Anda di halaman 1dari 4

APALAH ARTINYA ILMU TANPA AGAMA

OLEH RANO PRIMA

Perkembangan zaman membuka peluang bagi kita untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Peluang yang begitu besar ini menyebabkan kita lupa tujuan utama dalam menuntut ilmu itu sendiri yaitu mencari ridha ilahi. Melihat fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa sekarang ini, kadang penulis merasa pesimis dengan kemajuan perkembangan pendidikan di Indonesia. Kenapa tidak, melihat sistem pendidikan kampus yang jauh sekali dari syariah, maksudnya walaupun kita masih belum bisa mengubah sitem pendidikan sekarang ini ke sistem pendidikan berbasis syariah secara universal, namun kita bisa memulainya dari diri kita sendiri. Kita pasti sependapat bahwa ilmu itu milik Allah SWT dan datangnya dari Allah SWT. Berarti kalau kita ingin memperoleh ilmu, mintanya tentu sama Allah SWT, karena Allah hanya akan menurunkan ilmu kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Proses meminta ilmu kepada Allah bukanlah sembarang meminta, butuh cara dan butuh proses. Adapun cara dan proses tersebut antara lain: 1. Kembali kita perbaiki niat, bahwa kita kuliah hanya semata-mata untuk mencari ridha Allah; 2. Usahakan diri agar menjalankan perintah Allah terutama Shalat jangan sekali-kali pernah meninggalkannya, serta menjauhi larangannya; 3. Buktikan kepada Allah bahwa kita benar-benar harap untuk memperoleh ilmu dengan giat belajar, mengerjakan tugas semaksimalnya, dan rajin mengulang ilmu-ilmu yang telah kita dapat; 4. Usahakan agar kita selalu menjaga sikap terutama kepada dosen atau guru yang mengajar kita. Karena dosen sama dengan orang tua kita. Keberkahan ilmu yang kita dapat, terletak pada mereka. Maka jangan sekali-kali kita pernah menyakiti hati mereka. Apabila kita pernah menyakiti mereka, namanya manusia mungkin tidak sengaja, maka cepat temui mereka dan segera meminta maaf pada mereka, InsyaAllah mereka pasti mau memaafkan; 5. Tetap Istiqamah dan selalu berdoa kepada Allah.

Kawan, mungkin cara di atas terkesan terlalu muluk-muluk dan terlalu sering kita dengar, sehingga kita merasa sangat sulit untuk memulainya. Namun yakinlah kawan, untuk memulainya tentu butuh proses. Lamanya proses tersebut akan berbanding lurus dengan besarnya keinginan kita untuk memperoleh ilmu. Selain keterangan di atas, penulis juga ingin berbagi pengalaman dan tips yang penulis dapat dari beberapa teman penulis tentang cara mereka bisa berhasil di bangku perkuliahan yaitu: 1. Berusaha seoptimal mungkin menjalankan kelima point di atas; 2. Memberdayakan penggunaan BURAM. Buram adalah sejenis kertas reject/buku yang tidak terpakai lagi tapi masih ada bagian-bagian kosong yang masih bisa di isi. Buram ini berguna untuk mencatat semua point-point penting dari penjelasan dosen ketika menjelaskan materi dan ada juga sebagian dari teman penulis tersebut yang memang menggunakan buram tersebut sebagai catatan dari setiap materi perkuliahan. Kemudian, materi yang ada pada buram ini, diulang kembali mencatatnya dengan rapi di rumah pada buku catatan. Sekilas terkesan menyulitkan, akan tetapi di sinilah saat terjadinya transfer ilmu yang maksimal, materi tersebut akan lama ingatnya dalam memori kita karena pada saat kita mengulang mencatatnya saat itulah kita juga membaca dan merekamnya. Sehingga saat aka nada evaluasi, ulangan, atau quiz kita tidak akan terlalu dibebani dengan hafalan-hafalan yang begitu banyak, cukup mengulang sekilas saja, mengingat bagian yang lupa. Dan yang perlu diingat, saat menulis di buram, harus cepat, makanya tulisan buram itu tidak perlu rapi, karena kita juga harus fokus melihat dan mendengar dosen ketika menyampaikan materi; 3. Membuat semacam catatan kecil yang berisi daftar tugas-tugas yang diberikan oleh dosen. Dengan adanya catatan ini kita dapat menggunakan prinsip SKALA PRIORITAS dalam mengerjakan tugas agar kita dapat memanfaatkan waktu sebaikbaiknya. Prinsip skala prioritas adalah prinsip memilih pengerjakan tugas yang lebih dahulu sesuai dengan deadlinenya masing-masing, mana yang lebih mendesak dan banyak kuantitasnya; 4. Belajar dengan mengoptimalkan lingkungan yang ada. Maksudnya kalau ada materimateri yang tidak kita mengerti kita bisa mencarinya di buku-buku

perpustakaan,internet, atau bertanya pada teman, senior, atau langsung pada dosen. Namun mengenai point ini ada yang perlu di garis bawahi, ketika kita akan bertanya pada orang lain, kita harus benar-benar membaca dan mempelajari materi yang akan

kita tanyakan tersebut terlebih dahulu. Jangan seperti ini baru dibaca sekilas, langsung mengeluh tidak mengerti. Berarti kita belum serius berupaya agar bisa mengerti; 5. Hindarkan diri dari WABAH MENYONTEK!!! Dari segi psikologis, penulis ingin menjelaskan sedikit tentang menyontek ini. Menyontek merupakan gejala umum yang terjadi di kalangan pelajar/mahasiswa, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti ketidaksiapan mahasiswa ketika akan menghadapi ujian ataupun jika memang mahasiswa tersebut dirasa siap, tetapi kebanyakan mereka tidak percaya akan kemampuan mereka masing-masing. Kondisi ini selalu dilakukan berulang terus menerus setiap ujian, sehingga penyakit ini sedikit sulit untuk dihilangkan, ditambah lagi dengan hasil ujian yang didapatkan mahasiswa cukup memuaskan, justru lebih memperkuat komitmen mahasiswa untuk tetap melestarikan budaya menyontek ini. Apapun jenis dan klasifikasi menyontek, baik menyontek dengan cara melihat jawaban teman, membuat jimat ataupun ONLINE menggunakan google melalui Handphone, dsb yang namanya menyontek tetap melanggar prinsip dasar yang 5 point penulis jelaskan di atas, terkhusus point kedua, yaitu menjauhi larangan-Nya. Menyontek bukanlah cara yang diridhai oleh Allah SWT. Sesuatu yang dicapai tanpa ridha dari Allah tak ada artinya. Jalan yang akan kita tempuh pasti akan terasa sulit. Jadi mulailah dari detik ini berupaya agar menjauhkan diri dari menyontek. Apabila pengaruh/ ajakan menyontek tersebut masih tertanam dalam diri, usahakan untuk terus melawannya. Duduk di depan ketika ujian merupakan salah satu cara agar terhindar dari godaan menyontek (walaupun hal ini relatif). Berarti kita benar-benar optimis dan yakin akan kemampuan kita sendiri. 6. Jadikanlah penderitaan dan perjuangan orangtua sebagai Motivasi utama kita. Kita tidak melihat dari sisi pekerjaan dan status sosial masing-masing orangtua kita. Seberapa kaya pun orangtua kita, mereka tetap memikirkan dan berupaya bagaimana kita sebagai anaknya berhasil. Dengan kelalaian yang kita lakukan selama ini, pernahkah kita berpikir berapa banyak waktu yang telah kita buang untuk memadamkan harapan mereka. Sekilas memang enteng dan tak ada masalah, tetapi pernahkah kita merasakan betapa beratnya beban pemikiran mereka. Setiap kemalasan dan kelalaian menghampiri kita, kita harus mencoba membayangkan pengorbanan orangtua kita. Karena ini dapat memacu motivasi kita untuk mau bersemangat menuntut ilmu lagi.

Tak Satu Jalan Menuju Roma. Tak satu pula jalan menuju keberhasilan, akan tetapi keberhasilan haqiqi hanya dapat dicapai dengan satu jalan yaitu Jalan yang Diridhai Ilahi. Ketika hasil ujian kita ditempel di papan pengumuman, dengan bangga kita tersenyum bahwa inilah hasil usaha saya selama ini. Ketika hasilnya memuaskan, jangan lupa ucapkan syukur dan tetap bertekad untuk berusaha meningkatkannya, namun ketika hasilnya kurang memuaskan, yakinlah itu bukanlah suatu kegagalan, tetapi menjadi bahan instrospeksi diri bagaimana perjuangan kita sebelumnya, apa yang masih salah, sehingga kita tetap bertekad untuk memperbaikinya lagi. Kawan, merubah apa yang telah menjadi kebiasaan kita, memang sangatlah sulit. Oleh karena itu, hanya kita yang mampu untuk mengubahnya secara maksimal. Jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai saat ini, jangan pernah puas dengan ilmu yang kita peroleh hari ini, karena kepuasan akan menyebabkan kita lalai untuk terus berusaha. Kita berjuang bersusah payah menuntut ilmu demi mencapai keberhasilan semata tanpa menjalankan kewajiban kita sebagai seorang hamba Allah, juga tak ada artinya. Karena memang ilmu itu tidak bisa dipisahkan dari agama. Keduanya saling berkaitan satu dengan lainya. Wallahualam

 Penulis adalah Mahasiswa Universitas Andalas Fakultas

Teknik Jurusan Teknik

Lingkungan angkatan 2009. Aktivitas sekarang selain sibuk kuliah, juga aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan dan diamanahkan sebagai Koordinator Bidang Akademik FORISTEK(Forum Studi Islam Teknik).

Anda mungkin juga menyukai