PENGGARAP
Perjuangan Reforma Agraria di Kawasan
Hutan Resort Ngadisono, Wonosobo, Jawa Tengah
Ngabidin
Susan Lusiana
FSPI
Federasi Serikat Petani Indonesia
PETANI PRESS
Tentang Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI)
FSPI adalah organisasi massa tani yang beranggotakan
serikat-serikat tani di 12 propinsi di seluruh Indonesia.
Sebagai organisasi perjuangan petani yang terdepan
melawan kolonialisme dan imperialisme gaya baru, dalam
perjuangannya FSPI memilih isu-isu penting yang menjadi
fokus utama dari aktivitasnya, yaitu: reforma agraria,
kedaulatan pangan, hak asasi petani, gender, dan pertanian
berkelanjutan yang berbasis keluarga. Perjuangan FSPI
bertujuan untuk mewujudkan struktur agraria yang
berkeadilan dengan melaksanakan reforma agraria sejati
berdasarkan UU Pokok Agraria Tahun 1960. Karena itulah,
kaum tani yang menjadi anggota FSPI adalah petani kecil
berbasis keluarga, buruh tani, masyarakat adat dan kaum
tak bertanah.
Tentang Penulis
Ngabidin aktif sebagai anggota SP Jateng, anggota FSPI.
Perjalanan panjang mengorganisasikan kaum tani di
Wonosobo di dalam Sepkuba juga merupakan andil
besarnya.
Editor
Mohammed Ikhwan
m.ikhwan@fspi.or.id
Design
Mohammad Iqbal
Falsafah Jawa
Kata Pengantar
Henry Saragih
Sekretaris Jenderal
Daftar Isi
Kata Pengantar
Buah Perjuangan 42
Indikator kesejahteraan: Parameter awal keberhasilan perjuangan 43
Persepsi Kesejahteraan Menurut Kaum Tani Desa Ngadisono dan
48
Lebak
Prestasi dan Pekerjaan Rumah bagi Organisasi Tani 59
Reforma Agraria Sejati:Perjuangan Mutlak Untuk
63
Keadilan Sosial
Rencana Kedepan 63
Epilog 67
Referensi 73
Akronim
Pengantar:
Perjuangan Petani Atas
Sumber-Sumber Agraria
Kondisi geografis
OTL Mandiri
1. Pendudukan lahan
2. Pertemuan rutin
3. Pendidikan dan penyadaran petani
4. Pemetaan dan identifikasi wilayah
5. Pengorganisasian petisi
6. Pengorganisasian Aksi
7. Pembentukan OTL
Penguatan Jaringan :
Negosiasi Politik:
1. Pengajuan hasil pemetaan partisipatif
2. Pengawalan dalam pembuatan Peraturan
Daerah
3. Penyusunan draft tuntutan dan argumen
4. Negosiasi perolehan hak garap 1
5. Dialog, aksi demonstrasi, dan deklarasi
tuntutan
6. Negosiasi mekanisme hak garap 2
38
Foto Penanaman pertama Albasia di Blok 11 C bertepatan dengan ulang tahun FSPI yang ke-5
Foto Blok 11 C saat ini ditanami tanaman Albasia dan tumpang sari
Buah Perjuangan
Tabel 2.
Jumlah produksi palawija di Desa Ngadisono dan Desa Lebak
Tahun 1998 dan 2004
Ngadisono Lebak
Produksi
Palawija (Ton)
1998 2004 1998 2004
Tabel 3.
Jumlah ternak di Desa Ngadisono dan Desa Lebak
Tahun 1998 dan 2004
Ngadisono Lebak
Jumlah Ternak
(ekor)
1998 2004 1998 2004
Sapi 149 96 54 62
Kerbau 19 7 12 13
Angsa 7 47 6 115
Sumber : Kaliwiro dalam angka, 1998 dan 2004
Tabel 4.
Tingkat pendidikan di Desa Ngadisono dan Desa Lebak
Tahun 1998 dan 2005
Ngadisono Lebak
Tingkat Pendidikan
1998 2005 1998 2005
Tamat PT 13 67 2 1
Rencana Kedepan
Epilog
_________________________________________________________________________________________
1 Data diperoleh dari kompilasi Data BPS tahun 2003 dan dari tulisan Elisha Kartini Samon
(2007) yang berjudul “Peningkatan harga minyak goreng di Indonesia: Analisis singkat
faktor penyebab dan solusi”
2 Ngabidin, 2007
3 Data monografi Desa Ngadisono, 2006
4 Data monografi Desa Lebak, 2006
5 Ibid
6 Monografi Desa Ngadisono, 2006
7 Ibid
8 Ngabidin, 2007
9 Monografi Desa Ngadisono, 2006
10 Ngabidin, 2007
11 Konstitusi OTL Mandiri
12 Perjalanan panjang PSDBHM, 2005
13 Monogrsfi Desa Ngadisono, 2006
14 Catatan Akhir tahun FSPI, 2006
15 Gunawan Wiradi, 2004
Tanah Untuk Penggarap
Perjuangan Reforma Agraria di Kawasan Hutan Resort Ngadisono,
Wonosobo, Jawa Tengah
73
Referensi
Namun terbukti perjuangan rakyat tak pernah surut. Buku yang Anda
pegang sekarang adalah salah satu dari tiga buku dokumentasi dan anali-
sis kritis mengenai perjuangan mewujudkan pembaruan agraria. Ketiga
buku ini sendiri mencerminkan pengalaman kaum tani anggota Federasi
Serikat Petani Indonesia (FSPI) dari sudut pandang internal di tiga lokasi:
Bukit Kijang (Asahan, Sumatera Utara), Kawasan Hutan Resort Ngadisono
(Wonosobo, Jawa Tengah) dan Suka Maju (Tanjung Jabung Timur, Jambi).
Sepak terjang perjuangan kaum tani yang selama ini tak tercatat, akhirnya
bisa terukir dengan tinta emas dalam sejarah!