Anda di halaman 1dari 1

Nama NIM Kelas

: I Putu Agus Sucipta : 0813021017 : IIIA

MANUSIA HINDU Konseptual manusia Hindu adalah manusia yang mampu mengembangkan dan mengedepankan daya pikir dan pikiran rasional (manah) untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai manusia (swayambu-manu) dalam tatanan hidup dan kehidupan ini. Namun dalam hakikatnya manusia merupakan kesatuan badan dan jiwa di mana badan dan jiwa memiliki hakikat yang sama penting Seperti yang banyak orang bicarakan dimedia masa dan elektronik yaiu maraknya kasus orang yang bunuh diri dan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). Jika ditinjau dari sudut pandang Agama Hindu, bunuh diri dan KDRT merupakan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama. Kasus bunuh diri dilarang oleh Agama Hindu karena hal itu sama saja dengan merusak badan yang menjadi tempat tinggal dari atma. Sementara itu di sisi lain, kasus KDRT bertentangan juga dengan ajaran Agama Hindu. Dalam kitab Upadesa dinyatakan bahwa Saya adalah kamu, dan sebaliknya kamu adalah saya, dan segala makhluk adalah sama sehingga menolong orang lain berarti menolong diri sendiri dan menyakiti orang lain berarti pula menyakiti diri sendiri. Kebanyakan Manusia Hindu zaman sekarang melupakan apa yang seharusnya mereka jaga dan mereka lakukan. Bukti nyata yakni banyak generasi muda masih banyak yang tidak mengetahui budaya hindu seperti kurangnya generasi muda di dalam membuat sarana dan prasarana kehinduan misalnya sarana upakara dan lain sebagainya. Manusia hindu zaman sekarang juga tidak ingin rumit, mereka hanya menginginkan sesuatu yang simple dan cepat seperti di dalam melengkapi sarana dan prasarana persembahyangan dan upakara orang mereka mencari jalan yang cepat yakni dengan jalan membeli sarana tersebut, mereka tidak mau berusaha membuat padahal apa yang dibeli tersebut belum tentu sempurna. Sebenarnya yang mendapat pahala di dalam memenuhi sarana dan prasarana tersebut adalah orang yang membuatnya bukan orang yang membeli atau orang yang hanya menghaturkan sarana tersebut. Seperti yang kita ketahui Hindu mengenal dengan adanya warna (brahmana, ksatriya, weisya, dan sudra), tetapi karena pengaruh zaman penjajahan, maka istilah warna tersebut dikaitkan dengan kasta, dimana kasta ini sangat membedakan tingkatan martabat manusia Hindu. Pada zaman sekarang ini kita sudah melihat secara konteks, bahwa sebagian dari umat hindu yang sudah tidak menghargai martabatnya sendiri sebagai orang hindu. Misalnya saja ada umat Hindu yang pindah agama. Dia menganggap bahwa agama hindu itu sulit dari agama yang lainnya dan alasan yang paling utama yang menjadi penyebab dia pindah agama adalah cinta dengan pasangannya. Karena dengan pindah agama sama dengan kita sudah melupakn leluhur kita, jika suatu saat orang yang sudah pindah agama terus kembali lagi keagamanya semula ia akan dikenakan kutukan oleh leluhurnya. Sekarang ini begitu banyak umat hindu yang ada di dunia ini khususnya yang ada di bali, dengan banyaknya umat yang ada tentu seharusnya banyak pula penuntun agama yang diperlukan seperti orang-orang suci (pemangku, pendeta dan orang suci lainnya). Orang suci tersebut diperlukan untuk menuntun umatnya di dalam menjalankan yadnya, tetapi pada kenyataannya sebagian dari orang suci tersebut memanfaatkan profesinya sebagai ladang bisnis. Misalnya saja, beliau menjual banten, padahal swadarma beliau hanyalah sebagai tukang nganteb. Sebaiknya lakukan apa saja yang menjadi tugas atau swadarmanya. Jangan pernah memanfaatkan profesi sebagai lahan bisnis. Tetapi jika dipandang dari segi yang berbeda, hal tersebut merupakan sesuatu yang sah-sah saja, karena orang suci tersebut dengan ikhlas melakukan hal tersebut

Anda mungkin juga menyukai