Anda di halaman 1dari 8

Diabetes Melitus I. Anamnesis A. Identitas Pasien 1. Nama 2. Usia 3. Jenis Kelamin 4. Pekerjaan 5. Alamat B. Gejala 1.

Poliuri (sering BAK) a. Apakah sering BAK? b. Sejak kapan? c. Berapa kali sehari? d. Nyeri / tidak? e. Ada demam? 2. Polidipsi a. Sering merasa haus / tidak? b. Haus setelah aktivitas atau saat istirahat? c. Apakah bibir terasa kering? 3. Polifagi a. Bagaimana nafsu makannya? b. apakah nafsu makan meningkat? c. Sejak kapan? 4. Berat badan turun drastis a. Bagaimana berat badannya? b. Apakah berat badannya turun? c. Secara perlahan / drastis?

5. Lemas Apakah badan terasa lemas? 6. Paresthesia Apakah sering merasa kesemutan? 7. Penglihatan kabur Apakah pandangan menjadi kabur? 8. Luka sulit sembuh Apakah kalau ada luka lama sembuhnya? 9. Keputihan a. Ada keputihan /tidak? b. Sejak kapan? c. Bagaimana warnanya? d. Cair atau kental? e. Banyak atau sedikit? f. Bau atau tidak? 10. Pruritus vulva Adakah gatal pada vagina? 11.Impoten C. Jika wanita: a. Apakah sudah menikah? b. Apakah sudah punya anak? c. Berapa berat badan lahir bayi? D. Riwayat penyakit terdahulu Adakah penyakit: 1. 2. 3. Kencing manis? Darah tinggi? Penyakit jantung?

4.

Katarak?

A.
B. C. darah

CBC Hb, Trombosit Glukosa

Ht, RBC, WBC, Diff count. E. Riwayat Keluarga a. Apakah ada keluarga yang punya gejala yang sama? b. Apakah ada keluarga yang punya penyakit: 1. kencing manis 2. darah tinggi 3. penyakit jantung 4. katarak F. Riwayat Pengobatan a. Apakah sudah berobat sebelumnya? b. Sebelumnya minum obat apa? 7. A. a. Suhu b. Tekanan darah c. Denyut nadi d. Denyut jantung e. Frekuensi napas B. Lingkar pinggang C. D. neuropati E. 8. Kondisi kaki Pemeriksaan Penunjang Groin rash Tanda-tanda BB, TB, BMI, Pemeriksaan Fisik Vital sign D. GDS (mg/dl)
Plasma vena Darah kapiler Plasma vena Darah kapiler

- GDS > 200 mg/dL - GD2PP Buka n DM < 110 <90 <110 < 90 110-125 90-109 126 110 Belum Tentu DM 110-199 90-199 DM 200 200

GDP (mg/dl)

TTGO

Bukan untuk pemeriksaan rutin, hanya jika hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan.. Langkah-langkah: 3 hari sebelumnya makan dan aktivitas spt biasa. Puasa minimal 8 jam sblm pemeriksaan, Glukosa darah diperiksa Diberi glukosa 75 mg dilarutkan dalam 250 ml, diminum dalam 5 mneit. Diperika glukosa darah 1 dan 2 jam setelah beban glukosa.

E.

Selama pemeriksaan pasien tidak merokok dan istirahat. HbA1c

Tjd pada: GGA, GGK, CHF, IMA, nefropati diabetik. I. J. SGPT (ALT) Urin Glukosa (glukosuria) Dengan tes Benedict (reduksi) atau Strip test.. Reduksi + dalam urin menunjukkan hiperglikemia di atas 170 mg/dL karena ambang batas ginjal untuk glukosa ialah 170 mg/dL. - protein

Glikosilasi : masuknya gula ke dalam sel darah merah dan terikat. Tes ini untuk mengukur tingkat ikatan gula pada hemoglobin A sepanjang umur RBC (120 hari). Normal : 4-6%. F. Lipid darah : Kolesterol total > 200 mg.dL HDL < 35 mg/dL LDL >160 mg/dL Trigliserida >200 mg/dL Albumin

G.

serum Normal : 3,8-5,1 gr/dL H. Kreatinin

Produk akhir metabolisme keratin dan keratin fosfat (protein), disintesis di hati dan dieksresikan via urin. Nilai normal: wanita : 0,5-0,9 mg/dL laki-laki: 0,6-1,3 mg/dL

Peningkatan dalam darah menunjukkan penurunan fungi ginjal dan penyusutan massa otot rangka.

Menandakan awal

K. L.

Sedimen hialin nefropati DM EKG Funduskopi mikroaneurismata merupakan kelainan DM dini pada mata. Penonjolan dinding kapiler terutama daerah vena berbentuk bintik merah kecil.

retinopati diabetika berat. Proteinuria ringan < 0,5 g/hari Demam, stress, emosi, hipertensi, ginjal polikistik, Proteinuria sedang 0,5-3 g/hari ISK Glomerulon efritis kronis, CHF, Nefropati DM, pielonefritis, preeklampsi Proteinuria berat >3g/h ari a Glomerulon efritis akut, kronik, Nefropati DM berat, nefritis pada lupus. Bisa timbul perdarahan retina, vitreous dan subhialoid (preretinal).

Retinopati diabetika

Bercak perdarahan dekat mikroaneurismata. Dilatasi vena yang berkelok-kelok akibat kelainan sirkulasi.

Hard exudates infiltrasi lipid ke retina. Gambaran: irregular, kekuning-kuningan.

Soft exudates atau cotton wool patches Merupakan iskemia retina. Pada oftalmoskopi tampak bercak kuning difus an berwarna putih.Biasanya terletak di bagian tepi.

Edema retina dengan tanda hilangnya gambaran retina terutama daerah makula.

Neovaskularisasi akibat proliferasi endotel. Tampak berkelok-kelok dan iregular,

Katarak diabetika: hilang refleks fundus

gambaran snowflake atau bentuk piring subskapular.

A.
pola hidup)

Non

Medikamentosa (perubahan a. Terapi gizi medis

9. a. -

DD DM tipe 1 Autoimun Berhub. dgn HLA. Produksi insulin sedikit/tdk ada. Ketoasidosis. Kadar C-peptide dalam dara rendah. Penderita bergantung suntikan insulin. Idiopatik Diturunkan. Ketoasidosis episodic. Kadar insuli bervariasi. Tidak berhub. dgn HLA. Insulinopenia permanent. b. DM tipe 2

Target: HbA1c GDP G2PP mmHg HDL LDL mg/dL Trigliserida<150 mg/dL Porsi makanan Karbohidrat Lemak Protein Serat Garam 45-65% 20-25% 15-25% 25 gr/hr 6 g/hari >40 mg/dL ,100 <7% 90-130 mg/dL < 180 mg/dL

Tek. darah <130/80

Resistensi insulin. Kadar insulin bias normal/ tinggi. Kadar glukosa darah tetap tinggi. Seb. Besar pasien obesitas. Jarang ketosis. 10. Penatalaksanaan

Hindari pemanis buatan.

b. Meningkatkan latihan
jasmani. Hanya jika kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dL. Pada penderita Dm tak terkontrol, aktivitas fisik akan membahayakan.

Aktivitas fsik dpt mengurangi risiko peny. Kardivaskular dan meningkatkan harapan hidup. Olah raga aerobik ringan sedang misalnya jalan, jogging, berenang, dan bersepeda selama 30-60 menit 3-5 x/minggu B. a 1. Sulfonilurea stimulasi sekresi insulin. Menyebabkan hipoglikemia nafsu makan BB u/ pasien yang kurus. Hanya efektif jika sel masih fungsional. Cara kerja: meningkatkan sekresi insulin 11. Medikamentos

Menurunkan kolesterol total, LDL, trigliserid. Meningkatkan konsentrasi HDL.

3. Glukosidase inhibitor
Menurunkan absorbsi glukosa di usus. Efektif u/ pasien DM tipe 2 yang diobati dengan diet, sulfonylurea, metformin atau insulin. 4. Thiazolidinedhiones meningkatkan fungsi sel beta. Menurunkan resistensi insulin. Menurunkan output glukosa hepar. Meningkatkan uptake glukosa ke otot rangka. Prognosis

Vitam dan fungsionam bonam jika glukosa darah terkontrol.

2. Biguanid (metformin) ambilan glukosa di otot rangka. Mencegah output glukosa hati dan absorbsi glukosa di usus VII.Kompllikasi 1. Komplikasi akut Diabetic Ketoacidosis Hiperosmlaritas non ketotic Hipoglikemia ( BS<60 (DKA) (HONK) mg/dL)

Menyebabkan anoreksia u/ penderita DM dgn BB lebih.

2. Komplikasi kronis a. Makroangiopati cerebrovascular disease coronary artery disease retinopati diabetic nefropati diabetic

b. Mikroangiopati

c. Neuropati - neuropati otonom (gastropati, silent MI) - neuropati perifer (parestesia)

Hipertiroid Dora, 43 tahun, benjolan di leher anterior, kelelahan, dan berkeringat banyak. Anamnesis Identitas Nama Usia

Jenis kelamin

Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar tiroksin (T4) N= 4=11


g/dL Kadar triiodotironin (T3) N= 80-160 g/dL Diukur dengan radiogland assay. T3, T4, Ft3,FT4 Pada hipertiroid di atas normal.

2. Kadar TSH plasma


Diukur dengan radioimunometrik assay, merupakan indikator fungsi tiroid . Kadar normal:

0.02- 5.0 g/mL

Pada hipertiroid di bawah normal. 3. Tes ambilan yodium radioaktif 4. Tes BMR 5. Kadar kolesterol 6. Refleks tendon achilles

Anda mungkin juga menyukai