Anda di halaman 1dari 16

PEMBARUAN TANI

M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I
EDISI 27 - MEI 2006
Harga eceran Rp 3.000,(untuk kalangan sendiri)

May Day!
Kaum Buruh Menggugat
Setahun Sudah Berlalu:
Tim Kerja Federasi Serikat Petani Indonesia untuk Bencana Halaman 13 Gempa dan Tsunami Halaman 7-9

Petani Tanak Awu Adukan Kekerasan Aparat Kepada Komisi HAM PBB 3
Lahan Petani Cikarenye Dibabat Perusahaan Perkebunan 11
PROFIL

Peringatan hari buruh internasional atau populer dengan sebutan May Day, merupakan sebuah proses sejarah yang panjang. Kaum buruh terus melakukan perjuangan tanpa lelah untuk mendapatkan hak-haknya.

OTL Citanagara Merebut Hak Atas Tanah

13

SALAM
Buruh Menggugat
Sistem ekonomi-politik Indonesia yang tergantung pada hutang dan modal asing memberi pengaruh buruk bagi perkonomian Indonesia. Kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan-perusahaan negara serta kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh perusahaan asing. Mereka telah mengeruk habis kekayaan alam Indonesia. Di sisi lain, kebijakan-kebijakan ekonomi-politik yang dikeluarkan oleh pemerintah telah menempatkan buruh dan petani sebagai korban. Buruh dan petani diminta untuk menerima segala resiko dan akibat dari kebijakan tersebut demi tuntutan pasar. Lebih jauh lagi, dengan mengatasnamakan investasi melalui Inpres No. 3 Thn. 2006 tentang Perbaikan Sistem Iklim Investasi di Indonesia pemerintah telah mengagendakan akan merevisi undang-undang ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 yang dianggap menjadi salah satu faktor dari sulitnya investasi asing masuk ke Indonesia. Dengan revisi UU ketenagakerjaan tersebut, pemerintah menyerahkan nasib dan kehidupan kaum buruh kepada aturan main pasar dunia tanpa ada lagi peran negara untuk melindungi hak dan kepentingan kaum buruh dan keluarganya. Fleksibilitas tenaga kerja yang kini telah mewabah di seluruh negara di dunia merupakan produk yang diciptakan kapitalis asing untuk mengeruk laba sebesarbesarnya dengan terus menciptakan lingkungan usaha yang produktif dan pasar yang kompetitif. Pemerintah Indonesia melalui lembaga keuangan internasional (seperti IMF, WB, WTO, ADB, dll) didesak untuk segera melakukan perbaikan dunia usaha dan dunia perburuhan di Indonesia, karena dinilai tidak ramah bagi investasi. Melalui revisi UUK No.13 Tahun 2003 pemerintah ingin mencipatkan dunia perburuhan yang lebih fleksibel demi mendorong investasi agar lebih bergairah. Itu sebabnya mengapa draft revisi UUK versi pemerintah menghapuskan sebagian besar hak-hak buruh yang selama ini diatur dan dilindungi oleh hukum perburuhan di Indonesia. Padahal pemerintah sendiri tidak mampu menciptakan dunia industri yang mapan, produktif dan kompetitif sehingga industri nasional tidak mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing. Jelas sudah, rencana pemerintah untuk melakukan revisi terhadap UU Ketenagakerjaan merupakan cara yang dilakukan pemerintah untuk menutupi kebobrokan dan ketidakmampuan pemerintah dalam menciptakan dunia usaha dalam negerinya. Sepertinya pemerintah sangat yakin sekali revisi UUK No. 13 Tahun 2003 ini akan diterima oleh kaum buruh di Indonesia. Tetapi faktanya justru diluar dugaan pemerintahan, kaum buruh di Indonesia marah. Puluhan ribu bahkan sampai ratusan ribu buruh dari berbagai kota telah turun ke jalan-jalan, dari mogok kerja sampai demontrasi dengan massa buruh yang cukup besar terus dilakukan untuk mendesak dan menuntut pemerintah untuk membatalkan rencana revisi tersebut UUK No. 13 Tahun 2003 adalah undang-undang yang penuh dengan kontroversial karena keberadaannya terus mengundang polemik dan penolakkan dari kaum buruh karena dinilai tidak lagi memberikan kepastian dan jaminan bagi buruh dalam bekerja. Dengan arif dan bijaksana seharusnya pemerintah mendengarkan tuntutan kaum buruh dengan mencabut undang-undang ketenagakerjaan tersebut dan membatalkan revisinya dan menggantikannya dengan undang-undang yang baru yang lebih melindungi hak dan kepentingan kaum buruh dan keluarganya. Undang-undang yang lebih memberikan jaminan dan kepastian bagi buruh dalam mempertahankan pekerjaannya.

Pembaruan Tani - Mei 2006

Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan


Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) bersama dengan La Via Campesina akan mengadakan Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan yang akan diselenggarakan di Jakarta, 14 hingga 18 Mei 2006. Konferensi selama lima hari ini bertujuan terutama untuk menekan pemerintah untuk tidak melakukan impor beras, dan menyebarkan informasi secara luas mengenai dampak buruk liberalisasi perdagangan pertanian. Konferensi ini juga akan membahas tuntas mengenai konsep alternatif dari petani, yakni kedaulatan pangan (food sovereignty)yang merupakan konsep yang berpihak kepada petani, dan bukan pada segelintir pedagang dan korporat. Rangkaian aktivitas yang disiapkan adalah konferensi untuk membahas kedaulatan pangan dan isu beras, mobilisasi untuk menolak impor beras dan liberalisasi perdagangan pertanian, dan rapat massa yang diikuti petani dan elemen rakyat lainnya. Lebih dari 500 peserta diharapkan menghadiri Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan ini. Kenapa Asia Pasifik? Ada sekitar 69 negara penghasil beras di dunia, diantaranya Australia, AS, Cina, Brazil, Thailand, Vietnam, Italia, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, dan lainnya. Di sebagian negara inimisalnya Indonesiaberas selain menjadi makanan pokok, juga menjadi komoditas politik. Karena itulah, pemenuhan kebutuhan beras di beberapa negara ini menjadi indikator suksesnya pemerintahan. Selanjutnya, sangat logis jika pemerintah harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan beras di dalam negeri. Sangat logis pula karena sebagian produsen beras dunia ada di daerah Asia Pasifik. Mulai dari lingkar Asia hingga AS, dan beras dibicarakan secara politik dalam forum nasional, regional maupun internasional. Sementara, 850 juta jiwa dari 5.67 milyar penduduk dunia menderita kelaparan. Sementara kasus kekurangan gizi dan masalah malnutrisi menghantui negaranegara Asia Pasifik. Indonesia adalah salah satu contohnya, yang pada tahun 2005 lalu menderita akibat busung lapar. Sekitar 1,67 juta jiwa anak di bawah umur lima tahun (balita) menderita busung lapar di Indonesia. Ironisnya, kejadian ini malah muncul di daerah lumbung beras Indonesia seperti Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera barat, dan Lampung. Kedaulatan pangan versus ketahanan pangan Dari sekian banyak fenomena di sektor pertanian dan perdagangan beras, salah satu yang membunuh petani adalah prinsip-prinsip pada paradigma ketahanan pangan (food security). Dampak negatif dari perdagangan bebas di sektor pertanian dan masalah dumping produk pertanian adalah salah satu kesalahan fatal yang kini membebani pundak petani di seluruh dunia. Impor beras dilegitimasi dalam proses ini, karena ketahanan pangan hanya mengutamakan tiga aspek: (1) ketersediaan, (2) kemudahan akses dan (3) keamanan pangan. Hal ini diperburuk dengan peraturan perdagangan bebas pertanian di dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Di Korea Selatan, harga yang diterima petani beras jatuh 75% semenjak mengadopsi GATT dan WTO, dan jumlah petani beras berkurang drastis dari 6 juta jiwa (1995) menjadi hanya 3 juta jiwa (2005). Belum masalah keadilan sumber agraria yang kini menghantui petani di region Asia Pasifik. Hal ini disebabkan karena petani tidak berdaulat atas sumber agrarianya sendiri, diperparah dengan liberalisasi yang disahkan oleh pemerintah dan dipaksakan oleh WTO. Ada apa dengan FAO? Food and Agricultural Organisation (FAO) adalah organisasi internasional di bawah PBB yang mengatur masalah pertanian dan pangan. Ketahanan pangan juga dipromosikan di bawah organisasi ini sejak tahun 1996, yang apabila dilanjutkan akan terus meminggirkan petani di seluruh dunia. Pada tanggal 15 hingga 19 Mei 2006, FAO akan mengadakan FAO Regional Conference for Asia and the Pacific di Jakarta, Indonesia. FSPI dan La Via Campesina akan menggunakan momentum ini untuk menekan pemerintah dan membuat isu ini menjadi isu internasional karena akan banyak delegasi internasional yang datang. FSPI melihat kemungkinan besar di balik diselenggarakannya FAO Regional Conference for Asia and the Pacific, terutama untuk mempengaruhi opini publik terutama di Indonesia, dan region Asia Pasifik umumnya. Konfirmasi acara Acara ini terbuka bagi masyarakat luas. Jika anda ingin mengambil bagian dalam konferensi ini, silakan mendaftarkan diri dengan mengirimkan email ke panitia Konferensi Rakyat Asia Pasifik untuk Beras dan Kedaulatan Pangan di alamat email fspi@fspi.or.id atau telepon +62 21 7991890.

Pemimpin Redaksi: Achmad Yakub; Redaktur Pelaksana: Cecep Risnandar Redaktur: Muhammad Ikhwan, Tita Riana Zen, Wilda Tarigan, Tejo Pramono Reporter: Umran S (NAD), Edwin Sanusi (Sumatera Utara), Fajar Rilah Vesky (Sumatera Barat), Tyas Budi Utami (Jambi), Agustinus Triana (Lampung), Atep Toni, Usep Saeful, Dimas Barliana, Harry Mubarak (Jawa Barat), Edi Sutrisno, Ngabidin (Jawa Tengah), Muhammad Husin (Sumatera Selatan), Mulyadi (Jawa Timur), Marselinus Moa (NTT). Penerbit: Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Aibidin Fuad Sekertaris Redaksi: Tita Riana Zen Keuangan: Sriwahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Sarhedi, Gunawan Alamat Redaksi: Jl. Mampang Prapatan XIV No.5 Jakarta Selatan 12790. Telp: +62 21 7991890 Fax: +62 21 7993426 Email: pembaruantani@fspi.or.id website: www.fspi.or.id

Redaksi menerima tulisan, artikel, opini yang berhubungan dengan perjuangan agraria dan pertanian dalam arti luas yang sesuai dengan visi misi Pembaruan Tani. Bila tulisan dimuat akan ada pemberitahuan dari redaksi.

Pembaruan Tani - Mei 2006

INTERNASIONAL
Kilas

Petani Tanak Awu Adukan Kekerasan Aparat Kepada Komisi HAM PBB
Cecep Risnandar
Sekjen Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI), Henry Saragih dan Murana, utusan petani Tanak Awu, berangkat ke Jenewa untuk melaporkan pelanggaran hak asasi manusia di Tanak Awu Nusa Tenggara Barat, Rabu (10/5). Mereka melaporkan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap para petani Tanak Awu, kepada sidang Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsabangsa. Para petani Tanak Awu mengalami tindakan teror dan intimidasi dari berbagai pihak sehubungan dengan kasus sengketa tanah antara petani penggarap dengan PT Angkasa Pura. Puncaknya terjadi pada tanggal 18 September 2005. Dimana polisi setempat membubarkan secara paksa rapat umum petani di Tanak Awu. Dalam peristiwa tersebut, aparat kepoilisian menembaki warga. Akibatnya 27 orang terkena luka tembak dan 6 lainnya terkena luka pukul. Setelah kejadian itu, aparat kepolisian melakukan pengangkapanpenangkapan kepada para petani. Alasannya macammacam, mulai dari pencemaran nama baik sampai melakukan tindakan yang kurang menyenangkan. Petani menghendaki penghentian tindakan intimidasi semacam ini. Kasus sengketa tanah di Tanak Awu sudah terjadi sejak tahun 1995. Hal tersebut berawak ketika pemerintah bersama PT Angkasa Pura berniat membangun bandara bertaraf internasional di atas tanah seluas kurang lebih 800 hektar yang meliputi desa Tanak Awu. Namun dalam prosesnya terjadi ketidaksepakatan antara warga dan pemerintah. Selama ini pemerintah mencoba mengusir warga yang tetap bertahan. "Kami hanya ingin bertani dengan tenang tanpa diganggu oleh aparat kepolisian dan preman-preman yang selalu menyisir perkampungan dan menangkapi para petani," ungkap Murana. Keinginan Murana bukannya tanpa alasan, karena bulan februari lalu pihak militer pernah mengadakan "latihan" di perkampungan mereka. Tindakan militer yang mengatasnamakan aksi sosial ini mencemaskan warga Tanak Awu. Mereka merasa terganggu dengan kehadiran aparat kemanan bersenjata lengkap di desanya. Sekjen FSPI Henry Saragih, menilai pemerintah menggunakan cara-cara orde baru untuk mengintimidasi warga yang enggan menyerahkan tanahnya. Pemerintah menangkapi para pimpinan petani agar warga Tanak Awu mau melepaskan tanah pertaniannya. Pemerintah juga selalu mengawasi setiap rapat-rapat yang diadakan petani. Bahkan rapat umum petani yang dilakukan bulan September tahun lalu dibubarkan secara brutal. Meskipun korban di pihak

Achmad Yakub/Pembaruan Tani

Murana. Petani dari Tanak Awu, Lombok Tengah. Tanah garapannya di Desa anak Awu terancam digusur untuk kepentingan pembangunan bandar udara.
petani banyak berjatuhan, tak ada satu pun aparat kepolisian yang diproses secara hukum. Bahkan sebaliknya, polisi malah menangkapi petani dengan alasan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. "Tindakan semacam itu sangat melukai hati rakyat dan melanggar HAM. Petani sudah dikebiri kebebasan politiknya dan hak-hakl ekonomi, sosial dan budaya petani pun dipinggirkan," kata Henry. Lebih jauh lagi, Henry mengatakan, momen sidang Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa menjadi momentum yang baik untuk mengungkap pelanggaran Hak Asasi Manusia di Tanak Awu. "Pemerintah Indonesia harus lebih memperhatikan hak-hak petani, karena masih banyak petani di Indonesia yang tidak dianggap hakhak asasinya. Terutama menyangkut konflik agraria yang kerap terjadi dpelosok-pelosok pedesaan," ujarnya. Hal itu sangat ironi, mengingat pada hari ini Indonesia terpilih sebagai anggota Dewan Hak Asasi Manusia (badan baru dibawah majelis umum PBB) dalam sidang PBB di New York. Padahal di dalam negeri sendiri masih menyimpan segudang permasalahan yang tak kunjung diselesaikan.

UTAMA

Pembaruan Tani - Mei 2006

Buruh Menggugat!
Jakarta. Pa r a b u r u h j u g a meminta kepada pemerintah agar 1 Mei dijadikan sebagai hari buruh dan libur nasional. Aksi pawai untuk memperingati Hari Buruh yang dilakukan sekitar 1.500 pekerja pelabuhan dari lapangan parkir Jakarta International Container Te r m i n a l ( J I C T ) , Pelabuhan Tanjung Priok, menuju kantor walikota Jakarta Utara, S e n i n ( 2 / 5 ) , memacetkan ruas Jalan Yos Sudarso, Jakarta kilometer sehingga menyebabkab antrian panjang kendaraan bermotor yang berada di belakang mereka. Rencananya para pekerja tersebut berpawai dengan menggunakan empat truk trailer, namun dilarang oleh pihak kepolisian karena dinilai membahayakan. "Truk trailer yang digunakan untuk berpawai selain membahayakan penumpang yang naik di atasnya juga akan menambah kemacetan jalan," kata Wakil Kepala Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3)Tanjung Priok Komisaris (Pol) Muslim Siregar. Larangan untuk menggunakan truk trailer tersebut sempat membuat para pekerja bersitegang dengan pihak kepolisian. Bahkan dari pemantauan, para pekerja sempat membuat surat pernyataan akan menanggung sendiri semua resiko kecelakaan selama pawai dengan menggunakan truk trailer berlangsung. Namun, pihak kepolisian tetap melarang dan akhirnya para pekerja tersebut berpawai dengan berjalan kaki. Aksi diikuti oleh pekerja pelabuhan seperti buruh bongkar muat peti kemas, pelaut, dan sopir truk trailer yang telah berkumpul di lapangan parkir JICT sejak pukul 08.00 WIB. Rencananya, mereka mengadakan pawai dari lapangan parkir JICT menuju Plumpang, lalu ke kantor walikota Jakarta Utara kemudian kembali ke lapangan parkir JICT. Hari buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei membuat Jakarta disemarakkan dengan aksi demonstrasi ribuan massa yang memperingati hari buruh internasional sejak Minggu, seperti yang dilakukan oleh sekitar 4.000 orang dari beberapa perwakilan organisasi buruh. Jakarta Indymedia

www.jakarta.indymedia.org

Memperingati hari buruh internasional atau juga dikenal dengan istilah May Day, jatuh pada hari ini Minggu. Meskipun begitu, ribuan buruh turun ke jalan. Secara bergelombang ribuan buruh melakukan aksi dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Merdeka,

Utara. Seperti dilaporkan Radio Sonora dan Antara, para pekerja pelabuhan yang tergabung dalam Asosiasi Pekerja Pelabuhan Indonesia (APPI) berjalan kaki dan membuat barisan sepanjang sekitar satu

Demo Buruh Mengepung Jakarta


Aksi peringatan hari buruh internasional atau lebih dikenal dengan sebutan May Day digelar dibeberapa titik di Jakarta, Senin (1/5). Diperkirakan, sekitar 60 ribu buruh turun ke jalan-jalan di Jakarta. Konsentrasi massa terbesar berada di sekitar Bundaran Hotel Indonesia, Senayan, Kompleks Gedung DPR/MPR, depan istana negara dan istana Wapres. Dalam orasi-orasinya, para buruh menolak revisi UU No.13/2005 tentang ketenagakerjaan. Mereka menilai, revisi itu sangat membebani dan menindas kaum buruh. Di Bundaran HI, sekitar 15 ribu buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Menguggat (ABM) menuntut pemerintah untuk mencabut draft revisi. Selain itu mereka juga menilai UU yang telah ada merugikan kaum buruh. Para buruh menganggap forum tripartit yang digagas pemerintah untuk merevisi UU tidak mewakili kaum buruh. Forum itu tidak lebih sebagai dagelan saja dimana unsurunsur pengusaha dan pemerintah bersama-sama menindas buruh. Kritik kaum buruh juga dialamatkan ke DPR. Wakil rakyat dianggap tidak aspiratif terhadap kaum buruh. Lebih jauh lagi, kalangan politisi hanya menjadikan isu buruh sebagai jualan politik semata. Akibat demo besar-besaran ini daerah Jakarta Pusat lumpuh. Jalan Sudirman dan Thamrin ditutup sehingga menyulitkan para pengguna yang kebanyakan berkantor di wilayah itu. Sedangkan, di jalur Gatot Subroto, dari jembatan Semanggi hingga Slipi ditutup, termasuk dua ruas jalan tolnya. Namun tidak terjadi penumpukan kemacetan yang besar, karena sebagian besar karyawan dan karyawati perkantoran libur. Cecep Risnandar

Aksi Aliansi Buruh Menggugat (ABM), di Bundaran HI pada tanggal 1 Mei 2006.

Pembaruan Tani - Mei 2006

UTAMA

Sejarah May Day


www.id.wikipedia.org/

Hari buruh atau lebih dikenal dengan sebutan May Day, jatuh pada tanggal 1 Mei. Setiap setahun sekali seluruh buruh di dunia selalu memperingatinya. Peringatan ini sudah mentradisi sejak lama. Berawal dari perjuangan panjang kaum buruh untuk mendapatkan hak-haknya
Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok untuk menuntut mengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja and para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat". Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur. Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun-tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya. Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pa d a 1 8 9 4 . P r e s i d e r G r o ve r Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional. Sementara 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872 [1], menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886. Peristiwa Haymarket Pada peristiwa Haymarket, Polisi menembaki para demonstran disusul dengan perlawanan dari kaum buruh. Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakukan yang lebih adil dari para pemilik modal. Kongres Sosialis Dunia Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi: Sebuah aksi internasional besar

Peristiwa Haymarket, Polisi menembaki para demonstran disusul dengan perlawanan dari kaum buruh.
harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan k o t a - k o t a p a d a wa k t u ya n g bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis. Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah mereka. May Day di Indonesia Buruh di Indonesia pada tahun 1920 mulai memperingati hari Buruh tanggal 1 Mei ini. Tapi sejak masa pemerintahan Orde Baru hari Buruh tidak lagi diperingati di Indonesia, dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Ini disebabkan karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak kejadian G30S pada 1965 ditabukan di Indonesia. Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan May Day masuk kategori aktivitas subversif, karena May Day selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis. Konotasi ini jelas tidak pas, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya sebagai hari libur nasional. Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1 Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di berbagai kota. Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak peringatan May Day tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan ketertiban umum". Yang terjadi malahan tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh, karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap peringatan May Day adalah subversif dan didalangi gerakan komunis. Wikipedia

PENDAPAT

Pembaruan Tani - Mei 2006

May Day di AS: Ironi Globalisasi


Sylvia Tiwon
Sungguh luar biasa: May Day (Hari Buruh Internasional) dirayakan jutaan orang yang turun ke jalan di kota-kota besar dan kecil di Amerika Serikat. Bendera-bendera Mexico, El Salvador, Brazil dan negara-negara Amerika Latin/Selatan berkibar bersama wajah Che Guevara pada posterposter besar. Slogan-slogan berbahasa Spanyol dipekikkan: Si, Se Puere! (Ya, Kita Bisa!) Bahkan lagu kebangsaan AS berkumandang dalam bahasa Spanyol, dengan beberapa perubahan.1 Kaum imigranlegal maupun yang tak berdokumendari selatan menuntut pengakuan hak sebagai buruh dalam era global. Untuk menunjukkan betapa besarnya ketergantungan AS pada tenaga buruh yang sering disebut ilegal, jutaan rakyat pekerja meninggalkan pekerjaan, memaksa ditutupnya beberapa industri kunci, terutama di bidang pangan/pertanian, perhotelan dan restoran, dan konstruksi. Di California, misalnya, boycott ini menyebabkan hampir semua ladang pertanian kosong, banyak restoran dan toko tutup. Juga perusahaan daging sapi/ayam terpaksa menutup beberapa pabriknya selama sehari dengan menanggung kerugian yang cukup besar. Diperkirakan di sekolahsekolah 10%-30% murid tidak masuk. Akan tetapi, tidak hanya orangorang berlatar belakang Mexico/Amerika Latin yang turun ke jalan. Serikat-serikat buruh dan pekerja lainnya juga turun ke jalan untuk mendukung buruh imigran maupun untuk menuntut perbaikan kondisi kerja di AS sendiri. Cukup banyak juga pernyataan-pernyataan anti perang Iraq dan protes terhadap pemerintahan Bush. Gejala ini sangat menarik karena dua hal: kembalinya Hari Buruh tanggal 1 Mei sebagai perayaan besar di Amerika dan karena aksi massal ini, sekaligus menonjolkan kontradiksi baru dalam perkembangan kapitalisme global. Tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Internasional memang dimulai di Chicago, dengan kontradiksi baru di dalam AS penembakan terhadap aksi buruh maupun di luar batas-batas yang menuntut perbaikan dalam negaranya. Pemerintah AS kondisi kerjanya menjelang akhir sekarang ini meratapi jebolanabad ke 19. Pada abad ke 20, jebolan pada tapal batasnya di terutama dengan munculnya selatan yang ternyata tak dapat paranoia AS terhadap gerakan membendung arus imigran tanpa komunis dan sosialis di dalam dan dokumen. Diperkirakan saat ini luar negeri, terjadi upaya untuk paling sedikit 12-15 juta imigran menghalangi atau melarang tanpa dokumen bekerja di AS; perayaan 1 Mei itu. Dan pada masa malah seorang wakil dari perang dingin yang terjadi setelah California mengatakan jumlahnya Perang Dunia II, maka Hari Buruh mungkin mencapai 30 juta lebih. di AS digeser ke bulan September. Rata-rata mereka bekerja dengan Perubahan hari buruh ini bahkan upah yang jauh lebih rendah didukung oleh serikat-serikat dibandingkan dengan upah konservatif (ketika itu, AFL-CIO) minimum yang berlaku.3 Mereka yang membangun apa yang disebut juga tidak mendapat jaminanKoalisi ABC (Anything But jaminan lain, dan biasanya tidak Communist). Menurut Paul Buhle, berani melakukan aksi untuk wartawan dan pengajar di Brown menuntut perbaikan kondisi kerja University, koalisi ini (di mana juga karena takut ketahuan statusnya tergabung para mafia) menerima yang tanpa dokumen. Seperti tawaran Presiden halnya dengan Truman: pencari kerja May Day (Hari Buruh mendepak kaum Internasional) dirayakan ilegal di manamerah dan mana, mereka jutaan orang yang turun sebagai ganti masuk ke AS ke jalan di kota-kota mendapat melalui jalan yang besar dan kecil di keuntungan dari sangat berbahaya. pembangunan Tiap bulan, ratusan Amerika Serikat. kompleks industri pencari kerja dari militer (termasuk senjata dan Mexico tewas di perbatasan AS. peralatan berat untuk perang) Ironinya, sementara karena setiap kontrak industri pemerintahan AS sibuk mencari militer akan menegaskan bahwa cara untuk membendung arus angkatan kerja dalam industri imigran tak berdokumen, senjata dan perang tersebut harus perusahaan-perusahaan AS justru terdiri dari anggota-anggota serikat banyak yang mengeruk buruh.2 Umumnya, serikat-serikat keuntungan karena buruh tersebut bersikap anti mempekerjakan para imigran ini. imigran (cenderung rasis) karena Demikian juga warga AS perhitungan taktis bahwa semakin umumnya, walaupun banyak kecil angkatan kerja semakin besar mengritik imigran gelap ini, posisi tawarnya terhadap kapital mendukung upaya untuk industri. Menurut Buhle, yang mengusirnya, bahkan membentuk diutamakan ialah memperoleh milisi-milisi untuk menyergap kontrak yang baik bagi buruh kaum imigran, sesungguhnya anggota serikat AFL-CIO. Dengan mereka sendiri memperoleh latar belakang ini, maka perayaan keuntungan dari keberadaan Hari Buruh tanggal 1 Mei 2006 ini angkatan kerja murah. Boleh menunjukkan perombakan yang dikatakan bahwa angkatan kerja cukup fundamental tidak hanya gelap dan murah ini sebenarnya pada praktek dan mental politik AS merupakan jaminan keuntungan umumnya, tetapi pada serikat bagi perusahaan dan pengendali buruh AS yang hari ini banyak ikut inflasi bagi perekonomian AS. turun ke jalan mengibarkan panjiSeandainya mereka tak ada untuk panji internasional. melakukan pekerjaan (umumnya Aksi-aksi massal hari ini juga kasar dan tidak dikehendaki warga dapat dilihat dari segi dinamika AS kebanyakan), maka mau tak globalisasi yang melahirkan mau perusahaan harus berurusan dengan serikat buruh, dengan kontrak, dan dengan upah yang layak. Dan mau-tak-mau, hargaharga akan naik memicu inflasi yang sangat ditakuti. Saat ini, meski harga bensin naik tajam, inflasi belum menjadi masalah yang mengancam perekonomian. Andaikan pekerjaan yang sekarang dilakukan oleh buruh murah karena gelap maka bisa dipastikan bahwa inflasi tidak dapat dikendalikan dengan begitu mudah.4 Dan inflasi menjadi hantu terbesar bagi ekonomi AS. Tambahan pula, dengan mundurnya industri manufaktur di AS dan banjir komoditas murah dari negara-negara yang sangat menekan upah buruh, maka menghentikan arus imigran tak berdokumen sebenarnya hanya akan memperparah masalah AS sendiri karena kehilangan sumber upah murah yang tidak dapat menuntut hak. Jebolnya batas negara AS sebenarnya merupakan tuntutan globalisasi korporatis/kapital yang juga sudah menjebol batas negara Mexico (dan negara-negara dunia ketiga lainnya). Seharusnya Amerika Serikat menyadari bahwa setiap buruh migran tak berdokumen yang masuk merupakan korban perusahaan-perusahaannya sendiri yang mereproduksi relasi perburuhan kapitalistik ke seluruh dunia. Seharusnya pemerintah dan konsumen AS menyadari bahwa yang dilakukan korporasikorporasinya ialah mereproduksi kemiskinan di mana-mana, dan bahwa negaranya sendiri tidak dapat dilindungi dari dampak ini karena tidak tembok atau angkatan perang yang cukup kuat dan tegar untuk membendung arus pemiskinan yang ia ciptakan sendiri. Mungkin sudah saatnya kaum buruh di Amerika merangkul kembali sejarah yang dimulai tanggal 1 Mei 1886 itu dan menyadari bahwa pemiskinan adalah bagian integral dari globalisasi. Penulis adalah kontributor di Indoprogress. Sumber: Indoprogress

Lupakan Kepedihan Sambut Hari Esok


Setahun lebih bencana tsunami telah berlalu. Kami, Tim Kerja Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI) untuk bencana gempa dan tsunami, bersama-sama kaum tani dan nelayan Aceh dan Sumatera Utara mencoba bangkit dari keterpurukan akibat tragedi bencana alam. Banyak hal sudah kami kerjakan, tapi kerja belum selesai. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, demi menyongsong masa depan yang lebih baik.
Federasi Serikat Petani Indonesia

FSPI

Tim Kerja Federasi Serikat Petani Indonesia untuk Bencana Gempa dan Tsunami

Masjid Baiturrahman beberapa saat setelah tsunami menghantam Banda Aceh

Rumah-rumah yang hancur dikoyak tsunami

Jenazah korban tsnunami yang belum dikebumikan

Kampanye untuk menggalang aksi solidaritas masyarakat internasional

Pengumpulan informasi dan identifikasi kebutuhan korban tsunami

Distribusi bantuan kemanusiaan ke Aceh dan Sumatera Utara

Bantuan obat-obatan untuk korban tsunami

Bantuan medis untuk anak-anak korban tsunami

Bantuan medis untuk korban tsunami

Tim Kerja FSPI untuk Bencana Gempa danTsunami mulai beraktivitas sejak bulan Desember 2004. Selama melaksanakan tugasnya, Tim dibantu oleh ratusan relawan kemanusiaan dari berbagai daerah di Indonesia maupun relawan internasional. Mereka terdiri dari para petani, pemuda, mahasiswa, dan aktivis LSM. Solidaritas yang diberikan mulai dari tanggap darurat seperti bantuan pangan dan obat-obatan sampai rekontruksi rumah dan alat produksi pertanian seperti pembuatan perahu, jala, penyediaan benih, pupuk dan alat-alat pertanian.

Menyusun rencana pembangunan rumah bersama korban bencana tsunami

Pembangunan rumah korban bencana tsunami

Rumah untuk korban bencana tsunami

Reruntuhan desa akibat terjangan gelombang tsunami

Desa nelayan yang diterjang gelombang tsunami

Sebuah kapal yang terbawa gelombang tsunami dan dihempaskan di atas perkampungan penduduk

Menyusun rencana program untuk membantu korban bencana tsunami

Pengumpulan bantuan dari masyarakat

Bantuan beras organik dari petani Sumatera Utara untuk korban tsunami

Bantuan seragam dan alat-alat sekolah bagi anak-anak korban tsunami

Tim Kerja Federasi Serikat Petani Indonesia untuk Bencana Gempa dan Tsunami

Bantuan pakaian untuk korban tsunami

Panen raya bersama Menteri Pertanian dan Petani Aceh

Membuat perahu untuk nelayan yang terkena bencana tsunami

Pembuatan alat tangkap ikan

Mendistribusikan bibit dan bantuan modal untuk petani

ST P IMPOR BERAS
Tegakkan Kedaulatan Pangan!

FEDERASI SERIKAT PETANI INDONESIA

Pembaruan Tani - Mei 2006

NASIONAL

Lahan Petani Cikarenye Dibabat Perusahaan Perkebunan


Sekitar 200 hektar lahan garapan petani Cikanyere Desa Nagrog, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya dibabat pihak perkebunan . Kini petani di daerah itu kehilangan penghasilannya.
Usep Saeful
Dua hari sebelum rentetan peristiwa pembabatan itu terjadi, tepatnya tanggal 25 Maret lalu, para petani telah bertemu dengan pihak perkebunan di kantor Desa Nagrog yang dihadiri juga oleh Polsek Cipatujah, Danramil Cipatujah, Babinsa, Muspika Cipatujah, dan Kepala Desa Nagrog. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa antara pihak petani dengan perkebunan tidak akan saling menggangu garapannya masingmasing. Namun pada praktiknya dilapangan, secara perlahan lahan garapan masyarakat terus-terusan di babat. Koordinator Organisasi Tani Cikarenye, Engkus, menuturkan sejak tanggal 25 Maret lalu sekitar 40 orang dengan peralatan yang lengkap seperti, chainsaw, congkrang dan golok secara membabi buta membabat tanaman yang ada diatas lahan garapan petani. Mereka melakukan perusakan itu hampir setiap hari. Warga setempat menduga para penjarah lahan petani itu sengaja di b a ya r p e r k e b u n a n . M e r e k a didatangkan dari kampung Citulampa Desa Padawaras. Para preman itu datang secara bergerombol. Tanpa banyak tanya, mereka langsung membabat tanaman para petani setempat. "Saya hanya bisa menonton saja, dan kemudian pulang," ujarnya Engkus memberikan kesaksiannya. Sementara ini para petani dengan para tokoh masyarakat belum bisa menghentikan dan menghadang para perusak dan pembabatan itu. Bahkan para petani dicekam ketakutan. Walaupun begitu, usaha-usaha untuk menghentikan perusakan tetap dilakukan warga Cikarenye. Gunawan, salah seorang, mengatakan bahwa dirinya sering menghubungi Kepala Desa dan Camat Cipatujah untuk meminta keterangan. Ia juga meminta kesanggupan para pejabat daerah untuk membantu masyarakat dalam menyelesaikan konflik agraria antara petani dengan pihak perkebunan. Namun tidak pernah dihiraukan. Camat Cipatujah hanya mengatakan, "Saya sudah pusing dengan perkebuanan," katanya seperti ditirukan Gunawan. Ayo Sukaryo, warga lainnya menuturkan dari pembabatan yang telah dilakukan pihak perkebunan, dirinya sangat di rugikan. Sebelum kejadian lahannya dibabat setiap bulannya ia memperoleh sekitar 23 kwintal pisang dari kebunnya. Hasil tersebut masih ditambah lagi dari tanaman yang lain seperti cabe, terong dan singkong. Bahkan tanaman kayu yang dimilikinya akan dipanen 2-3 tahun lagi. "Sekarang semua itu tinggal lamunan," katanya. Pembabatan dan perusakan lahan petani di Cikarenye akan terus berlangsung. Ratusan orang akan kehilangan matapencahariannya. D i s a m p i n g i t u , m a s ya r a k a t dicekam ketakutan karena banyaknya intimidasi yang datang dari pihak perkebunan.

Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Langgar HGU


Warga Desa Bungku, Kabupaten Batanghari, menuntut pemerintah untuk menertibkan PT Asiatic Persada. Warga merasa terganggu karena PT Asiatic Persada, sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit, beroperasi melampaui wilayah Hak Guna Usaha (HGU) yang dimilikinya. Luas penyerobotan tanah oleh perusahaan tersebut mencapai 8924 hektar. Demikian menurut rilis yang dikeluarkan Serikat Tani Nasional, Minggu (25/5). Kelebihan HGU itu berada di wilayah Desa Bungku. Dari kelebihan itu negara dirugikan
Ali Fahmi/Pembaruan Tani

Tanak Awu mulai di Patok Pemda NTB


Rabu (19/4) sekitar pukul 9 pagi waktu setempat, aparat Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat, datang ke desa Tanak Awu, Lombok Tengah. Mereka melakukan pengukuran dan pematokan diatas tanah pertanian yang sedang menjadi sengketa antara petani Tanak Awu dengan pihak yang akan membangun bandara di atas tanah tersebut. Kedatangan aparat pemda dikawal oleh 3 truk pasukan Brimob dan ratusan pasukan perintis kepolisian. Menurut warga setempat, dalam barisan pengawal Pemda terdapat 50 orang preman Pamswakarsa. Dilokasi kejadian terlihat juga, 2 helikopter, satu panser dan satu water canon. Walaupun begitu petani Tanak Awu bertekad tidak akan bergeser sedikitpun dari lahan garapannya. Mereka akan bertahan diatas lahan padi yang mulai memasuki masa panen. Cecep Risnandar

PERKEBUNAN SAWIT. Pengembangak kebun kelapa sawit oleh perusahaan seringkali melenceng dari HGU dan merugikan rakyat disekitar perkebunan

milyaran rupiah bahkan lebih. Warga Desa Bungku kecamatan Bajubang secara bersama telah bersepakat mengajukan tuntutan, agar pemerintahan kabupaten Batanghari melakukan pengukuran ulang HGU PT Asiatic Persada dengan segera. Warga juga menyatakan hasil pengukuran ulang terhadap lahan yang tidak memiliki HGU harus dikembalikan kepada rakyat Desa Bungku. Dalam pengukuran ulang HGU harus melibatkan lembaga berwenang dan hasilnya dipublikasikan secara transparan. Warga juga meminta agar Bupati Batanghari, Syahirsyah,langsung hadir tanpa diwakilkan sesuai janjinya untuk menyelesaikan sengketa lahan masyarakat dengan perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Batanghari. Cecep Risnandar

11

SERIKAT

Pembaruan Tani - Mei 2006

Kembalinya Pahlawan Reroroja


Pernyataan Dominikus De, disambung Antonius Rugi yang juga menjadi korban penahanan. Kami akan terus berjuang, karena hak-hak kami dirampas, ujarnya tak kalah sengit. Dalam kesempatan itu, hadir pula Eduardus Sareng seorang aktifis senior, ia mengatakan, Kita tidak boleh menyerah untuk berjuang demi hak kita, tapi perjuangan kita tidak boleh menggunakan kekuatan fisik semata, namun harus mengggunakan akal yang sehat, kita berusaha jangan melakukan tindakan anarkis yang akhirnya terjerumus dalam kasus pidana. Berkaca pada pengalaman yang lalu-lalu, Eduardus mengingatkan warga agar hati-hati memilih pendamping hukum. Mulai sekarang kita harus lebih selektif lagi lembaga yang mendampingi kita, jangan dibalik itu ada kepentingan tertentu bagi mereka. ujarnya. Peringatan itu disampaikan karena sebelumnya, warga didampingi pengacara yang tidak bekerja maksimal. Dukungan moril datang juga dari tokoh adat Longginus Don dari Sanres. Setelah keluar dari Rutan jangan kita menyerah, kapok dan mengalah, karena ini adalah awal dari perjuangan kita, ujarnya. Dalam kesempatan itu David D e p a s a l a h s e o r a n g wa r g a , mengatakan Kami sangat berterimakasih kepada LBH Florata atas pembelaannya. Perjuangan kami tidak berhenti sampai disini, apalagi setelah teman-teman kami masuk dalam Rutan. Kami akan menyusun kekuatan baru untuk mengambil kembali hak-hak kami atas tanah tersebut. Fabianus Toa dalam kapasitasnya sebagai Ketua umum SPKS mengatakan, Walau kami dihina dan dicelah, kami kami akan terus berjuang untuk membebaskan para petani yang tertindas. Deputi FSPI Ali Fahmi menngingatkan agar masyarakat menyadari hak-haknya. Selama ini hak-hak masyarakat desa selalu terpinggirkan oleh kepentingan modal dan investasi. Petani sekarang pada umumnya hanya dijadikan buruh semata, tuturnya.

Ali Fahmi/Pembaruan Tani

PENYAMBUTAN. Warga Reroroja yang dibebaskan disambut masyarakat desa


mereka akan diserang sehingga terjadi penghadangan terhadap kelompok orang yang mengaku dari pihak perusahaan tersebut. Bentrokan pun tak terhindarkan. Seorang pria beranama Heri Ale dari pihak perusahaan terluka. Kemudian ia mengadukannya ke Polres Sikka. Atas dasar itu, polisi menahan beberapa orang warga desa. Polres Sikka menahan sembilan orang warga Desa Reroroja, tujuh diantaranya sudah dibebaskan. Sedangkan dua orang lagi akan dibebaskan bulan Juli mendatang. Kembalinya lima orang warga Reroroja disambut haru warga setempat. Bahkan sebagian diantaranya tak kuasa menetskan meneteskan air mata. Mereka ini pahlawan bagi desa Reroroja, ungkap Sirilus Bajo salah seorang tokoh desa. Mereka berjuang demi masyarakat Desa Reroroja, karena tanah milik kita diklaim pihak perusahaan mutiara Jepang itu, tambahnya. Pada acara syukuran menyambut para pemuda yang dibebaskan, Sirilus Bajo memberikan salut bagi para pemuda Desa Reroroja karena mereka telah memberikan perlawanan dan perjuangan untuk merebut kembali hak-hak atas tanah yang telah diambil alih oleh pihak lain. Pada kesempatan itu, pengurus Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI), Serikat Petani Kabupaten Sikka (SPKS), Lembaga B a n t u a n H u k u m Flores,Alor,Lembata (LBH Florata) dan pengurus Yayasan Flores Sejahtera serta seluruh anggota organisasi petani Desa Reroroja. Dominikus De, salah seorang petani yang ditahan selama 6 bulan menuturkan bahwa dirinya merasa dijebak oleh pihak tertentu. Selama menjalani proses hukum dirinya merasa dibodohi, karena pembela sebelumnya yakni LBH Nusra tidak m e l a k u k a n p e m b e l a a n ya n g maksimal. Sehingga ia tidak mengetahui sama sekali hakhaknya didepan hukum. Selain itu, selama ada dalam tahanan Polres Sikka ia diperlakukaan secara tidak beradab. Aparat sering kali menyepak, menelanjangi para tahanan, dan disuruh berjalan jingkrak di atas trotoar yang panas sampai telepak kakinya melepuh. Di tahanan ia dituduh perampok. Padahal, siapa sebenarnya yang menjadi perampok itu? tanyanya ketus.

Marsellinus Moa
Warga Desa Reroroja, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, kini boleh bergembira. Pasalnya, lima orang warganya dikeluarkan dari Rumah Tahanan Maumere pada hari Senin 24 April yang lalu. Mereka diantaranya, Adrianus Eki, Arnoldus Dori, Yohanis Joka, Nikolaus Naru dan Valentinus Loda. Mereka ditahan selama sembilan bulan terkait kasus sengketa tanah antara PT Kiokosinju dengan warga Reroroja di Latogoa. Sengketa tersebut berbuah bentrok fisik antara warga Reroroja dengan para pengawal perusahaan mutiara asal Jepang tersebut. S e b e l u m n ya wa r g a s u d a h bermusyawarah dengan pihak perusahaan, tapi pihak perusahaan tetap tidak mau mengakuinya kepemilikan masyarakat atas lahan yang dikuasasinya. Ketegangan antara warga dan perusahaan semakin hari semakin memuncak. Hingga pada suatu hari, sekelompok orang dengan menggunakan dua mobil angkutan mendatangi perkampungan warga Reroroja. Terjadi salah paham. Warga mengira, perkampungan

12

Pembaruan Tani - Mei 2006

SERIKAT

PROFIL

OTL Cintanagara Merebut Hak Atas Tanah


Harry Mubarak
Desa Cintanagara terletak di wilayah Kabupaten Ciamis bagian utara. Luasnya mencapai 922 hektar yang terdiri dari lahan perkebunan 160 hektar, pertanian rakyat 593 hektar, tanah kas Desa 12 hektar dan tanah Titisara 6 hektar. Dari luas tanah tersebut, kepemilikan tanah rakayat sangat minim, akibatnya 65 persen penduduknya berprofesi sebagai buruh tani. Padahal di Desa ini terdapat 160 hektar lahan perkebunan yang terlantar. Lahan tersebut dikuasai oleh PT Raya Sugarindo Inti. Perusahaan menguasai lahan tersebut berbekal surat keputusan Gubernur Jawa Barat tahun 1982. Lahannya membentang meliputi Desa Jelat dan selacai. Konon, perusahaan menanami lahan di Cintanagara dengan tanaman ubi kayu jenis Adhira. Hasil panennya disuplai ke Cikunir, Tasikmalaya, untuk diolah menjadi bahan gula. Menjelang tahun 1987 perusahaan tersebut bangkrut, lahan di wilayah Cintanagara disewakan kepada rakyat. Pada tahun 1990 perusahaan kembali mengambil tanah itu dari para penyewanya dan menanaminya dengan pohon Albasia dan beberapa tanaman palawija seperti jagung, jahe, kedelai dan kacang tanah. Pada akhir tahun 1995, pohon Albasia ditebang selanjutnya lahan disewakan kepada rakyat dengan harga sebesar 25 persen dari hasil panen. Tapi sewa sebesar itu memberatkan petani, sebab tanah yang sering ditelantarkan telah rusak kesuburannya. Kenyataan itu diakui Wahyo, seorang petani dari Desa Cintanagara, Selain disuruh menyewa, penggarap juga sering dipekerjakan secara cuma-Cuma (tanpa dibayar) oleh mandormandor perusahaan. Malahan ada juga beberapa lahan mandor yang harus oleh penyewa secara paksa. Ditambah lagi hasil panen yang harus dijual kepada perusahaan meskipun harganya tidak sesuai dengan harga pasar, ujarnya. Masyarakat Mulai Protes Pada awal tahun 2000 masyarakat Desa Cintanagara mulai mendesak perusahaan agar m e m p e r h a t i k a n k e p e n t i n g k a n r a k ya t . Bersamaan dengan itu mulai tumbuh kesadaran untuk menuntut lahan dari kekuasaan perkebunan. Masyarakat desa Cintanagara membuat surat kepada Direksi perusahaan, mereka mengundang pihak perusahaan untuk dialog dengan masyarakat tentang pemanfaatan lahan yang selama ini dikuasai perkebunan. Akhirnya, Direksi perusahaan mengabulkan permintaan masyarakat. Direksi Ahmad Yusuf datang menghadiri pertemuan mewakili pihak perusahaan. Pada pertemuan ini dibicarakan pengaduan masyarakat tentang Sewa Hasil Bumi (SHB) yang sangat memberatkan petani penggarap. Dalam pertemuan tersebut direksi memutuskan untuk menurunkan SHB menjadi 17,5 persen dari semula 25 persen. Namun masyarakat belum puas. Langkah selanjutnya masyarakat Cintanagara bergabung menjadi anggota SPP. Dibawah SPP, masyarakat melakukan reklaiming atas lahan perusahaan dan tidak menyewa lahan ke perusahaan. Lahan tersebut tersebut digunakan sebagai lahan pertanian dan sebagian dijadikan sarana umum. Pembagian lahan setelah reklaiming adalah sebagai berikut: Penggarap lama mendapat 1400 meter persegi; orang yang tidak mampu 1400 meter persegi; kepengurusan organisasi tingkat Desa (9 orang) 2800 meter persegi; kepengurusan kampung (25 orang) 1400 meter persegi; kepala Dusun 1400 meter persegi; tanah untuk Desa 2900 meter persegi (ladang) dan 3500 meter persegi (sawah). Setelah masyarakat bisa menggarap, beberapa upaya penyelesaian terus dilakukan. Berkat dukungan organisasi, masyarakat melayangkan surat kepada berbagai instansi. Mereka meminta Pemda setempat untuk membentuk tim penyelesaian sengketa tanah di tingkat kabupaten dan masyarakat dilibatkan didalamnya. Akhirnya Pemda Kabupaten Ciamis membentuk Tim Penyelesaian Sengketa Agraria pada tahun 2001. Pada tahun itu juga tim turun ke desa Cintanagara, yang diwakili oleh Asda I Ciamis, anggota DPRD Ciamis, Sekjen SPP, Farmaci dan Ahmad Yusuf dari direksi perusahaan. Untuk memperkuat organisasi, OTL Cintanagara ini aktif melakukan konsolidasi berupa evaluasi ditingkat desa sampai tingkat pusat. Evaluasi di tingkat desa dilakukan setiap minggu, ditingkat kota setiap dua minggu sekali. Evaluasi juga difungsikan juga sebagai ajang tukar pengalaman dan silaturahmi antara anggota SPP. Pembenahan Ekonomi Selama enam tahun sejak OTL Cintanagara berdiri, masyarakat mendapat penghasilan dari tanah yang digarapnya dengan menanami berbagai jenis tanaman pangan. Disamping itu, ditumpangsarikan juga dengan tanaman jangka panjang seperti, durian, petai, kelapa, jengkol dan coklat. Sesuai dengan kesepakatan awal, setiap penggarap wajib memberikan sumbangan kepada kas Desa sebesar Rp 10.000 untuk kepentingan bersama. Setelah terbentuk OTL Cintanagara banyak keuntungan dirasakan petani. Segala bentuk keswadayaan dan gotongroyong mulai berjalan kembali. Dan, petani pun bisa menjadi tuan ditanahnya sendiri. Semua sudah ditanam Jang! (sebutan bagi orang Sunda), ada peuteuy, jengkol, kadu dan buah-buahan lainnya, ujar Juhana, seorang penggarap dengan sumringah.

membentuk sebuah wadah untuk memperjuangkan hak-hak penggarap. Kemudian masyarakat Cintanagara menjalin kontak dengan Forum Aspirasi Rakyat dan Mahasiswa Ciamis (Formaci) dan Serikat Petani Pasundan (SPP). Kala itu, Syarif Sutiansa, dari SPP meminta utusan masyarakat Cintanagara untuk bertemu dengan pengurus SPP. Pada tanggal 6 November 2000, tujuh orang utusan masyarakat bertemu pengurus SPP, akhirnya Organisasi Tani Lokal (OTL) Cintanagara

Cecep Risnandar/Pembaruan Tani

13

INFO PRAKTIS

Pembaruan Tani - Mei 2006

Penggunaan Pupuk Organik


Secara umum pupuk organik adalah nutrisi bagi tanaman yang terbuat dari bahan-bahan alami dan diolah melalui proses biologi. Bahan bakunya dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti kotoran ternak, sampah rumah tangga non sintetis, dan limbah pengolahan makanan atau minuman. Secara luas, masyarakat mengenal pupuk organik yang berupa kompos. Pupuk jenis ini didapat dari bahan organik seperti daun-daunan hijau yang telah didekomposisi. Pada keadaan tertentu, kompos dibuat dengan menambahkan inokulum bakteri yang membantu mempercepat proses penguraian. Walaupun sebenarnya, proses pembuatan kompos dapat terjadi di alam dengan sendirinya. Dimana, sisasisa daun dan tanaman akan terurai oleh bakteri yang ada di alam. Di alam bebas, proses penyediaan nutrisi tanaman tidak hanya dihasilkan oleh kompos saja. Ada beberapa organisme hidup yang dapat menghasilkan unsurunsur hara yang diperlukan tanaman. Salah satunya tanaman jenis kacang-kacangan atau disebut juga jenis leguminosa. Prosesnya, pada bintil akar tanaman tersebut terdapat sejumlah bakteri yang numpang hidup dan mengikat nitrogen di alam k e m u d i a n melepaskannya menjadi zat hara yang bisa diserap t a n a m a n . Sebagaimana kita ketahui, nitrogen s a n g a t diperlukan tanaman untuk proses pertumbuhan tunasnya. Pada pertanian konvensional, kebutuhan nitrogen tanaman dipenuhi dari pupuk urea. Padahal alam bisa menyediakannya dalam jumlah yang cukup. Pupuk Organik (umunya adalah kompos), akan bercampur dengan tanah untuk membentuk lapisan humus, yaitu lapisan permukaan tanah yang kaya akan bahan organik. Tanah yang bercampur dengan kompos menjadi gembur. Dalam tanah yang gembur, banyak terdapat celah yang dapat ditembus udara sehingga sirkulasi udara dalam tanah m e n j a d i l a n c a r. Peran lain pupuk kompos yang belum begitu disadari oleh banyak orang adalah sebagai media media tempat hidup sejumlah besar bakteri yang menghasilkan zat hara bagi tanaman. Dengan adanya kemajuan teknologi pertanian dan bio teknologi, sekarang ini sudah bisa dibuat pupuk organik yang efisien dan bisa dilakukan sendiri oleh petani. Jadi, harga pupuk dapat ditekan pada tingkat harga yang terjangkau oleh petani. Pupuk organik dapat diaplikasikan dengan dosis yang setara dengan pupuk kimia. Bahkan pupuk organik memiliki beberapa kelebihan yang tidak dapat diperoleh dalam pupuk kimia dan jauh lebih hemat bagi petani. Sebagai ilustrasi, telah dicoba di daerah Jalaksana (Kuningan - Jawa Barat) untuk luasan 100 bata (kurang lebih 1.400 meter persegi) hanya dibutuhkan pupuk organik sejumlah 150 Kg, tanpa mengunakan pupuk lainnya pupuk kimia yang biasanya digunakan oleh petani setempat. Pada dasarnya penggunaan pupuk organik adalah suatu solusi tepat untuk mengatasi kejenuhan tanah atas pupuk kimia yang kini sudah mulai dikeluhkan oleh banyak petani. diambil dari berbagai sumber. Umran Selian

Muhammad Ikhwan

TIPS
Resep Meniran Untuk Beragam Penyakit
Daeng Dahlan, petani kakau di Pulau Harimau, Bakauheni Lampung Selatan, termangu di depan tanaman meniran yang tumbuh di kebunnya. Ini sih pakan kesukaan domba dan kambing, katanya saat diberi tahu meniran berkhasiat obat. Berita dari tamunya itu seolah menjawab teka-teki selama bertahun-tahun. Dalam pengamatannya, kambing dan domba yang sering menyantap meniran jauh lebih kuat, aktif, dan jarang sakit. Khasiat tanaman tertentu pada ternak memang telah diamati oleh para petani dan peternak sejak ratusan tahun silam. Sering salah satu di antara mereka tertarik pada dunia pengobatan dan mencobanya pada manusia. Hasilnya, beberapa pengalaman membuktikan tanaman itu juga berkhasiat obat pada manusia. Begitu juga meniran, pengalaman ratusan tahun menunjukkan tanaman itu berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kini pada abad 21, penelitian meniran telah berkembang pesat. Ia dinobatkan sebagai fitofarmaka, yaitu tanaman herbal yang telah diuji klinis di dunia kedokteran, terbukti berkhasiat, dan aman. Sebuah penelitian yang didukung oleh PT Dexa Medica membuktikan, meniran mampu memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Itu tentu kabar gembira bagi para petani di pedesaan. Sebab, meniran ternyata mudah ditemukan di kebun dan pekarangan di sekitar rumah kita. Berikut ini contoh-contoh resep meniran yang banyak dipakai para herbalis untuk mengobati berbagai penyakit: Sulit kencing disertai sakit perut atau pinggang Rebus 7 g serbuk meniran kering dalam 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, minum ramuan ini 3 kali sehari masing-masing 1/3 gelas. Selama menderita penyakit ini, perbanyak minum air putih. Nyeri buang air kecil Rebus 5 batang meniran berikut akarnya dalam 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, minum ramuannya 2 kali sehari masing-masing gelas. Usahakan minum air putih yang banyak selama pengobatan. Batu ginjal Rebus 7 batang meniran berikut akarnya dan 1 sendok bubur daun kumis kucing dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, minum ramuannya 3 kali sehari masingmasing 1/3 gelas. Usahakan minum air putih yang banyak selama pengobatan. Hepatitis Rebus 3060 g herba meniran segar dengan 4 gelas air bersih sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin, minum ramuan 1 kali sehari sebanyak 1 gelas. Usahakan minum air putih yang banyak selama pengobatan. Rabun senja Buat tim 1520 g meniran segar dengan 1 buah hati ayam. Makan buburnya setiap hari sampai sembuh. Bisul di kelopak mata Rebus 10 g meniran segar dengan 1 gelas air sampai tersisa gelas. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci mata. Rematik Rebus 10 g meniran kering dengan 4 gelas air sampai tersisa 3 gelas. Setelah dingin, minum ramuannya 3 kali sehari masingmasing 1 gelas. Sakit ayan Rebus genggam daun meniran dengan 5 gelas air putih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin, minum ramuan itu 3 kali sehari masing-masing gelas. Selama menderita penyakit ini, usahakan banyak minum air putih. Digigit anjing gila Rebus 46 g herba meniran segar dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. Setelah dingin, minum airnya 3 kali sehari masingmasing 1 gelas. Bekas luka juga harus dikompres dengan bubur meniran yang dicampur nasi hangat. Destika Cahyana, sumber resep: Tanaman Obat Pelancar Air Seni

14

Pembaruan Tani - Mei 2006

REFLEKSI
Bangkitlah Petani!
(Bagian kedua dari dari dua tulisan - habis)
Ibang Lukmanurdin

Siapa saja yang gusar melihat penindasan, murka terhadap penghisapan, dan jijik atas perbudakan maka ia akan menjadi seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin adalah seorang yang menempatkan kaum tertindas di atas keluarganya, bahkan diatas nyawanya. Ia akan dengan ikhlas mengambil resiko dan bekerja keras untuk merubahnya. Dan seorang pemimpin bukan lahir dari sekolahan, kantoran, ilmuwan, makelar kemanusiaan. Ia lahir dari pengakuan kesaksian orang-orang tertindas. Dan pemimpin bukan orang yang sering mencari kenyamanan atau bersembunyi ketika terjadi pertempuran. Ia hidup disetiap situasi politik perlawanan, konsolidasi gerakan dan gagasan. Ia sebarkan cita-cita kemanusiaan dan kehormatan ideal, selain sebarkan keyakinan bagi rakyat untuk mengakhiri kegelapan dan meraih cahaya kemenangan. Selanjutnya untuk mengikat kesadaran yang lahir dengan kenyataan rakyat tertindas, para pemimpin harus dibekali dengan pengetahuan keterampilan melakukan pengorganisasian. Pengorganisasin tentu merupakan kerja aktifitas politik untuk menegaskan rakyat tertindas memilik hak yang sama di n e g a r a n ya . D e n g a n pengorganisasiaan, perasaan hilangnya kepercayaan diri, perasaan lemah, perasaan takut, ketergantungan pada kaum kapitalis, dan manggut pada penindas perlahan-lahan dihancurkan. Lahir kepercayaan untuk bangkit dari peminggiran, dan melawan dengan segenap kekuatan yang telah di periapkan. Guna mempercepat pengoraganisasian pada para kaum tertindas, Serikat Petani Pasundan (SPP) menciptakan para organisator atau pemimpin dari wilayah ketertindasan. Pilihan tindakan ini dilakukan untuk mengikat para korban, ketertindasan dan para pejuang dalam ruang dan waktu yang sama menjadi energi kebangkitan. Selain meminimalisasi sikap-sikap yang

sering memojokan kaum tertindas. Seperti pandangan berkenaan masalah yang di alami oleh kaum tertindas atas malapetaka yang terjadi dengan tuduhan akibat salah mereka tak sekolah, buta hurup, bodoh, kampungan, dan sebutan lainnya. Sementara hal hal lain yang diperlukan oleh seorang pemimpin seperti komitmen terhadap perubahan, siap mengambil semua jenis resiko, menggali kekuatan kaum tertindas, tegar menangani kekerasan, konfrontasi dengan pelaku penindas, memotivasi bersama melakukan reklaiming tak begitu saja lahir. Ia dibangun melalui pendidikan-ppendikan ya n g r u t i n i t a s d i I n s t u t u t Kepemimina Rakyat. Lama pendidikan itu sekitar 1 tahun. S e l a m a pendidikan ia h a r u s melakukan kontrak politik d e n g a n konstituennya. D e n g a n demikian, para pemimpin lahir dari kesaksian dan mandat konstituennya. Karena pemimpin tanpa basis, tak lain dari pemimpin jadi-jadian. Namun demikian tentu pengaruh seorang pemimpin di setiap areal gerakannya akan berbeda-beda daya jelajahnya. Beberapa pemimpin menjelajah ada di wilayah kelompok, di OTL, beberapa di lintas OTL, Dan lintas jaringan organisasi gerakan lainnya. Maka untuk meningkatkan kapasitas keterampilan dan kemampuan mereka diadakan berbagai pendidikan lepas seperti seminar, lokakarya, studi banding,dan bentuk lainyya. Begitu pula soal pentingnya keterampilan dan keakhlian yang berbeda-beda dimiliki oleh para pemimpin, SPP beserta Yapemas membuat istitusiinstitusi lanjutan seperti Institut Pembaruan Desa dan Agraria (IPDA), Institut Landreform. Sehingga berbagai kebutuhan pengetahuan keterampilan teknis

ya n g d i p e r l u k a n o l e h p a r a pemimpin dapat dipenuhi. Meskipun keterampilan itu hanya diberikan pada beberapa pemimpin, namun sesuai dengan kesediaan pilihan mereka. Untuk memperpanjang perlawanan, tentu menyiapkan para kaderisasi menjadi penting. Dan upaya penumbuhan itu dilakukan oleh para pemimpin yang bermitra dengan para aktivis Yapemas mengadakan pendidikan yang rutinitas bergulir dari satu Organisasi tani lokal ke Organisasi t a n i l o k a l l a i n n ya . D e n g a n demikian,berbagai kehawatiran a k a n r e d u p n ya k e r j a - k e r j a perjuangan organisasi terjaga dengan aman. Sementara untuk menghubungkan g e r a k a n perlawanan rakyat dengan mandat agama , didiriakn Pusat pesantren sebagai pusat p e n g k a j i a n keagamaan bagi para konstituen dan para pemimpinan. Sehingga dari arena itu spiritualitas p e r j u a n g a n menyebar ke arena-arena lain. Dan pertemuan itu dirancang berkala satu bulan sekali, memeriksa kesehatan para pemimpin dan konstituennya. Selain merancang agenda-agenda politik kedepan. Di sisi lain untuk menguji kepemimpinan organisasi, aksi menjadi kegiatan yang penting. Seorang pemimpin yang hanya pandai berbicara, baca, nulis, sementara ia tak mendampingi dan memimpin konstiuennya dalam aksi rekleming,demontrasi, memboikot, dan bentuk perlawanan lainnya maka tidak dapat disebut sebagai pemimpin. Karena dalam aksi-aksi itu para pemimpin akan memotivasi barisannya untuk menyatakan dengan tegas hentikan kemiskinan, ketidak adilan, ekploitasi dan penindasan. Tentu selanjutnya, merebut sentral-sentral kekuasaan dari tingkat bawah tak bisa diabaikan. Sehingga refleksi dan evaluasi agenda politik gerakan

kampung beserta para pemimpinannya menjadi kerjaan rutinitas. Hal ini untuk mendorong para pemimpin merebut sentral kekuasaan, selanjutnya mendudukan areal pertarungan itu bagi melayani, melindungi dan memenuhi hak rakyat yang terinjak. Upaya mempersiapkan pertarungan areal politik itu, SPP yang bermitra dengan Yapemas mengadakan sekolah politik kampung untuk para pemimpin mewujudkan agenda politiknya. Lama pendidikannya satu tahun. Dari pendidikan itu, di tiga kabupaten para pemimpin yang memang dipersiapkan untuk merebut arena sentral kekuasaan desa dan kabupaten cukup berhasil. Tantangan yang cukup berat bagi para pemimpin beserta g e r a k a n n y a a d a l a h persengkongkolan yang dilakukan oleh rezim pasar, modal, politisi, militer dan penguasa. Mereka para penindas mengerahkan segenap energinya untuk kepentingan kaum borjuasi, pasar, modal dan militer. Begitupun pendirian partai, pergantian sentral biokrasi dan agenda partai, dirancang dan diterapkan sesuai dengan kepentingan politik partai yang berkuasa. Dengan demikian sebuah organisasi gerakan tidak memerlukan para pemimpin yang lahir dari konpresnsi pers ke konprensi pres lainnya, dari tempat empuk ke tempat empuk lainnya, terima jadinya, bersembunyi di balik layar dan mencari perlindungan. Namun pemimpin yang ikhlas nyawanya terancam demi meraih cit-cita kehormatan dan martabat kaum tertindas. Dan pemimpin yang menerima peringatan, menggilir dan mengalirkan arena wilayah perjuangan kepemimpinan kepada orang lain, melibatkan semakin banyak kaum tertindas dalam merancang cita-citanya, selain, tangkas memasuki ruang-ruang yang bisa memuncakkan dan melanggengkan perlawanan Penulis adalah pengurus Serikat Petani Pasundan (SPP)

Muhammad Ikhwan

15

FEDERASI SERIKAT PETANI INDONESIA


FSPI

LA VIA CAMPESINA

Anda mungkin juga menyukai