Anda di halaman 1dari 9

Runtuhnya Masa Dokter Paternalistik Erwin Wahid MD

Definisi Paternalistik Paternalistik adalah hubungan struktur hirarki dari hubungan dokter-pasien dan digunakan

menjelaskan posisi kedudukkan dokter lebih superior. Secara umum, sikap paternalistik menciptakan bentuk kewenangan sistem pengobatan dibawah pengawasan arahan seorang bapak, khusus bentuk ini regulasi mengendalikan untuk yang lain dan menyediakan kebutuhan mereka. Dalam kebudayaan kedokteran, sistem kompromi sikap paternalistik mengarah promosi berpikir dokter knows best. Kini, jikalau dokter mengobat pasien dengan paternalistik dan pasien percaya bahwa doctor knows best, lalu dokter melihat pasien sebagai orang tidak mampu membuat keputusan tentang perawatan kesehatan. Oleh karena itu, sekarang berkembang teori, sikap pasien berpontensi menyebabkan pasien bebas membuat pilihannya informed. Kepustakaan mengira dokter peternalistik dapat mengekalkan kepercayaan antara dokter dan pasien. Meskipun paternalistik definisinya bias, dia masih dipergunakan dalam kepustakan dan istilah sebagai bapak.

Isu Konsep Paternalistik Analisis paternalistik melibatkan paling sedikit mengikut istilah unsur-unsur alam. Pembatasan kebaikan beberapa kebebasan dan melakukan dengan alasan tertentu. Banyak isu konsep mempertikaikan dengan menggunakan diskusi normatif yang menentukan pemisahan.

Pertanyaan kasus pertama konsep paternalistik adalah normatif atau deskriptif. Adakah permohonan konsep untuk penentuan empirik, andai kata dua orang tidak bersetuju tetapi 1

permohonan kasus tertentu mereka bertentangan pendapat tetapi banyak hal yang fakta atau definisi? Atau perselisihan mereka mencerminkan perbedaan pandangan tetapi dinilai sah?

Paternalistik mencirikan sebuah kebijaksanaan, menghukum atau mengkritik, tidak mewujudkan seorang untuk menilai. Metodologi paternalistik adalah lebih baik daripada melihat beberapa konsep menjelaskan dalam istilah non-normatif dan jika gagal menangkap fenomena, bagaimana untuk menerima definisi normatif.

Kasus-kasus termasuk ancaman paksaan jasmani, berbohong, menyembunyikan maklumat orang yang mempunyai kebaikan, atau keadaan kelayakkan mengagumkan. Seorang bapak, ragu-ragu kepintaran anak tentang keuangan, dan bapak tidak mewariskan uang, dia memberikan uang kepada anak pertama serta mempergunakan. Anak pertama ternyata tidak mempunyai sah disisi undang-undang untuk menuntut warisan. Bapak tidak melihat suatu campur tangan kebebasan anak diatas konsep otonomi anak.

Kasus seorang istri berulang kali menelan pil tidur, berkemungkinan ia hendak membunuh diri, suami tidak dapat mengcegah. Istri berkelakuan memuaskan keadaan diri sendiri? Adakah perbuatannya pilihan kebebasan atau otonomi pada suaminya?

Keadaan kedua agen boleh kedua-duanya bersetujuan, begitu juga tidak bersetujuan. Contohnya, tidak menyadari berbuat apa kepadanya. Jelas isu sama ada, berlakon sebagai orang tidak mengenali tentang bersetujuan. Mengatakan dalam fakta persetujuan.

Untuk membuat keputusan isu normatif, seorang menerima hak informasi, lalu konsep tidak semata-mata deskriptif. Pada dasarnya pertanyaan budi pekertinya, dan cara menggunakan, bahan untuk pertimbangan philosophical. Istilah paternalistik menggunakan konteks untuk 2

berpikir tentang isu normatif tertentu. Memutuskan suatu analisis berdasarkan hipotesis berguna untuk masalah tertentu. Analisis paternalistik dalam variasi normatif. Istilah menurut kepentingan:

Keras vs Lunak

Paternalistik lunak adalah pandangan keadaan menyatakan menjustifikasikan, bilamana paternalistik memerlukan untuk menentukan orang berbuat masuk campur bertindak dengan sukarela dan pengetahuan luas. Mills memberikan contoh tentang orang sedang berjalan

menyeberangi jembatan rusak, jika kita tidak dapat berkomunikasi situasi bahaya (dia berbicara hanya bahasa jepang) paternalistik lunak akan menjustifikasikan memakai kekerasan secara paksa, mencegah orang menyeberang jembatan, pesan untuk menentukan sama ada orang mengetahui tentang keadaannya. Jika dia mengetahui bahaya, dan ingin untuk mengatakan, membunuh diri, dia harus membenarkan meneruskan penyeberangan. Paternalistik keras mengatakan, dia boleh dibenarkan untuk mencegah menyeberang jembatan walaupun dia tahu keadaan dia. Kita membolehkan untuk sukarela mencegah bunuh diri.

Lebar vs. Sempit

Paternalistik sempit adalah hanya berkenaan dengan pertanyaan pada pemaksaan pemerintah, contoh mengunakan pemaksaan sah disisi undang-undang. Paternalistik lebar adalah berkenaan dengan suatu tindakan paternalistik: Pemerintah. Institusi: kebijakan rumah sakit, atau individu.

Lemah vs Kuat

Paternalistik lemah percaya adalah sah untuk masuk campur dalam arti agen memilih mereka mencapai akhir, kemungkinan besar mengalahkan pada akhirnya. Orang lebih suka keselamatan daripada kekerasan mereka menggunakan tali pinggang keledar. Paternalistik kuat percaya bahwa orang boleh keliru atau bingung tentang akhir mereka dan sah untuk masuk campur mencegah mereka mencapai akhir itu. Jika seorang lebih suka desiran angin terus mengenai rambut mereka, untuk meningkatkan keselamatannya adalah sah mengunakan topi keledar sambil mengengdari motorsikal sebab akhirnya adalah keliru. Kita boleh masuk campur keliru tentang fakta tetapi tidak keliru tentang nilai. Jika seorang mencoba melompat keluar jendela percaya dia terbang dengan lemah lembut menuju tanah, kita boleh menahannya. Jika dia melompat spontan, sebab dia percaya untuk keselamatannya, kita tidak boleh menahannya.

Asli vs Tidak Asli

Mencegah orang merokok di perkilangan rokok, sebab kita percaya berbahaya untuk konsumen. Kelompok kita mencoba untuk melindungi kelompok kosumen tidak merokok. Alasan kita masuk campur melarang merokok adalah dia penyebab mencederakan kosumen lain. Dasar justifikasi paternalistik persetujuan konsumen kerana merusakkan dirinya, mencegah perokok mencemarkan udara. Dalam paternalistik tulen kelas berbuat perlindungan adalah serupa dengan kelas berbuat campur tangan, misal mencegah perenang berenang bilamana pengawal renang tidak datang. Dalam kasus paternalistik tidak tulen kelas pada orang campur tangan adalah lebih besar daripada kelas berbuat perlindungan.

Moral vs. Kebajikan

Biasanya justifikasi untuk paternalistik merujukkan minat kepada orang campur tangan. Ini menarik minat menjelaskan istilah benda itu membuat orang dengan jalan hidup lebih baik; dalam keadaan fizik dan psikologi. Orang suka mati atau kesengsaraan atau tingkat emosi labil. Beberapa masa, bagaimanapun, menganjurkan campur tangan mencari perlindungan moral kebajikan orang. Contoh, orang boleh bertengkar bahwa pelacur lebih baik berhenti dari pekerjaan, mencegah tidak henti-henti melayani mereka, berjual beli, mereka melakukan untuk kesihatan mereka, perlindungan dari penyakit. Mereka lebih baik mati sebab dia merusak moral menjual sesuatu pelayanan sex. Campur tangan adalah menjustifikasikan, oleh kerana itu, mempromosikan moral berbuat baik kepada orang disebut paternalistik moral.

Akhirnya, penting untuk perbedaan paternalistk, ada kebajikan atau moral, ide menggunakan menjustifikasikan campur tangan orang; Pada kasus campur tangan

menjustifikasikan dalam istilah perlindungan atau mempromosikan minat kepada yang lain. Dalam butir-butir paternalistik moral perbedaan moral sah, misal ide bahwa lakonan moral yang salah atau menurunkan martabat orang dan boleh melarang. Contoh, sukan barroom oleh orang kerdil mencampakkan mereka palig jauh, boleh pikiran untuk sah melarang. Tidak sebab orang kerdil cedera, tidak sebab orang kerdil merusakkan sendiri diri, bersetuju dia untuk menyertai kegiatan seperti itu, tetapi kegiatan itu menurunkan moral dan salah.

Tidak mudah perbedaan antara sah moral dan paternalistik moral. Jika suatu kepercayaan, sebagai Plato berbuat, lakonan yang salah perusakkan jiwa terhadap agen, lalu dia menggunakan paternalistik moral daripada moral sah. Apa yang penting ada dua bagian yang

mungkin berbeda justifikasi itu; satu menarik minat semata-mata tidak bermoral dengan kelakuan masuk campur, lain melakukan merusakkan pada sifat agen.

Dari Masa Paternalistik ke Zaman Otonomi

Mengatapi tradisi Hippocrates, sejarah hubungan antara dokter dan pasien adalah paternalistik, karakteristik dengan pengawasan dokter dan pengalaman dokter. Model paternalistik mengira dokter itu mempunyai wawasan paling menarik untuk pasien dan kewajiban sesuai, walaupun aksi ini dalam konflik keinginan pasien. Lebih jauh, model paternalistik mengira pasien pasif; pasien sangat menghormati, patuh, tidak bertanya dan tidak membantah ucapan dokter. Dokter memberikan harapan peranan keahlinya, pasien mendapat harapan atas peranan sakit. Dalam kembali berulang berobat kerana pesan dokter, pasien melaksanakan kewajiban. Kesan model paternalistik mempunyai dua komponen kunci: a) membuat keputusan asimetris oleh dokter dan b) menunjukkan model biomedik dari perawatan kesehatan.

Membuat Keputusan oleh Dokter

Pertama, dengan definisi, membuat keputusan medik adalah pengawasan oleh dokter dalam model paternalistik. Menyesuaikan model paternalistik, menunjukkan pengetahuan dokter superior, dokter memberikan harapan pilihan haluan sesuai aksi perawatan medik. Sebagai contoh, keputusan pengobatan (memilih obat, rawat jalan dan pembedahan) semua dibuat oleh dokter. Meskipun dokter mengawas membuat keputusan medik, ini jelas otokratik, dia tidak boleh merasa betul sendiri. Dokter dominan membuat keputusan medik dengan bermakna terbatas otonomi pasien, dia boleh membatasi keraguan dan kekacauan pasien. Untuk contoh, dalam masarakat desa, seorang dokter boleh sangat paternalistik atau kebapakan, hubungan

dokter dengan pasien dalam kurun waktu lama. Dalam masyarakat desa, kemampuan dokter membuat keputusan terapi pasien boleh aktual, maka disebut doctor-centered.

Biomedik Konsentrasi pada Penyakit

Kedua, meskipun tidak terwujud dalam model, paternalistik selalu melekat dengan biomedik atau pendekatan biologi kepada perawatan kesehatan. Model biomedik karateristik umum dengan menunjukkan terhadap penyakit atau malfungsi physiologi. Di tambah, pendekatan biomedik khusus dengan mereduksi. Lalu, dalam model biomedik, tujuan perawatan kesehatan menidentifikasi sebab physiologi dari penyakit (contoh: obat, kemoterapi, bedah). Ahkirnya dua badan aliran pemikiran menunjukkan dengan pendekatan biomedik. Pengaruh phisiologi dan sosial kepada penyakit selalu tumpang tindih dan salah alamat. Kemudian, hubungan paternalistik karateriktik berfokus hanya pada penyakit dan tidak terhadap diri pasien, maka disebut disease-centered.

Zaman Otonomi

Prinsip etika otonomi berkaitan kebebasan diri individu. Dalam kultur kedokteran, otonomi pasien termasuk memberikan keterangan pilihan-piilhan alternatif dalam perawatan kesehatan sebagai dasar untuk informed consent. Dia mendefinisi panjang lebar sebagai pendekatan perawatan kesehatan bahwa dengan sadar mengadopsi pandangan pasien, maka sebut patientcentered. Banyak penulis mengemukakan hubungan antara dokter dan pasien, menyangkut otonomi tetapi tidak bisa menjawab bila terjadi krisis malpraktik dokter di Indonesia, bahkan belahan dunia ini, mereka menggambarkan seperti dibawah:

Hubungan antara dokter dan pasien, lebih merupakan hubungan kekuasaan, dimana bentuk hubungan tersebut adalah hubungan antara pihak yang aktif memiliki wewenang dan pihak yang lemah (Russel, 1938; Freidson, 1960; Freeborn dan Darsky, 1974; Szasz dan Hollender, 1978). Hubungan ini, juga dipengaruhi oleh jenis praktek dokter (Schwartz dan Kart, 1978; Kisch dan Reeder, 1969). Menurut Waitzkin dan Waterman, hubungan dokter dan pasien adalah hubungan kekuasaan terapeutik yang bersifat paternalistik, dimana pasien tidak boleh ikut serta dalam menentukan jenis perawatan. Szazs dan Hollender (1978), mengemukakan beberapa jenis hubungan antara pasien dan dokter dengan didasari analogi hubungan orang tua dan anak, hubungan orang tua dan remaja, dan hubungan antar orang dewasa. Weiss dan Lonnquist (1997) melihat hubungan antara dokter dan pasien cenderung tidak setara.

Hanya satu teori terkini yang dapat menjawab krisis malpraktik dokter yang terjadi dimanapun di dunia ini, menggunakan teori peranan wewenang (authority role theory), dokter dan pasien masing-masing mempunyai kuasa untuk berbuat sesuatu keputusan, dan melakukan model hubungan dokter dan pasien sebagai bentuk lapisan telur yaitu model egg-shaped layers yang tergambar dibawah ini:

Peranan dokter Otonomi pasien

Norma sosial 6.1.6. Penemuan Kajian

Inti telur disini otonomi pasien bermakna patient-centered, berkat model ini dapat menjawab malpratik dokter antara kelalaian medik dan risiko medik dengan memperhatikan 3 unsur: 1. Pasien memutuskan untuk diri sendiri, peranan dokter hanya memberikan alternatif terapi, kesan otonomi pasien maksimal; 2. Dokter melakukan komunikasi effektif dan intensif, cara komunikasi reciprocal asimetry relationship, dokter berkomunikasi partisipasif/persuasif dan pasien harus

berkomunikasi aktip, kesan kedudukkan dyadic/sejajar/setara: 3. Menggunakan normanorma setempat, misalnya dokter melakukan informed consent, biasanya norma sosial termasuk norma kesopanan, norma etika dan norma hukum.

Anda mungkin juga menyukai