Anda di halaman 1dari 1

I Nengah Andika Prasetya S 0813021043 / IIIA

Etika
Kata etika sangat dekat maknanya dengan kata moral. Kata moral yang berasal dari kosa kata bahasa Latin (berasal dari kata mos bentuk singular, mores bentuk jamak) yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disamakan maknanya dengan kata etika. Kita mengatidakan, misalnya bahwa perbuatan seseorang tidak bermoral. Dengan itu dimaksudkan bahwa kita menganggap orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Jika dikaitkan dengan etika dan moral maka hal yang paling menyebabkan manusia disebut bermoral dan beretika adalah kesetiaan. Kesetiaan dalam Hindu merupakan sebuah ajaran agama yang wajib kita amalkan. Kesetiaan di kelompokkan menjadi lima jenis yang lebih sering di sebut dengan Panca Satya. Panca Satya terdiri dari: 1) Satya Semaya, disini yang dimaksud dengan satya semaya adalah kesetian kita terhadap janji. 2) Satya Herdaya, ini adalah kesetiaan kita pada diri kita sendiri pada kata hati kita. 3) Satya Mitra, teman, mereka adalah bagian penting dalam hidup kita.. 4) Satya Wacana, kesetiaan terhadap katakata yang kita ucapkan. 5) Satya Laksana, laksana atau perbuatan. Etika dan panca satya sngat erat kaitannya dengan Tri Kaya Parisudha, tri kaya parisuda berarti tiga perbuatan baik, 1) Kayika Parisuda atau perbuatan yang baik, 2) Vacika Parisuda atau perkataan yang baik, dan 3) manacika Parisuda atau pikiran yang baik. Seseorang yang memiliki etika dan moral yang baik dan tinggi maka akan terlihat dari ketiga kriteria tersebut. Tidak sedikit para pemimpin kita yang lupa akan konsep-konsep diatas, mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri daripada rakyatnya, mereka lupa akan janji mereka. Mereka lupa tugas dan kewajiban mereka sebagai pemimpin yang membawa mandat dan memegang suara rakyat. Lupa akan tugas mereka untuk menyejahterakan rakyat, mengenyampingkan kata hati, sehingga mengorbankan rakyat untuk mengeruk kekayaan Negara, sehingga rakyat makin terpuruk. Terjadi saling makan memakan antar teman, menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadi, tidak peduli teman atau saudara, hanya memikirkan ego masing-masing untuk mencapai tujuan, bahkan aksi saling pukulpun sedah biasa bagi para anggota DPR. Sering juga para pemimpin kita tidak sesuai antara kata-kata serta perbuatannya. Tidak sedikit dari mereka yang berprilaku tidak baik, seharusnya mereka para aparat hokum sebagai penegak hokum yang melanggar hokum, lembaga yang seharusnya pemberantas korupsi, malah menjadi sarang koruptor, lembaga penegak keadilan malah menjadi markas dari kegiatan suap menyuap serta yang tidak kalah memalukannya adalah perselingkuhan sedah lumbrah bagi mereka. Seharusnya seorang pemimpin mampu memberikan contoh yang baik bagi rakyatnya, mampu memegang mandat dan suara rakyat, mampu mengayomi, dan melindung rakyatnya. Tentunya itu dapat terlaksana berawal dari pemikiran yang baik untuk membuat segalanya menjadi lebih baik, kemudian dari pemikiran yang baik itu akan munculah kata-kata yang baik, serta munculah perbuatan yang baik pula.

Anda mungkin juga menyukai