Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di SDN Sirnagalih 01 khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia, yang kurang kreativitas Peserta Didik terhadap pembelajarannya, terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Guru perlu memberikan tindakan-tindakan atau langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, karena proses belajar mengajar di SDN Sirnagalih 01 kurang meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didiknya. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Sirnagalih 01, perlu adanya proses belajar mengajar yang membangun kemampuan Peserta Didik untuk memahami pembelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Salah satunya dengan melalui metode kreatif dan produktif, karena melalui metode kreatif dan produktif Peserta Didik akan lebih mudah berkreatifitas dan

mudah memahami materi pelajaran. Selain itu dengan kreatifitas guru yang merubah metode pembelajaran menjadi menarik, peserta didik dapat terdorong atau termotivasi dalam mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran Bahasa Indonesia, yang salah satunya dengan menggunakan metode kreatifitas dan produktifitas melalui media, karena pada setiap pembelajaran peran media sangat penting, dengan media Peserta Didik akan lebih memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, aktivitas pembelajaran menekankan pada

pengembangan, kreatifitas, produktifitas, pemecahan masalah, dan penemuan pengalaman baru, yang menurut peserta didik untuk lebih mengembangkan diri pada aspek keterampilan untuk bertanya, dan kesempatan untuk berdiskusi.

Perlu kita ketahui dalam dunia pendidikan masa kini, semakin berkembangnya illmu pengetahuan yang menempatkan peserta didik pada pusat kegiatan belajar mengajar. Melalui pendekatan, partisipasi dan keterlibatan peserta didik, ilmu pengetahuan dapat ditingkatkan (Purwanto, 1995). Kecenderungan belajar lama yang dicirikan oleh aktivitas duduk, dengar dan hafalan semakin ditinggalkan. Kegiatan belajar tidaklah sekedar mengakumulasikan pengetahuan, melainkan memperoleh dan membangun pengetahuan. Kegiatan mengajar juga berubah, dari sekedar memindahkan pengetahuan dengan memberikan catatan untuk hafalan ke pemberian pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk membangun kreatifitas pengetahuannya melalui pemahaman dalam pembelajaran yang kreatif dan produktif. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode kreatif dan produktif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Sirnagalih 01. C. Tujuan 1. Mendeskripsikan langkah-langkah kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode kreatif dan produktif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Sirnagalih 01. Dengan kreatifitas dan produktifitas Peserta Didik dalam belajar mengajar, maka akan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Proses belajar mengajar pada pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan guru dan Peserta Didik, dimana memberikan penjelasan kepada Peserta Didik mengenai materi pelajaran yang disampaikan dengan melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun oleh guru

terlebih dahulu sebelum menyampaikan materi pelajaran kepada Peserta Didik. Selain itu, peranan metode pembelajaran sangat memotivasi berjalannya proses belajar mengajar. Dalam hal ini, metode kreatif dan produktif lebih mendukung kegiatan pembelajaran, karena dalam metode kreatif dan produktif tidak hanya guru yang dapat menghasilkan ide-ide baru, melainkan Peserta Didik juga dapat berkreatifitas untuk dapat lebih meningkatkan produktifitas kemampuannya dalam belajar dengan menuangkan ide ide kreatifnya. Pembelajaran kreatif dan produktif adalah metode yang dikembangkan dengan mengacau kepada berbagai pendekatan pembelajaran yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran kreatif dan produktif juga menggunakan media pembelajaran, terutama pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebuah proses yang kompleks dengan berbagai fenomena yang pelik, sehingga tidak mengherankan kalau hal ini bisa mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang (Ellia, 1994).

a. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). b. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Landasan Pengembangan Pada awalnya, metode pembelajaran kreatif dan produktif khususnya dirancang untuk pembelajaran apresiasi sastra. Namun, pada perkembangannya kemudian dengan berbagai modifikasi, metode ini dapat digunakan untuk pembelajaran berbagai bidang studi. Jika pada awalnya metode ini disebut strategi strata (Wardani, 1981), maka setelah berbagai modifikasi, metode ini diberi label pembelajaran kreatif dan produktif. Pembelajaran kreatif dan produktif mengacu kepada berbagai pendekatan, antara lain : belajar aktif, kreatif, konstruktif, serta kolaboratif dan kooperatif. Karakteristik penting dari setiap pendekatan tersebut diintegrasikan sehingga menghasilkan satu metode yang memungkinkan guru mengembangkan kreatifitas untuk menghasilkan produk yang bersumber dari pemahamannya terhadap konsep pembelajaran yang dikaji. Beberapa karakteristik tersebut adalah sebagai berikut : a. Keterlibatan guru secara intelektual dan emosional dalam pembelalajaran. Keterlibatan ini difasilitasi melalui pemberian kesempatan kepada guru untuk melakukan eksplorasi dari konsep bidang ilmu yang sedang dikaji serta menafsirkan hasil ekspolarsi tersebut. Eksplorasi ini akan

memungkinkan guru melakukan interaksi dengan Peserta Didik dan pengalamannya sendiri sebagai media untuk mengkonstruksi pengetahuan. b. Peserta Didik di dorong untuk menemukan / mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji oleh guru melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara. Seperti observasi, diskusi, atau percobaan. Guru didorong untuk memunculkan berbagai sudut pandang terhadap topik / konsep / masalah yang sama, dan untuk mempertahankan sudut pandangnya dengan menggunakan argumentasi yang relefan. Hal hal ini merupakan salah satu realisasi hakikat konstruktivisme dalam pembelajaran. c. Peserta Didik diberi kesempatan untuk bertanggung jawab menyelesaikan tugas bersama dan membantu temannya dalam menyelesaikan satu tugas, dengan menggunakan ide ide yang kreatif. d. Pada dasarnya, untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias, serta percaya diri (Erwin Segal, dalam Black, 2003) Dalam konteks pembelajaran, kreatifitas dapat ditumbuhkan dengan menciptakan suasana kelas yang memungkinkan siswa dan guru merasa bebas mengkaji dan mengeksplorasi topik-topik penting kurikulum. Guru juga mendorong Peserta Didik untuk menunjukkan / mendemonstrasikan pemahamannya tentang topik topik dalam kurikulum menurut caranya sendiri-sendiri (Black, 2003). Dengan mengacu pada kreatifitas tersebut, metode pembelajaran kreatif dan produktif diasumsikan mampu memotivasi Peserta Didik dalam

melakukan kegiatan belajar, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara kreatif. B. Kajian Selama kegiatan belajar mengajar di SDN Sirnagalih 01, telah ditemukan beberapa persoalan yang antara lain : kurangnya kreatifitas dan pemahaman Peserta Didik dalam menyerap materi pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga, melalui pembahasan mengenai meningkatkan kualitas pembelajaran melalui metode kreatif dan produktif, terdapat beberapa aspek yang perlu disampaikan untuk mencegah permasalahan yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar. Sangat penting bagi seorang guru untuk mengembangkan

kreatifitasnya dan menggali kemampuan peserta didik dalam berkreatifitas, yang salah satunya dengan meningkatkan kualitas pembelajarannya, mulai dari materi sampai dengan kegiatan pembelajarannya. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia banyak langkah langkah yang harus diperhatikan oleh guru, diantaranya : 1. Pengkajian yang akan disampaikan oleh guru. 2. Kegiatan pembelajaran yang mencakup : a. Orientasi b. Eksplorasi c. Interpreatasi 3. Evaluasi yang dilakukan oleh guru Pendeskripsian langkah langkah yang harus dilakukan oleh guru.

Pengkajian materi yang akan disampaikan oleh guru. Materi yang sesuai dikajikan dengan metode kreatif dan produktif merupakan materi menurut pemahaman yang tinggi terhadap nilai, konsep atau masalah aktual di masyarakat, serta keterampilan menerapkan pemahaman tersebut dalam bentuk karya nyata. Materi ini dapat berasal dari berbagai bidang studi, terutama Apresiasi sastra dari bidang studi Bahasa Indonesia. Kegiatan Pembelajaran Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi empat langkah, yaitu : Orientasi, Eksplorasi, Interprestasi dan re-kreasi. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru, dengan berpegang pada hakikat langkah sebagai berikut : a. Orientasi Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan

pembelajaran diawali dengan orientasi untuk mengkomunikasikan dan menyepakati tugas dan langkah pembelajaran. Guru

mengkomunikasikan tujuan tujuan materi, waktu, langkah, hasil akhir yang diharapkan dari siswa, serta penilaian yang akan diterapkan. b. Eksplorasi Pada tahap ini Peserta Didik melakukan eksplorasi terhadap masalah / konsep yang akan dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, menonton satu pertunjukan, melakukan percobaan, browsing lewat

internet dan sebagainya. Kegiatan ini dapat dilakukan baik secara individual maupun kelompok. Agar eksplorasi menjadi terarah, panduan singkat sebaiknya disiapkan oleh guru. Panduan harus memuat tujuan, materi, waktu cara kerja, serta hasil akhir yang diharapkan. c. Interprestasi Dalam tahap interprestasi, hasil eksplorasi diinterprestasikan mulai kegiatan analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali. Jika hal itu memang diperlukan. Interprestasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka meskipun persiapannya sudah dilakukan oleh Peserta Didik di luar jam tatap muka. d. Re Kreasi Pada taha re-kreasi, Peserta Didik ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang mencerminkan pemahamannya terhadap konsep / topik / masalah yang dikaji menurut kreasinya masing-masing. Misalnya, dalam apresiasi sastra Peserta Didik dapat meminta membuat sebuah percakapan melalui sebuah media pembelajaran, menuliskan sebuah cerita berdasarkan media gambar yang disajikan oleh guru. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya : Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi belajar, merangsang pembelajar untuk mengingat apa yang sudah dipelajari selain membeikan rangsangan belajar baru, mengaktifkan pembelajaran dalam memberikan rangsangan belajar baru,

mengaktifkan pembelajaran dalam memberikan tanggapan, umpan

balik dan juga mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar mengajar dengan kreatif. Re-kreasi dapat dilakukan dengan menggunakan media untuk menggali kreatifitas Peserta Didik baik secara individual maupun kelompok sesuai dengan pilihan Peserta Didik sendiri. Hasil Re-kreasi merupakan produk kreatif dapat dipresentasikan, dipajang atau ditindaklanjuti. Evaluasi yang diberikan oleh guru Evaluasi belajar dilakukan selama proses pembelajaran dan pada akhir pembelajaran. Selama proses pembelajaran, evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan kemampuan berfikir Peserta Didik. Kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi, kemampuan berfikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan / argumentasi, kemampuan berfikir kritis dan logis dalam memberikan pandangan / argumentasi, kemampuan untuk bekerjasama dan memikul tanggung jawab bersama, melakukan contoh aspek-aspek yang dapat dinilai selama proses pembelajaran. Evaluasi pada akhir pembelajaran adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan Peserta Didik. Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu orientasi.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Model pembelajaran kreatif dan produktif tidak terlepas dari kelemahan disamping kekuatan yang dimilikinya. Kelemahan tersebut, antara lain : Terkait dengan kesiapan guru dan Peserta Didiknya untuk terlibat dalam suatu model pembelajaran yang memang sangat berada dari pembelajaran tradisioanal. Guru yang biasa mengajarkan semua materi pelajaran, mungkin memerlukan waktu untuk dapat secara berangsur-angsur mengubah kebiasaan tersebut. Ketidaksiapan guru untuk mengelola pembelajaran seperti ini dapat diatasi dengan latihan yang kemudian disertai dengan kemauan yang kuat untuk mencobakannya. Sementara itu, ketidaksiapan peserta didik dapat diatasi dengan menyediakan panduan yang antara lain memuat cara kerja yang jelas, petunjuk tentang sumber yang dapat dieksplorasikan, serta deskripsi tentang hasil akhir yang diharapkan. Kendala lain adalah waktu. Metode pembelajaran kreatif dan produktif memerlukan waktu yang cukup panjang dan pleksibel, meskipun untuk topik topik tertentu, waktu yang diperlukan mungkin cukup dua kali tatap muka ditambah dengan kegiatan terstruktur dan mandiri. Terlepas dari kelemahannya, metode pembelajaran yang kreatif dan produktif mempunyai kekeuatan yang sudah dideskripsikan dalam langkah langkahnya.

Jika kelemahan dapat diminimalkan, maka kekuatan metode ini akan membuahkan proses dan hasil belaljar yang dapat memacu kreatifitas, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, sangat diharapkan para guru akan mencoba menerapkan metode ini. Guru dapat mengembangkan metode ini sesuai dengan bidang studinya, bahkan mungkin dari metode ini, para guru dapat mengembangkan metode lain yang lebih menjanjikan. B. Saran Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar agar lebih kreatif dan produktif terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka SDN Sirnagalih 01 harus : 1. Memiliki sumber dan media pembelajaran yang membangun kreatifitas peserta didik. 2. Memiliki dan menerapkan model pembelajaran yang kreatif dan produktif maupun model pembelajaran lainnya, guna meningkatkan kualitas pembelajarannya. 3. Melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kreatifitas peserta didiknya. 4. Mengembangkan pembelajaran. keterampilan dan kreatifitas pendidik dalam

DAFTAR PUSTAKA

Bahari Saepul, Zain Aswar, (1995). Strategi Belajar Mengajar Jakarta ; Rineka Cipta. Junariyah HM. (1985). Kamus Istilah Pariwisata. Jakarta ; Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Dept. P&K. Lee, Kwuang-wu. 2000. English Teacher Barries to the Use of Computer assisted Language Learning. The Internet TESTIL Journal. Vol: IV No. 12. Desember 2000. http://www.aitech.ac.jp/-iteslj/ Purwanto M.Ngalim, Drs. Mp. (195. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Jakarta , PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Schocolnik, Miriam. 1999. Using Presentation Software to Enhance Language Learning. The Internet TESL Journal, Vol. V No. 3 March 1999, http://www.aitech.ac.jp/-iteslj/

Anda mungkin juga menyukai