Anda di halaman 1dari 11

Tugas Antropologi: Kebudayaan Afrika Utara

Oleh;
Alfian al Ayyubby Pelu

Universitas Komputer Indonesia Hubungan Internasional Bandung 2010

I.

Kilasan

Benua Afrika adalah benua terbesar ketiga setelah Asia dan Amerika. Berdasarkan kepadatan penduduknya, benua Afrika menempati urutan ketiga setelah Asia dan Eropa. Benua Afrika juga disebut dengan julukan Benua Hitam, karena mayoritas penduduknya berkulit hitam. Luas Wilayah Benua Afrika kurang lebih 30.295.000 km2. Letak Astronomis Benua Afrika terletak antara 380 LU-350 LS dan 170 BB-510 BT. Letak Geografis Benua Afrika antara Samudera Hindia dan Samudera Atlantik. Daerah Afrika terdiri dari Pegunungan tinggi, Gurun, Lembah. Pegunungan di selatan dan timur, lebih tinggi dari pegunungan yang ada di utara dan barat. Gunung tertinggi adalah G. Kilimanjaro (6.010 m) yang terletak di Tanzania. Di Afrika utara terdapat gurun Sahara, yang merupakan gurun terluas di bumi. Sungai yang terdapat di Afrika antara lain adalah sungai Nil, yang merupakan sungai terpanjang di bumi (6.690 km). Di Afrika terdapat beberapa danau yang besar antara lain danau Victoria, danau Tanganyika, dan danau Malawi. Secara umum iklim di Afrika dapat dibagi menjadi beberapa wilayah: 1. Daerah beriklim tropis. Meliputi Afrika tengah dekat Khatulistiwa. 2. Daerah beriklim Sub Tropis. Ada di ujung utara dan selatan Afrika. 3. Daerah beriklim darat atau gurun. Ada di Afrika utara bagian tengah. Pada tahun 1998, penduduk Afrika berjumlah kurang lebih 763.000.000 jiwa. Mayoritas penduduk Afrika adalah bangsa Negro. Bangsa Negro di Afrika dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu Negro Sudan, yang kulitnya lebih gelap dan Negro Bantu, yang kulitnya lebih terang dari Negro Sudan. Bahasa pemersatu di Benua Afrika adalah bahasa Swahili, sedangkan bahasa lain yang persebarannya lebih luas adalah bahasa Arab.

Afrika Utara atau Maghreb Secara geopolotik, definisi Afrika Utara mencakup delapan negara atau teritori: Aljazair , Mesir , Libya , Maroko , Sudan Selatan , Sudan , Tunisia , Aljazair, Maroko, Tunisia, Mauritania, Libya. Daerah ini juga disebut Maghreb atau Maghrib (untuk membedakan dengan wilayah Arab Timur atau Masriqh, sementara Mesir adalah negara benua berdasarkan daerah Semenanjung Sinai yang berada dalam benua Asia. Afrika Utara juga mencakup sejumlah Spanyol harta , Ceuta dan Melilla (Spanyol Exclaves kecil atau pulau di lepas pantai Maroko). Perbedaan antara Afrika Utara dan Afrika secara historis dan ekologis terjadi secara signifikan karena penghalang yg merintanginya: Gurun Sahara. Para Pengaruh Islam di kawasan Afrika Utara sangat besar. Afrika Utara, bersama dengan Timur Tengah, adalah bagian utama dari Dunia Arab. Beberapa peneliti telah mendalilkan bahwa Afrika Utara, dan bukan Timur atau Afrika Selatan, adalah rumah asli dari manusia modern yang pertama berjalan kaki keluar dari benua itu. Di kawasan Afrika Utara kebanyakan di huni oleh suku Bangsa Berber, akan tetapi para ahli masih memperdebatkan bagaimana mengelompokkan bangsa arab dan bangsa Berber di Afrika Utara. Sebagaian ingin memasukkannya kedalam ras Eropa namun masih di pertentang. Jumlah

bangsa Arab sekarang sekitar 80 juta. Mereka berdiam di Mesir, Sudan, dan di sepanjang pantai Laut Tengah. Bangsa Berber menghuni daerah Barat Laut Tengah Afrika semenjak jaman prasejarah. Jumlah sekitar 20 juta. Mereka terutama tinggal di negara Aljazair dan Maroko. Bangsa Arab dan Berber merupakan kelompok etnis utama di Afrika Utara. Sementara ada pula kelompok atau etnis lain yang berdiam di kawasan Afrika Utara antara lain bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa. Bangsa Eropa pada waktu itu pernah melakukan kolonialisme antara lain Prancis, Jerman, dan Inggris. Daerah Afrika Utara telah maju kebudayaannya semenjak beberapa ribu tahun sebelum Masehi, seperti Mesir (sejak sebelum 3.000 SM) yang dipimpin oleh raja-raja Firaun (Farao). Kemudian Mesir dan Afrika Utara di daerah Maghribi mendapat pengaruh dari budaya Yunani, Romawi, dan Islam; khususnya pengaruh Islam sangat kuat di Mesir, Sudan dan daerah Sahara. Orang Romawi mendirikan koloni-koloni di pantai bagian utara, sesudah Kartago jatuh (149 SM). Kemudian orang-orang Arab yang menyerbu Afrika pada abad ketujuh dan keseblas membawa ajaran dan kebudayaan Islam. Suku-suku bangsa yang beragama Islam dan terutama Eropah dalam beberapa gelombang; penyerbuan-penyerbuan ini berhenti dalam abad kelima belas.

Asal Usul Bangsa Arab Bangsa Arab mempunyai akar panjang dalam sejarah, mereka termasuk ras atau rumpun bangsa Caucasoid, dalam sub ras Mediteranean yang anggotanya meliputi wilayah sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arabia dan Irania. Bangsa Arab hidup berpindah-pindah, karena tanahnya terdiri dari gurun pasir yang kering dan sangat sedikit sekali turun hujan. Perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain itu mengikuti tumbuhnya stepa atau padang rumput yang tumbuh secara sporadis di tanah Arab sekitar oasis atau genangan air setelah turun hujan. Padang rumput diperlukan oleh bangsa Arab yang disebut juga bangsa Badawi, Badawah, Badui, guna mengembalakan ternak mereka yang berupa domba dan unta serta kuda, sebagai binatang unggulannya. Mereka mendiami wilayah jazirah Arabia yang dahulu merupakan sambungan dari wilayah gurun yang membentang dari Barat, Sahara di Afrika hingga ke Timur melintasi Asia, Iran Tengah dan Gurun Gobi di Cina. Wilayah itu sangat kering dan panas karena uap air laut yang ada di sekitarnya (Laut Merah, Lautan Hindia dan Laut Arab) tidak memenuhi kebutuhan untuk mendinginkan daratan luas yang berbatu itu. Penduduk Arab tinggal di kemah-kemah dan hidup berburu untuk mencari nafkah, bukan bertani dan berdagang yang tidak diyakini sebagai kehormatan bagi mereka, memang negeri itu susah untuk ditanami. Bangsa Arab telah dapat mendirikan kerajaan, di antaranya ialah Saba , Ma in dan Qutban serta Himyar, semuanya di Yaman. Di Utara Jazirah berdiri kerajaan Hirah (Manadirah) dan Gassan (Gassasinah). Hijaz menunjukkan wilayah yang tetap merdeka sejak dahulu karena miskin daerahnya, namun terdapat tempat suci, yakni Mekkah yang di dalamnya berdiri Ka bah sebagai pusat beribadah sejak dahulu, di samping itu ada sumur Zamzam yang ada sejak Nabi Ismail. Di kawasan itu juga terdapat Yasrib yang merupakan daerah subur sejak dahulu.

Mekkah selalu ramai didatangi oleh para peziarah haji pada bulan-bulan haji. Sudah ada pengaturan kekuasaan di Mekkah sejak dahulu.

Budaya Arab Kawasan budaya Arab pertama kali ialah wilayah yang meliputi Jazirah Arabia, ketika Islam datang dan menyebar ke wilayah sekitarnya wilayah sekitar tersebut menjadi islam dan terarabkan, sebagai konsekuensi logis dari Islam yang dibawa oleh bangsa Arab. Dengan demikian Mesir dan Maghribi-Afrika Utara berbudaya Arab, Irak yang dahulunya dalam pengaruh Persia dan Syria yang berkebudayaan Byzantium, Bila disebut kawasan kebudayaan Arab maka paling tidak saat ini meliputi wilayah Timur Tengah, Bulan Sabit Subur, Teluk Persia, dan Afrika Utara. Sebelum membicarakan panjang lebar tentang wilayah tersebut haruslah diketahui terlebih dahulu apa yang disebut sebagai kawasan kebudayaan Arab dengan ciri-ciri khas yang membedakan wilayah yang lain. Budaya merupakan daya atau potensi dari cipta, karsa dan rasa manusia yang ada di kawasan tertentu. Dengan demikian, maka budaya Arab ialah potensi yang ada pada manusia yang akan mencipta dan berkehendak serta cara merasa yang didominasi nuansa Arab. Ciri-cirinya antara lain ialah penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar daam pergaulan hidup sehari-hari dan bahasa ilmiah sebagai bahasa ilmu pengetahuan.

Etnis Berber Orang Berber atau bangsa Berber adalah etnis asli dari daerah Afrika Utara timur Lembah Nil. Mereka tersebar dari Samudra Atlantik hingga oasis Siwa, di Mesir dan dari Laut Mediterania hingga Sungai Niger. Mereka menggunakan berbagai bahasa Berber, yang merupakan cabang dari bahasa Afro-Asia. Terdapat sekitar 14-25 juta orang Berber di wilayah-wilayah ini, dan yang terpadat adalah di Maroko dan semakin ke timur semakin jarang, di seluruh Maghribi dan sekitarnya. Banyak orang Berber yang menyebut mereka sendiri dengan kata Imazighen (tunggal Amazigh), berarti "orang merdeka". Hal ini cukup umum di Maroku, namun di daerah lain digunakan istilah lokal yang lebih khusus seperti Kabyle atau Chaoui. Bangsa Berber disebutkan dengan berbagai istilah dalam sejarah, yaitu Bangsa Libya oleh bangsa Yunani kuno,[4] Bangsa Numidia dan Bangsa Mauri oleh orang Romawi, serta orang Moor oleh Eropa pertengahan. Istilah "Berber" sendiri berasal dari bahasa Arab, namun etimologi-nya belum diketahui secara mendalam.

Masuknya Islam dan Proses Arabisasi Kedatangan Islam di Afrika Utara terjadi pada masa kekhalifahan Umar Ibn al-Khathab. Pada masa itu kekuasaan Islam di tahun 640 M, sudah berhasil memasuki Mesir di bawah komando Amr ibn al- Ash. Pada masa kekhalifahan Usman ibn Affan penaklukan Islam sudah meluas sampai ke

Barqah dan Tripoli. Penaklukan atas dua wilayah itu dimaksudkan untuk menjaga keamanan daerah Mesir. Penaklukan itu tidak berlangsung lama, karena gubernur-gubernur Romawi menduduki kembali wilayah-wilayah yang telah ditinggalkan itu. Namun kekejaman dan pemerasan yang mereka lakukan telah mengusik ketenteraman pendududk asli, sehingga tidak lama kemudian penduduk asli sendiri memohon kepada orang-orang muslim untuk membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Pada waktu kekuasaan Islam sudah berpindah kepada Muawwiyah Ibn Sufyan khalifah pertama bani Ummayah. Ia bertekad untuk memberikan pukulan terakhir kepada kekuasaan Romawi di Afrika Utara, dan mempercayakan tugas ini kepada seorang panglima masyhur Uqbah Ibn Nafi al-Fikri (W. 683 M), yang telah menetap di Barqah sejak daerah itu ditaklukan. Pada tahun 50 H/670 M Uqbah mendirikan kota militer yang termasyhur, Kairawan, disebelah selatan Tunisia. Tujuannnya adalah untuk mengendalikan orang-orang Barbar yang ganas dan sukar diatur,dan juga untuk menjaga terhadap perusakan-perusakan yang dilakukan oleh orang-orang Romawi dari laut. Perjalanan Uqbah yang cemerlang itu dan pukulan-pukulannya yang

menghancurkan orang-orang Romawi dan Barbar, telah membuat negeri itu aman selama beberapa tahun. Akan tetapi, pada tahun 683 M orang-orang Islam di Afrika utara mengalami kemunduran yang hebat, karena orang-orang Barbar dibawah kepemimpinan Kusailah bangkit memberontak dan mengalahkan Uqbah. Dia dan seluruh pasukannya tewas dalam pertempuran. Sejak saat itu orangorang Islam tidak berdaya mengembalikan kekuasaannya di Afrika Utara, karena selain berhadapan dengan bangsa Barbar juga ada bangsa Romawi yang memanfaatkan kesempatan dalam pemberontakan tersebut. Dalam kondisi seperti ini penyebaran Islam tidak bisa menyebar dengan baik keadaan ini berlanjut hingga terjadi pergantian Gubernur dari Hasan Ibn Nu man kepada Musa Ibn Nusair tahun 708 M, pada awal pemerintahan al-Walid Ibn Abdul Malik (86-96 H)/705-715 M. bahkan pergantian pimpinan ini pun diri juga dari mendorong kekuasaan orang-orang Islam. Musa Barbar dapat mengadakan mematahkan

pemberontakan

untuk

melepaskan

pemberontakan mereka, dan untuk mengantisipasi timbulnya pemberontakan lagi dia menetapkan kebijakan Perujukan-Perjanjian , yaitu menempatkan orang-orang Barbar kedalam pemerintahan

orang-orang Islam. Ketika pemerintahahan dipegang oleh Musa, di Afrika Utara terjadi perubahan sosial dan politik yang cukup drastis. Perlawanan orang-orang Barbar yang ganas dapat dihancurkan domanasi politik berada di tangan orang orang muslim dan da wah Islam yang menyebar dengan kecepatan yang luar biasa. Hal-hal inilah yang menyebabkan sebagian sejarawan menganggap Musa Ibn Nusair sebagai penakluk yang sesungguhnya atas Afrika Utara. Satu hal perlu dikemukakan bahwa seluruh pemberontakan yang terjadi di Afrika Utara dilakukan oleh orang-orang Barbar dan kaum Khawarij. Tidak diketahui bagaimana faham Khorijiah masuk ke daerah itu dan kemudian menyebar disana. Yang pasti semangat egalitarian dan karakter oposisinya terhadap pemerintahan Bani Umayyah telah mereflesikan aspirasi orang-orang Barbar.

Kawasan berbudaya Arab sebelumnya terdiri dari banyak budaya dan etnis Barbar di Afrika Utara, Persia di Irak dan budaya Suryani di Syria. Pada saat tersebarnya Islam ke kawasan tersebut maka di samping mereka menjadi Islam juga menjadi berbudaya Arab karena Islam berbasis pada bahasa Arab sebagaimana terlihat dalam Al-Qur an dan Al-Hadits Nabi Muhammad Saw. Kawasan Syam yakni Syria, Palestina, Yordania, sekarang ini menjadi Islam sejak masa Khulafaurrasyidin. Di kawasan berkebudayaan Arab tersebut silih berganti berkuasa para raja, khalifah dan presiden di masa modern ini. Mereka itu mayoritas pada saat sekarang ini beragama Islam dan memakai bahasa Arab, serta masuk ke dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Mereka juga mayoritas menjadi negara pengekspor minyak, walau tidak semua negara itu masuk ke dalam organisasi pengekspor minyak (OPEC/Organization of Petroleum Eksporting Countries).

Kawasan Budaya Arab Modern Timur Tengah, menurut Peretz adalah wilayah yang meliputi Turki, Iran, Israel, Lebanon, Irak, Yordania, Syria, Mesir, dan kerajaan-kerajaan yang ada di kawasan Teluk Persia. Kawasan budaya Arab terdiri dari Timur Tengah dan Afrika Utara, meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia dan Lybia. Walaupun Mesir terletak di Afrika Utara tetapi sejak dahulu negeri Lembah Nil itu tidak mau dimasukkan ke wilayah Afrika Utara, karena mempunyai perkembangan budaya dan peradabannya sendiri sejak zaman Fir aun, jauh sebelum permulaan abad Masehi.

II.

Bahasa

Bahasa yang digunakan secara umum dan luas dalam kebudayaan Afrika Utara adalah bahasa Arab. Walau demikian bahasa ini akan dipengaruhi lokasi tempat tinggal yang berdiam warganya di suatu tempat itu dalam jangka lama sehingga membedakan antara bahasa Arab Saudi dengan Mesir, Libya, Tunisia, dll. Dalam hal ini mereka yang beragama selain Islam pun memakai bahasa Arab bila mereka berdiam di kawasan berbahasa Arab. Seperti populasi Negro non-Arab, misalnya. pinggiran Bahas lain yang digunakan adalah adalah bahasa Berber suku yang biasa disebut yang populasinya menyebar di Afrika Utara, dan bahasa Sahara. Bahasa Berber

merupakan dituturkan di Maroko dan Aljazair, sebagian di Tunisia, Libya, Mesir, Mauritania, Niger, dan Mali. Bahasa ini secara resmi ditulis dengan menggunakan huruf Berber. Mayoritas penutur di Berber merupakan dialek Berber. Budaya dari Maghreb dan Sahara karena menggabungkan adat Berber, Arab dan elemen dari bagian tetangga di Eropa, Asia dan Afrika. Di Sahara, perbedaan antara menetap oase penduduk dan nomaden Badui dan Tuareg terutama ditandai. Rakyat beragam Sahara dapat dikategorikan bersama etno-linguistik baris. Di Maghreb, di mana identitas Arab dan Berber sering terintegrasi, garis-garis ini dapat kabur.

Populasi etnis--atau penutur berbahasa Berber di Afrika Utara mengidentifikasi (memakai) bahasa Arab tergantung pada keadaan sosial dan politik, meskipun populasi Berber (atau Imazighen) telah mempertahankan identitas budaya mereka berupa terkait sejarah dan bahasa. Sedangkan etnis Arab di Afrika utara, terlepas dari latar belakang etnis, sering mengidentifikasi sejarah dan budaya, visi, gagasan mereka sama seperti orang Arab lainnya (khususnya Timur Tengah).

III.

Sistem Pengetahuan

Di wilayah Afrika Utara, awalnya penguasa kolonial memulai pendidikan modern wajib (sama seperti yang pernah diterapkan Belanda pada penduduk pribumi). Namun, akses ke pendidikan formal untuk penduduk pribumi dibatasi karena dua alasa: Pertama, kekuasaan kolonial tidak ingin memperlengkapi orang-orang pribumi dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menantang kekuasaan mereka kelak. Membatasi pendidikan modern dan terutama penggunaan bahasa Eropa pada pendidikan, secara bersamaan akan memperkuat pemerintahan kolonial dan melemahkan kecenderungan nasionalisme. Kedua, keberadaan sistem pendidikan lokal formal diwakili oleh sekolah Al-Quran (kita mengenalnya dengan Pesantren). Sistem pendidikan alternative ini didirikan bukan karena semata memplejari ilmu agama, tetapi lebih pada oposisinya terhadap hegemoni budaya Barat kolonial. Untuk masyarakat Muslim, ada pembagian yang jelas antara peran sekolah untuk pendidikan agama dan peran sekolah untuk perkembangan modern. Sekolah Al-Quran, dengan pelajaran dalam bahasa Arab oleh seorang guru agama merupakan bagian penting bagi perkembangan agama seorang anak. Namun, perdebatan tentang pendidikan Al-Quran dan pendidikan formal modern telah ada, bahkan sebelum Kolonisasi Eropa tertancap di beberapa negara Arab. Selama paruh pertama abad kesembilan belas, pemeritah Mesir dan pemerintah Tunisia mengirim misi ke Eropa untuk mencoba untuk meniru Eropa dalam melakukan memodernisasi sesuai dengan apa yang dianggap sebagai kemajuan teknologi dan militer Eropa. Pada masa itupun, bahkan jejaknya masih terasa sampai sekarang, ada diskriminasi

pendidikan terhadap perempuan seperti yang juga pernah dialami Indonesia. Perempuan tidak mempunyai kebebasan untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan keinginannya. Masyarakat Arab, kita tahu pekat dengan corak masyrakat yang patrelinial menjunjung tinggi laki-laki. Hal-hal ini yang sebenarnya menjadi latar belakang diskriminasi pendidikan terhadap perempuan. Kelangkaan sekolah, kemiskinan dan penggunaan anak-anak sebagai pekerja adalah beberapa faktor potret umum Afrika Utara. Tekanan demografi juga memberi beban pada penggunaan intensif fasilitas sekolah. Kurangnya guru yang berkualitas juga memberikan kontribusi terhadap kualitas pendidikan dasar terbatas. Setelah kekuasan kolonial angkat kaki, perhatian terhadap pendidikan menjadi meningkat. Akses pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi diprioritaskan untuk membangun generasi.

IV.

Organisasi Sosial

Ciri masyarakat Arab pada umumnya adalah model kesukuan, atau yang bisa dikenal dengan Bani. Dan cirri kesukuan sangat lekat dengan system patrelinial-patriarki. Ciri ini tak hanya berkembang di Timur tengah, tapi juga Afrika Utara. Interaksi masyarakatnya di atur oleh tradisi kesukuan yang telah lama ada dan di praktikan secara turun temurun. Ciri atau corak kesukuan ini bisa juga disebut sebagai komunitas dalam skema kekerabatan yang dikembangakn Antropologi Modern. Yaitu: kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah yang nyata,dan yang berinteraksi menurut suatu system, adat istiadat, serta yang terikat oleh suatu rasa identitas komunitas. Atau dengan kata lain dalam suatu masyarakat berlaku adat virilokal, maka desa-desa atau daerah-daerah lokal merupakan tempat berkumpulnya keluarga-keluarga yang terikat hubungan kekerabatan melalui garis pria dalam setiap keluarga inti dalam masyarakat berlaku adat virilokal, maka desa-desa atau daerah-daerah lokal merupakan tempat berkumpulnya keluarga-keluarga yang terikat hubungan kekerabatan melalui garis pria. Dalam setiap keluarga inti dalam masyarakat virilokal, anak-anak terutama bergaul dengan kaum kerabat dari pihak ayahnya, sedangkan namun kerabat dari pihak ibu mereka yang tinggal didesa-desa atau daerah daerah lain, kurang mereka

kenal dengan demikian adat menetap sesudah menikah menentukan dengan kaum kerabat mana warga suatu masyarakat lebih banyak bergaul. Pergaulan tetap dengan orang-orang atau golongan kaum kerabat yang dilakukan secara intensif selama 3 sampai 4 angkatan akan mengakibatkan berkembangnya kelompok kekerabatan yang konkret. Komunitas adalah kesatuan hidup setempat, sebagai suatu kesatuan manusia, komunitas tentunya mempunyai rasa kesatuan seperti yang dimiliki hampir semua kesatuan manusia lainya, namun perasaan kesatuan dalam komunitas itu biasannya sangat tinggi sehingga ada rasa kepribadian kelompok, yaitu perasaan bahwa kelompoknya itu memiliki ciri-ciri kebudayaan atau cara hidup yang berbeda dari kelompok lainnya sendiri. Dalam Level yang lebih tinggi, Negara, kita lihat bahwa budaya patrelinial dan kesukuan itu sangan kentara. Praktis hampir di semua negara Afrika Utara, rezim yang memimpinannya adalah rezim otoriter yang ditopang oleh keluarga, suku, dan kroninya. Salah satu contohnya adalah mantan penguasa Libya, Muammar Khadafi.

V.

Peralatan Hidup, Teknologi dan Mata Pencaharian

Penduduk Afrika juga mengalami perpindahan penduduk teruatama kearah urbanisasi yang begitu cepat bersamaan meningkatnya jumlah penduduk. Walaupun demikian, perpindahan

penduduk yang makin mudah ini menimbulkan jenis perkembangan yang makin seragam seperti yang terjadi dalam masalah perumahan. Adanya kota-kota penting Kairo, Iskandariyah, dll. Penduduk terbagi menjadi dua, yaitu pedesaan dan perkotaan. Kurang lebih separuh penduduk Afrika Utara berdiam di pedesaan. Meraka memelihara ternak atau bertani, kebanyakan pekerjaan dilakukan dengan tangan. Ribuan penduduk tidak mempunyai tanah dan harus menyewa sebidang kecil tanah. Beberapa kelompok pengembara, seperti Badui, memelihara unta, kambing dan domba di Sahara. Kebanyakan wilayah Afrika Utara pernah dihuni bangsa Badui. Dongeng-dongeng Arab pernah berisi cerita tentang pengembaraannya. Kini mereka menghuni kurang dari 10 persen wilayah tersebut. Mereka mengembara antara musim panas dan dingin sambil menggembala ternak. Kemah tempat tinggalnya di tenun dari bulu binatang. Hasil-hasil pertanian penduduk Afrika Utara adalah kurma, singkong, ubi rambat, dll. Sementara hasil perkebunannya adalah kopi, kelapa, coklat, kampas. Dan hasil penjualan jenis tanaman ini dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti untuk membeli membeli sepeda, makanan kaleng, pakaian, minyak lampu, dan korak api. Upacara-upacara yang sering diadakan diadakan di desa meruapakan satu bagian penting dari kehidupan pedesaaan. Kegiatan ini diadakan berkenaan dengan peristiwa seperti hujan pertama dalam musim hujan, saat menanam, atau saat menuai panenan. Kemudian penduduk wilayah bagian perkotaan, standar kehidupannya lebih tinggi daripada penduduk desa, terutama kota menjamin fasilitas pendidikan serta fasilitas pengobatan yang lebih baik daripada di pedesaan. Kota juga menawarkan upah yang lebih baik bagi tenaga ahli di bidang pemerintahan, bisnis, industri serta bidang lainnya. Namun pertambahan jumlah penduduk yang cepat mempersulit pemerintah untuk menyediakan perumahan dan transportasi yang memadai. Persediaan air dan listrik kurang mencukupi. Jumlah pengangguran bertambah besar. Selain itu kehidupan sosial yang ada di kawasan ini adalah mengenai perkawinan dan keluarga. Anggota keluarga Afrika memiliki ikatan yang kuat. Mereka pada umumnya setia terhadap keluarga dan mempunyai mempunyai semangat bekerja sama. Pihak keluarga membantu menyelesaikan urusan bisnis, pencarian lapangan kerja, serta berbagai masalah keluarga yang lain. Perkawinan menurut kepercayaan Afrika, perkawinan lebih tinggi dari sekedar persetujuan antara kedua orang untuk hidup bersama. Perkawinan juga menyebabkan seseorang memperoleh lebih banyak lagi anggota keluarga, entah karena pertalian darah atau karena keturunan yang dihasilkan. Secara umu, Ekonomi makro negara-negara Afrika Utara kebanyakan berkonsentrasi pada minyak. Mengingat kawasan itu memang kaya minyak. Secara mikro, relative sama seperti kebudayaan yang lain. Penduduk bertani, beternak, ada menjadi pegadang, menjadi birokrat, akademisi, dll. Perekonomian Aljazair dan Libya bertumpu pada penemuan cadangan minyak dan gas alam di gurun. Minyak Libya terutama dihargai karena rendah sulfur konten yang berarti menghasilkan lebih sedikit polusi daripada minyak bahan bakar lainnya. Ekspor utama utama adalah fosfat dan menghasilkan bahan pertanian. Tunisia mengembangkan industry pariwisata. Selain juga bertumpu pada pariwisata, mesir telah mengembangkan industri variatif, mengimpor teknologi untuk

mengembangkan industri elektronik dan rekayasa, dan memelihara reputasi tinggi kualitas tekstil katun.

VI.

Religi

Agama memiliki peranan besar dalam kehidupan sehari-hari Afrika Utara terutama di Mesir. Secara tidak resmi adzan yang dikumandangkan lima kali sehari menjadi penentu kegiatan. Menurut Konstitusi Mesir, semua perundang-undangan harus sesuai dengan hukum Islam. Mazhab Hanafi sebagai mazhab resmi negara. Selain itu, semenjak tahun 300-an agama Kristen menjadi agama negara dalam Kerajaan Romawi yang menguasai Mesir dan daerah pantai Afrika Utara. Kekuasaan Romawi di pesisir pantai ini berakhir tahun 400-an. Namun daerah itu jatuh lagi ke dalam pengaruh Kristen pada tahun 500-an ketika kerajaan itu menjadi bagian Kerajaan Bizantium. Kebangkitan Islam menjadi salah satu perkembangan penting dalam sejarah Afrika. Islam terbentuk di Arab tahun 600-an. Tetapi dalam tempo 100 tahun Muslim Arab telah membangun kemaharajaan yang terbentang dari Timur Tengah, melintas Afrika Utara hingga Spanyol. Islam menyerbu Mesir tahun 639 dan menyelesaikan penaklukan Afrika tahun 710. Kemaharajaan akhirnya pecah menjadi negara-negara kecil, namun ikatan keagamaan dan perdagangan terus

mempertautkan kalangan Islam. Semula kebanyakan penduduk Afrika Utara yang berda di bawah kekuasaan Islam tidak menerima ajaran Islam. Beralihnya orang Kristen Afrika Utara menjadi Islam memerlukan waktu ratusan tahun.

VII.

Kesenian

Tradisi tentang kesenian di Afrika Utara tak jauh berbeda dengan di Timur Tengah. Taritarian, lukisan, patung, musik (music padang pasir), adalah kesenian yang berkembang di Afrika Utara. Pada suku berber pun demikian Beberapa praktik kesenian Afrika memiliki nilai sebagai hiburan, beberapa memiliki signifikansi politik atau ideologi, beberapa adalah instrumental dalam konteks ritual, dan beberapa memiliki nilai estetika. Kebenyakan karya seni di Afrika menggabungkan semua elemn ini. Ada juga tradisi asal pra-kolonial yang menuntut tingkat tinggi orisinalitas inventif misalnya, sutra tenun. Titik penting adalah bahwa tradisi-tradisi tertentu mendorong kreativitas. Fitur lain yang penting dari budaya Afrika adalah literatur Afrika. Literatur Afrika jangka mencakup literatur lisan dan tertulis tradisional dengan literatur abad ke 20 terutama yang ditulis sebagian besar dalam bahasa-bahasa Eropa tetapi juga ke tingkat yang meningkat dalam banyak bahasa. Literatur yang ditulis tradisional terbatas pada wilayah geografis yang lebih kecil daripada sastra lisan. Dalam soal sastra, Afrika Utara juga memiliki tradisi yang kuat. Penyair-penyair besar dunia Arab banyak yang berasal dari Afrika Utara. Ibnu khaldul, salah satu filsuf dan teoritis besar ilmu sosial dunia, adalah orang Arab magribhi.

Buku Dede Mulyanto. 2011. Antropologi Marx. Bandung: Ultimus Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Peter Burke. 2011. Sejarah dan Teori Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Website http://hertoniraditya.wordpress.com/2011/04/10/aspek-aspek-kebudayaan-bangsa-arab/ http://ipoaa.com/arab_culture_african_culture.htm http://www.colorq.org/meltingpot/article.aspx?d=Africa&x=ArabBlacks http://en.wikipedia.org/wiki/North_Africa http://www.law.emory.edu/ifl/region/northafrica.html http://ehlt.flinders.edu.au/education/iej/articles/v5n2/Akkari/paper.pdf

Anda mungkin juga menyukai