Anda di halaman 1dari 15

Hal

: Keterangan Pemohon

Kepada Yth.: Majelis Komisioner Sidang Ajudikasi Komisi Informasi Provinsi Banten diTempat.

Dengan hormat, Perkenankanlah saya: SUHENDAR, Pengurus (Wakil Koordinator) Tangerang Public Transparency Watch (truth), Warga Negara Indonesia, lahir dan berdomisili di Kota Tangerang Selatan, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri selaku dan selanjutnya disebut-------------Pemohon. Mengajukan keterangan terkait upaya penyelesaian sengketa informasi melalui ajudikasi dengan nomor register sengketa: 04/I/Reg-KI Banten/2012 terhadap: PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN c.q. Walikota Tangerang Selatan c.q. Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan selaku atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), selanjutnya disebut-------------------------------------------------Termohon.

I.

KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PEMOHON

Bahwa Pemohon adalah warga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, dalam hal ini dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP);

Pasal 2 Undang-undang 12 Tahun 2006 Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Penjelasan Pasal 2 Undang-undang 12 Tahun 2006 Yang dimaksud dengan "orang-orang bangsa Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas kehendak sendiri. Bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia sebagaimana ditegaskan dalam 28F UUD 1945; Pasal 28F UUD 1945:

Hal 1 dari 15 hal

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Bahwa kemudian Undang-undang 14 Tahun 2008 tetang Keterbukaan Informasi Publik menjamin hak setiap warganegara untuk memperoleh informasi; Konsidern Undang-undang 14 Tahun 2008 huruf: b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik; c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan public terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik; d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi; Pasal 2 ayat (1) Undang-undang 14 Tahun 2008: Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik. Pasal 3 Undang-undang 14 Tahun 2008 Undang-undang ini bertujuan untuk: a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik; b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik; c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik; d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas. Bahwa selain itu, jauh sebelum Undang-undang 14 Tahun 2008 tetang Keterbukaan Informasi Publik disahkan dan efektif berlaku, hak Pemohon sudah diatur dan dijamin oleh Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme; Pasal 8 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999:

Hal 2 dari 15 hal

(1) Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung jawab masyarakat untuk ikut mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih. (2) Hubungan antar Penyelenggara Negara dan masyarakat dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas umum penyelenggaraan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 (Asas-asas Umum penyelenggaraan Negara) Pasal 3 Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999: Asas-asas Umum penyelenggaraan negara meliputi: angka: 4. Asas Keterbukaan; Penjelasan angka 4: Yang dimaksud dengan "Asas Keterbukaan" adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. 7. Asas Akuntabilitas Penjelasan angka 7 Yang dimaksud dengan "Asas Akuntabilitas" adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999:: Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diwujudkan dalam bentuk: a. hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi tentang penyelenggaraan negara; Bahwa selanjutnya kepentingan Pemohon atas sejumlah informasi/dokumen sebagaimana tersebut dalam permohon informasi, selain sebagaimana telah ditegaskan secara normatif oleh pelbagai peraturan perundang-undangan, kiranya perlu Pemohon tegaskan kembali kegunaan informasi dimaksud, yaitu: 1. Pemohon adalah pengurus (Wakil Koordinator) lembaga Tangerang Public Transparency Watch (TRUTH) yang berkosentrasi terhadap transparansi kebijakan publik dan pemberantasan korupsi serta pemberdayaan masyarakat. 2. Informasi tersebut merupakan bahan dasar yang akan digunkan oleh Pemohon untuk melakukan kajian ilmiah terkait dengan gagasan TRUTH untuk mendorong lahirnya Peraturan Daerah tentang Transparansi, Jaminan Kesehatan, Jaminan

Hal 3 dari 15 hal

Pendidikan dan Peraturan Daerah Lain yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat kelompok rentan (miskin, pengangguran, tunawisma dsb). Kajian ilimah tersebut juga akan dipergunakan sebagai bahan dalam rangka mendorong tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta mendorong tata perencanaan daerah yang lebih berpihak kepada warga Tangerang Selatan khususnya kelompok rentan. Sebagai langkah awal untuk melakukan kajian ilmiah maka dokumen tersebut sangat penting artinya bagi Pemohon untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi TRUTH. 3. Sebagai bagian dari gerakan transparansi kebijakan yang juga merupakan semangat dasar dalam UU Nomor 14 Tahun 2008, penting bagi TRUTH untuk membuat terang semua hal yang menjadi kebijkan publik. Sebagai upaya mendorong transparansi kebijkan, TRUTH berencana untuk melakukan sosiliasasi tentang berbagai dokumen berupa Peraturan daerah, Peraturan Walikota serta berbagai dokumen yang terkait dengan anggaran, semata agar masyarakat terdorong untuk berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan, dan kembali Pemohon tegaskan bahwa: 4. Permohonan informasi Pemohon bukan merupakan upaya kepanjangan tangan kelompok tertentu dan/atau pesanan pihak tertentu dengan maksud untuk merongrong kewibawaan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, menyerang kewibawaan pejabat dan/atau upaya untuk menjatuhkan pejabat tertentu. Bahwa berdasarkan hal tersebut, serta telah melalui proses sebagaimana tersebut dalam Undang-undang 14 Tahun 2008 termasuk terlebih dahulu telah menempuh upaya

keberatan kepada Termohon, maka Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan ajudikasi kepada Termohon atas permintaan informasi tidak ditanggapi dan tidak dipenuhi; II. FAKTA-FAKTA Bahwa sebelum memasuki sidang ajudikasi ini, telah diketahui bersama terkait upaya penyelesaian sengketa informasi ini telah diawali dengan mediasi sebanyak 2 (dua) kali, hal ini sesungguhnya telah menunjukan itikad baik Pemohon terhadap pilihan penyelesaian serta menghargai dan menghormati kewibawaan Termohon sebagai pejabat publik dengan segala tanggungjawab pekerjaan dan kesibukannya;
Hal 4 dari 15 hal

Pasal 40 ayat (1) Undang-undang 14 Tahun 2008: Penyelesaian sengketa melalui Mediasi merupakan pilihan para pihak dan bersifat sukarela. Bahwa mediasi pertama terjadi pada tanggal 18 Januari 2012 dengan dihadiri Pemohon dan : 1). H. Muhamad M.Si, 2). Aplahunajat, S.Sos dan 3). Jajang Sujana, SE selaku kuasa Termohon berdasarkan surat perintah tugas nomor: 090/055Hum/Setda/2012, telah menghasilkan beberapa kesepakatan sebagaimana tertuang dalam berita acara mediasi; Bahwa sampai dengan menjelang pelaksanaan mediasi kedua dan pada pelaksanaan mediasi kedua (bahkan sampai saat ajudikasi ini), Pemohon tidak juga mendapatkan beberapa dokumen yang telah dinyatakan sebagai dokumen publik oleh Komisi Informasi Banten (dalam hal ini Mediator dan Mediator Pembantu), dimana hal tersebut juga telah disepakati oleh Termohon pada mediasi pertama; Bahwa mediasi kedua terjadi pada tanggal 8 februari 2012 dengan dihadiri oleh Pemohon dan: 1). Ismunandar (Assda III), 2). Azhar Syamun (Kabag Humas & Protokoler), 3). Ade Iriana (Kabag Hukum), dan 4). Taufik Ismail (Kasubag Dokumentasi) selaku kuasa Termohon, dimana kemudian pada mediasi ini Pemohon menilai tidak ada itikad baik Termohon sebagai badan publik untuk memberikan informasi sebagaimana permohonan Pemohon dengan berbagai alasan yang dikemukakan, sehingga Pemohon menyatakan mengundurkan diri dari mediasi (perundingan) untuk memasuki kepada proses ajudikasi; Pasal 42 Undang-undang 14 Tahun 2008 Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Ajudikasi nonlitigasi oleh Komisi Informasi hanya dapat ditempuh apabila upaya Mediasi dinyatakan tidak berhasil secara tertulis oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa, atau salah satu atau para pihak yang bersengketa menarik diri dari perundingan. Bahwa selain itu, pada kesempatan ini Pemohon juga sampaikan betapa dibutuhkan perjuangan keras, konsistensi dan kesabaran dalam memperoleh hak informasi yang merupakan hak asasi konstitusional Pemohon di Kota Tangerang Selatan ini kendatipun memiliki slogan (motto daerah): Cerdas, Modern dan Religius. Sebagaimana yang Pemohon alami dan selanjutnya Pemohon uraikan dengan harapan semoga kelak hak-hak masyarakat di Kota Tangerang Selatan ini betul-betul dapat dipenuhi dan terpenuhi oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam bentuk

Hal 5 dari 15 hal

perbuatan nyata (bukan

janji

dan slogan reklame)

sebagai entitas

yang

bertanggungjawab berdasarkan hukum, dengan uraian sebagai berikut: 1. Bahwa jauh sebelum sengketa informasi ini teregistrasi pada 6 Desember 2011 lalu di Komisi Informasi Banten, Pemohon pada 7 Juni 2011 melalui surat TRUTH (Tangerang Public Transparency Watch) dengan nomor:

007/KS/TRUTH/VI/2011tentang/hal Permohonan berkas/dokumen publik telah mengirimkan surat permohonan yang dialamatkan kepada Ibu Hj. Airin Rachmi Diany selaku Walikota Tangerang Selatan namun selama 40 (empat puluh hari) tidak ada tanggapan positif atas hal tersebut dalam bentuk apapun; 2. Bahwa kemudian pada 18 Juli 2011 Pemohon meminta kejelasan permohonan dokumen publik tersebut dengan mendatangi Bagian Umum Setda Kota Tangerang Selatan, dimana kemudian mereka mengarahkan agar menghubungi Ade Hermawan di nomor telp : (021) 74718004; 3. Bahwa kemudian Ade Hermawan menanyakan kembali tentang hal organisasi dan untuk keperluan apa dokumen tersebut, berujung pada permintaan bukti tanda terima surat, yang kemudian ditelusuri kembali hingga kurang lebih 1 jam penelusuran namun kembali tidak dapat memberikan karena harus meminta arahan atasan untuk memenuhi data tersebut, untuk itu diminta agar datang kembali beberapa hari kemudian tanpa kejelasan; 4. Bahwa selanjutnya pada 25 Juli 2011 Pemohon kembali ke Bagian Umum Setda Kota Tangerang Selatan untuk memperjelas surat tersebut namun petugas/staff Bagian Umum mengatakan surat sudah naik namun belum di disposisi dan tidak ada perkembangan; 5. Bahwa akhirnya Pemohon mencari kejelasan dengan mempertanyakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada Bagian Hukum Setda Kota Tangerang Selatan namun ia tidak mengetahui dan mengarahkan agar menghadap ke Bagian Humas dan Protokoler Setda Kota Tangerang Selatan, yang kemudian kami berhadapan dengan seorang pegawai yang mengatakan bahwa PPID belum ada karena harus menunggu Peraturan Daerah dan mengarahkan kami untuk menghadap ke Bagian Pemerintahan Setda Kota Tangerang Selatan dan bertemu dengan Oman;

Hal 6 dari 15 hal

6. Bahwa kembali ia meminta tanda terima surat dan menelusuri kembali kurang lebih selam 1 jam 30 menit dengan kesimpulan tidak dapat memberikan data dimaksud karena berdasarkan disposisi surat tersebut agar dirapatkan terlebih dahulu dengan SKDP terkait, sehingga beliau meminta nomor telephone kami serta berjanji akan mengubungi beberapa hari kedepan setelah mendapat arahan dari pimpinan; 7. Bahwa hingga memasuki bulan Oktober 2011, yang bersangkutan tidak pernah menghubungi dan memberikan penjelasan terkait permohonan berkas/dokumen publik kepada Pemohon; Bahwa berdasarkan apa yang dialami sebagaimana diuraikan tersebut, Pemohon menggunakan hak hukumnya sebagaimana dijamin oleh Undang-undang 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka pada tanggal 24 Oktober 2011 mendatangi kembali Bagian Humas, yang kemudian diarahkan ke Bagian Pengelola Teknologi Informasi dan Bagian Umum Setda Kota Tangerang Selatan untuk meminta bertemu/menghadap PPID Setda Kota Tangerang Selatan serta meminta form/blangko isian permohonan informasi. Namun saat itu juga terdapat keterangan yang sama dari bagian-bagian tersebut, bahwa PPID Setda Kota Tangerang Selatan tidak ada dan form/blangko isian permohonan informasi juga tidak ada, dimana kemudian diarahkan untuk mengajukan permohonan secara tertulis melalui Bagian Umum Setda Kota Tangerang Selatan; Bahwa selanjutnya pada hari tersebut Pemohon mengajukan surat permohonan yang telah disiapkan tentang/hal permohonan infomasi yang ditujukan kepada: Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pemkot Tangsel melalui: Sekretaris Daerah Pemkot Tangsel Bpk. Dudung E. Direja Bahwa beberapa informasi yang dimohon oleh Pemohon adalah: 1. Peraturan Daerah (PERDA) tentang: 1) SOTK 2) Penyelenggaraan Perhubungan 3) Penyelenggaraan Ketenagakerjaan 4) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) 5) Ijin Gangguan (HO) 6) Administrasi Kependudukan 7) Urusan Pemerintahan 8) Perubahan APBD 2010

Hal 7 dari 15 hal

9) Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2010 10) Perubahan APBD 2011 2. Peraturan Walikota (PERWAL) tentang: 1) APBD 2010 2) Penjabaran APBD 2010 3) Penjabaran Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2010 4) Penjabaran Perubahan APBD 2010 5) APBD 2011 Penjabaran APBD 2011 6) Penjabaran Perubahan APBD 2011 7) Pemberian Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, dan Bantuan Keuangan 8) Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga 9) Kriteria Pemberian Tambahan Penghasilan 10) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2010 11) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2011 12) Pembebasan Biaya Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) SD, SLTP dan SLTA 3. Lain-lain (terkait dengan laporan realisasi, penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran yang bersumber dari APBD) Bahwa permohonan informasi Pemohon tersebut merupakan informasi yang memang wajib secara serta merta dipublikasi agar masyarakat mengetahuinya sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2004 dan khususnya Peraturan Komisi Informasi; Pasal 147 ayat (3) Undang-undang No. 32 Tahun 2004: Pemerintah daerah wajib menyebarluaskan Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah dan Peraturan Kepala Daerah yang telah diundangkan dalam Berita Daerah. Pasal 23 Undang-undang No. 32 Tahun 2004: Ayat (1): Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah yang dikelola dalam sistem pengelolaan keuangan daerah. Ayat (2): Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara efisien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (http://bahasa.kemdiknas.go.id): 1. Transparan adalah: 1). tembus cahaya; tembus pandang; bening. 2). Jernih; 3). Nyata; jelas. 4). Tidak terbatas pada orang tertentu saja; terbuka.

Hal 8 dari 15 hal

2. Akuntabel adalah: 1). Setiap aktivitas dan penggunaan dana yang dilakukan oleh

pemerintah untuk kegiatan pemerintahan dan pembangunan harus dapat dipertanggungjawabkan (eko Prasojo:2008:6), 2). Para pengambil keputusan dalam
sektor publik, swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggung jawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para pemilik (stakeholders),(Tangkilisan:2005:115)

3. Taat adalah: tidak berubah dari ketentuan yang sudah ditetapkan; konsisten; Pasal 11 Ayat (1) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010: Setiap Badan Publik wajib mengumumkan secara berkala Informasi Publik yang sekurangkurangnya terdiri atas: Huruf f : informasi tentang peraturan, keputusan, dan/atau kebijakan yang mengikat dan/atau berdampak bagi publik yang dikeluarkan oleh Badan Publik yang sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. daftar rancangan dan tahap pembentukan Peraturan Perundangundangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang sedang dalam proses pembuatan; 2. daftar Peraturan Perundang-undangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang telah disahkan atau ditetapkan; Bahwa kemudian kewajiban hukum sebagaimana diatur dalam perundang-undangan, serta khususnya permohonan informasi Pemohon tersebut tidak mendapat tanggapan apapun dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan c.q. PPID Setda Kota Tangerang Selatan c.q. Dudung E. Direja selaku Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan, maka pada tanggal 17 Nopember 2011 Pemohon mengajukan surat PERNYATAAN KEBERATAN ATAS PERMOHONAN INFORMASI kepada Atasan PPID Setda Kota Tangerang Selatan, yaitu : Ibu. Hj. Airin Rachmi Diany, SH., MH selaku Walikota Tangerang Selatan melalui: Bpk. Dudung E. Direja selaku Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan; Bahwa hal ini Pemohon lakukan karena tidak adanya PPID pada Setda Kota Tangerang Selatan serta sesuai dengan PERMENDAGRI No. 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan KEMENDAGRI dan Pemerintahan Daerah; PERMENDAGRI No. 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan KEMENDAGRI dan Pemerintahan Daerah

Hal 9 dari 15 hal

Pasal 7 Ayat (5): PPID di lingkungan Pemerintahan Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Pasal 8 Ayat (3): PPID di lingkungan Pemerintahan Kabupaten/Kota bertanggungjawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah Bahwa sikap abai, tidak respon/tidak tanggap dalam bentuk apapun serta lebih jauh tidak menjalankan perintah undang-undang terkait permohonan informasi Pemohon bukan hanya dilakukan oleh PPID, melainkan juga dilakukan oleh Atasan PPID Setda Kota Tangerang Selatan, yaitu Hj. Airin Rachmi Diany, SH., MH. selaku Walikota Tangerang Selatan c.q. Dudung E. Direja selaku Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Tangerang Selatan atas PERNYATAAN KEBERATAN ATAS PERMOHONAN INFORMASI Pemohon. Dimana sesungguhnya terdapat 30 (tiga puluh) hari kerja berdasarkan Undang-undang 14 Tahun 2008 (vide: Pasal 36) untuk menanggapi dan memenuhi permohonan informasi Pemohon jika saja mereka konsisten terhadap perintah undang-undang sebagai konsekuensi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menegaskan sebagai Negara hukum (rechtsstaat), bukan Negara kekuasaan (machtsstaat).

III. KEDUDUKAN HUKUM TERMOHON Bahwa Kota Tangerang Selatan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten yang diundangkan pada tanggal 26 November 2008; Bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan adalah merupakan entitas yang termasuk badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang 14 Tahun 2008 tetang Keterbukaan Informasi Publik dan Peraturan Komisi Informasi; Pasal 1 angka 3 Undang-undang 14 Tahun 2008: Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Pasal 3 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010: (1) : Ruang lingkup Badan Publik sesuai dengan peraturan ini mencakup:

Hal 10 dari 15 hal

a. lembaga eksekutif; (2) : Badan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain tercantum pada Lampiran I tentang Badan Publik sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Lampiran I huruf A angka 6: c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota d. DPRD Kabupaten/Kota Bahwa selain itu, jauh sebelum Undang-undang 14 Tahun 2008 tetang Keterbukaan Informasi Publik disahkan dan efektif berlaku, Pemerintah Kota Tangerang Selatan terikat secara hukum dengan perundang-undangan nasional terkait penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam menjalankan pemerintahannya; Pasal 20 Ayat (1) Undang-undang 32 Tahun 2004: Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: a. asas kepastian hukum; b. asas tertib penyelenggara negara; c. asas kepentingan umum; d. asas keterbukaan; e. asas proporsionalitas; f. asas profesionalitas; g. asas akuntabilitas; h. asas efisiensi; dan i. asas efektivitas. Penjelasan Pasal 20 Ayat (1): Asas Umum Penyelenggaraan Negara dalam ketentuan ini sesuai dengan UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, ditambah asas efisiensi dan asas efektivitas. Pasal 3 UU No. 28 Tahun 1999: Asas-asas Umum penyelenggaraan negara meliputi: angka: 4. Asas Keterbukaan; Penjelasan angka 4: Yang dimaksud dengan "Asas Keterbukaan" adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara. 7. Asas Akuntabilitas Penjelasan angka 7 Yang dimaksud dengan "Asas Akuntabilitas" adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara

Hal 11 dari 15 hal

harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 4 ayat (1) PP Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Penjelasan frasa: transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Ayat: 1) : Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. (7) : Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah. Bahwa atas keadaan tersebut, maka sesungguhnya sudah menjadi kewajiban hukum Pemerintah Kota Tangerang Selatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku serta khususnya setelah Undang-undang 14 Tahun 2008 dinyatakan efektif untuk memberi informasi kepada masyarakat, baik informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala, informasi yang wajib diumumkan secara serta-merta, maupun informasi yang wajib tersedia setiap saat, termasuk memenuhi permohonan informasi yang diminta sepanjang tidak termasuk informasi yang dikecualikan berdasarkan hukum; Pasal 9 Undang-undang 14 Tahun 2008: (1) : Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala (2) : Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait; c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (3) : Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali. (4) : Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat
Hal 12 dari 15 hal

dan dalam bahasa yang mudah dipahami. Pasal 11 ayat (1) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010: Setiap Badan Publik wajib mengumumkan secara berkala Informasi Publik yang sekurang-kurangnya terdiri atas: huruf: d. : ringkasan laporan keuangan yang sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. rencana dan laporan realisasi anggaran 2. neraca 3. laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku 4. daftar aset dan investasi; f : informasi tentang peraturan, keputusan, dan/atau kebijakan yang mengikat dan/atau berdampak bagi publik yang dikeluarkan oleh Badan Publik yang sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. daftar rancangan dan tahap pembentukan Peraturan Perundangundangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang sedang dalam proses pembuatan 2. daftar Peraturan Perundang-undangan, Keputusan, dan/atau Kebijakan yang telah disahkan atau ditetapkan; Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, Pemerintah Kota Tangerang Selatan c.q. Walikota Tangerang Selatan c.q. Sekretaris Daerah telah nyata dan jelas melalaikan kewajibannya, bertentangan dengan semangat otonomi daerah, baik secara institusional maupun personal sebagaimana ditegaskan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Pasal 22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004: Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban: huruf a : melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c : mengembangkan kehidupan demokrasi; o : kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pasal 25 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004: Kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang: huruf e : mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah; g : melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan. Pasal 110 ayat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004: (1) Kepala daerah dan wakil kepala daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh pejabat yang melantik.

Hal 13 dari 15 hal

(2) Sumpah/janji kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut: Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji akan memenuhi kewajiban saya sebagai kepala daerah/wakil kepala daerah dengan sebaik-baiknya dan seadiladilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa dan bangsa. Pasal 122 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004: Ayat: (3) : Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kabupaten/kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) : Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina pengawai negeri sipil di daerahnya. Bahwa lebih jauh, akibat tidak menjalankan kewajibannya terkait diundangkannya Undang-undang 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik beserta aturan pelaksanaannya adalah menyebabkan hak informasi masyarakat tidak dapat dipenuhi, serta cermin Pemerintahan yang tidak cerdas, tidak modern, dan anti transparansi; Pasal 21 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik : PPID harus sudah ditunjuk paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik diundangkan pada tanggal 23 Agustus 2010, itu berarti imperatif yuridis PPID pada Pemerintahan Kota Tangerang Selatan secara umum serta Setda Kota Tangerang Selatan secara khusus harus sudah terbentuk pada Agustus 2011;

IV. TUNTUTAN Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka dengan ini Pemohon mohon kepada Majelis Komisioner Sidang Ajudikasi Komisi Informasi Banten, yang menerima,
memeriksa dan memutus sengketa informasi ini, atas tidak ditanggapi dan tidak dipenuhi

permintaan informasi Pemohon, untuk memutus sebagai berikut:

Hal 14 dari 15 hal

PRIMAIR: 1. Menyatakan informasi yang dimohon adalah informasi yang bersifat terbuka sehingga wajib dibuka dan diberikan kepada Pemohon; 2. Menyatakan Termohon telah salah karena tidak menanggapi permohonan informasi sebagaimana yang dimohon, sehingga Termohon wajib menanggapi permohonan informasi sesuai permohonan; 3. Menyatakan Termohon telah salah karena tidak memenuhi permohonan informasi, sehingga Termohon wajib memenuhi permohonan informasi oleh Pemohon sebagaimana yang dimohonkan; 4.
Memerintahkan Termohon untuk menyerahkan informasi yang dimohon Pemohon segera sejak putusan dibacakan serta memerintahkan termohon untuk membuat pernyataan permohonan maaf melalui 3 (tiga) surat kabar lokal dan 1 (atau) surat kabar Nasional atas setiap hari kelalaian menjalankan putusan;

SUBSIDAIR: Apabila Majelis Komisioner berpendapat lain, mohon memberikan putusan seadil-adilnya
menurut rasa keadilan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

Demikian hal ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Serang, 29 Februari 2012 Pemohon ttd SUHENDAR, SH

Hal 15 dari 15 hal

Anda mungkin juga menyukai