Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengantar Salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pengajaran adalah ketepatan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa. Bahan ajar harus dipelajari oleh pembelajar dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Penyediaan bahan ajar ini sangat tergantung pada tujuan belajar, karakteristik siswa, dan siasat belajar siswa. Bahan ajar merupakan salah satu komponen utama dalam proses pembelajaran selain pengajar dan peserta didik. Interaksi antara ketiga komponen tersebut melibatkan sarana dan prasarana seperti metode, media dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Bahan ajar dirumuskan setelah tujuan ditetapkan. Bahan ajar harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Ketersediaan bahan ajar membantu guru dalam menerapkan tujuan, metode, dan evaluasi belajar. Selain itu, adanya bahan belajar membantu siswa melakukan kegiatan belajarnya. Dalam makalah ini kelompok kami akan menjelaskan beberapa pokok gagasan berkenaan dengan 1) pengertian bahan ajar; 2) prinsip penyusunan bahan ajar; 3) dan kriteria dan langkah-langkah pemilihan bahan. Penjelasan lebih lanjut akan dijelaskan pada subbab selanjutnya.

2. Pembahasan 2.1 Pengertian Bahan Ajar

Ada beberapa istilah yang terkait dengan bahan ajar, seperti bahan pelajaran, bahan belajar, bahan ajar, dan materi pelajaran. Untuk jelasnya perhatikan beberapa pengertian yang dibahas dalam berbagai sumber berikut. a. Nana Sudjana (1989: 67) menyatakan bahwa bahan pelajaran adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar. b. Ali Imron (1996: 32) menjelaskan bahwa bahan belajar adalah sesuatu yang harus dipelajari oleh pembelajar dalam melaksanakan aktivitas belajarnya. Bahan ini, bisa berasal dari guru, bisa berasal dari buku-buku teks, paper, makalah, artikel, di samping dapat berasal dari lapangan/objek tertentu. c. Abdul Majid (2009: 173-174) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Lebih lanjut dijelaskan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik. d. Iskandarwassid (2009: 171) mendefenisikan bahan ajar sebagai seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan. Peserta didik harus benar-benar merasakan manfaat bahan ajar atau materi itu setelah ia mempelajarinya. e. Wina Sanjaya (2011: 141-142) menyebutkan bahwa bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

Dari kelima pengertian di atas ada 3 (tiga) istilah yang dipakai, yatu bahan ajar, bahan belajar, dan bahan pelajaran. Ketiga istilah ini mengacu pada pengertian yang kurang lebih sama. Pengertian bahan ajar yang dipaparkan oleh Abdul Majid lebih bersifat alat atau benda yang membantu kegiatan pembelajaran, sedangkan beberapa pendapat lain menekankan isi kurikulum, seperangkat informasi, atau sesuatu yang harus dipelajari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, berdasarkan pengertian-pengertian di atas bahan ajar dapat didefinisikan sebagai seperangkat informasi berupa isi kurikulum yang harus diberikan kepada pembelajar, atau diserap dan dikuasai pembelajar sesuai kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi dan tujuan setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.

2.2

Prinsip Penyusunan Bahan Ajar

Bahan belajar sangat penting bagi siswa yang melakukan aktivitas belajar. Tanpa ada yang dipelajari, kemungkinan siswa tidak bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu, supaya siswa dapat belajar dengan baik, maka bahan belajar ini harus tersedia. Bahan belajar hakekatnya adalah pesan yang ingin disampaikan guru kepada murid untuk dikuasai, agar pesan yang

disampaikan itu bermakna sebagai bahan belajar maka ada sejumlah kriteria yang harus diperhatikan, diantarannya sebagai berikut (Wina Sanjaya, 2009: 149-151): a. Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir. Informasi itu terdapat dalam jurnal, pelacakan internet, dan lain-lain. Dengan demikian, guru perlu mengikuti berbagai kemajuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan sesuai bidang studinya. b. Proximity, artinya pesan yang disampaikan itu harus sesuai dengan pengalaman siswa. Pesan yang disajikan jauh dari pengalaman siswa cenderung akan kurang diperhatikan. c. Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menggugah emosi. Materi yang mampu menggungah emosi siswa cenderung akan diperhatikan oleh siswa. d. Humor, artinya pesan yang disampaikan mampu menampilkan kesan lucu.

2.3

Kriteria dan Langkah-langkah Pemilihan Bahan Sifat bahan ajar dapat dibedakan dalam beberapa kategori, yaitu fakta, konsep, prinsip,

dan keterampilan. Fakta merupakan sifat suatu gejala, peristiwa, benda yang nyata. Fakta dapat dipelajari melalui informasi dalam bentuk lambang, istilah, maupun pernyataan. Konsep atau pengertian dibentuk dari dan melalui pola unsur-unsur bersama diantara anggota kumpulan atau serangkaian. Prinsip merupakan hubungan dari beberapa konsep. Keterampilan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memerlukan peniruan serta koordinasi informasi yang dipelajari. Dengan memperhatikan sifat bahan ajar, pengajar harus cermat memilih strategi yang digunakan. Bahan ajar yang akan disampaikan harus memenuhi kriteria, sebagai berikut (Iskandarwassid, 2008: 171-172): a. Relevan dengan standar kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. b. Bahan ajar merupakan isi pembelajaran dan penjabaran dari standar kompetensi serta kompetensi dasar tersebut. c. Memberikan motivasi peserta didik untuk belajar lebih jauh. d. Berkaitan dengan bahan sebelumnya. e. Bahan disusun secara sistematis dari yang sederhana menuju yang kompleks.

f. Praktis. g. Bermanfaat bagi peserta didik. h. Sesuai dengan perkembangan zaman. i. Dapat diperoleh dengan mudah. j. Menarik minat peserta didik. k. Memuat ilustrasi yang menarik hati peserta didik. l. Mempertimbangkan aspek-aspek linguistik yang sesuai dengan kemampuan peserta didik. m. Berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran lainnya. n. Menstimulasi aktivitas-aktivitas pribadi para peserta didik yang menggunakannya. o. Menghindari konsep yang samar-samar agar tidak membingungkan peserta didik. p. Mempunyai sudut pandang yang jelas dan tegas. q. Membedakan bahan ajar untuk anak dan untuk orang dewasa. r. Menghargai perbedaan pribadi para peserta didik pemakainya.

Dari sisi lain, kriteria bahan ajar yang baik dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu aspek penampilan segi material, aspek buku pendukungnya, aspek filosofis, dan aspek evaluasinya.

Seperti yang telah dituliskan dalam pendahuluan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat informasi berupa isi kurikulum yang menunjang tercapainya tujuan instruksional, selain itu materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan peserta didik pada umumnya, terorganisasi secara sistematik dan berkesinambungan, serta mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual (Iskandarwassid, 2008: 218-219). Nana Sudjana (1989: 69) menambahkan penetapan bahan pengajaran yang pertama yaitu bahan yang ditulis dalam perencanaan mengajar, terbatas pada konsep saja atu berbentuk garis besar bahan, tidak pula diuraikan terinci. Kedua, menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan tujuannya. Artinya, bahan yang ditulis pertama harus bersumber dari tujuan yang pertama, bahan yang ditulis kedua harus bersumber dari tujuan yang kedua, dan seterusnya. Seperti pada contoh berikut: a. Arti transmigrasi, b. Arti Urbanisasi, c. Perbedaan transmigrasi dan urbanisasi.

Langkah-langkah menentukan bahan ajar menjadi materi pembelajaran di kelas: a. Mengidentifikasi nama-nama unit atau topik yang akan diajarkan b. Mengidentifikasi generalisasi dan konsep yang dipakai dalam tiap unit atau topik c. Mengidentifikasi konsep-konsep dan subkonsep yang meliputi generalisasi d. Menyusun generalisasi dan konsep berdasarkan urutan logis e. Mengembangkan kerangka rencana untuk setiap unit pelajaran

Dengan demikian, penentuan atau pemilihan materi pelajaran sangat penting karena tanpa materi yang tepat, seluruh perencanaan dan kegiatan pelaksanaan kegiatan di kelas tidak akan mencapai tujuan optimal.

3. Penutup Dari beberapa penjelasan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa perlu bagi para guru untuk mengetahui secara mendalam mengenai konsep bahan ajar. Karena salah satu faktor penentu tercapainya tujuan pengajaran adalah ketepatan bahan pengajaran yang diberikan kepada siswa, oleh karena itu diperlukan kriteria pemilihan bahan ajar dan langkah-langkah menentukan materi belajar yang tepat untuk siswa. Bahan ajar yang baik harus relevan dengan isi kurikulum yang terangkup dalam SK, KD, dan indikator pembelajaran. Selain itu, dalam penyusunan bahan ajar guru juga harus mempertimbangkan karakteristik siswa (segi kognitif, psikomotorik, dan afektif) dan lingkungan sekolah. Dengan demikian, materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa harus dikuasai oleh pengajar karena dapat menimbulkan inisiatif, daya kreatif, dan meningkatkan interaksi pembelajaran antar pengajar dan peserta didik.

Daftar Pustaka

Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sanjaya, Wina. 2011. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Buana

Tambahkan daftar pustaka lain yang dipakai..

Anda mungkin juga menyukai