Anda di halaman 1dari 42

Upaya ASEAN Dalam Mengantisipasi Isu Terorisme Internasional Di Asia Tenggara

Beatrice Dian Maya Puspitasari (44308004)

Latar Belakang Masalah


Serangan terrorist ke gedung WTC dan Pentagon, Amerika Serikat yang dikenal dengan Peristiwa 9/11. Terorisme di kawasan Asia Tenggara setelah terjadinya Peristiwa 9/11 Perubahan pola tersebut terletak pada sasaran, dan organisasi terrorisme

OBJEK PENELITIAN Transnational Organize Crime (TOC)

Manifestasi dari bisnis illegal TOC ini sangat beragam, di antaranya adalah meluasnya akses atas pembelian senjata bagi aktor-aktor non-negara, baik perorangan maupun kelompok.

Terkaitnya kelompok kejahatan dengan kelompok terorisme terutama bisa dilihat di wilayah Asia Selatan. Di kawasan ini, selama 1980-an misalnya, berkembang hubungan-hubungan yang kompleks antara produsen narkotika, penyelundup senjata dan gerakan-gerakan radikal yang menggunakan metode teror (Marxist, separatis, ataupun kelompokkelompok militan), yang menyebabkan wilayah tersebut secara geopolitik menjadi wilayah yang tidak stabil.

Transnational Organize Crime (TOC)


Setelah Perang Dingin usai, dan juga setelah aksi serangan terorisme ke New York dan Washington DC pada 2001, dunia semakin menaruh perhatian pada fenomena kejahatan transnasional terorganisasi (transnational organized crime/TOC). Kemungkinan pertemuan kepentingan antara kelompok kejahatan transnasional dengan kelompok teroris mengubah cara pandang secara drastis mengenai TOC. Sebelumnya, persoalan kejahatan terorganisasi seringkali dianggap sebagai persoalan kriminal biasa dan karenanya hanya berhubungan dengan ketertiban dan sama sekali bukan persoalan mengenai keamanan (security).

Terorisme
Terorisme adalah serangan - serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap kelompok masyarakat. Aktornya pun bisa individu atau negara.

Biasanya dilakukan oleh kelompok-kelompok yang termajinalkan.

Tujuan
Teroris melakukan tindakan teror ini sebagai usaha untuk mendapatkan perhatian yang khusus dari dunia internasional. Menciptakan rasa ketakutan dan kecemasan yang mendalam kepada masyarakat luas.

terrorism is the apex of violence


Pelaku terror biasanya melakukan perang mental, perang urat syaraf, sebagai bagian dari strategi propaganda untuk menakut-nakuti atau mengancam yang lain, salah satunya sebagai sarana perang mental adalah media.

terrorism is the apex of violence


Dengan adanya makna negatif dari "teroris" dan "terorisme", para teroris umumnya menyebut diri mereka sebagai separatis, pejuang pembebasan, pasukan perang salib, militan, mujahidin, dan lain-lain. Adapun makna sebenarnya dari jihad, mujahidin adalah jauh dari tindakan terorisme yang menyerang penduduk sipil dan tidak terlibat perang. Terkadang sering mengatasnamakan islam.

Kampanye anti teroris oleh Amerika


Kampanye anti teroris yang dikampanyekan Amerika ke kawasan Asia tenggara, membuat opini baru bahwa di kawasan ini terdapat jaringan terorisme.

Di beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara memang terdapat kelompok-kelompok muslim yang termajinalkan dan ingin pemerintahnya mendengarkan mereka, biasanya kelompokkelompok ini diidentikan dengan tindakan yang berbahaya dan keras atau sering disebut islam radikal

Terorisme di Asia Tenggara


Indonesia

Bom Bali, 12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.

Terorisme di Asia Tenggara


Indonesia

Bom Kedubes Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI.

Terorisme di Asia Tenggara


Indonesia

Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman CafJimbaran.

Terorisme di Asia Tenggara


Indonesia

Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan RitzCarlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB

Terorisme di Asia Tenggara


Filipina

The Moro Islamic Liberation Front (MILF)

Terorisme di Asia Tenggara


Filipina
Teenage girls are grabbing guns and joining the outlawed New People's Army in the Philippines. Here, a rare glimpse at their secret lives. In the lawless region of Mindanao in the southern Philippines, there are few opportunities for uneducated country girls unless they pick up an Uzi submachine gun and join the New People's Army. Since 1969, the NPA, the armed wing of the countrys outlawed Communist Party, has waged a war against the government, fighting for a Maoist state; as many as 40,000 Filipinos have died in the process.

New Peoples Army

Dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan PBB

Terorisme di Asia Tenggara


Filipina

Abu Sayyaf Group (ASG)


Dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan PBB

Simulasi insiden teror bom


Filipina

Police investigators gather evidences inside a commuter train coach after a mock bomb explosion during a terror attack and mass casualty incident simulation exercise Saturday, Dec. 20, 2008 in Manila's Quezon City. The drill was conducted to check the ability of all rail personnel and police agencies to react in case of a suicide bombing or a terrorist attack. (AP Photo/Pat Roque)

Police investigators gather evidences inside a commuter train coach after a mock bomb explosion during a terror attack and mass casualty incident simulation exercise Saturday, Dec. 20, 2008 in Manila's Quezon City. The drill was conducted to check the ability of all rail personnel and police agencies to react in case of a suicide bombing or a terrorist attack. (AP Photo/Pat Roque)

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

Pattani United Liberation Organization (PULO)

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

Muslim insurgents, fighting for the establishment of an Islamic state, kill 5 in southern Thailand. September 29, 2010

Thai security personnel conduct investigations around the bodies of two men killed in the southern Pattani province September 23, 2010.

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

Wounded Thai soldiers are transported in a pick-up truck after their patrol was hit by a roadside bomb in the southern Pattani province September 23, 2010.

Thai security forces inspect the bodies of two Buddhists in Pattani province, south of Bangkok August 29, 2010. Suspected separatist militants shot dead the two Buddhists, police said.

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

A bodies of two Buddhists are removed in Pattani province, south of Bangkok August 29, 2010. Suspected separatist militants shot dead the two Buddhists, police said.

Thai security personnel inspect the site of the shooting in which five people were killed in the troubled southern Pattani province September 29, 2010.

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

Thai security personnel inspect the site of a bomb blast in Yala province, southern Thailand, September 9, 2010. The bomb was detonated after security forces arrived to investigate the murder of a man, believed to have been killed by separatists.

Terorisme di Asia Tenggara


Thailand

Widespread Jihad in Thailand: Islamic bomb attacks continue hundreds more casualties 15 dead, 500+ injured. SONGKHLA, April1 - Thailand's national police chief Priewpan Damapong confirmed on Sunday that the explosion in the underground parking of Lee Gardens Plaza Hotel on Saturday was caused by a car bomb linked to bombings in Yala.

Terorisme di Asia Tenggara


Malaysia

Jamaah Islamiah
Dimasukkan dalam daftar organisasi teroris oleh AS dan PBB

Peran ASEAN Dalam Mengatasi Tindakan Terorisme.


Upaya ASEAN untuk menangani terorisme dan kejahatan transnasional dimulai bahkan sebelum 11 September 2001 serangan di Amerika Serikat. Mengadopsi Deklarasi ASEAN tentang Kejahatan Transnasional di ASEAN 1997 dan Rencana Aksi untuk Memerangi Transnational Crime pada tahun 1999 untuk menerapkan Deklarasi.

ARF (ASEAN Regional Forum)

ARF adalah forum dialog resmi antar pemerintah dan juga merupakan bagian dari upaya untuk membangun kepercayaan dikalangan negara-negara Asia Pasifik. Hal ini digunakan oleh negara-negara anggota untuk membicarakan permasalahan intern maupun eksteren secara terbuka dan transparasi. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan keamanan yang lebih luas, sehingga kemajuan dari ASEAN menjadi salah satu pusat perhatian dunia.

ARF (ASEAN Regional Forum)

Sebagai lembaga yang bertugas merumuskan cara-cara meningkatkan rasa saling percaya. Tujuan ARF adalah diplomasi preventif yaitu merumuskan agenda diplomasi prefentive yang meliputi prinsip-prinsip pengembangan dasar untuk mencapai pengertian bersama di kawasan tersebut. Pendekatan penyelesaian konflik merupakan pendekatan yang paling rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam meyelesaikannya.

Hambatan ARF (ASEAN Regional Forum)

ARF akan tetap dianggap sebagai forum yang mengutamakan konsensus, seperti diketahui perkembangan dari masalah dan isu-isu kontemporer sangatlah cepat pertumbuhannya dan juga membutuhkan waktu yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Masalah keanggotaan, dimana anggota ARF dibatasi oleh keadaan geografis, kepentingan, atau kriteria lain. Masalah kepemimpinan dalam ARF itu sendiri

KTT ke-7 ASEAN Summit

Pada tanggal 5 November 2001 di Brunei Darussalam yang menghasilkan Deklarasi Joint Action to Counter Terrorism dan ASEAN Minister Meeting on Transnational Crime (AMMTC). Terorisme mereka lihat sebagai ancaman besar untuk perdamaian dan keamanan internasional dan "tantangan langsung kepada pencapaian perdamaian, kemajuan dan kemakmuran ASEAN dan mewujudkan Visi ASEAN 2020" Deklarasi Bersama Aksi ke Counter Terrorism 2001.

KTT ke-7 ASEAN Summit Langkah langkah memerangi terorisme :


Meninjau dan memperkuat mekanisma nasional dalam memerangi tindakan kejahatan terorisme yang semakin meluas Menandatangani dan konvensi anti-teroris yang telah di sepakati konvensi Internasional untuk penindasan dari Financing of Terrorism Memperdalam barisan kerjasama dengan penegak hukum Memperkuat kerjasama yang terorganisir pada Pertemuan Menteri Transnational Crime (AMMTC) dan badan-badan lain yang terkait dalam ASEAN countering, suppressing dan mencegah segala bentuk tindakan teroris.

Konferensi ASEAN Chiefs of Police (ASEANAPOL)


Meninjau dan memperkuat mekanisma nasional dalam memerangi tindakan kejahatan terorisme yang semakin meluas Menandatangani dan konvensi anti-teroris yang telah di sepakati konvensi Internasional untuk penindasan dari Financing of Terrorism Memperdalam barisan kerjasama dengan penegak hukum Memperkuat kerjasama yang terorganisir pada Pertemuan Menteri Transnational Crime (AMMTC) dan badan-badan lain yang terkait dalam ASEAN countering, suppressing dan mencegah segala bentuk tindakan teroris.

Konferensi ASEAN Chiefs of Police (ASEANAPOL)


Diselenggarakan pada bulan Mei 2002 di Phnom Penh, inti dari pertemuan ini adalah berkomitmen dalam memerangi tindakan terorisme. Semua anggota ASEANAPOL memiliki kemampuan untuk secara efektif memonitor, berbagi informasi dan memberantas segala bentuk kegiatan teroris. Mereka sepakat untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga penegak hukum melalui berbagi pengalaman pada counter-terorisme dan pertukaran informasi tentang dugaan teroris, organisasi dan modus operandi.

Pertemuan dengan Forum Regional ASEAN (ARF) di Bandar Seri Begawan


Pada tanggal 30 Juli 2002, ARF, menyepakati langkah-langkah konkrit yang meliputi: pembekuan aset teroris, penerapan standar internasional, kerjasama mengenai pertukaran informasi dan kegiatan-kegiatan lainnya, serta sepakat untuk mendirikan pertemuan di counter-terorisme dan kejahatan transnasional (ISM-CT/TC), yang akan dipimpin bersama-sama di tahun 2002-2003 oleh Malaysia dan Amerika Serikat.

Partnership with the United States

ASEAN dan Amerika Serikat menandatangani Deklarasi Bersama untuk Kerjasama Internasional untuk Memerangi Terorisme pada Agustus 2002 di Brunei Darussalam. Pada kesempatan itu, sebuah Rencana Kerjasama ASEAN (ACP) diadopsi, bertujuan meningkatkan hubungan ASEAN-AS, yang dibahasa adalah: dukungan ASEAN untuk integrasi, kerjasama pada masalah-masalah transnasional termasuk terorisme, dan memperkuat Sekretariat ASEAN, di Jakarta, Indonesia.

ASEAN Summit ke 8 pada tanggal 4 November 2002 di Phnom Penh


Pada ASEAN Summit ke 8 pada tanggal 4 November 2002 di Phnom Penh, ASEAN mengeluarkan Deklarasi tentang Terorisme. Mereka menyatakan akan memberi dukungan penuh semua tindakan yang akan dilakukan dalam menberantas jaringan terorime. Pada saat yang sama mereka juga mengidentifikasi wilayah-wilayah terorisme dengan agama tertentu atau kelompok-kelompok etnis. Pada Januari 2003, di Jakarta ASEAN polisi dan aparat penegak hukum disepakati bahwa setiap Negara Anggota ASEAN akan membuat satuan tugas anti-terorisme untuk memperkuat kerja sama di counter-terorisme dan bekerja sama dengan negara Anggota ASEAN terpengaruh berikut sebuah serangan teroris. dapat meminta bantuan dalam bentuk, tetapi tidak terbatas pada identifikasi, dan apprehending mengejar tersangka, pemeriksaan saksi, pencarian dan perebutan bukti, evacuating dan merawat korban, laboratorium forensik dan kejahatan. Proposal telah disebut "Kolaborasi ASEAN di Pos Terrorist Attack. Tahunan SOMTC, yang diadakan pada bulan Juni 2003 di Ha Noi, Vietnam.

ARF ISM CT - TC

ARF the Inter-Sessional pada Rapat Counter Terrorism dan Transnational Crime (ISM CT - TC) digelar di Sabah pada bulan Maret 2003. Penyalahgunaan difokuskan pada gerakan rakyat; pergerakan barang dan dokumen keamanan. Amerika Serikat saat ini menyediakan dukungan teknis kepada beberapa negara negara ARF di berbagai bidang terorisme yang terkait dengan hal-hal seperti pasca ledakan forensik dan investigasi, pelatihan tim cepat tanggap, perangkat lunak untuk keamanan perbatasan, dan program dokumentasi teroris.

ASEAN - Uni Eropa


Pertemuan ASEAN-Uni Eropa di Brussels pada tanggal 28 Januari 2003. Kedua belah pihak bekerja sama dan memberikan kontribusi pada upaya global untuk membasmi terorisme. Baik ASEAN dan Uni Eropa menegaskan keinginan untuk pendekatan ke daerah dan mereka sepakat untuk fokus pada di daerah-daerah

ASEAN dan UN - CTC

Sekretariat ASEAN berpartisipasi dalam sebuah rapat khusus dengan Dewan Keamanan PBB dari Counter Terrorism Committee (CTC) di New York, pada bulan Maret 2003. Pertemuan difokuskan pada tiga agenda utama yaitu standar global pada counter-terorisme. Pada pertemuan antara Cina dan ASEAN di Phnom Penh pada tanggal 4 November 2002, mereka mengeluarkan ASEAN Joint Declaration dengan Cina di Bidang Non-Traditional Security Issues. Terorisme telah dimasukkan sebagai satu dari prioritas untuk kerja sama ASEAN-Cina.

ASEAN+3 Cooperation
ASEAN melakukan kerjasama dengan China, Jepang dan Korea Selatan di bawah ASEAN +3 untuk mengatasi ancaman terorisme dan kejahatan transnasional. Pertemuan pertama diadakan pada bulan Juni 2003 di Hanoi, Vietnam, dan akan diikuti dengan AMMTC ke-3, dan pada awal Januari 2004,diadakan petemuan kembali, mereka juga telah menyepakati bahwa kerjasama ini dilakukan untuk memerangi kejahatan transnasional.

Konvensi ASEAN Anti Terorisme

Negara anggota ASEAN menandatangani Konvensi ASEAN mengenai Anti Terorisme pada bulan 2007 di Cebu, Filipina. Konvensi itu berisi definisi kegiatan terorismme, rumusan prosedur kerjasama anti terorisme, dan spesifikasi hak hak tersangka pelaku terorisme.

KESIMPULAN DAN SARAN


Asia Tenggara menjadi second front dalam War on Terror dikarenakan dari meningkatkan aktivitas and intensitas penyerangan dari terorisme di kawasan ini. Peningkatan ini terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini, membandingkan dengan periode 1995 dan 2002, terdapat 69 serangan teroris internasional di wilayah ini. Bisa dilihat selanjutnya pula bahwa serangan dari teroris internasional ini membawa dampak yang fatal terhadap kawasan ini. Maka dari itu, perlu adanya usaha dari negaranegara yang rentan dengan serangan dari terorisme atau menjadi sarang teroris untuk memerangi hal tersebut. ASEAN dan negara-negara anggotanya berkomitmen untuk memerangi tindakan terorisme didunia.ASEAn secara bertahap menanggapi isu terorisne, melalui serangkaian forumforum resmi

KESIMPULAN DAN SARAN


Opini dari penulis adalah terorisme sendiri harus dipahami bahwa dalam setiap aksinya akan menggunakan kekerasan dan membuat kerusakan yang fatal. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara harus membangun kerjasama multilateral yang lebih kuat dikarenakan adanya perpindahan dari pelaku terorisme dari satu negara ke negara lain. ASEAN sendiri harus mempunyai blueprints yang menjadi landasan bagi negara-negara di kawasan ini untuk bersama-sama memerangi terorisme di Asia Tenggara.

Anda mungkin juga menyukai