Anda di halaman 1dari 18

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Tujuan, manfaat, dan indikasi pembuatan gigi tiruan a. Tujuan dan Manfaat Pembuatan Gigi Tiruan : 1. Mengembalikan fungsi estetik Estetik adalah cabang dari filosofi yang berhubungan dengan keindahan dalam alam. Dasar-dasar dari estetik adalah keindahan, keaslian, keharmonisan. Kosmetik hanya mementingkan keindahan sehingga kadang-kadang berlebihan, tetapi kurang memikirkan keaslian dan keharmonisannya. Dalam prosthodonsi yang perlu diperhatikan adalah estetik membuat gigi tiruan secara : o o o 2. Hygiene Harmonis dengan gigi asli Tidak boleh kelihatan palsu

Mengembalikan fungsi pengunyahan Secara teori, apabila gigi posterior hilang menyebabkan pengunyahan kurang baik sehingga mengakibatkan pencernaan terganggu dan akhirnya timbul macam-macam penyakit pencernaan.

3.

Mengembalikan fungsi bicara Ada 2 golongan huruf yaitu : o o o o huruf hidup / vokal : A, I, U, E, O huruf mati / kongsonan : B, C, D, F dan lain-lain. sifat statis : gigi palatum sifat dinamis: lidah, bibir, tali suara, mandibula

Alat bicara mempunyai 2 sifat :

4. 5. 6.

Membantu mempertahankan gigi yang masih tertinggal Memperbaiki oklusi Meningkatkan distribusi beban kunyah
5

7.

Mempertahankan jaringan lunak mulut yang masih ada agar tetap sehat

b. Indikasi Pembuatan Gigi Tiruan Lepasan : 1. 2. 3. 4. 5. Hilangnya satu gigi atau lebih. Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai gigi abutment. Keadaan processus alveolaris masih baik. Oral hygiene pasien baik. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan lepasan.

3.2 Jenis gigi tiruan Macam-macam geligi tiruan berdasarkan basisnya :


-

Basis Metal Indikasi pemakaian basis metal

Penderita yang hiperseneitif terhadap resin Penderita dengan gaya kunyah abnormal Ruang intermaksiller kecil Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral Permintaan penderita

Keunggulan basis metal : ~ Penghantar termis yang baik ~ Ketepatan dimensional ~ Bersifat naturally cleaner ~ Kekuatan maksimal dengan ketebalan minimal
6

Kekurangan basis metal : basis metal tak mungkin dilapis atau dicekatkan kembali Warna basis metal tak harmonis dengan warna jaringan sekitarnya Relatif lebih berat Teknik pembuatan lebih rumit dan mahal
-

Basis Resin Indikasi basis resin Resin merupakan bahan terpilih untuk basis protesa

Sebagai basis resin menunjukkan kelebihan Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah Relatif lebih ringan Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah Harganya murah

Kekurangan basis resin : - Penghantar termis yang buruk - Dimensi tak stabil - Mudah terjadi abrasi Basis Kombinasi Metal resin

Tujuan pemakaian basis kombinasi adalah memanfaatkan kelebihan masing-masing bahan tadi. Basis kombinasi ini berupa rangka dari metal, dilapisi resin untuk tempat perlekatan elemen tiruan, dan bagian yang berkontak dengan mulut. Fungsi basis: - untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya - untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah - tempat melekatnya cengkeram - menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik) 3.3 Faktor yang mempengaruhi pembuatan gigi tiruan 1.Usia Pengaruh lanjut usia pada perawatan prostodontik harus selalu menjadi pertimbangan. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut, koordinasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi serta panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, warna serta ukuran gigi seseorang. Selain itu pada orang berusia lanjut sering dijumpai penyakit sistemik seperti hipertensi, jantungg dan diabetes mellitus yang sangat berpengaruh pada factor keberhasilan perawatan prostodontik.

2.Pencabutan Terakhir Gigi Waktu dan gigi di bagian mana yang dicabut terahir perlu diketahui. Apakah gigi tersebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila tanggal sendiri, mungkin masih ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka waktu antara pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan geligi tiruan akan mempengaruhi hasil perawatan.
8

3.Pengalaman Memakai Geligi Tiruan Seorang penderita yang pernah memakai geligi tiruan sudah mempunyai pengalaman, sehingga adaptasinya terhadap geligi tiruan baru akan lebih mudah dan cepat, ia juga paham prosedur pembuatannya. Penderita semacam ini sering membandingkan protesa barunya dengan yang pernah dipakai sebelumnya. Mereka yang belum pernah memakai geligi tiruan, biasanya membutuhkan masa adaptasi yang lebih panjang karena kesulitan menyesuaikan diri. Kelompok ini belum berpengalaman dalam pembuatan protesa. Seperti pada saat pencetakan, penentuan gigit, maupun pada saat awal pemakaian. Itulah sebabnya keterangan yang diberikan kepada penderita sebelum pembuatan geligi tiruan dilaksanakan menjadi penting sekali. 3.4 Faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilitasi gigi tiruan Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi GTL:
1. Faktor fisis: Peripherial seal,

Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah. Peripherial seal bersambung dengan Postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah lepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam pembuatan protesa gigi tiruan lengkap. Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari palatum molle dekat fovea palatina. 2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama dikenal sebagai adhesi selektif.
3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface). 9

4.

Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi oleh basis gigi tiruan. Residual Ridge karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai pegangan terutama pada rahang atas.

5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk menghindari rasa sakit

dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi. 3.5 Prosedur pembuatan gigi tiruan Tahapan dalam pembuatan GTL dapat dibagi menjadi tahap klinis dan tahap laboratoris. Tahap Klinis : Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasikan adalah pencetakan (impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan dipakai sebagai basal seal prothesa (Swenson, 1964). Soelarko dan Herman (1980), membagi dua macam cetakan, yaitu: 1. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan tidak menghiraukan tertekan atau tidaknya mukosa. Cetakan dilakukan dengan sendok cetak biasa (stock tray), bahan yang dipakai adalah compound, alginat. 2. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan jaringan bergerak dan tidak bergerak juga memperhatikan tertekannya mukosa. Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac atau self curing acrilic resin. Hasil cetakannya digunakan sebagai model kerja. Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression. Langkah-langkah pencetakan Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok atas Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping kanan belakang. Pasien mengucapkan ah untuk mencetak vibrating line. Pasien mengucapkan oh untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum labialis superior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas dan dicuci Rahang Bawah
10

Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok bawah Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping kanan depan. Pasien diminta menjulurkan lidah untuk mencetak frenulum lingualis. Pasien mengucapkan oh untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum labialis inferior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas, dicuci Cara membuat sendok cetak individual menurut Itjiningsih (1993), shellac dipanaskan pada model studi sambil ditekan. Lakukan pemotongan sesuai dengan batas jaringan bergerak dan tidak bergerak. Bila dikehendaki dapat 1-2 mm lebih rendah untuk memberi tempat pada bahan cetak asal jangan mudah lepas dari rahang pasien. Buatlah pegangan sendok individual dan buat pula lubang dengan bur bulat no. 3 pada daerah palatum, berjarak 4-5 mm. Kegunaan lubang ini adalah untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih karena bila tertahan akan menyebabkan tekanan yang berlebih dari geligi tiruan pada jaringan pendukungnya. Di Fakultas Kedokteran Gigi UGM individual tray dibuat dari shellac base material. Tahap Laboratoris : Pembuatan gigi tiruan di dalam mulut perlu memperhatikan keadaan jaringan disekitarnya, yaitu jaringan yang bergerak dan tidak bergerak. Jaringan yang tidak bergerak dijadikan sebagai landasan gigi tiruan penuh, dengan membuat batas antara jaringan mulut bergerak dan jaringan mulut tidak bergerak yang serapi-rapinya dan seakurat mungkin akan mempengaruhi hasil dan suksesnya pembuatan gigi tiruan lengkap. Selain itu pembuatan GTL perlu memperhatikan pendukung utama, yaitu residual ridge karena tidak adanya gigi asli yang dapat digunakan sebagai pegangan. Agar tercapai hasil yang baik juga diperlukan artikulator sebagai alat yang berguna untuk mendapatkan bentuk tiruan rahang manusia yang menirukan gerakan rahang pada saat artikulasi.

11

I. Pembuatan Base plate dan Bite rim Pembuatan base plate diklasifikasikan dalam 2 golongan (Jehl, 1959), yaitu: 1. Temporer base, bila digunakan untuk perlekatan oklusal rim guna merestorasi facial dari rahang atas dan rahang bawah. 2. Permanent base, berguna untuk mencatat posisi relasi rahang dan menempatkan gigi-gigi. Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakili dasar gigi tiruan dan digunakan untuk membuat Maxillo-Mandibular Record, menempatkan gigi gigi dan untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite rim dibuat di atas base plate yang telah dihaluskan dengan menggunakan modeling wax (Swenson, 1964). Base plate yang telah bergabung dengan bite rim disebut occlusal bite rim atau tanggul gigitan. Kegunaan bite rim adalah: 1. Untuk melekatan gigi sebelum diganti dengan akrilik. 2. Untuk mencatat maxilo-mandibula relationship pada pasien Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil dan bite rim harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah garis bibir atas dan lehernya harus mengikuti general out line processus alveolaris (Soelarko dan Wachijati, 1980). II. Artikulator mounting Artikulator mounting artinya adalah memasang occlusal bite rim rahang atas dan bawah dari mulut pasien ke artikulator bersama modelnya setelah ditentukan dimensi vertikal maupun sentrik oklusinya (Soelarko dan Harman, 1980). Vertikal dimensi disebut juga tinggi gigitan, dapat dicapai dengan mengukur jarak pupil dengan sudut mulut akan sama dengan jarak hidung dengan dagu pasien (PM=HD) dalam keadaan oklusi sentris (Soelarko dan Harman, 1980). Menurut Itjiningsih (1996), pengukuran vertical dimensi terdapat 2 cara: 1. Dengan Willis bite gauge Pada alat ini ada 3 bagian penting: a. Fixed arm b. Sliding arm : diletakkan di bawah hidung : yang dapat digeser dan mempunyai sekrup, diletakkan di bawah dagu c. Verctical orientation gauge : mempunyai skala dalam mm/cm, ditempatkan sejajar sumbu vertical dari muka

12

2. Two dot technique Mengukur 2 titik (satu pada rahang atas, satu lagi pada rahang bawah), yang ditempatkan pada daerah yang tidak ergerak yaitu di atas dan di bawah garis bibir dan kedua titik di ukur dengan jangka sorong Tahap pemasangan di artikulator a. Tentukan besar derajat tonjol caninus superior dan premolar superior pertama. b. Bite rim RA beserta modelnya diletakkan pada mounting table dengan pedoman : garis tengah bite rim dan model RA berhimpit dengan garis tengah mounting table, tepi luar anterior bite rim RA menyinggung garis incisal edge mounting table, jarum horizontal incisal guide pin ujungnya menyentuh tepi luar anterior dari bite rim model RA dan tepat pada garis tengah bite rim. c. Fiksasi dengan wax pada mounting table. d. Buat adonan gips. e. Upper member digerakkan ke atas dan adonan gips dituang perlahan pada bagian atas model kerja RA lalu upper member digerakkan ke bawah sampai menekan gips yang ada pada model kerja RA. f. Upper member dan lower member diikat dengan karet, rapikan gips yang memfiksir upper member dengan model RA kemudian tunggu sampai keras. g. Mounting table dilepas dari artikulator kemudian artikulator dibalik. h. Bite rim RB diletakkan kembali pada bite rim RA sesuai dengan oklusinya. i. Buat adonan gips, lower member diangkat ke atas dan adonan gips dituang pada model kerja RB kemudian lower member digerakkan ke bawah sampai menekan adonan gips, setelah itu artikulator dibalik dan gips dirapikan. III. menentukan oklusi sentrik guna acuan pemasangan gigi geligi Oklusi sentrik adalah hubungan kontak maksimal dari gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan relasi sentris. Relasi sentris adalah hubungan maksila dan mandibula dimana kedua condylus berada dalam keadaan paling posterior dalam fossa glenoid (Swenson, 1964). Pemasangan gigi geligi yang penting untuk diperhatikan adalah personality expression, umur, jenis kelamin yang nantinya akan berpengaruh dalam pemilihan ukuran, bentuk, warna terutama untuk gigi anterior karena harus mengingat estetis, walaupun tidak kalah pentingnya untuk pemasangan gigi posterior yang tidak harus sama ukurannya dengan gigi asli, tetapi lebih
13

kecil, untuk mengurangi permukaan pengunyahan supaya tekanan pada waktu penguyahan tidak memberatkan jaringan pendukung. Perlu diperhatikan pula overbite, overjet, curve von spee, curve monson, agar diperoleh suatu keadaan yang diharapkan pada pembuatan GTL. Pada saat pemasangan geligi tiruan dalam articulator di laboratorium, dimensi vertical oklusal ditetapkan dengan pengasahan selektif (selective grinding). Pengasahan selektif adalah memodifikasi permukaan oklusal gigi-gigi dengan mengasahnya pada tempat selektif/terpilih sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengasahan ini menghilangkan kontak oklusal yang menyimpang kontakkontak gigi yang menyimpangkan rahang bawah dari alur penutupan normal hingga relasi sentris. Cups palatal gigi-gigi atas dan cups bukal gigi-gigi bawah atau holding cups yang mempertahankan dimensi vertical. Oleh karena itu tidak boleh mengashanya terlalu banyak. Oklusi diperbaiki dengan spot grinding selektif sampai incisal guide pin berkontak dengan meja incisal dalam hubungan sentris (Itjiningsih, 1996). Langkah-langkah selective grinding pada articulator (Itjiningsih, 1996): 1. Langkah awal dari pengasahan selective adalah selalu untuk memperoleh kembali dimensi vertical oklusal. Elemen kondil dikunci dalam hubungan sentris hingga hanya suatu gerakan engsel yang mungkin dilakukan. Gigi-gigi dikatupkan di atas kertas karbon dengan membuka dan menutup articulator. Permukaan gigi yang menyimpang kontak oklusalnya terlihat berwarna. Setelah menandai kontak-kontak yang menyimpang pada oklusi sentrik, lepaskan elemen kondil dan gerakan gigi-gigi ke oklusi kerja, seimbang, dan protrusive untuk menandai kontak oklusi yang menyimpang dalam oklusi sentrik. Untuk memperoleh kembali dimensi vertical oklusal, satu dari kedua permukaan gigi yang berlawanan dari setiap kontak yang menyimpang dalam oklusi sentrik harus dikurangi. Permukaan gigi yang akan dikurangi dipilih sesuai dengan dua hukum dasar, yaitu: a. Jika cupsnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris dan eksentris, kurangi ketinggian cupsnya. b. Jika cupsnya terlalu tinggi dalam oklusi sentris tetapi tidak dalam oklusi eksentris, perdalam fossanya. Setelah menghilangkan kontak awal yang menyimpang, tandai setiap kontak menyimpang tambahan dengan kertas artikulasi. Elemen kondil harus selalu terkunci dalam relasi sentris
14

ketika kontak-kontak yang menyimpang dalam oklusi sentris ditandai, kemudian kunci dilepaskan untuk menandai kontak-kontak yang meyimpang dalam oklusi eksentrik. Lanjutkan pengasahan selektif sampai jarum penunjuk incisal menyentuh meja incisal, menunjukkan dimensi vertical oklusak telah diperoleh kembali. Pada saat ini warna penunjuk dapat terlihat di semua permukaan oklusal , menunjukkan bahwa gigi-gigi dalam oklusi sentris. Setelah dimensi vertical oklusal diperoleh kembali, terdapat 3 hukum tambahan yang harus diperhatikan, yaitu: a. Jangan mengurangi holding cusp/cusp palatal gigi-gigi atas b. Jangan mengurangi holding cusp/cusp fasial gigi-gigi bawah c. Jangan memperdalam fossa manapun 2. Pengasahan selektif kontak menyimpang pada oklusi eksentris, sebagai berikut: a. Pada sisi kerja: Kurangi lereng bagian dalam cusp facial/guiding cusp gigi atas Kurangi lereng bagian dalam cusp lingual/guiding cusp gigi bawah b. Pada sisi bawah yang mengimbangi, kurangi lereng bagian dalam cusp facial/holding cusp gigi bawah c. Dalam relasi protrusive, kurangi guiding cusp/cusp facial gigi-gigi atas dan guiding cusp/cusp lingual gigi-gigi bawah IV. Penyelesaian Gigi Tiruan Penyelesaian geigi tiruan terdiri dari menyempurnakan bentuk akhir geligi tiruan dengan membuang sisa-sisa resin akrilik pada batas geligi tiruan, sisa-sisa resin akrilik atau stone yang tertinggal sekitar gigi,tonjolan-tonjolan akrlik pada permukaan landasan geligi tiruan akibat dari processing. Pemolesan Gigi Tiruan Pemolesan geligi tiruan terdiri dari menghaluskan dan mengkilapkan geligi tiruan tanpa mengubah konturnya. Gunakan rag wheel (putih) dan pumice halus untuk memoles tepi permukaan lingual dan palatal geligi tiruan. Karena rag wheel dapat merusak kontur asli dan stain pada permukaan fasial,maka tidak boleh menyentuh permukaan fasial geligi tiruan

15

Hilangkan semua kekasaran dari permukaan fasial ynag distain dengan brush wheel putih dan bubuk pumice halus yang basah. Pada permukaan fasial digunakan tekanan seringan mungkin dan putara roda serendah mungkin Reparasi Gigi Tiruan Ialah suatu tindakan perbaikan / pembetulan dari geligi tiruan denagn tuuan memperbaiki kelainan, kerusakan, retensi, dan stabilisasi, setelah geligi tiruan dipakai pasien. Reparasi geligi tiruan dilakukan karena geligi tiruan mengalami: 1. Longgar a. Relining b. Rebasing 2. Kerusakan pada landasan geligi tiruan yang lazim teradi a. Retak b. Patah

Instruksi untuk pemeliharaan protesa : a. Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas b. Protesa dijaga kebersihannya c. Protesa dijaga agar tidak mudah lepas Diberikan instruksi kepada pasien untuk: beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa; Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya dapat beristirahat; Pasien membersihkan protesanya setiap kali sehabis makan; Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien dianjurkan untuk segera kembali ke klinik; dan Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus memakainya. Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol : a. Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada rasa sakit. Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi 3.6 Desain gigi tiruan lengkap
16

1. Buat lekuk pengontrol pada dasar model kerja. Dengan tujuan agar keadaan model rahang pada artikulator waktu penyusunan gigi geligi sesuai dengan keadaan model rahang sesudah geligi tiruan lengkap disalin dengan akrilik pada waktu kita akan melakukan grinding selektif. Tekniknya : Dasar model kerja dihaluskan dengan kertas amplas atau trimmer Buat 3 lekuk pengontrol yang diletakkan : Lekuk pertama diletakkan pada garis tengah dari dasar belakang model kerja rahang atas dan rahang bawah Lekuk kedua dan ketig diletakkan tepat dibawah frenulum bukalis kiri dan kanan dari dasar model kerja rahang atas dan bawah.

2. Pembuatan kawat penguat


17

Tujuannya ialah agar occlusal rims atau galengan gigit yang akan dicoba ke dalam mulut pasien pada waktu menentukan maxilo mandibular relationship tidak berubah ata patah landasannya. Pemakaian kawat penguat hanya apabila landasan geligi tiruan dibuat dari malam. Caranya : Sebelum kita membuat kawat penguat, kita harus menggambar batas-batas perluasan landasan geligi tiruan dahulu pada model rahang baik untuk model rahang atas dan bawah Untuk rahang atas : gambar letak kawat penguat kira-kira 1-2 mm didepan batas posterior atau garis A lalu kita buat kawat pada model rahang dan panjang kawat kira-kira 2-4mm dibawah lingir rahang Untuk rahang bawah : gambar letak kawat penguat kira-kira di tengah antara puncak lingir dan batas inferior sayap lingual. Panjang kawat tidak boleh melebihi bagian distal gigi molar pertama.

18

3. Penarikan garis tengah model kerja rahang atas dan bawah. Untuk mendapatkan garis tengah pada model rahang, kita harus mempunyai 3 buah patokan yang tetap, dimana dari ketiga titik yang dihubungkan tersebut baru diperoleh satu garis. Garis tengah model rahang atas adalah garis yang ditarik melalui titik-titik : Frenulum labial atas Titik pertemuan rugae palatinus kiri dan kanan Titik tengah antara kedua fovea palatinus

Garis tengah model rahang bawah adalah garis yang ditarik melalui titik-titik :
19

Frenulum labial bawah Titik tengah tengah rahang bawah Frenulum lingual

4. Penarikan garis puncak lingir Gambar puncak lingir model kerja penting sekali karena pada waktu menyusun gigi, pedoman kita ialah gigi geligi harus terletak diatas puncak lingir, bila tidak maka saat artikulasi geligi tiruan akan lepas yang disebabkan kaena daya kunyah tidak jatuh pada puncak lingir rahang. Puncak lingir model rahang atas melalui titik-titik : Titik kaninus atas Titik notch/ lekukan pterygo maxillaris Titik pertemuan puncak lingir anterior dengan garis tengah
20

Puncak lingir model rahang bawah melalui titik-titik : Titik kaninus bawah Titik retromolar pad Titik pertemuan puncak lingir anterior dengan garis tengah

Letakkan penggaris di atas antara kedua titik tersebut diatas dan tarik garis dengan pensil 2B, garis ini ditarik sampai ke bagian tepi model kerja.

21

22

Anda mungkin juga menyukai