Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan ibu merupakan salah satu sasaran dari upaya pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan pada ibu dan wanita pada umumnya bidang adalah kesehatan dampak reproduksi dari wanita.

Perkembangan

disegala

sebagai

keberhasilan

pembangunan, memberikan berbagai nilai positif bagi perkembangan kesehatan diIndonesia. Namun, dilain pihak dampak pembangunan juga sangat mempengaruhi prilaku masyarakat. Pergeseran norma dan pola hidup mengakibatkan pergeseran prilaku lapisan masyarakat termasuk didalamnya wanita. Perubahan terhadap prilaku sex, kebiasaan konsumsi, pemeliharaan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan memiliki kontribusi terhadap munculnya berbagai penyakit degeneratif maupun infeksi. Salah satu bentuk penyakit ganas yang mengenai wanita adalah kanker serviks (E. Sutarto, 1989) Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia, salah satunya adalah kanker servik. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (World Health Organization atau WHO), kanker servik merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia pada kaum hawa dari seluruh penynakit kanker yang ada. Setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini (Wijaya: 2010) Kanker servik adalah kanker yang menyerang leher rahim. Maksudnya kanker yaitu tumor ganas dan terjadi di servik, sedangkan servik sendiri adalah bagian dari uterus yang menonjol ke vagina. Kanker servik berkembang ketika sel yang abnormal dalam servik mulai membelah diri

tanpa terkendali (Faizah: 2010). Menurut Rahayu (2010) Deteksi dini kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya kanker, deteksi ini dapat mengurangi jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker ditemukan pada stadium paling dini biasanya dapat diobati sebelum menyebar lebih jauh.

Secara global, kanker servik berkontribusi sebesar 12 persen dari seluruh kanker yang menyerang wanita. Estimasi sekitar tahun 2000-an menunjukkan bahwa insidensi penyakit ini kurang lebih 493.243 jiwa pertahun, sedangkan kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa pertahun. Sementara, sebanyak 80% dari jumlah penderita berasal dari Negara-negara sedang berkembang, karena memang penyakit ini merupakan urutan pertama pembunuh wanita akibat kanker di Negara-negara berkembang. Setiap saat, sekitar 10% wanita di dunia terinfeksi Human Papillomavirus (HPV), salah satu virus penyebab terjadinya kanker servik (Wijaya: 2010) Di Indonesia sendiri, diperkirakan 15.000 kasus baru kanker servik terjadi setiap tahunnya, sedangkan angka kematiannya diperkirakan 7.500 kasus pertahun. Selain itu, setiap harinya diperkirakan terjadi 41 kasus baru kanker servik dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Dengan angka kejadian ini, kanker servik menduduki urutan kedua setelah kanker payudara pada wanita usia subur usia 15 sampai 44 tahun (Wijaya: 2010). Menurut inilah.com (2010), Salah satu penyebab tingginya angka kejadian kanker serviks di Indonesia adalah karena penyakit ini tidak menimbulkan gejala, sementara kesadaran perempuan Indonesia untuk melakukan deteksi dini secara teratur masih rendah. Berdasarkan data-data diatas, jelas terlihat bahwa angka kejadian kanker serviks masih merupakan suatu keganasan bagi semua wanita dan merupakan masalah besar dalam upaya pengembangan kesehatan di Indonesia sehingga

penatalaksanaanya memerlukan partisipasi dan kerjasama dari semua pihak termasuk profesi kebidanan.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang latar belakang diatas sangat penting bagi calon bidan untuk mengetahui dan memberikan Asuhan Kebidanan pada Kesehatan Reproduksi dengan kasus Kanker Serviks sebagai upaya penurunan angka morbiditas dikalangan remaja,wanita dewasa maupun menopause.

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Kesehatan Reproduksi dengan Kanker Serviks dikalangan remaja, wanita dewasa,dan menopause.

2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dengan pengertian Kanker Serviks b. Mengetahui jenis-jenis Kanker Serviks c. Dapat menjelaskan pengertian kanker serviks d. Menjelaskan tanda gejala kanker serviks e. Mengetahui penyebab dari Kanker Serviks f. Mengetahui cara penanganan/tatalaksana kanker serviks g. Mengetahui bagaimana pemberian konseling pada penderita kanker serviks.

D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Setelah menyelesaikan makalah ini diharapkan kami sebagai mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan mengenai

penyebab Kanker serviks agar terciptanya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

2. Bagi Pembaca Diharapkan agar pembaca dapat mengetahui tentang Kanker Serviks dalam sehingga dapat mencegah serta mengantisipasi diri dari Kanker Servik.

3. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi dalam penanganan resiko tinggi dalam kesehatan organ reproduksi khususnya Kanker serviks sehingga dapat meningkatkan pelayanan kebidanan yang baik

4. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah informasi tentang Kanker Serviks serta dapat

meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya.

(FKUI,1990:FKPP,1997) Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau servik (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina). Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 sampai 55 tahun 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi servik dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim (Rahayu: 2010). Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim. Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim dimulai pada lapisan serviks. Kanker serviks terbentuk sangat perlahan. Pertama, beberapa sel berubah dari normal menjadi sel-sel pra-kanker dan kemudian menjadi sel kanker. Ini dapat terjadi bertahun-tahun, tapi kadang-kadang terjadi lebih cepat. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat ditemukan dengan pendeteksian dini kanker serviks dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker (Cancerhelps.com: 2009) B. Etiologi Menurut Rahayu (2010), Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks: 1) HPV (Human Papillomavirus)

HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56 2) Merokok Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks. 3) Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda. 4) Berganti-ganti pasangan seksual Berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks ini. 5) Sosial Ekonomi Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas tubuh. 6) Hygiene dan sirkumsisi Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulankumpulan smegma. 7) AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang

berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.

C. Patofisiologi Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara tak terkendali. 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuaomosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam rahim. Perubahan prekanker pada serviks biasanya tidak meminimalkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear.

D. Tanda dan Gejala Gejala-gejala kanker serviks antara lain terjadinya keputihan yang berlebihan, yang berbau busuk dan tidak kunjung sembuh. Terkait ini, kita perlu mengetahui bahwa tidak semua keputihan pertanda kanker. Sebab, keputihan bisa terjadi karena adanya rangsangan lain. Gejala kanker serviks juga bisa diketahui dari terjadinya perdarahan diluar siklus haid, terutama perdarahan setelah berhubungan intim. Untuk

memastikannya, kita harus memeriksakan diri ke dokter. Sebab, pendarahan juga dapat terjadi karena gangguan keseimbangan hormon. Bila kanker sudah mencapai stadium 3 keatas, maka akan terjadi pembengkakan di berbagai anggota tubuh, seperti paha, betis, tangan, dan lain sebagainya. Tetapi, jika masih prakanker, maka tidak ada gejalagejala tertentu.

E. Manisfestasi Klinik Dari anamnesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan warna putih atau puralen yang berbau dan tidak gatal, perdarahan pascakoitus, perdarahan spontan, dan bau busuk yang khas. Dapat juga ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan berat badan, dan anemia. Pada pemeriksaan fisik serviks dapat teraba membesar, ireguler, terraba lunak. Bila tumor tumbuh eksofitik maka terlihat lesi pada porsio atau sudah sampai vagina. Diagnosis harus dipastikan dengan pemeriksaan histologi dan jaringan yang diperoleh dari biopsi.

F. Diagnosis Diagnosis dapat ditegakan dengan gejala dan tanda yang dikeluhkan, namum diagnosis pasti ca serviks ditegakan melalui pemeriksaan sitologi (pemeriksaan sel) dengan cara biopsi (mengambil sebagian jaringan pada serviks ). Dari biopsy tersbut akan terlihat dengan jelas sel-sel kanker tersebut.

G. Pemeriksaan Penunjang 1) Sitologi/Pap Smear Keuntungan,murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat. Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi. 2) Schillentest Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.

3) Koloskopi Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-40 kali.Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan

biopsy.Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak terlihat 4) Kolpomikroskopi Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali. 5) Biopsi Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya. 6) Konisasi Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

H. Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO,1978 Tingkat Kriteria 0 I Ia Karsinoma In Situ ( KIS), membran basalis utuh Proses terbatas pada servks walaupun ada perluasan ke korpus uteri Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak dan sel tumor sudah stroma tidak > 3 mm, dan sel tumor tidak tedapat didalam pembuluh limfe atau pembuluh darah. Ib Secara klinis tumor belum tampak sebagai karsinoma, tetapi pada pemeriksaan histologi ternyata sel tumor telah mengadakan invasi

stroma melebihi Ia II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar 2/3 bagian atas vagina dan parametrium, tetapi tidak sampai dinding panggul II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infitrat tumor II b Penyebaran ke parametrum, uni atau bilateral, tetapi belum sampai dinding panggul III a Penyebaran sampai bagian distal vagina, sedang parametrium tidak dipersoalkan asal tidak sampai dinding panggul. III b Penyebaran sudah sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah infiltrat antara tumor dengan dinding panggul. IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mokusa rektum dan atau vesika urinaria atau telah bermetastasi keluar panggul ketempat yang jauh IV a Proses sudah sampai mukosa rektum dan atau vesika urinaria atau sudah keluar dari pangul kecil, metastasi jauh belum terjadi IV b Telah terjadi metastasi jauh.

I. Penatalaksanaan Medis Penatalaksanaan kasus kanker pada umumnya dibedakan berdasarkan stadiumnya. Pada stadium dini masih dapat dilakukan dengan pembedahan. Setelah pembedahan dilnjutkan dengan radioterapi (penyinaran). Pada stadium lanjut, umumnya tidak dilakukan pemebdahan. Namun dengan kemoterapi (obat-obatan ) dan juga radioterapi. Pada stadium IV (IVa dan IVb) umumnya pengobatan keluhan yang diberikan hanyalah bersifat Hal ini

paliatif/meringkan

bukan

untuk

menyembuhkan.

dikarenakan penyebaran sel kanker yang sudah sistemik/menyeluruh. Sehingga radioterapilah pengobatn akhir dari pasien dengan stadium ini. J.Prognosis Prognosis (gambaran kedepan/harapan) kesembuhan dari ca serviks ditentukan pula oleh berbagai faktor yakni, - umur penderita - keadaan umum penderita (termasuk status gizinya) - tingkat keganasan/ stadium - ciri histologik sel kankernya - kemampuan ahli dalam menangani - sarana pengobatn yang ada.

K. Terapi 1. Irradiasi Dapat dipakai untuk semua stadium Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.

2. Dosis Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks 3. Komplikasi irradiasi Kerentanan kandungan kencing Diarrhea Perdarahan rectal Fistula vesico atau rectovaginalis 4. Operasi Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II Operasi Schauta, histerektomi vagina yang radikal 5. Kombinasi Irradiasi dan pembedahan Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran kesistem limfe dan peredaran darah. 6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 % dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

L. Cara Deteksi Dini Kanker servik Deteksi dini ialah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan (stadium dini). Deteksi dini terhadap ca serviks dapat dilakukan oleh para wanita dengan pemeriksaan screenin test yakni dengan cara yang mungkin sudah cukup familiar : PAP SMEAR atau dengan metode yang paling baru, yakni metode IFA.

Screening test hendaknya dilakukan oleh para wanita yang sudah aktif melakukan hubungan seksual juga bagi para wanita yang memiliki faktor risiko/predesposisi seperti yang tercantum di atas. Screening bisa dilakukan pada Rumah sakit melalui dokter special kandungan ataupun tempat-tempat sarana kesehatan seperti laboratorium yang tersedia layanan screening didalamnya.

Daftar Pustaka
Rahayu, Wahyu. 2010. Mengenali, Mencegah, dan Mengobati Jenis Kanker. Yogyakarta: Victory Inti Cipta

Prawiroharjo,Sarwono.2008.Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka http://www.cancerhelps.com http://www.kankerserviks.com

Anda mungkin juga menyukai