapat Paripurna Penetapan APBD Ngada setahun yang lalu. Namun dalam tenggang waktu setahun ini, belum ada perkembangan berarti atau malah terkesan Pemerintah tidak benar-benar menjalankan rekomendasi dimaksud. Persoalan ini kemudian mencuat kembali ketika Rapat Pembahasan APBD 2012 kali ini. Sebagian besar anggota DPRD Ngada kembali meminta kepada Pemerintah untuk segera melakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan pemindahan Pasar Inpres Bajawa ke Lokasi Pasar di Bobou. Namun dari sekian banyak anggota DPRD Ngada, Pak Urbanus Nono Dizi, anggota DPRD dari PDI-P memiliki pendapat yang berbeda Menurutnya, pemindahan lokasi Pasar Inpres Bajawa ke lokasi Pasar di Bobou hendaknya dilakukan kajian yang lebih dalam. Saya menilai bahwa pemindahan lokasi pasar ke Bobou belum terlalu mendesak untuk dilakukan saat ini. Karena itu, Pemerintah diminta untuk kembali melakukan kajian yang lebih dalam dengan mempertimbangkan berbagai faktor ketika hendak memindahkan pasar Bajawa ke Bobou, katanya pada saat Rapat Gabungan Komisi DPRD Ngada beberapa waktu lalu. Kepada kru Warta DPRD Ngada sesaat setelah Rapat Gabungan Komisi berakhir, Pak Urbanus menjelaskan secara gamblang

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Berita DPRD
latar belakang pemikirannya yang sedikit berseberangan dengan rekan-rekan anggota lain. Menurut Pak Urbanus, dari sisi populasi pembeli, lokasi Pasar Bobou sangat jauh dari jangkauan para pembeli, sebab sebagaian besar pembeli ada di lokasi kota. Selain itu, sarana-prasarana pendukung di Pasar Bobou masih jauh dari harapan, jika kita mau secepatnya memindahkan lokasi pasar ke sana. Karena itu tadi saya sarankan agar perlu dikaji kembali tentang pemindahan lokasi pasar ini ke Bobou. Belum saatnya pasar ini harus dipindahkan ke sana, katanya. Pak Urbanus tidak sekedar melempar kontra ide dalam Rapat Gabungan Komisi DPRD Ngada. Dia memberi solusi alternatif. Menurutnya, lokasi pasar yang ada sekarang bisa ditata kembali denan baik sehingga bisa digunakan secara maksimal untuk roda perekonomian masyarakat. Lokasi Pasar Bajawa itu sebetulnya sangat luas. Kalau ditata dengan bagus, maka Pasar ini sesungguhnya sangat strategis dan representatif. Dan perlu dicatat, Pasar Bajawa ini bisa menjadi icon perekonomian dan pembangunan di kota Bajawa, katanya lagi. Pak Urbanus menyarankan agar pasar Inpres Bajawa dikelola secara baik, misalnya dengan membangun pasar bertingkat yang didalamnya bisa menampung berbagai jenis kebutuhan masyarakat. Katakanlah kita membangun tiga atau empat tingkat. Di tingkat satu kita menjual khusus bahan-bahan kebutuhan pokok. Di tingkat dua menjual pakaian atau bahan-bahan tekstil, di tingkat tiga peralatan elektronik, komputer, dan lain-lain dan di tingkat empat dikhususkan untuk aneka permainan anak-anak, demikian pak Urbanus. Ketika ditanya apakah hal itu berarti kita menelantarkan lokasi pasar Bobou yang telah dibangun dengan dana yang tidak sedikit? Menurut Pak Urbanus, itu baru salah satu pilihan jalan keluar yang diambil. Kalau toh misalnya Pemerintah masih mau memanfaatkan lokasi Pasar Bobou, maka di sana dikhususkan untuk penjualan bahan-bahan tekstil. Mengapa? Sebab, belanja pakaian dan bahan tekstil lainnya itu tidak terjadi setiap saat, hanya terjadi musiman saja dan itu biasanya direncanakan. Masa untuk membeli sayur satu ukat seharga 5000 rupiah orang harus membayar ongkos ojek ke Bobou sebesar 10 ribu, tanyanya retoris.

35

Inilah suasana di Pasar Inpres Bajawa. Lokasi tempat jual yang tampak pada gambar ini sebenarnya adalah halaman parkir. Namun para penjual memanfaatkannya untuk berjualan. Akibatnya adalah kesemrawutan pasar. Foto: Humas DPRD Ngada

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

OPINI
PERAN DPRD PADA RANAH PERWAKILAN POLITIK LOKAL DI INDONESIA
Oleh: Adrianus Nabung, S.Fil, M.A*
Demokrasi, desentralisasi dan representasi adalah tiga terminologi penting sebuah sistem perwakilan politik yang ideal. Sistem yang demokratis selalu menyiratkan pemerintahan perwakilan. Dalam kultur organisasi kenegaraan, desentralisasi kewenangan dari pemerintahan nasional kepada pemerintahan regional/lokal menyiratkan kehendak yang kuat untuk semakin mendekatkan pelayanan negara kepada warganya. Representasi politik lewat badanbadan legislatif yang dipilih dalam suatu mekanisme yang demokratis mengandung serentak peran dan fungsi yang harus dijalankan guna mengayomi berbagai kebutuhan masyarakat yang suaranya diwakilkan secara struktural. Para wakil yang duduk dalam badan legislatif itu bertanggung jawab untuk membuat, mengelola dan mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan umum. Persoalannya, dalam perspektif apa ketiga unsur negara modern di atas menjadi kekuatan sinergis bagi penyelenggaraan kehidupan sosiopolitik yang ideal? Bangkitnya kesadaran universal tentang persamaan harkat dan martabat manusia melahirkan pengakuan terhadap hak-hak individual. Dalam perspektif politik, hak-hak individual itu tercermin lewat kebebasannya dalam menentukan pilihan. Suatu sistem pemerintahan negara yang demokratis tidak terlepas dari implementasi dari karakter universal hak-hak individual, yakni hak setiap warga negara untuk memilih. Bilamana setiap individu diberi ruang bebas untuk memilih, maka dengan sadar ia menyerahkan sebagian kewenangan dan tanggung jawab untuk mengurus kepentingannya sebagai warga kepada kekuasaan negara. Demikianlah tidak ada kekuasaan kewenangan pada satu sistem tunggal. Dengan desentralisasi, maka setiap kesatuan subnasional (propinsi dan kabupaten/kota) bertanggung jawab untuk mengatur usaha-usaha bagi pemenuhan kebutuhan warga masyarakat lokal. Konsep desentralisasi di sini menyentuh paling kurang tiga aspek mendasar.1 Pertama, pada tataran nasional, desentralisasi dapat dipandang sebagai: satu, proses merestrukturisasi atau mengatur kembali kekuasaan sehingga terdapat suatu sistem tanggung wajab bersama antara institusiinstitusi tingkat pusat, regional maupun lokal sesuai dengan prinsip subsidiaritas. Dua, proses untuk meningkatkan kualitas dan keefektifan yang menyeluruh dari sistem pemerintahan, dan juga meningkatkan otoritas dan kapasitas t i n g k a t s u b - n a s i o n a l . Ti g a , diharapkan dapat mendukung elemen-elemen pokok pemerintahan yang baik, seperti meningkatkan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam keputusan ekonomi, sosial dan politik. Empat, membantu memperkuat kapasitas masyarakat dan meningkatkan kepekaan dan transparansi dan akuntabilitas pemerintah. Kedua, dalam konteks kepentingan masyarakat lokal, maka desentralisasi menjadi alat untuk membentuk pemerintahan yang terbuka, efektif dan responsif serta meningkatkan sistem representasional pengambilan keputusan tingkat masyarakat. Memberi peluang bagi masyarakat lokal untuk sendiri mengatur berbagai urusan sehingga oleh jangkauan ruang geografis yang lebih dekat dengan intervensi pemerintah yang bisa menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sosial, seperti memberantas kemiskinan, menciptakan lapangan

36

yang mutlak dimiliki oleh lembagalembaga negara (eksekutif pun legislatif) tanpa berpedoman kepada kehendak atau harapan para pemilihnya. Dalam konteks ini demokrasi memang harus dipahami sebagai pengejawantahan kedaulatan rakyat. Lembagalembaga negara (legislative) aspek pendukung sistemiknya hanyalan fasilitas yang diberi mandat oleh masyarakat. Sebagai penerima mandat, sudah menjadi keharusan bagi pengemban mandat untuk memperjuangkan kepentingan umum, melalui mekanisme pembuatan produk-produk legislasi yang selalu berpreferensi pada aspirasi dan tuntutan masyarakat. Untuk mencapai kualitas tertentu maka seperangkat prinsip-prinsip demokrasi harus menjadi tiangtopang pembuatan hukum atau kebijakan publik. Konsepsi seputar perwakilan politik dalam bingkai perwujudan sebuah sistem organisasi kekuasaan yang menempatkan kepentingan masyarakat sebagai tujuan mengandaikan adanya fragmentasi kekuasaan penyelenggaraan negara. Desentraliasi kekuasaan menjadi proses yang penting, guna menghindari pemusatan

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

OPINI
kerja dan regenerasi lingkungan. Ketiga, desentralisasi harus dilihat sebagai perpaduan fungsi-fungsi administratif, fiskal dan politik. Oleh kewenangan yang dimiliki, pemerintah lokal dapat berpikir inovatif yang pada gilirannya memberikan pelayanan maksimal 2 kepada masyarakat. Tentu bukan perkara mudah untuk mencapai ideal suatu model representasi politik. Namun, harapan akan tumbuhnya suatu kultur politik yang demokratis dan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan masyarakat adalah jaminan sekaligus tuntutan lahirnya pelembagaan fungsi kontrol atau pengawasan masyarakat terhadap jalannya pemerintahan melalui para wakil terpilih yang duduk dalam lembaga-lembaga perwakilan. DPRD dan Basis Perannya Pada Ranah Politik Lokal Kerangka desentralisasi atau otonomi daerah memberikan kedekatan hubungan antara rakyat dan para wakil yang duduk dalam lembaga-lembaga legislatif lokal. Kerangka pemikiran ke arah checks and balances merupakan landasan bangunan hubungan di antara lembaga legislatif (DPRD) dengan eksekutif (Pemda). Guna menjamin kualitas keputusan yang dapat diambil, maka diperlukan upaya maksimalisasi peran DPRD dalam pelbagai sektor. Setelah mendapatkan kepercayaan politik dari rakyatnya, para wakil diberi kebebasan untuk berperan. Tentu kebebasan dipahami dalam konteks kontrak politik. Itu berarti sebagai satu kekuatan politik daerah, DPRD harus menjamin transparansi, akuntabilitas, ruang partisipasi rakyat, dan integritas. Untuk tujuan itu, proses pengendalian politik bisa dilakukan oleh rakyat secara langsung apabila pemerintah menyimpang, dan DPRD harus bisa bersikap positif dan arif menghadapinya. Bagaimana DPRD dapat dijamin akuntabilitas perannya? Jika dan hanya jika para wakil rakyat, baik perorangan maupun kelembagaan mampu mempertanggung-gugatkan segala yang dilaksanakan dan dihasilkannya.3 Di ujung simpul talitemali peran tersebut akan terungkap dasar-dasar pertimbangan fungsional lembagai perwakilan daerah, baik pada taraf umum representasi langsung, maupun pada tataran fungsinya dalam konteks legislasi, anggaran dan pengawasan di daerah.4 Peran Anggota DPRD Dalam Meningkatkan Kinerja Institusi Penguatan internal DPRD menjadi keharusan. Dalam hal ini, pembentukan perangkat kerja dewan harus didasarkan pada pertimbangan keahlian, minat dan keterampilan. Bahkan sedapat mungkin setiap anggota secara pribadi pun institusional berusaha untuk menampakkan nilai-nilai profesionalisme dalam menjalankan hak, kewenangan dan fungsinya. Untuk itu tiap-tiap individu pun institusi DPRD harus belajar memahami suhu dan peta sosial politik yang berkaitan dengan kepentingan rakyat di daerah. Bilamana perlu, sebagaimana dianjurkan Y.B. Mangunwijaya, bersama masyarakat, para wakil perlu mengembangkan seluasluasnya: ...dialog, studi wacana yang intensif-berkesinambungan, proses kaya-memperkaya, saling belajar dan mengajar... dengan demikian [sic] bermekaran potensipotensi dan bakat-bakat terpendam di daerah dan regio seoptimal mungkin bukan kompetisi melulu antar daerah, regio dan pusat. Maka suatu proses pendidikan pendewasaan politik, ekonomi, sosial dan budaya memang perlu dihidupkan kembali secara cerdas....5 Tuntutan kepada peningkatan kinerja lembaga perwakilan sejalan dengan pemahaman tentang esensi demokrasi yang setidaknya menempatkan rakyat pada kedudukan sentral untuk mengatur dan mengurus persoalannya sendiri baik langsung maupun tidak langsung dalam semua bidang.6 Bagaimana para wakil memenuhi keinginan rakyat tersebut? Dibutuhkan kualitas dan kapasitas tertentu agar para wakil sanggup mengemban tugasnya denagan kinerja yang maksimal. Dalam pengalaman sejarah perwakilan, kejatuhan lembaga perwakilan di depan lembaga eksekutif justru berangkat dari kualitas. Karena itu perlua ada pembenahan terhadap beberapa faktor berikut:7 kualitas pendidikan, komitmen politik, objektivitas sistem rekrutmen, managemen partai politik yang responsif dan kompetitif, serta pengalaman organisasi dan keterlibatan sosial anggota DPRD sendiri. Menyusun dan Melaksanakan Program Kerja dan Anggaran Kriteria dasar dalam kerangka penyusunan program kerja dan anggaran DPRD dilandasi oleh prinsip-prinsip kualitas. Satu, sesuai dengan kepentingan konstituen; dua, mampu menjamin implementasi dan tiga, mampu menjamin pelaksanaan evaluasi yang jujur dalam perspektif koreksi dan proyeksi.8 Jika konsepsi peran ini dikembalikan pada kerangka analisis kualitas, maka penetapan sejumlah program kerja dan anggara DPRD akan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, faktor internal DPD sendiri yang meliputi sinergi peran yang bisa dimainkan masing-masing anggota terhadap pola hubungan yang terjadi baik dalam kelembagaan secara umum maupun dalam hubungannya dengan perangkat pimpinan, komisi, fraksi dan paninitia. Kedua, faktor eksternal yang meliputi hubungan antara anggota dengan basis-basis kepentingan maupun masyarakat secara umum, termasuk hubungan

37

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

OPINI
antar kelembagaan (eksekutif dan yudikatif) di daerah. Karena itu kualitas yang diharapkan dimiliki oleh setiap anggota maupun para wakil secara konstitusional hendaknya mengacu kepada implementasi atas beberapa kemampuan berikut.9 Satu, k e m a m p u a n u n t u k mengartikulasikan kepentingan konstituen; dua, kemampuan untuk mengagregasi berbagai kepentingan yang ada di daerah terutama dalam memadukan berbagai tuntutan dalam rupa sebuah alternatif putusan yang memadai. Tiga, kemampuan untuk melakukan sosialisasi politik; empat, kemampuan rekruitmen dan lobby politik; dan terakhir kemampuan untuk membangun komunikasi politik yang sesuai dengan tuntutan nilai dan etika yang berlaku. dan administrasi ditata. Di sinilah peran sekretariat dewan. Selain untuk menjamin kelancaran tugas semua anggota peningkatan kapasitas dewan, sekretariat dewan juga bertujuan untuk menjalankan tugas-tugas administasi seperti bertanggung jawab atas fasilitas kerja bagi semua anggota, pimpinan, 10 fraksi, panitia dan komisi-komisi. Peran dalam Mendukung Pelaksanaan Fungsi DPRD Persoalan fasilitas dapat menjadi kendala kinerja. Karena itu DPRD harus mampu menetapkan sejumlah indikasi standar guna memfasilitasi segala kepentingan yang terkait dengan fungsi dan tugasnya. Itu berarti, memaksimalkan peralatan yang sudah ada sambil mencari jalan untuk menyediakan sarana prasarana lain. Tafsiran dasar dari kelengkapan fasilitas itu mengandaikan suatu pemahaman yang tegas juga terhadap apa yang menjadi kehendak pribadi dan aspirasi masyarakat. Atas dasar itu, pelembagaan terhadap kekuatan politik daerah harus mampu memperkuat struktur demokrasi perwakilan dan pemerintahan formal sehingga mereka menjadi lebih koheren, kompleks, otonomi dan mudah beradaptasi dan karenanya lebih berkemampuan tinggi, efektif, berharga dan mengikat.11 Barangkali sejumlah perdebatan lain masih membentang mengingat implementasi produk legislasi yang tidak selalu sesuai dengan konsep dan rumusan idealnya. Akan tetapi apa yang telah tersajikan pada wacana konseptual di atas barulah satu step awal kepada penemuan pola-pola baru dalam menegaskan peran anggota DPRD dalam konstelasi kebijakan otonomi daerah di Indonesia saat ini. *** * Penulis adalah Pengajar dan Consultant Director Biogram and Local Empowerment Intitute (BiLEI - Indonesia), Jakarta

38

Peran Meningkatkan Kapasitas Sekretaris Dewan Dalam hal ini, kemampuan organisasional dan managerial dewan legislatif sangat bergantung kepada sejauh mana dokumentasi

Catatan: 1 Pemahaman ini mengacu kepada pemahaman tentang desentralisasi yang dirumuskan oleh UNDP dalam Decentralized Governance Programme: Strengthening Capacity for People-Centered Development, seperti tertuang dalam edisi terjemahan Indonesianya oleh GTZ, Pegangan Memahami Desentralisasi, Jakarta: Pembaruan, 2004, pp 5-7. 2 Pemahaman desentralisasi sebagai konsekuensi logis dari demokratisasi pemerintahan local, pada dasarnya bertolak dari asumsi, tidak setiap kebutuhan warga Negara dapat dipenuhi secara pribadi oleh dirinya sendiri, tertuama menyangkut kebutuhan umum (public goods), pelayanan umum (public services), dan pelayanan sipil (civil services). Aos Kuswandi, Pelaksanaan Fungsi Legislatif dan Dinamika Politik DPRD, Bekasi, LIP-FISIP UNISMA, 2004, p. 1. 3 Bdk. Agung Djojosoekarto, dkk., Menjadi Wakil Rakyat dalam Tata Demokrasi Baru, Jakarta: Sekretariat ADEKSI & Konrad Adenauer Stiftung, 2004, p. 32-34. 4 Perspektif ini bertolak dari kerangka konstitusi bahwa kinerja pokok DPRD disusun dan dinilai berdasarkan kedudukan, fungsi dan kewenangan konstitusionalnya. Bdk. Ibid., p. 36-37 5 Bdk. Edi Suandi Hamid dan Sobirin Malian, Memperkokoh Otonomi Daerah: Kebijakan, Evaluasi dan Saran, Yogyakarta: UII Press, 2004, p. 21. Lebih jauh periksa dalam Adnan Buyung Nasution, Federalisme untuk Indonesia, Jakarta: Kompas, 1999, pp. 34-37. 6 Juanda, op.cit. pp. 92-93. 7 Ibid. 8 Riant Nugroho, Kebijakan Publik, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2004, pp. 285-291. 9 Agus Pramono, op.cit., pp. 56-60. 10 Arbi Sanit, op.cit. p. 55. 11 Larry Diamond, op.cit., pp. 12-26.

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Oase

Dalam Diam, kau termangu Sepotong senja dibatas cakrawala memaku pandangmu Di akhir tahun, selalu ada rindu yang luluh disana, sejak dulu katamu, pilu Terlampau cepat waktu berderak hingga setiap momen tak sempat kau bekukan dalam hati tapi tidak untuk ini selalu ada ruang buatnya dipojok sanubari dimana rindu itu kau kemas bersama serpih-serpih kenangan yang terserak dan telah kau simpan rapi pada lanskap langit atau kerlip bintang di bentang lazuardi hingga ketika saat itu tiba kau memetiknya satu-satu dengan asa menyala, juga senyum getir seraya mengurai lamunan Kalau saja mesin waktu bisa diciptakan, selalu akan ada kesempatan berikut, igaumu pelan. Begitu banyak garis batas memuai saat kau terbuai Dan ketika rindu itu terbenam bersama mentari senja, sekali lagi, setiap waktu di akhir tahun tiba, kau kembali diam dan termangu dipagut sepi yang menikam serta sesal tak bertepi Lalu, esok pagi Kau tersentak Ketika kau terjatuh Ke tangan tanggal.... Selamat Tahun Baru 2012

Warta DPRD Ngada, Edisi 4, Oktober - Desember 2011

Lensa DPRD

Dari Peristiwa Kebakaran Kantor Dinas P3 Ngada

Anda mungkin juga menyukai