Anda di halaman 1dari 33

BIOSINTESIS SENYAWA FLAVANOID

KLASIFIKASI SENYAWA FLAVANOID Tidak ada benda yang begitu menyolok seperti flavanoid yang memberikan kontribusi keindahan dan kesemarakan pada bunga dan buah-buahan di alam. Flavin memberikan warna kuning atau jingga, antosianin memberikan warna merah, ungu atau biru, yaitu semua warna yang terdapat pada pelangi kecuali warna hijau. Secara biologis, flavanoin memainkan peranan penting dalam kaitan menyerbukan pada tanaman oleh serangga. Sejumlah flavanoid mempunyai rasa pahit hingga dapat bersifat menolak sejenis ulat tertentu. Senyawa flavanoid adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri

atas dua inti fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan karbon. Cincin A memiliki karakteristik bentuk hidroksilasi phloroglusinol atau resorsinol, dan cincin B biasanya 4-, 3,4- atau 3,4,5-terhidroksilasi. Dalam gambar dibawah ini menunjukkan struktur dasar flavanoid.

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 1

Cincin A : karakteristik phloroglusinol atau bentuk resorsinol terdistribusi.


O O

HO

A
C3 C6 (B) OH

HO Atau

A
C3 C6 (B)

Namun sering terhidroksilasi lebih lanjut :


OCH3 HO HO O

A
C3 C6 (B) OH

Atau

HO HO

A
C3 C6 (B) OCH3

Dst

Cinci B : karakteristik 4-, 3,4-, 3,4,5-terhidroksilasi


R C6 (A) C3

R=R=H,R=OH
R

B
R

R=H,R=R=OH R=R=R=OH (juga, R=R=R=H)

Dapat juga mengikat gugus 2-hidroksil

C6 (A) C3

B
OH

OH

Gambar : Struktur dasar flavanoid ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 2

Fragmen tiga karbon pusat, yang terikat pada cincin B, umumnya memiliki empat bentuk.

B
C O C C C

A
C

A
flavon katekin

Khalkon Dihidrokhalkon

Flavon -3, 4-diol Flavanon Flavon Antosianidin Flavon -3-ol Flavon -3-on-3-ol
O O C C C

C C

A
C

Gambar : Tipe umum dan beberapa contoh senyawa flavanoid

Tingkat oksidasi tiga karbon bagian molekul flavanoid dapat dinyatakan oleh hubungan formal seperti ditunjukkan dalam ringkasan berikut. Perlu diperhatikan bahwa cincin A selalu memiliki gugus hidroksil yang letaknya sedemikian hingga memberikan kemungkinan untuk terbentuknya cincin heterosikliks dalam senyawa trisiklis. Dalam

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 3

bisiklis khalkon dan hidrokhalkon gugus hidroksil tetap terikat pada cincin A. A COCH2CH2 B A COCH2CHOH B A COCH2CO B A CH2CCOCO B A COCOCH2 B A COCHCHOH B OH A COCOCH B OH DIHIDROKHALKON Meskipun dihidrokhalkon jarang terdapat di alam, namun satu senyawa yang penting yaitu phlorizin merupakan konstituen umum famili Rosaceae juga terdapat dalam jenis buah-buahan seperti apel dan pear. Phlorizin telah lama dikenal dalam bidang farmasi, ia memiliki kesanggupan menghasilkan kondisi seperti diabetes. Phlorizin merupakan -D-glukosida phloretin. Phloretin mudah terurai oleh alkali kuat menjadi phloroglusinol dan asam p-hidroksihirosinamat (asam phloretrat). Jika glukosida phlorizin, dipecah dengan alkali dengan cara yang sama, maka ternyata sisa glukosa tidak dapat terlepas dan dihasilkan phloroglusinol -O-glukosida. Akhirnya, kedudukan sisa glukosa yang dibentuk oleh reaksi ditunjukkan dalam persamaan 1 ; interaksi gugus asetoksil dengan satuan CHCH2CH2Ar menunjukkan bahwa satuan glukosa harus terikat pada kedudukan 2 dalam phlorizin. Glikolisasi gugus hidroksil orto terhadap gugus karbonil di dalam adalah tidak umum, hal ini terutama karena ikatan yang efektif antara OH dan O=C. ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 4 flavanol hidrokhalkon flavanon, khalkon flavanon antosianin auron 3 hidroksi flavanon

Adanya gugus-gugus hidroksil pada kedudukan -2,6 relatif terhadap gugus karbonil mengakibatkan satu daripadanya reaktif dan dapat terjadi glikosilasi.
H 2O H+

Florisin

Floretin
NaOH

D-glukosa

HO

OH

+ HO

CH 2 CH2 COOH

OH

Asam floretat

HO
NaOH

O C6H11 5 O Asam floretat OH (1)

Me 2 SO4 K 2 CO3 / aseton

Tri-O-metil florisin
1) H 2 O/H 2) Ac 2 O/N 2 Oac

O CH 3 O CH 3O Florisin adalah : OH COCH 2CH2 O

CH 3 CH 2 OCH3

OH

C 6 H11 5 D-glukosa O

(L-ramnosida floretin adalah glisifilin)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 5

Senyawa

ini

dipisahkan

secara

kromatografi

kertas

memakai

pengembang yang biasa. Mereka dideteksi dengan menyemprot kertas dengan -nitroanilina yang terdiazotasi dan dengan AlCl 3 dalam alcohol. Floridzin menghasilkan warna merah jingga dengan pereaksi pertama dan fluoresensi kehijauan yang kuat dengan pereaksi kedua. KHALKON Polihidroksi khalkon terdapat dalam sejumlah tanaman, namun terdistribusinya di alam tidak lazim. Alasan pokok bahwa khalkon cepat mengalami isomerisasi menjadi flavanon dalam satuan keseimbangan, persamaan 2.
3 3 4 5 6 C O 2 6 2 4 5

merein koreopsin stillopsin lanseolin

: 2, 3,4 , 3,4 penta OH (4 glukosida) : 2, 4, 3,4 tetra OH (4 glukosida) : 2,4 , 5 , 3,4 penta OH (? glukosida) : 2, 4 , 3,4 tetra OH-3-OMe (? glukosida)

semua senyawa tersebut terdapat khalkon yang terdapat dalam spesies coreopis Gambar : Beberapa khalkon yang terdapat di alam Bila khalkon 2 , 6 dihidroksilasi , isomer flavanon mengikat 5 gugus hidroksil, dan stabilisasi mempengaruhi ikatan hydrogen 4-karbonil-5hidroksil maka menyebabkan keseimbangan khalkon-flavanon condong ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 6

kearah flavanon. Hingga khalkon, yang terdapat di alam memiliki gugus 2,4-hidroksil atau gugus 2-hidroksi-6-glikosilokasi. Dalam gambar beberapa khalkon yang terdapat di alam menunjukkan beberapa khalkon yang terdapat pada tanaman, terutama sebagai pigmen daun bunga berwarna kuning, dalam kebanyakan terdapat dalam tanaman Heliantheaetribe, Coreopsidinae , subtribe dan famili

Compositae.

OH OH HO OH HO O

OH OH

O Butein

O Butin (Keduanya dapat diisolasi, stabil)

OH OH HO OH HO O

OH (2)

O 2, 4, 6, 4 - tetra hidroksi khalkon Tidak stabil

O H O Naringenin (Distabilkan oleh ikatan OH-O-C)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 7

KARTAMIN Carfhanus tinctorius L. (fam. Compositae), mengandung pigmen bunga kuning yang berubah menjadi merah bila umur bunga bertambah. Ekstrak bunga juga berwarna merah, dengan pembentukkan bunga merah. Pigmen merah pertama kali disebut kartamin, merupakan glikosida dan bila dihidrolisis dengan asam fosfat berair memberikan dua senyawa isomer yaitu kartamidin dan isokartamidin. Sekarang pigmen merah dinyatakan sebagai Kartamon. Kartamidin dan isokartamidin merupakan isomer flavanon seperti ditunjukkan dalam persamaan (3a) dibawah ini oleh sintesis senyawa termetilasi sepenuhnya dan demitilasi menjadi tetrahidroksi flavanon.

OCH3 OCH3 CH 3O CH 3O OH + COCH3 OCH3 CHO


NaOH

CH 3O CH 3O

OH

H2 O/H+

OCH3

OCH3 O CH 3O CH 3O CH 3O O
AlCl 3 C 3 H6

OH O HO HO OH O Isokartamidin (3)

(Kartamidin = 5, 7, 8, 4 - tetrahidroksiflavanon)

OH HO HO

(A)

Pembentukan cincin (A)

Isokartamidin Kartamidin

- COCH = CH OH
(B)

OH
(B)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 8

Pembentukan dua flavanon dari precursor tunggal segera terbentuk dengan terjadinya transformasi seperti ditunjukkan dalam persamaan (3b) ; zat antara khalkon dapat melakukan siklisasi baik dengan adisi gugus hidroksil -2 atau -6 terhadap ikatan rangkap. Kartamon berwarna merah, dan polihidroksi khalkon merupakan senyawa yang berwarna kuning hingga jingga kuning ; sebagai contoh koreopsin. Prekursor berwarna kuning ini sekarang dipandang sebagai khalkon glukosida yang mengalami oksidasi menjadi quinonoid glikosida yang berwarna merah (kartamon). Pembentukkan flavanon pada hidrolisis kartamon harus melibatkan reduksi terhadap quinon, kemungkinan pada hidrolisis melepaskan glukosa (4).

OH HO HO OR O OH HO O OR O O

OH

(O)

( R = glukosit)

H2 O/H+

Pigmen bunga kuning OH HO O OH O


(H)

Kartamon (merah) OH HO HO OH OH

(4)

Kartamidin + isokartamidin (flavanon)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 9

Usulan semula menyatakan bahwa senyawa yan dikenal dengan kartamin (pigmen merah) adalah quinonoid enol khalkon (5).
OH O Glukose O OH OH Kartamin (struktur awal) Kartamidin Isokartamidin OH
H+ H2 O

OH HO HO OH O OH (5)

Berdasarkan percobaa yang terakhir menunjukkan bahwa kartamon (pigmen merah) diubah menjadi khalkon kuning oleh reduksi dengan belerang dioksida, dan senyawa yang diperoleh ini dapat direoksidasi menjadi kartamon. Hingga pembentukkan flavanon dengan cara hidrolisis precursor merah, yaitu struktur enol khalkon tidak dapat diterima. FLAVAN Flavan tidak lazim sebagai konstituen tanaman. Sejauh ini hanya ada satu contoh dalam kelompok ini yang merupakan senyawa yang terdapayb di alam.Senyawa fenolat kompleks yang merupakan konstituen resin dari tanaman genus Xanthorrhoea mengandung berbagai senyawa flavanoid yan ternyata pemisahan dan pemurniannya sukar dilakukan. Metilasi (dengan metal sulfat dan kalium karbonat dalam aseton)

terdapat resin kotor dari X, preissii menghasilkan sejumlah senyawa flavanoid. Salah satu dari padanya adalah 4 , 5 , 7-trimetoksi flavan (penomoran system sesuai dengan gambit tipe umum senyawa flavanoid). Reduksi flavan dengan natrium dan etanol dalam cairan ammonia dan metilasi fenol yang diperoleh menghasilkan senyawa yang dikenal 1-p-metoksifenil-3- (2,4,6-trimetoksifenil)-propana (6) ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 10

CH 3O

O
N2
3

CH 3O

OH

O-metilat (6)

OH

CH 3O

(Resin Xanthorroea)

FLAVANON Flavanon (biasanya sebagai glikosida) terdistribusi luas dialam. Flavanon terdapat dalam kayu, daun dan bunga. Flavanon glikosida merupakan konstituen utama dari tanaman genus Prunus (fam.

Rosaceae) dan buah jeruk. Dua glikosida yang paling lazim adalah neringenin dan hesperetin, terdapat dala buah anggur dan jeruk. Beberapa flavanon yang terdapat dialam diberikan dalam gambar dibawah berikut. Penentuan struktur flavanon cepat dilakukan berdasarkan metoda klasik. Polihidroksiflavanon mudah dikenal dengan terbentuknya warna merah, lembayung, bila flavanon direduksi dengan magnesium dalam asam klorida dalam larutan etanol. Persoalan dasar dalam menentukan struktur flavanon adalah (a) posisi ikatan sisa gula, jika senyawa merupakan glikosida ; dan (b) posisi gugus inti hidroksil dan metoksi cincin -A dan B ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 11

Flavanon dan khalkon dipecah oleh hidrolisis alkalis menjadi turunan asam benzoate yang terdiri dari cincin B dan tergantung pada kondisi fenol yang terdapat pada cincin A (missal phloroglusinol) atau menjadi asetofenon yang sesuai. Pada persamaan 7 digambarkan beberapa pemecahan seperti yang diuraikan diatas.

OH HO O
50% KOH

OH HO OH + COCH 3 COOH (7) OH

O Liquiritigenin

O HO

OCH3
30% NaOH

HO CH 3O CH = CHCOOH +

HO

OH

OH

O Asam ferurat

OH

Homoeridiktiol

OH RO O RO O

OCH3 OH

OH

OH

R = H, naringenin R = A*, naringi

R = H, hesperitin R = A*, hesperidin R = B*, neohesperidin

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 12

OH RO O CH 3O OH OR O

R = H, pinocembrin R = CH3, pinostrobin Sisa gula :


H O HO A= H CH3 H OH H OH H O H HO CH2 H OH H

R = H, sakuranetin R = I-glucosyl, sakuranin

O O H OH H

Rutinosa = 6-0(- -L-rhamnopiranosil)-D-glukopiranosa


HOCH2 H HO H OH H B= H O HO H CH3 H OH H OH H H O

O O H

Neohesperidosa = 2-0(- -L-rhamnopiranosil)-D-glukopiranosa

Gambar : Flavanon alam ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 13

Cara lain yang berguna untuk menentukan struktur flavanon adalah melibatkan dehidrogenasi ikatan -2,3 yang memberikan flavon. Karena flavanon sering sukar disintesis sedangkan tidak ada masalah untuk flavon, maka prosedur ini sangat berharga (persamaan 8)

OH O CH 3O OH OCH3 O I2 NaOAc CH 3O OH

OH OCH3 (8) O

Metoda

klasik

(yaitu

degradasi,

interkonversi,

sintesis)

untuk

menentukan struktur flavanoid sekarang telah digantikan dengan prosedur diagnosa fisika, dalam hal ini resonansi magnetic inti. Proton pada posisi -2 dan -3 menunjukkan pergeseran kimia yang karakteristik dan bentuk penggabungan yang dapat membedakan struktur flavanon dengan flavon khalkon dan sebagainya. Bentuk aromatik tersubtitusi biasanya B. FLAVON Apigenin dan luteolin terdistribusi secara luas dai alan dan merupakan contoh dasar bentuk subtitusi yang diturunkan dari kombinasi yang diturunkan dari bagian C6-C3 dengan satuan asetat : (B) C6 - C3 + 3C2 (B) C6 - C3 - C6 (A) dapat dikenal dengan pergeseran kimia dan bentuk penggabungan (penggabungan 0-, m atau p) proton-proton cincin A dan

Hampir setiap bentuk yang mungkin dikenal di alam, dari flavon sendiri hingga nobiletin 5,6,,7.8,3, 4-heksametoksiflavon. Gambar dibawah ini ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 14

memuat beberapa flavon alami. Kebanyakan hidroksiflavon terdapat sebagai glukosida.

O HO

O Flavon

OH

O Khrisin

OH O HO HO O

OH OH

OH

O Apigenin

OH

O Luteolin

O HO HO OH O HO

OCH3 O

OH

O Wogonin

Baikalein

OCH3 OCH3 O CH 3O CH3O OCH3 O OCH3 OCH3 O CH3O CH 3O OCH3 O

OCH3

Nobiletin

Tangeretin

Gambar : Flavon Alam

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 15

Flavon mudah dipecah oleh alkali, menghasilkan diasilmetan atau tergantung pada kondisi reaksi asam benzoate yang diturunkan dari cincin - B dan 0-hidroksiasetonfenon pada cincin A. Reaksi diberikan pada persamaan 9. Diasilmetan yang diturunkan dari flavon seperti dalam persamaan 9, mudah dikenal sebagai hasil degradasi. Warna hijau terangnya menunjukkan bahwa senyawa dalam bentuk enol. Diasilmetan mudah disntesis dari asetofenon yang sesuai dan ester asam benzoate tersubtitusi (persamaan 10a) atau dari 0-asiloksiasetofenon, seperti digambarkan dalam persamaan 10b. Karena 0- hidroksidiasilmetan mudah diubah menjadi flavon dengan pembentukan cincin oleh pengaruh katalisator asam, prosedur ini berguna sebagai metoda sintesis flavon.

OCH3 O CH 3O CH 3O OCH3 O OCH3 10% KOH CH 3O CH 3O OCH3 OH COCH 2CO OCH3 OCH3 (9) CH 3O CH 3O OH COCH 3 OCH3 COOH OCH3 OCH3 Lebih Lanjut

Flavon stabil terhadap asam kuat dan esternya mudah didealkilasi denga penambahan HI atau Hbr, atau dengan aluminium klorida dalam pelarut inert. Namun demikian, selama dimetilasi tata ulang sering teramati ; oleh pengaruh asam kuat dapat menyebabkan pembukaan cincin pada cara yang lain. Sebagai contoh demetilasi 5,8-dimetoksiflavon dengan HBr dalam asam asetat menghasilkan 5,6-dihidroksiflavon (persamaan 11a). Dalam keadaa khusus, pembukaan lanjut dapat terjadi (persamaan 11b) ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 16

OCH3 CH 3O A. CH 3O OH COCH 3 OCH3 COOEt + OCH3


N3 Oet

CH 3O CH 3O

OH OCH3 COCH2 CO H+ OCH3 OCH3

HO CH 3O CH 3O OCH3 O O

OCH3 OCH3
OH

OH CH 3O CH 3O
C OCH3 O C CH2

OCH3 OCH3

OCH3 CH 3O CH 3O OCH3 O OCH3 OCH3 COCl OCH3


Piridin

OCH3 (10)

CH 3O B. CH 3O

OH COCH 3 OCH3

CH 3O CH 3O

OCO
COCH3

OCH3
KOH

Piridin

OCH3

O CH 3O CH 3O O C
COCH 3

OCH3 OCH3 CH 3O CH 3O
O

OC C CH2

OCH3 OCH3

OCH3

OCH3 O

CH 3O CH 3O

OOCH3
COCH 2CO

H+

CH 3O CH 3O

OH
COCH 2CO

OCH3 OCH3

OCH3

OCH3

OCH3

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 17

OCH3 A. OCH3

OH
HBr

OH
COCH2CO

OH

OH HO OH
COCH 2CO

O HO OH O

OCH3 O B. O OCH3 O OH HO O (11) HO O OH OH


HI

HI

O OH HO OH

Demetilasi gugus 5-metoksi dalam polimetoksiflavon segera terjadi pada kondisi yang cocok, sehingga 5-hidroksi-polimetoksiflavon mudah dibuat. Meskipun flavon mudah dibuat berdasarkan oksidasi flavanon (dengan natrium asetat-iodida) rute kebalikan-reduksi flavon menjadi flavanon tetapi cara tersebut tidak bermanfaat.

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 18

FLAVANOL (3 HIDROKSIFLAVON) Flavanol lazim sebagai konstituen tanaman yang tinggi, dan terdapat dalam berbagai bentuk terhidroksilasi. Flavanol alami yang paling sederhana adalah galangin, 3,5,7-tri-hidroksiflavon ; sedangkan yang paling rumit, hibissetin adalah 3,5,7,8,3,4,5-heptahidroksiflavon.
OH O HO OH OH O Galangin OH O Kaempfenol OH OH O HO OH OH O Quersetin O OH O CH 3O CH3 O OCH3 O OCH3 O CH 2 CH3 O OH O Termatin OH OH OCH3 HO OH OH O Limositrin OH O Hibisefin O OCH3 OH HO OH O OH OH OCH3 OCH3 O OCH3 OH O Mirisetin OH O HO OH OH OH HO OH O

Melisimpleksin

Gambar : Flavanol alam ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 19

Bentuk khusus hidroksilasi (C6 (A) C3-C6 (B), dalam mana C6 (A) adalah turunan phloroglusinol, dan cincin B adalah 4- atau 3,4 dihidroksi, diperoleh dalam dua flavanol yang paling lazim, yaitu kaempferol dan quersetin. Hidroksilflavanol, seperti halnya hidroksi flavon, biasanya terdapat dalam tanaman sebagai 3 glikosida. Meskipun flavon, flavonol, flavanon pada umumnya terdistribusi melalui famili tanaman tinggi tetapi tidak terdapat hubungan khemotaksom yang jelas. Genus Melicope mengandung melisimpleksin dan ternatin, dan genus Citrus mengandung nobiletin, tangeretin dan 3,4,5,6,7 pentametoksiflavon (persamaan 9) KATEKHIN, STEREOKIMIA SENYAWA FLAVANOID Flavon dan khalkon tidak memiliki atom karbon asimetri sehingga tidak ada masalah stereokimia. Flavanon mengandung satu pusat asimetri dan dapat berada dalam bentuk (+) dan (-). Kebanyakan flavanon alam adalah putar kiri dan memiliki konfigurasi S. Stereokimia flavanon dan 3 hidroksiflavanon (dihidroflavanol) telah ditentukan dengan metoda dalam mana stereokimia katekhin terlibat. (+)-katekhin dan (-)-epikatekhin diastereomer berbeda dalam kedudukan gugus 2 aril dan 3 hidroksil. Struktur katekhin telah ditentukan dengan metoda konvensional : (a) peleburan alkali menghasilkan phloroglusinol dan asam 3,4

dihidrobenzoat (asam protokatekuat); dan (b) reduksi katekhin tetrametil eter, diikuti dengan metilasi fenol yang dihasilkan, diperoleh 1 (2,4,6 trimetoksifenil) -3 (3,4 dimetoksifenil) propane. Meskipun pengamatan tersebut dapat dibantu oleh tiga struktur seperti terlihat dalam persamaan 12a, namun struktur flavan epikatekhin dibuktikan berdasarkan

pembuatannya (sebagai bentuk (+) secara reduksi katalitik sianidin klorida.

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 20

OH O HO OH OH (+) - katekhin OH OH O HO OH OH (-) - robinetinidol (-) - epiafzetekin OH HO OH O OH (-) - epikatekhin OH HO OH O

OH OH

OH

Gambar : Flavan -3-ol alam

OH O HO (A) OH OH OH O HO CH OH Semua dapat


1) 2 ) Na / M E tO et i l at H

OH OH OH HO OH + OH

H KO usi F

OH

COOH

OCH3 CH3 O OCH3 OCH3

OH OH OH O HO CH2 OH OH

OCH3 (12)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 21

OH O HO + (B) OH Sianidin (kation) OH OH (+) - epikatekhin OH OH O HO

OH OH

Reduksi (+) katekhin tetrametil eter dan (-) epikatekhin tetrametil eter dengan natrium dan etanol dalam ammonia cair, diikuti dengan metilasi terhadap fenol yang dihasilkan, memberikan anantiomer 1 (3,4 dimetoksifenil) -3(2,4,6 trimetoksifenil)-2 propanol

(persamaan 13).
OCH3 OCH3 OH O HO (A) OH OH OH CH2 1) methylate 2) Na/NH 3/EtOH 3) methylate HO - C - H CH2 CH 3O OCH3 OCH3

OCH3 OCH3 OH O HO (B) OH CH 3O OH OH CH2 Melalui H - C - OH CH2 OCH3 OCH3 (13)

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 22

Ini menujukkan bahwa dua katekhin tersebut mempunyai konfigurasi berlawanan pada C 3 dan mempunyai konfigurasi sama pada C 2. Kenyataan lebih lanjut untuk konfigurasi katekhin dan epikatekhin diperoleh dalam reaksi turunan 3 tosil tetrametil eter dengan hidrazin untuk mengeliminasi H -OTos dan menghasilkan 2-ariflav-2-ena, suatu hasil yang sesuai dengan kedudukan trans diaksial hydrogen pada C 2 dan gugus tosilokasi pada C 3 (persamaan 14)
OCH3 O CH 3O OCH3 Ar = Veratril Ar CH 3O NH 2NH 2 O CH 3O OCH3
HOAc

Ar

H O

Ar Otos H

CH 3O

OH CHO OCH3 + O CH 3O OCH3 + ArCOCH3

OH

Khalkon
Hcl

H 2 /Pt

CH 3O

OH CH 2CH 2COAr OCH3

Ar Cl H2 Pt

O CH 3O OCH3

Ar

Garam flavilium O CH 3O OCH3 COAr CH 3O OCH3 O OH Ar (14)

Pada sisi lain, 3 tosilat katekhin tetrametil eter tidak mengalami reaksi eliminasi -2,3. Eliminasi TosOH disertai dengan perpindahan gugus 2 aril ke posisi -3, dengan pembentukan 3 ariflav -2-ena. Reaksi ditunjukkan dalam persamaan 15 ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 23

O CH 3O OCH3 Ar = Veratril

Ar
Quinolin

O CH 3O Ar OCH3
1) Na/EtOH 2) Me 2 SO 4 /NaOH

OTos

CH 3O

OCH3 CH 2CHAr OCH3 CH 3

OCH3 CH 3O OCH3 CH 2COCl OCH3 + OCH3


AlCl3 H 2 /Pt

(15)

CH 3O

OCH3 OCH3 CH 2COAr

1) CH 3 MgI 2) H 2 O

CH 3O

OCH3 CH=C-Ar OCH3 CH 3

Transformasi

yang

dinyatakan

dalam

persaman

14

dan

15

menunjukkan konfigurasi relative katekhin dan epikatekhin. Konfigurasi mutlak ditentukan berdasarkan degradasi seperti diberikan dalam persamaan 16, dalam mana konfigurasi gugus 3-OH sudah tentu. Ozonolisis (+) katekhin merusak cincin-cincin fenol dan menghasilkan asam , -dihidroksiglutarat yang konfigurasinya sesuai dengan 2-deoksi D-ribosa.

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 24

OH OH HO O H OH OH OH H O3

COOH _ _ HO C H HO_C _H CH 2COOH

COH CH 2 H H HO HO CH 2OH HO HO CH 2OH H H CH 2CHO 2-deoksi-D-ribosa HO HO CH 2OH H H CH 2 CH 2OH

(16)

ANTOSIANIN DAN PROANTOSIANIN Senyawa flavnoid yang paling menyolok adalah antosianin, yang

merupakan pembentuk dasar pigmen warna merah, ungu dan biru pada tanaman, terutama sebagai bahan pewarna bunga dan buah-buahan. Antosianin adalah glikosida antosianidin, yaitu merupakan garam polihidroksiflavilium (2 aribenzopirilium). Sebagian besar antosianin alam adalah glikosida (pada kedudukan 3 atau 3,5- ) dari sejumlah terbatas antosianidin.
R OH HO OH O OH OH R

R=R=H, pelargonidin R=H,R=OH, sianidin R=R=OH, delpinidin R=H,R=OCH3, peonidin R=R= OCH3, malvidin R=OH,R= OCH3, petunidin

Gambar : Dasar Antosianidin alam

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 25

Pembuktian

struktur

antosianidin

mula

pertama

dikerjakan

berdasarkan metoda degradasi seperti cara-cara yang dilakukan terhadap senyawa flavanoid lain, namun pada saat ini pembuktian

dilakukan berdasarkan sintesis. Sintesis sianidin klorida ditunjukkan seperti pada persamaan 17.

HO

OH CHO OH

C6 H 9COCl

HO

OH CHO OBz

Floroglusinaldehida OH OH + ClCH 2 COOH

(Bz = benzoil) Cl O OAc OAc OAc

OH
HCl EtoAc

HO OBz

HO HO COCH 2 Cl

AcO AcO COCH 2Ac

Cl O
1) KOH 2) HCl

OH OH OH

(17)

HO

OH Sianidin klorida

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 26

Dengan menggunakan senyawa tersubtitusi yang cocok, seperti ditunjukkan pada persamaan 17, maka antosianin alam dapat disintesis dengan cara yang sama. Antosianidin juga dibentuk bila flavon -3,4 diol dipanaskan pada

kondisi asam kuat (persamaan 18). Reaksi sangat kompleks dan hasil yang diperoleh berupa garam flavilium rendah ; dan perlu dicatat bahwa reaksi meliputi oksidasi, untuk dehidrasi sederhana flavandiol, diperoleh 3 flavan -3-diol (leukoantosianidin) bukan antosianidin.

OH O HO OH OH OH OH Leukosianidin Leukosianidin hidrat (proantosianidin) OH


H2 O

OH O HO OH OH

(18) OH O HO OH OH Sianidin (kation)


+

OH

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 27

Prekursor intermediet antosianin adalah 2 flaven-4,4-diol atau 3flaven-2,3-diol. Reduksi terhadap rutin terasetilasi (quersetin 3 rutinosida) dengan litium aluminium hidrida dan hasil yang diperoleh kemudian direaksikan dengan HCl menghasilkan sianidin 3-rutinosida, ini menunjukkan bahwa reaksi berlangsung melalui 2-flaven-3,4-diol seperti ditunjukkan dalam persamaan 19.

OH O HO OR OH OH OH OH2 C OH
H

OH O
+

HO OR

OH

H2 O

OH O OH O HO OR OH O (Sebagai asetat) R = rutino sil (Delokalisasi muatan +) OH OH (19) HO OR OH

PROANTISIANIDIN KOMPLEKS Banyak tanaman mengandung senyawa flavanoid kompleks yang

tidak berwarna dan bila dihidrolisis dengan asam akan kembali menjadi antosianidin dan katekhin. Senyawa tersebut sering memiliki berat molekul tinggi dan mempunyai kemampuan untuk menyamak kulit, hingga disebut Condenset tannin. Suatu kemungkinan tannin dihasilkan

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 28

berdasarkan kondensasi berulang monomer C15 dan beberapa pendukung memberi nama dimmer. Proantosianidin mengandung 30 atom karbon yang telah diisolasi dari sejumlah tanaman. Type senyawa tersebut telah dikenal mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Ia membentuk oktametil eter dan deka asetat 2. oktametil eter membentuk diasetat 3. pada hidrolisis asam, diperoleh katekhin dan epikatekhin 4. panambahan dengan asam kuat menghasilkan sianidin Sifat-sifat senyawa C30 menunjukkan bahwa ia terdiri atas molekul katekhin (atau epikatekhin) dengan flavan-3,4-diol. Bentuk kombinasi lain adalah dengan subtitusi flavan-3,4-diol menjadi inti phloroglusinol berdasarkan kondensasi yang dikatalisir asam seperti ditunjukkan dalam persamaan 20.
O HO O
H
+

Ar OH

HO

Ar OH O

OH

OH

OH

Flavan -3, 4-diol HO

Ar OH

(Ar = 3, 4-dihidroksifenil)

OH Katekhin

O HO

(20) Ar OH O Ar OH

OH HO

OH Dimer

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 29

Berdasarkan cara yang sama maka tannin terbentuk berdasarkan kondensasi antara dua flavanoid yag menghasilkan dimer yang kemudian dapat melakukan kondensasi lebih lanjut seperti yang dinyatakan dalam persamaan 21. Percobaan mendukung konsep tersebut dengan diperolehnya

pengamatan bahwa flavan-3,4-diol berkondensasi dengan phloroglusinol pada kondisi asam yang cocok menghasilkan 4 (2,4,6-trihidroksifenil)flavan-3-ol.

O HO X OH OH

Ar OH

O HO

Ar OH O Ar OH O Ar OH O HO Ar OH O HO Ar OH Dst (21)

OH HO

OH HO

OH

OH

OH

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 30

Hipotesis Biogenik dari PELTER

KHALKON

OS K

HO

H O

O
OS K

OH HO H O

OH HO O HO O -Hidroksi khalkon OH HO OH HO O H HO OH HO O O H HO OH HO O OH
Red Red

H O O O OH

OH

HO 2,3-trans-flavananol

O O H

2,3-sis-flavananol HO OH HO O H
Ok s

OH HO O H

O 2-hidroksi-2-benzil kamavon Flavonol

OH H OH HO 2,3-trans-flavan-3,4-diol
Red

OH H OH HO 2,3-sis-flavan-3,4-diol
Red

Antosianidin

+H -H2O

OH HO O H HO H OH O H

OH Tanin terkondensasi OH

HO 2,3-trans-flavan,3-ol

HO 2,3-sis-flavan,3-ol

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 31

Kegunaan flavanoid dalam bidang kesehatan antara lain : penyembuhan perdarahan kapiler sub-kutan Anti-inflammasi Anti-tumor/Anti-kanker Anti-virus Anti-allergi Anti-kolesterol Estrogen dan Osteoporosis

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 32

DAFTAR PUSTAKA Sastrohamidjojo Hardjono, 1996 , Sintesis Bahan Alam FMIPA Universitas Gadjah Mada, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Harborne , 1987, Metode Fitokimia , ITB, Bandung.

ahmad.najib@ymail.com www.nadjeeb.wordpress.com Page 33

Anda mungkin juga menyukai