Anda di halaman 1dari 66

MODUL 1 JARINGAN PULPA

Skenario 1 :

HIPEREMI PULPA .?

Selama ini Anton (27) tidak pernah bermasalah dengan giginya, namun beberapa hari terakhir ia sering mengeluh terasa linu pada gigi kanan bawah bagian belakang terutama saat menikmati coklat dan minuman dingin, rasa sakit hilang bila rangsangan dihilangkan. Tak ingin keluhannya berlanjut lebih lama, Anton mengunjungi dokter gigi Canina. Pada pemeriksaan intra oral di permukaan oklusal gigi 4.7 ditemukan titik hitam pada pit dan sepanjang fissure, tes sondasi (+), perkusi (-). Drg. Canina menjelaskan pada Anton bahwa telah terjadi hiperemi pada pulpa, namun tak perlu khawatir karena kondisi ini dapat diatasi sebelum menjadi lebih parah. Untunglah Anto cepat datang berobat, sebab bila tidak diobati dapat terjadi rasa sakit spontan. Dari hasil pemeriksaan diputuskan untuk dilakukan penambalan.

STEP I : TERMINOLOGI
1. Hiperemi :

Peningkatan aliran darah karena iritasi pulpa yang bersifat reversible

2. Tes sondasi : Suatu cara pemeriksaan dengan menggunakan ujung sonde yang digoreskan tanpa tekanan untuk mengetahui kedalaman karies dan reaksi jaringan

3. Tes perkusi : Cara melakukan diagnosis dengan mengetuk satu atau beberapa gigi yang berdekatan/bersebelahan untuk melihat derajat sensitivitas jaringan periodontal atau perubahan jaringan normal yang dilihat dari reaksi pasien

4. Jaringan pulpa : Jaringan lunak yang terdapat dalam dentin yang berisi serabut syaraf, pembuluh darah, dan jaringan limfe yang lewat melalui foramen apikal gigi

STEP II : IDENTIFIKASI MASALAH 1. Kenapa gigi Anton tiba-tiba terasa linu ? 2. Apa yang menyebabkan rasa sakit hilang jika rangsangan dihilangkan ? 3. Mengapa drg.Canina menyimpulkan jika Anton mengalami hiperemi pulpa ? 4. Apa maksud dari tes sondasi (+) dan tes perkusi (-) ? 5. Mengapa bisa timbul rasa sakit spontan jika hiperemi pulpa tidak segera diobati? 6. Adakah cara lain pemeriksaan untuk menentukan hiperemi pulpa selain tes perkusi dan tes sondasi ? 7. Adakah cara perawatan lain selain penambalan ? 8. Apa saja penyebab hiperemi pulpa ? 9. Bagaimana proses terjadinya hiperemi pulpa ? 10. Bagaimana bentuk pertahanan gigi terhadap hiperemi pulpa ?

STEP III : ANALISA MASALAH 1. Gigi anton tiba-tiba terasa linu karena : Rangsangan tubuli dentin limfe sel saraf terinduksi odontoblast linu nodus

2. Yang menyebabkan rasa sakit hilang jika rangsangan dihilangkan : Jika rangsangan dihilangkan maka odontoblast tidak bereaksi Rasa sakit masih bersifat reversible dan belum terjadi kerusakan jaringan pulpa

3. Drg.Canina menyimpulkan Anton mengalami hiperemi pulpa karena : Karies baru sampai dentin Terdapat ciri khas hiperemi pulpa bereaksi linu pada minuman gigi cenderung

dingin daripada minuman panas, serta pada makanan manis dan lengket

4. Maksud dari tes sondasi (+) dan tes perkusi (-) : Tes sondasi (+) : terdapat reaksi jaringan pada gigi

Tes perkusi (-) : jika diketuk tetapi tidak ada reaksi dari pasien ; pasien tidak merasa sakit atau terganggu

5. Rasa sakit spontan dapat terjadi jika hiperemi pulpa tidak diobati , karena : Karies toksin masuk karies kavitas makin besar bakteri meningkat rangsangan reaksi jaringan (radang) penumpukan cairan sedangkan kamar pulpa sempit tekanan meningkat linu spontan

6. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi hiperemi pulpa (selain tes sondasi dan perkusi) : Pemeriksaan visual : melihat adanya karies dan fraktur Tes termis :pemberian rangsangan panas atau dingin Radiologi : untuk melihat perforasi dan karies proksimal Pulp tester

7. Cara perawatan hiperemi pulpa seperti pada scenario selain dengan penambalan : Tidak ada, hanya penambalan 8. Penyebab hiperemi pulpa : Karies Abrasi Atrisi Fraktur

9. Proses terjadinya hiperemi pulpa :

Rangsangan pulpa

tubuli dentin

odontoblast

reaksi pada

Cairan eksudat Reaksi imunologi vasodilatasi HP limfosit T

10.Bentuk pertahanan gigi terhadap hiperemi pulpa :

Membentuk dentin sekunder

STEP IV : SISTEMATIKA MASALAH

Anton (27)

Gigi terasa linu saat makan coklat & minuman dingin Sakit hilang jika rangsangan

Pemeriksaan IO : Gigi 4.7 ada titik hitam Drg.Canin Tes sondasi a (+) Hiperemipulpa Jaringan Pulpa Tes perkusi

Proses terjadinya Kondisi pulpa dan Pemeriksa Proses Respon hiperemi pulpa jaringan sekitar an patologis imun

STEP V : LEARNING OBJECTIVE

1. Anatomi dan fisiologi pulpa, dentin dan jaringan periapikal 2. Proses patologis jaringan pulpa 3. Respon imun jaringan pulpa 4. Pemeriksaan jaringan pulpa untuk mengetahui vitalitas, sensitivitas dan diagnose

5. Proses terjaadinya Hiperemi pulpa

STEP VII : SHARING INFORMATION

1. Anatomi dan fisiologi pulpa, dentin dan jaringan periapikal

PULPA

Terdiri atas 75% air dan 25% bahan organic. a. Daerah odontoblast Terdiri dari badan sel yang membentuk daerah odontoblas , dan prosesus sitoplasmik yang berlokasi di dalam matrik predentin dan tubuli dentin yang meluas ke dalam dentin. Daerah odontoblast mempunyai saraf kapiler dan saraf sensori tidak bermielin yang ditemukan di sekeliling badan sel.

b. Daerah bebas sel (daerah weil) Daerah pulpa yang relative asesular terletak di sebelah sentral daerah odontoblast yang berisi : Fibroblast Berperan dalam produksi dan pemeliharaan serabut reticular yang ditemukan pada daerah dentin, serta pembuatan substansi dasar serabut kolagen matriks pulpa
Sel mesenkim

Berperan dalam perbaikan fagositasis debris

dan regenerasi Makrofag

c. Daerah kaya sel Merupakan sentral dari daerah bebas sel. Komponen pokok :
Substansi dasar

unsur pokok pulpa : bagian matriks yang mengelilingi dan menyokong elemen seluler dan vaskuler pulpa

Fibroblast Berbentuk stelat dengan nuclei ovoid dan prosesus sitoplasmik.terdapat 2 macam serabut : serabut elastik dan serabut kolagenus Sel mesenkim Sel makrofag

Pulpa mempunyai fungsi sebagai : a. Fungsi induktif pulpa berpartisipasi dalam induksi dan pengembangan odontoblas dan dentin. Bila ini terbentuk maka menginduksi pembentukan enamel b. Fungsi formatif Fungsi odontoblas yang khusus dalam pembentukan dentin c. Fungsi nutritif Mensuplai nutrisi dalam rangka pembentukan dentin melalui tubulus dentin d. Fungsi defensive Odontoblas akan mempengaruhi dentin terhadap rangsangan sel-sel radang memiliki immunokompeten tehadap respon radang dan immunologic

e. Fungsi sensatif

System saraf mengirim rangsangan ke SSP yang manifestasinya berupa rasa nyeri

DENTIN Komponen : - 65% bahan anorganik - 35% bahan organik + air Dentin tersusun atas tubuli dentin yang didukung oleh anyaman serabut-serabut kolagen yang mengalami kalsifikasi.

Tubuli dentin Berisi perluasan odontoblas, dimana badan sel nya berada di pinggir pulpa dan bersebelahan dengan dentin yang sedang terbentuk (predentin) Meluas dari perbatasan predentin ke pertemuan dentin-email dan dentin-sementum

Pembentukan dentin berlangsung sepanjang hidup, odontoblas terlibat dalam pembentukan gigi dan perlindungan pulpa dari rangsangan yang membahayakan. Untuk memenuhi fungsi formatif dan proteksi pulpa, odontoblas membentuk :

a. Dentin primer Terbentuk sebelum erupsi gigi dan terbagi atas : - dentin mantel : lapisan pertama dentin yang mengapur, ditumpuk pada email dan mrupakan sisi dentin pada pertemuan dentin-email

- dentin sirkumpulpal : dentin yang dibentuk setelah lapisan dentin mantel dentin primer memenuhi fungsi formatif pertama pulpa

b. Dentin sekunder Terbentuk setelah erupsi gigi. Mempunyai struktur tubular, kurang teratur dibandingkan dentin primer dan deposisi tidak rata pola reduksi kamar pulpa dan tanduk pulpa jika gigi menua dan berfungsi melindungi pulpa

c. Dentin tersier (reparatif) Dibentuk oleh pulpa sebagai suatu respon protektif terhadap rangsangan yang membahayakan. Contoh rangsangan : karies, prosedur operatrif, bahan restorative, abrasi, erosi dan trauma. Kecepatan, kualitas dan kuantitas dentin reparative yang ditumpuk tergantung keparahan dan lamanya injury pada odontoblast.

Fungsi dentin : Memberi perlindungan ketebalan dentin >>, akan melindungi pulpa dari gangguan termal, menghalangi penetrasi bahan-bahan yang berbahaya dari tambalan.

JARINGAN PERIAPIKAL Terdiri dari :

1). Periodontal Ligamentum Merupakan jaringan ikat padat yang menunjang gigi dan alveolar soket. Komponen jaringan ikat ini adalah kolagen yang tersimpan dalam matriks gel.

Fungsi PL ini adalah :


a. Sumber nutrisi : membekalkan nutrisi kepada

sementum, tulang dan gingival) dan sensori (dipersarafi oleh serabut saraf sensori yang berfungsi untuk menghantarkan stimulus sentuhan, tekanan dan nyeri)

b. Fungsi fisikal - sarung untuk melindungi pembuluh darah, serabut saraf dari luka yang disebabkan oleh tekanan mekanikal - sebagai perlekatan gigi kepada tulang - mempertahankan tisu gingival - penyerap tekanan

2) Processus Alveolar Merupakan bagian dari mandibula dan maxilla yang menyangga gigi, terdiri atas :

- Lamina dura atau alveolar bone proper : dinding dalam yang padat - Cancellous bone : bagian tengah yang berongga, terdiri dari tulang spongiosa - corticalplate : dinding luar yang menghadap ke labial atau lingual

Fungsi PA adalah sebagai pembentuk dan penyokong soket gigi

3) Sementum Jaringan tulang dimana jaringan interselluler mengalami kalsifikasi meliputi bagian akar gigi. Sementum terdiri dari 3 tipe,yaitu : - cellular sementum Berisi Sharpeys fiber dan sementosit, terdapat di daerah apical dan region furkasi gigi. - Acellular sementum Terletak pada lapisan paling dalam dan tidak memiliki sel - Intermediate sementum Ditemukan pada sementodentinal junction, sehingga dapat bersifat sebagai sementum maupun dentin.

Fungsi sementum adalah :

a. Melekatkan gigi pada periodontal b. Tempat perlekatan collagen fibers dari periodontal membrane c. Pelindung dentin pada akar gigi d. Memungkinkan terjadinya erupsi gigi

2. Proses patologis jaringan pulpa Jaringan pulpa dapat mengalami inflamasi karena adanya jejas yang dapat menimbulkan iritasi pada jaringan pulpa. Jejas tersebut dapat berupa kuman beserta produknya yaitu toksin, dan dapat juga karena factor fisik dan kimia (tanpa adanya kuman). Inflamasi pulpa yang disebabkan oleh kuman merupakan kelanjutan karies. Apabila lapisan luar gigi atau enamel tertutup oleh sisa makanan, dalam waktu yang lama hal ini merupakan media kuman sehingga terjadi kerusakan di daeran enamel yang nantinya akan terus berjalan dan mengenai dentin hingga ke pulpa. Ada 3 bentuk pertahanan jaringan pulpa, yaitu : a. Penurunan permeabilitas dentin b. Pembentukan dentin reparative c. Reaksi inflamasi secara respon imunologik

3. Respon imun jaringan pulpa

Kadar sel Th, sel B, neutrofil, dan makrofag akan

meningkat. Odontoblast akan mengekspresikan IL-B

sehingga akan menarik neutrofil. IL-B dan TGF-G1 akan menginduksi peningkatan jumlah sel dendritik (sel penyaji Antigen) di area odontoblast bermigrasi ke tubuli dentin. Antibody terakumulasi pada odontoblast tubuli dentin. Pada fase lanjut karies dentin destruksi imunopatologik

Terhadap karies : Reaksi pulpa : adanya kerusakan lapisan odontoblas edema inflamasi infiltrasi sel sekitar pusat pulpa (infiltrasi local leukosit PMN) Selama bakteri belum masuk pulpa, perubahan ini menyebabkan respon imunologik terhadap bakteri melalui komponen yang berdifusi ke dalam pulpa dari lesi karies via tubulus dentin.

Pembentukan dentin Reaksi jaringan keras terhadap jejas tampak dengan terbentuknya dentin tersier pada tempat jejas dan terbentuknya kalsifikasi distrofik pada bagian jaringan pulpa dibawah jejas.Deposisi dentin tersier terjadi secara intermitten. Bertambah beratnya lesi karies kearah bagian dentin lebih dalam, reaksi pulpa cenderung lebih besar dan insidensi gejala klinik pulpa timbul lebih sering Terdapat sel-sel yang memiliki kompetensi imunologik di dalam pulpa yang menghasilkan berbagai antibody (IgG, IgE, IgA) sebagai efek dari karies yang menimbulkan perubahan vascular pulpa, mulai dari peningkatan permeabilitas pembuluh darah sampai kehilangan fungsi (nekrosis).

Jika tingkat kerusakan dentin primer >> pembentukan dentin reparative peningkatan kerusakan kolagen fibroblast peningkatan insidensi lesi vaskuler thrombosis pembuluh darah edema jaringan pulpa yang disertai gejala klinik (nyeri).

4. Pemeriksaan jaringan pulpa

a. Pemeriksaan visual dan taktil (melihat dan meraba) Dilihat dari segi : colour, contour, consistency Teknik : menggunakan mata, jari tangan, eksplorer dan probe periodontal dan periodonsium pasien harus diperiksa dibawah sinar terang dalam keadaan kering

b. Tes perkusi Evaluasi status periodontal respon sensitive berbeda dari gigi yang berdekatan atau bersebelahan Cara : - beri ketukan ringan pada gigi, mula-mula dengan intensitas rendah, lalu ditingkatkan - ketukan pada gigi yang sehat terlebih dahulu - arahkan ketukan gigi ke berbagai arah

Dapat dibedakan dari suaranya, gigi vital dan gigi non vital suara tidak nyaring

suara nyaring,

c. Tes palpasi Menentukan pembengkakan yang meliputi gigi yang terlibat. Digunakan juga untuk meraba kelenjar submandibula

Teknik : dilakukan dengan ujung jari menggunakan tekanan ringan untuk memeriksa konsistensi jaringan dan respon rasa sakit

d. Tes mobilitas Evaluasi integritas apparatus penyikat di sekeliling gigi, apakah gigi terikat kuat atau longgar dengan alveolar Teknik : menggerakkan satu gigi ke arah lateral dan soketnya dengan menggunakan jari,diutamakan menggunakan tangkai 2 instrumen. Interpretasi : makin besar gerakannya, makin buruk status periodontitis nya Klasifikasi mobilitas : Derajat pertama : gerakan nyata dalam soket Derajat kedua : gerakan gigi dalam jarak 1 mm

Derajat ketiga : gerakan lebih besar dari 1 mm/ bila gigi dapat ditekan

e. Tes depresibilitas Dengan menggerakkan gigi ke arah vertical dalam soketnya dengan menggunakan jari atau instrument. Interpretasi : bila ditemukan depresibilitas prognosa mempertahankan gigi berkisar antara jelek dan tidak ada harapan

f. Radiografi Membantu penegakan diagnose, seleksi kasus, perawatan, dan evaluasi penyembuhan luka

g. Electric Pulp Tester Tes vitalitas pulpa, merangsang respon pulpa dengan menggunakan arus listrik pada gigi. Respon (+) : vital Respon (-) : adanya indikasi nekrosis pulpa

Teknik : - isolasi gigi (keringkan semua gigi dengan udara) - gunakan elektrolit (pasta gigi) pada electrode gigi dan letakkan pada email mahkota gigi yang telah dikeringkan pada permukaan oklusobukal atau

insisolabial, jangan menyentuh restorasi atau jaringan gusi di sekitarnya respon palsu - catat hasil menurut skala numeric pada tester pulpa

h. Tes Termal

Menentukan sensitivitas terhadap perubahan termal

Tes panas Teknik : - isolasi daerah yang akan di tes, keringkan - bila butuh temperature lebih tinggi : air panas, burnisher panas, gutta percha panas. Panas dikenakan pada 1/3 oklusobukal mahkota terbuka - gigi yang akan di tes di isolaasi dengan isolasi karet (rubber dam) dan direndam dalam air panas

Tes Dingin Teknik : - cucuran udara dingin dapat dikenakan langsung pada mahkota gigi dan tepi gusi yang sebelumnya telah dikeringkan - meletakkan kapas yang dibasahi dengan etil klorida pada gigi yang di

tes, atau juga bisa meletakkan es pada kain basah dan letakkan pada permukaan fasial gigi. Penggunaan dengan karbon dioksida (es kering) pada temperature 78 C mampu menembus restorasi penuh pada gigi untuk mendapat respon dari jaringan gigi di bawahnya

i. Tes Kavitas Menentukan vitalitas pulpa (apabila cara diagnostic lain gagal). Teknik : - mengebur melalui pertemuan email-dentin tanpa anastesi. - pengeburan dengan kecepatan rendah tanpa air pendingin,lalu letakan semen sedative di dalam kavitas diteruskan dengan pencarian sumber rasa sakit. Bila rasa sakit tidak ditemukan preparasi dilanjutkan sampai kamar pulpa dicapai.

5. Patofisiologi Hiperemi Pulpa Adanya jumlah volume aliran darah ke pulpa yang cukup banyak. Keadaan ini sudah mengalami radang, yang ditandai dengan adanya perubahan pada pembuluh darah, diawali dengan

vasodilatasi pembuluh darah dan terjadi peningkatan permeabilitas.

Lesi pada dentin (karies,dll) pergerakan cairan di dalam tubulus dentin mengaktifkan ujung-ujung saraf ujung saraf A terstimulasi rangsangan linu,cepat hilang

Sensasi dipindahkan secara langsung melalui perluasan odontoblast

injury pulpa kuman+toksik karies (iritasi pulpa)

tubuli dentin

Permeabilitas dinding kapiler

radang

makrofag di pembuluh darah, sel mast untuk fagositosis debris dan sel asing rembesan protein darah ke dalam jaringan pulpa meningkat aktifitas metabolism

meningkatkan tekanan pembuluh darah osmotic jaringan

vasodilatasi

menarik >> cairan ke daerah

edem

ruang kaku

Terkena dentin - dentin yang telah demineralised oleh asam sebelum menginvasi bakteri karies. perbedaan adalah dibuat antara dan terpengaruh dentin yang terinfeksi dentin, karena dentin terkena mampu remineralise dan tidak harus dihapus selama persiapan rongga.
dentine which has been demineralised by acids in advance of invading caries bacteria. A distinction is made between affected dentine and infected dentine, because affected dentine is able to remineralise and should not be removed during cavity preparation.

.PULPITIS REVERSIBLE Pulpitis reversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yangdisebabkan oleh stimuli noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidak teinflamasisetelah stimuli ditiadakan. Gejala pulpitis reversible ada yang simtomatik dan asimtomatik.- Simtomatik : rasa sakit tajam yang hanya sebentar, disebabkan oleh makanan, minuman danudara dingin. Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan.- Asimtomatik : dapat disebabkan oleh karies yang baru mulai dan normal kembali setelahkaries dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik. Patologi

: pulpitis reversible dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasiringan sampai sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat, seperti misalnyakaries dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas,pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema dan adanya sel inflamasi kronis yangsecara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol, dapat dilihat juga selinflamasi akut. 3.PULPITIS IRREVERSIBLE Pulpitis irreversible adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten dapatsimtomatik maupun asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimuli noksius. Rasa sakitbertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam dan tetap ada setelah stimuli dihilangkan. Gejala : pada tingkat awal, suatu paroksisme (serangan hebat) rasa sakit dapatdise babkan oleh : perubahan suhu yang drastis (terutama dingin)-

makanan manis atau asam-

tekanan makanan ke dalam kavitas atau pengisapan oleh lidah atau pipi.Gambaran rasa sakitnya adalah menusuk, tajam menusuk atau menyentak-nyentak. Patologi : disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang berlangsung lama sepertikaries. Bila karies menembus dentin dapat menyebabkan respon inflamasi kronis. Venulapascakapiler menjadi padat dan mempengaruhi sirkulasi di dalam pulpa, serta dapatmengakibatkan nekrosis. Daerah nekrotik ini menarik leukosit PMN dengan kemotaktik danmemulai reaksi inflamasi akut. Terjadi fagositosis oleh PMN pada daerah nekrosis. Setelahitu PMN yang masa hidupnya pendek, mati dan melepaskan enzim lisosomal. Enzim

inimenyebabkan lisis beberapa stroma pulpa dan bersama debris selul er PMN yang matimembentuk eksudat purulen (nanah).Reaksi ini menghasilkan mikroabses (pulpitis akut). Pulpa memproteksi denganmembatasi daerah mikroabses dengan jaringan penghubung fi brus. Di pusat abses tidak dijumpai mikroorganisme karena aktivitas fagositik PMN. Bila proses karies berlanjut danmenembus pulpa akan terjadi ulserasi (pulpitis ulseratif kronis) yang cairannya keluar melaluipembukaan karies ke dalam kavitas mulut dan mengurangi tekanan intrapulpal dan rasa sakit.Secara histologis terlihat suatu daerah fibroblas yang berproliferasi membentuk dinding lesi,dimana mungkin terdapat massa mengapur. Daerah di luar abses atau ulserasi mungkinnormal atau mungkin mengalami perubahan inflamatori. 4.NEKROSIS Nekrosis adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya tergantung padaapakah sebagian atau seluruh pulpa telibat. Disebabkan oleh bakteri, trauma dan iritasi. Gejala : gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkangejala rasa sakit. Sering, diskolorisasi gigi adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.Penampilan mahkota yang buram atau opak hanya disebabkan karena translusensi normalyang jelek, tetapi kadang-kadang gigi mengalami perubahan warna keabuabuan ataukecoklat-coklatan yang nyata dan dapat kehilangan kecemerlangan dan kilauan yang biasadipunyai. Adanya pulpa nekrotik mungkin ditemukan secara kebetulan, karena gigi macamitu adalah asimtomatik dan radiograf adalah nondiagnosis. Gigi dengan nekrosis sebagiandapat bereaksi terhadap perubahan termal, karena adanya serabut saraf vital yang melaluijaringan inflamasi di dekatnya. Patologi : jaringan pulpa nekrotik, debris selular dan mikroorganisme mungkinterlihat di dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin no rmal atau menunjukkansedikit inflamasi yang dijumpai pada ligamen

periodontal. Pulpa nekrosis dapat terjadi darilanjutan pulpitis irreversible. 2.2 Penyakit Pulpa2.2.1 PulpitisPulpitis adalah suatu radang yang terjadi pada jaringan pulpa gigi dengangambaran klinik yang akut. Merupakan penyakit lanjut karena didahului olehterjadinya karies, hyperemia pulpa baru setelah itu menjadi Pulpitis, yaitu ketikaradang sudah mengenai kavum pulpa.EtiologiPenyebab Pulpitis yang paling sering ditemukan adalah kerusakan email dandentin, penyebab kedua adalah cedera.GejalaPulpitis menyebabkan sakit gigi yang tajam luar biasa, terutama bila terkenaoleh air dingin, asam, manis, kadang hanya dengan menghisap angina pun sakit.Rasa sakit dapat menyebar ke kepala, telinga dan kadang sampai ke punggung.- Sondasi (+)Perkusi (-)- Reaksi dingin, manis dan asam (+)- Pembesaran kelenjar (-)- Rasa sakit tidak terus menerus, terutama pada malam hari- Rasa sakit tersebar dan tidak bias dilokalisasi.- Rasa sakit berdenyut khas, yaitu rasa sakit yang tajam dan dapat menjalar kekepala dan telinga kadang ke punggungDiagnosaDiagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan klinis. Dalam halini dapat dilakukan beberapa pengujian :- Diberikan rangsangan dingin, asam, manisPasien terasa sakit sekali/sakit bertambah menusuk. Rangsangan dingin, asamdan manis (+)- Penguji Pulpa Elektrikpada pengujian dengan alat penguji elektrik, pasien merasa sangat nyeri,kadang belum tersentuh pun pasien terasa sangat nyeri Perkusi Dengan Pangkal Sondepada pulpitis perkusi (-), tapi pasien merasa nyeri/perkusi (+), disebabkankarena pada dasarnya pasien sudah merasa sakit pada giginya sehingga hanyapaktor sugesti yang mendasarinya. Bila perkusi terasa nyeri/perkusi (+), makaperadangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.- Roentgen Gigipada pemeriksaan dengan roentgen maka didapatkan gambaran radiologistberupa gambaran radioluscent yang telah mencapai kavum pulpa. Pemeriksaanradiologist dilakukan untuk memperkuat diagnosa dan menunjukkan apakahperadangan telah menyebar ke jaringan dan tulang sekitarnya.Rencana Therapya. Endodontics (perawatan saraf gigi)b. Ekstraksi gigia. Pulpitis ReversibleMenurut arti katanya, pulpitis reversible adalah inflamasi pulpa yang tidak parah.Jika penyebabnya telah dihilangkan, inflamasinya akan pulih kembali dan pulpaakan

kembali normal. Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringanatau yang berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisioklusal, sebagian prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, danfraktur enamel yang menyebabkan terbukanya dentin. Biasanya pulpitisreversible tidak menimbulkan gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada, gejalabiasanya timbul dari suatu pola tertentu. Aplikasi cairan atau udara dingin/panasmisalnya, bisa menimbulkan nyeri tajam sementara. Jika stimuli dihilangkan,yang secara normal tidak menimbulkan nyeri atau ketidaknyamanan, nyeri akanreda segera. Stimuli panas atau dingin menghasilkan respons nyeri yangberbeda-beda pada pulpa normal. Jika panas diaplikasikan pada gigi yangpulpanya tidak terinflamasi, akan timbul respon awal yang lambat; intensitasnyerinya akan makin naik jika suhunya dinaikkan. Sebaliknya, nyeri sebagairespons terhadap aplikasi dingin pada pulpa normal akan segera terjadi;intensitas nyeri cenderung menurun jika stimulus dinginnya dipertahankan tetap.Berdasarkan observasiobservasi ini, respons pulpa pada kedua keadaan, sehatatau sakit, tampaknyaPulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringanhingga sedang terbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secaramikroskopis terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaranpembuluh darah dan adanya sel inflamasi kronis yang secara imunologiskompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapat dilihat juga selinflamasi akut.Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif dan rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan olehrangsangan dingin daripada panas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukanmakanan, terutama makanan dan minuman dingin. Rasa sakit hilang apabilarangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secara spontan.Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:- Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelahrangsangan dihilangkanGejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bilaada rangsangan, durasi nyeri sebentar.- Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadang mencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.- Tes vitalitas: gigi masih vital

- Terapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jikakaries porfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudiantidak ada keluhan dapat langsung dilakukan penumpatan.Perawatan terbaik untuk pulpitis reversibel adalah pencegahan. Perawatanperiodik untuk mencegah perkembangan karies, penumpatan awal bila kavitasmeluas, desensitisasi leher gigi dimana terdapat resesi gingiva, penggunaanpernis kavitas atau semen dasar sebelum penumpatan, dan perhatian padapreparasi kavitas dan pemolesan dianjurkan untuk mencegah pulpitis lebihlanjut. Bila dijumpai pulpitis reversibel, penghilangan stimulasi (jejas) biasanyasudah cukup, begitu gejala telah reda, gigi harus dites vitalitasnya untukmemastikan bahwa tidak terjadi nekrosis. Apabila rasa sakit tetap ada walaupuntelah dilakukan perawatan yang tepat, maka inflamasi pulpa dianggap sebagaipulpitis irreversibel, yang perawatannya adalah eksterpasi, untuk kemudiandilakukan pulpektomi.Prognosa untuk pulpa adalah baik, bila iritasi diambil cukup dini, kalau tidakkondisinya dapat berkembang menjadi pulpitis irreversibel.b. Pulpitis IreversibleDefinisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten,dapat simtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas,dimana pertahanan pulpa tidak dapat menanggulangi inflamasi yang terjadi danpulpa tidak dapat kembali ke kondisi semula atau normal.Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan olehstimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasasakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjamjam, dan tetap ada setelahstimulus/jejas termal dihilangkan.Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies,jadi sudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa jugadisebabkan oleh faktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisajuga terjadi dimana merupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidakdilakukan perawatan dengan baik.Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatuparoksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut:perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan maniske dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikapberbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasasakit

biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang danpergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkalidilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, danumumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerustergantung pada tingkat keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannyadengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien jugamerasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ketelinga bila bawah belakang yang terkena.Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapatpembukaan sedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karieslunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena masuknya makananke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasa sakit dapat sangat hebat, danbiasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik. Setelahpembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilangsama sekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitasatau masuk di bawah tumpatan yang bocor Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah:Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang berkepanjangan sertamenyebar- Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangansakit), nyeri lama sampai berjam-jam.- Gejala Obyektif: karies profunda, kadang-kadang profunda perforasi, perkusidan tekan kadang-kadang ada keluhan.- Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigidinyatakan vital.- Terapi: pulpektomiDengan pemeriksaan histopatologik terlihat tanda-tanda inflamasi kronis danakut. Terjadi perubahan berupa sel-sel nekrotik yang dapat menarik sel-selradang terutama leukosit polimorfonuklear dengan adanya kemotaksis danterjadi radang akut. Terjadi fagositosis oleh leukosit polimorfonuklear padadaerah nekrosis dan leukosit mati serta membentuk eksudat atau nanah.Tampak pula sel-sel radang kronis seperti sel plasma, limfosit dan makrofag.Perawatan terdiri dari pengambilan seluruh pulpa, atau pulpektomi, danpenumpatan suatu medikamen intrakanal sebagai desinfektan atau obtuden(meringankan rasa sakit) misalnya kresatin, eugenol, atau formokresol. Pada gigiposterior, dimana waktu merupakan suatu faktor, maka pengambilan pulpakoronal atau

pulpektomi dan penempatan formokresol atau dressing yangserupa di atas pulpa radikuler harus dilakukan sebagai suatu prosedur darurat.Pengambilan secara bedah harus dipertimbangkan bila gigi tidak dapatdirestorasi.Prognosa gigi adalah baik apabila pulpa diambil kemudian dilakukan terapiendodontik dan restorasi yang tepat.c. Pulpitis Kronis HiperplastikPulpitis hiperplastik (polip pulpa) adalah bentuk pulpitis irreversible akibatbertumbuhnya pulpa muda yang terinflamasi secara kronik hingga kepermukaan oklusal. Baisanya ditemukan pada mahkota yang karies pada pasienmuda. Pulpa poip biasanya diasosiasikan dengan kayanya pulpa muda akanpembuluh darah, memadainya tempat terbuka untuk drainase, dan adanyaproliferasi jaringan. Pada pemeriksaan histology terlihat adanya epitelpermukaan dan jaringan ikat di bawahnya yang terinflamasi. Selsel epitel oraltertanam dan bertumbuh menutupi permukaan dan membentuk tutup epitel.Polip pulpa biasanya asimtomatik dan terlihat sebagai benjolan jaringan ikatseperti kol yang berwarna kemerah-merahan mengisi kavitas karies dipermukaan oklusal yang besar. Hal ini kadang-kadang diasosiasikan dengantanda-tanda klinis pulpitis ireversibel seperti nyeri spontan serta nyeri yangmenetap terhadap stimulus panas dan dingin . Aambang rangsang terhadapstimulus elektrik adalah sama dengan pulpa normal. Respon gigi terhadappalapasi atau perkusi normal. Perawatannya adalah pulpotomi, perawatansaluran akar atau ekstraksi.2.2.2 Nekrosis PulpaPulpa yang berfungsi normal pada umumnya berespon terhadap berbagaistimulus (panas atau dingin). Pulpa normal merespon terhadap panas ataudingin dengan nyeriyang ringan yang terjadi selama kurang dari 10 detik. Jugaperkusi pada gigi tidak menimbulkan respon nyeri. Bagaimanapun normal pulpatidak akan merespon terhadap tes suhu. Jika kanal pada akar mengalamikalsifikasi karena proses penuaan, trauma, plak yang menempel atau penyebablainnya, tes suhu tidak akan memberikan respon selama pulpa gigi pasien tetap sehat dan berfungsi normal. Tes elektrik pulpa memunculkan respon dari pasienyang pulpanya masih berfungsi. Dokter harus berhati-hati terhadap hasil dari tesini karena hasilnya tidak tetap se/hingga tidak diperlukan untuk melihat statuskesehatan.Pengertian Nekrosis PulpaNekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang merupakan proses lanjutan dariinflamasi pulpa

akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tibaakibat trauma. Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis ataupun totalisAda 2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:1. Tipe koagulasiPada tipe ini ada bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah menjadibahan yang padat.2. Tipe liquefactionPada tipe ini, enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahanyang lunak atau cair.Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasilakhir berupa H2S, amoniak, bahan-bahan yang bersifat lemak, indikan,protamain, air dan CO2. Diantaranya juga dihasilkan indol, skatol, putresin dankadaverin yang menyebabkan bau busuk pada peristiwa kematian pulpa. Bilapada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob,maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa3.EtiologiNekrosis atau kematian pulpa memiliki penyebab yang bervariasi, padaumumnya disebabkan keadaan radang pulpitis yang ireversibel tanpapenanganan atau dapat terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yangmengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis daripulpa dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalambeberapa jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadikondisi nekrosis2. Penyebab nekrosi lainnya adalah bakteri, trauma, iritasi daribahan restorasi silikat, ataupun akrilik. Nekrosis pulpa juga dapat terjadi padaaplikasi bahan-bahan devitalisasi seperti arsen dan paraformaldehid. Nekrosispulpa dapat terjadi secara cepat (dalam beberapa minggu) atau beberapa bulansampai menahun. Kondisi atrisi dan karies yang tidak ditangani juga dapatmenyebabkan nekrosis pulpa. Nekrosis pulpa lebih sering terjadi pada kondisifase kronis dibanding fase akut.PatofisiologiJaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel odontoblast; memilikikemampuan untuk melakukan defensive reaction yaitu kemampuan untukmengadakan pemulihan jika terjadi peradangan.Akan tetapi apabila terjadiinflamasi kronis pada jaringan pulpa atau merupakan proses lanjut dari radangjaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian pulpa/nekrosis pulpa. Hal inisebagai akibat kegagalan jaringan pulpa dalam mengusahakan pemulihan ataupenyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpayang meradang semakinberat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan vitalitasnya.Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi diawali karena adanya infeksi bakteriapada jaringan pulpa. Ini bisa

terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpadengan lingkungan oral akibat terbentuknya dentinal tubules dan direct pulpalexposure, hal ini memudahkan infeksi bacteria ke jaringan pulpa yangmenyebabkan radang pada jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan,maka inflamasi pada pulpa akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahansirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa.Dentinal tubules dapat terbentuk sebagai hasil dari operative atau restorative procedure yang kurang baik atau akibat restorative material yang bersifat iritatif.Bisa juga diakibatkan karena fraktur pada enamel, fraktur dentin, proses erosi,atrisi dan abrasi. Dari dentinal tubules inilah infeksi bakteria dapat mencapaijaringan pulpa dan menyebabkan peradangan. Sedangkan direct pulpal exposurebisa disebabkan karenaproses trauma, operative procedure dan yang palingumum adalah karena adanya karies. Hal ini mengakibatkan bakteria menginfeksijaringan pulpa dan terjadi peradangan jaringan pulpa. Nekrosis pulpa yangdisebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan nekrosis pulpa dalamwaktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya prosesnya sama yaituterjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada akhirnyamenyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi dapat menyebabkan obstruksipembuluh darah utama pada apek dan selanjutnya mengakibatkan terjadinyadilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikutidengan degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasikolateral pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau totalpada pulpa dan menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah. Hal inimemungkinkan bakteri untuk penetrasi sampai ke pembuluh dara kecil padaapeks. Semuaproses tersebut dapat mengakibatkan terjadinya nekrosis pulpa.Gejala-gejalaNekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapatmemperlihatkan gejala pulpitis yang ireversibel. Yaitu menunjukkan rasa sakityang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit yangtimbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampaiberjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan. Pada awalpemeriksaan klinik ditandai dengan suatu

paroksisme (serangan hebat), rasasakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba,terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yangdilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkanbendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jikapenyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpapenyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagaimenusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasasakit bisa sebentar-sebentar atau terusmenerus tergantung pada tingkatketerlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknyasuatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yangmenyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakangyang terkena.DiagnosisRadiograf umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatan besar, suatujalan terbuka ke saluran akar, dan suatu penebalan ligamen periodontal.PengobatanSimtomatis :Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit/anti inflmasi (OAINS)Kausatif :Diberikan antibiotika (bila ada peradangan)Tindakan :Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas. Berianagesik, bila ada peradangan bisa di tambah dengan antibiotic Sesudahperadangan reda bisa dilakukan pencabutan atau dirujuk untuk perawatansaluran akar. Biasanya perawatan saluran akar yang digunakan yaitu endodonticintrakanal. Yaitu perawatan pada bagian dalam gigi (ruang akar dan saluranakar) dan kelainan periapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebuta. Nekrosi Parsialis Pulpa terkurung dalam ruangan yang dilingkungi oleh dinding yang kaku, tidakmemiliki sirkulasi darah kolateral, dan venula serta system limfenya akanlumpuh jika tekanan intrapulpanya meningkat. Oleh karena itu, pulpitisirreversible akan menyebabkan nekrosis likuefaksi. Jika eksudat yang timbulselama pulpitis ireversibel diabsorbsi atau terdrainase melalui karies ataumelalui daerah pulpa terbuka ke dalam rongga mulut, terjadinya nekrosis akantertunda; pulpa di akar mungkin masih tetap vital untuk waktu yang lama.Sebaliknya, penutupan atau penambalan pulpa terinflamasi akan menginduksinekrosis pulpa yang cepat dan total serta penyakit periradikuler. Selain nekrosislikuefaksi, nekrosis pulpa iskemik dapat timbul akibat trauma karenaterganggunya pembuluh darah. Dapat dikatakan nekrosis pulpa

parsialis apabilasebagian jaringan pulpa di dalam saluran akar masih dalam keadaan vital.Nekrosis pulpa biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi dapat juga disertaidengan episode nyeri spontan atau nyeri ketika ditekan (dari periapeks). Gejalaklinis nekrosis pulpa parsialis:- Pada anamnesa terdapat keluhan spontan.- Pada pemeriksaan obyektif dengan jarum Miller terasa sakit sebelum apikal.Pemeriksaan klinis dari nekrosis pulpa parsialis:- Tes termis: bereaksi atau tidak bereaksi.- Tes jarum Miller: bereaksi.- Pemeriksaan rontgenologis: terlihat adanya perforasi.Nekrosis pulpa parsialis dapat dilakukan perawatan dengan pulpektomi.b. Nekrosis TotalisMerupakan matinya pulpa seluruhnya.Gejala klinis :Nekrosis totalis biasanya asimtomatik, tetapi bisa juga ditandai dengan nyerispontan dan ketidaknyamanan nyeri tekan (dari periapeks). Diskolorisasi gigimerupakan indikasi awal matinya pulpa. Dapat dilihat dari penampilan mahkotayang buram atau opak dan perubahan warna gigi menjadi keabu-abuan ataukecoklatan serta bau busuk dari gigi.Rencana perawatan :Perawatan terdiri dari preparasi dan obturasi saluran akar (perawatan saluranakar).Pemeriksaan Klinis :1. Pemeriksaan subyektif 2. Pemeriksaan obyektif Gigi dengan pulpa nekrotik tidak bereaksi terhadap tes termal dingin, tes pulpalistrik, atau tes kavitas. Namun, gigi dengan pulpa nekrotik sering kali sensitiveterhadap perkusi dan palpasi asalkan disertai dengan inflamasi periapikal.3. RontgenologisGambaran radiografi umumnya menunjukkan suatu kavitas atau tumpatanbesar, jalan terbuka ke saluran akar, dan penebalan ligament periodontal.Kadang-kadang gigi yang tidak mempunyai tumpatan atau kavitas pulpanyamati karena akibat trauma.2.3 Penegakan Diagnosis1. Keluhan UtamaKeluhan utama pada umumnya merupakan informasi pertama yang dapatdiperoleh. Keluhan ini berupa gejala atau masalah yang dirasakan pasien dalambahasanya sendiri yang berkaitan dengan kondisi yang membuatnya cepat cepat dating mencari perawatan. Keluhan utama hendaknya dicatat denganbahasa apa adanya menurut pasien.(Walton & Torabinejad, 1997 : 72)2. Riwayat Kesehatan UmumSuatu riwayat kesehatan umum yang lengkap bagi pasien terdiri atas datademografis rutin, riwayat medis, riwayat dental, keluhan utama, dan sakit yangsekarang diderita.a. Data DemografisData demografis mengidentifikasi karakteristik pasien.b.

Riwayat MedisKarena suatu riwayat medis tidak dimaksudkan sebagai pemeriksaan klinislengkap, pertanyaan medis janganlah terlalu luas. Buatlah formulir pemeriksaanyang berisi penyakit serius yang sedang dan pernah dialami. Jika ditemukanadanya penyakit fisik atau psikologis yang parah atau penyakit yang masihdiragukan yang mungkin mengganggu diagnosis dan perawatan kita, lakukanlahpemeriksaan lebih lanjut dan konsultasikan dengan profesi kesehatan lainnya.c. Riwayat DentalRiwayat dental merupakan ringkasan dari penyakit dental yang pernah dansedang diderita. Informasi ini menyediakan informasi yang sangat berhargamengenai sikap pasien terhadap kesehatan gigi, pemeliharaan, sertaperawatannya. Infromasi demikian tidak hanya berperan penting dalampenegakan diagnosis, melainkan berperan pula pada rencana perawatan.Kuesionernya hendaknya berisikan pertanyaan mengenai gejala dan tanda, baikkini maupun di masa lalu. Pengambilan riwayat dental ini merupakan langkahteramat penting dalam menentukan diagnosis yang spesifik.(Walton &Torabinejad, 1997 : 72-73)3. Pemeriksaan Subyektif Sejumlah infromasi rutin yang berkaitan dengan data pribadi, riwayat medis, danriwayat dental serta keluhan utama didapatkan dari pemeriksaan subyektif.Banyak pasien yang menunjukkan tingkatan nyeri yang jelas dan merasatertekan. Pada umumnya nyeri dan ketidaknyamanan yang disebabkan olehpenyakit pulpa dan periradikuler yang parah dapat mempengaruhi kondisi fisikpasien. Pertanyaan yang diajukan adalah mengenai lokasi, asal nyeri, karakterdan keparahan nyeri yang dialami. Kemudian pertanyaan lanjutan mengenaispontanitas dan durasi nyeri, serta stimulus yang merangsang atau meredakannyeri. Keparahan rasa nyeri dan obat-obatan yang diminum pasien untukmeredakan nyeri dan keefektifannya juga perlu diketahui.Makin intens nyerinya, makin besar kemungkinan adanya penyakit irreversible.Nyeri intens dapat timbul dari pulpitis ieversible atau dari periodontitis atauabses apikalis akut. Nyeri spontan yang bersama dengan nyeri intens jugamengindikasikan adanya penyakit pulpa atau periradikuler yang parah. (Walton& Torabinejad, 1997 : 73-75)4. Pemeriksaan Obyektif a. Pemeriksaan ekstraoralPenampilan umum, tonus otot, asimetri fasial, pembengkakan, perubahanwarna, jaringan parut ekstraoral, dan kepekaan atau nodus jaringan limfeservikal atau fasial yang

membesar, merupakan indokator status fisik pasien.Pemeriksaan ekstraoral yang hati-hati akan membantu mengidentifikasi sumber keluhan pasien serta adanya dan luasnya reaksi inflamasi rongga mulut.b. Pemeriksaan intraoralBibir, mukosa oral, pipi, lidah, palatum, dan otot-otot serta semua keabnormalandiperiksa. Periksa pula mukosa alveolar dan gingival-cekatnya untuk memeriksaapakah ada perubahan warna, terinflamasi mengalami ulserasi, atau mempunyaisaluran sinus. Suatu stoma saluran sinus biasanya menandakan adanya pulpanekrosis atau periodontitis apikalis supuratif atau kadang-kadang absesperiodontium.Gigi geligi diperiksa untuk mengetahui adanya perubahan warna, fraktur, abrasi,erosi, karies, restorasi yang luas, atau abnormalitas lain. Mahkota yang berubahwarna sering merupakan tanda adanya penyakit pulpa atau merupakan akibatperawatan saluran akar yang telah dilakukan sebelumnya.c. Tes klinisTes klinis meliputi tes dengan menggunakan kaca mulut dan sonde serta tesperiodontium selain tes pulpa dan jaringan periapeks. Hasil satu tes harusdikonfirmasikan dengan tes tambahan yang lain. Penting untuk diingat bahwates-tes ini bukan tes untuk gigi melainkan tes mengenain respons pasienterhadap berbagai stimuli. Pasien mungkin tidak memahami arti stimuli atausalah menginterpretasikannya. Oleh karena itu, hasil tes obyektif dan subyektif dan tanda yang ditemukan tidak konsisten sehingga kadang kadangmembingungkan. (Walton & Torabinejad, 1997 : 77-78)5. Tes Periapeksa. PerkusiPerkusi dapat menentukan ada tidaknya penyakit periradikuler. Respons positif yang jelas menandakan adanya inflamasi periodontium. Karena perubahaninflamasi dalam ligament periodontium tidak selalu berasal dari pulpa dan dapatdiinduksi oleh penyakit periodontium, hasilnya harus dikonfirmasikan dengan tesyang lain. Cara melakukan perkusi dengan mengetukan ujung kaca mulut yangdipegang paralel atau tegak lurus terhadap mahkota pada permukaan insisalatau oklusal mahkota.b. PalpasiSeperti halnya perkusi, palpasi menentukan seberapa jauh proses inflamasimeluas kearah periapeks. Respon positif menandakan adanya inflamasiperiradikuler. Palpasi dilakukan dengan menekan mukosa di atas apeks dengancukup kuat. Pemeriksaan hendaknya memakai juga gigi pembanding.c. Tes kevitalan pulpaTes dingin menggunakan larutan chlor etil yang dibasahkan pada cotton palate.Respon nyeri

tajam dan sebentar akan timbul baik pada pulpa normal, pulpitisreversible maupun irreversible. Akan tetapi jika responnya cukup intens danberkepanjangan, pulpa biasanya telah mengalami peradangan irreversible.Sebaliknya jika pulpa nekrosis tidak akan memberikan respon.Tes panas menggunakan gutta percha yang dipanaskan dan diaplikasikan padapermukaan fasial. Seperti halnya pada tes dingin, nyeri tajam dan sebentarmenandakan pulpa vital atau peradangan reversible. Respon hebat dan tidakcepat hilang adalah pulpitis irreversible. Jika tidak ada respon menandakanpulpanya nekrosis.Pengetesan pulpa secara elektrik diaplikasikan pada permukaan fasial untukmenentukan ada tidaknya saraf sensoris dan vital tidaknya pulpa. Tes ini masihbelum sempurna dan mungkun menghasilkan respons positif dan negative palsu.Metamorphosis kalsium dapat menghasilkan respons negative palsu. (Walton & Torabinejad, 1997 : 79-81)6. Pemeriksaan Radiografisa. PeriapeksLesi periradikuler yang disebabkan oleh pulpa biasanya memiliki empatkarakteristik yaitu (1) hilangnya lamina dura di daerah apeks, (2) radiolusensitetap terlihat di apeks bagaimanapun sudut pengambilannya, (3) radiolusensimenyerupai suatu hanging drop; dan (4) biasanya nekrosisnya pulpa telah jelas.Lesi radiolusen yang terbentuk sempurna disebabkan oleh hasil dari suatu pulpayang nekrosis. Suatu radiolusensi yang cukup besar di daerah periapeks dengangigi yang pulpanya vital adalah bukan berasal dari lesi endodonsi melainkanstruktur normal atau penyakit nonendodonsi. Perubahan juga bisa beruparadioopak. Condensing osteitis adalah reaksi yang jelas terhadap pulpa atauinflamasi periradikuler dan mengakibatkan peningkatan dalam tulang medulla.b. PulpaHanya sedikit keadaan patologis khusus yang berkaitan dengan pulpitisireversibel terlihat secara radiografis. Suatu pulpa yang terinflamasi denganaktivitas dentinoklast dapat memperlihatkan pembesaran ruang pulpa yangberubah abnormal dan merupakan tanda patologis dari resorpsiinterna.kalsifikasi yang menyebar luas dalam kamar pulpa menunjukkan adanyairitasi dengan derajat rendah yang sudah berjalan lama (tidak harus suatupulpitis ireversibel.) (Walton & Torabinejad, 1997 : 83-85)7. Tes Khususa. Pembuangan kariesPada beberpa keadaan, yang perlu dilakukan untuk menentukan diagnosis yangtepat adalah penentuan kedalaman penetrasi karies.

Keadaan yang seringdijumpai adalah adanya karies dalam yang terlihat secara radiografis, tidak adariwayat penyakit, dan pulpa yang memberikan respons terhadap ter-tes klinis.Semua temuan lain tidak begitu relevan. Tes definitive finalnya adalahpembuangan karies seluruhnya untuk melihat keadaan pulpanya.Penetrasi karies ke dalam pulpa menandakan adanya pulpitis irebersible. Kariesyang belum berpenetrasi ke dalam pulpa biasanya menunjukkan suatu pulpitisreversible (walaupun ada sejumlah pulpa yang mengalami inflamasi irreversibletanpa ada daerah yang terbuka). Gigi kemudian direstorasi secara nirtrauma.b. Anastesi selektif Tes ini berlawanan dengan tes kavitas yang dilaksanakan pada gigi tanpa nyerimaupun gigi yang disertai gejala. Tes ini bermanfaat pada gigi yang sedangnyeri terutama jika pasien tidak dapat menentukan gigi mana yang sakit, bahkantidak dapat pula menentukan lengkung giginya. Jika dicurigai gigi yang sakit adadi daerah mandibula, anastesi blok mandibula akan mengkonformasikan palingsedikit region sakitnya apabila nyeri tersebut hilag setelah dianastesi.c. TransluminasiTes ini membantu mengidentifikasi fraktur mahkota vertical karena segmenfraktur dari mahkota tidak mentransmisikan cahaya secara sama. Transluminasimenghasilkan bayangan gelap dan abu-abu di daerah fraktur.(Walton & Torabinejad, 1997 : 85-87)2.4 Rencana PerawatanJika sifat penyakitnya telah ditentukan, buatlah keputusan perawatan dasarnya.Keputusannya dapat berupa perawatan saluran akar atau cara lain yang lebihtepat. Sejumlah keadaan memerlukan perawatan saluran akar yangdikombinasikan dengan prosedur tambahan. Sedangkan yang lain mungkinmemerlukan pencabutan atau perawatan sementara (misalnya pada suatu keadaan darurat) dengan perawatan saluran akar definitif pada kunjunganberikutnya. Akan tetapi keputusan utama adalah apakah memang suatuperawatan saluran akar merupakan indikasi atau bukan.Perawatan Berdasarkan DiagnosisDiagnosis pulpa secara umum menentukan apakah perawatan saluran akarmemang diperlukan. Andaikata berbagai keadaan pulpa ini dibuat daftarnya,yakni : normal, pulpitis reversible, pulpitis irreversible, dan nekrosis, terdapatsuatu garis yang membentang antara pulpitis reversible dan ireversibel. Semuayang ada di sisi yang reversible mungkin perlu atau mungkin pula tidak perludilakukan perawatan noninvasive, sedangkan yang berada pada

sisi irreversiblememerlukan pencabutan atau perawatan saluran akar atau paling tidakpembuangan jaringan pulpanya yang terinfeksi.Diagnosis periapeks menandakan adanya sifat khusus yang harus diikuti,biasanya dalam kaitannya dengan perawatan saluran akar. Dengan perkataanlain, berkembangnya lesi periradikuler hanyalah karena adanya suatu penyakitpulpa yang parah. Hal ini memerlukan terapi saluran akar (jika memangdibutuhkan) dan kadang-kadang prosedur bedah lain seperti insisi dan drainase.(Walton & Torabinejad, 1997 : 90)Jumlah kunjunganWalaupun masih merupakan bahan perdebatan, hasil penelitian mutakhirmenunjukkan bahwa perawatan saluran akar satu kali kunjungan dapatdilakukan pada sebagian besar kasus. Akan tetapi, dokter gigi umum harusmengerjakan macam perawatan ini dengan hati-hati serta memilih kasusnyadengan teliti.a. Kunjungan JamakAda dua keadaan yang memerlukan lebih dari satu kunjungan pasien. Pertamaadalah kasus yang rumit atau memerlukan waktu banyak. Yang berkaitandengan hal ini dan yang paling penting adalah manajemen pasien dan tingkattoleransi pasien dan operatornya. Jika sudah lelah atau frustasi, hentikan dahuluperawatan dan buat tumpatan sementara serta perjanjian pertemuanberikutnya.Situasi lain adalah jika pasien memiliki gejala periradikuler parah dan keluarnyaeksudat saluran akar yang tidak berhenti. Flare up diantara waktu kunjunganlebig sering terjadi pada situasi seperti ini. Flare up pasca perawatan akan lebihsukar ditanggulangi jika saluran akarnya telah diiisi.b. Pengaruh pada Prognosis dan Rasa NyeriPrognosis jangka panjang dan gejala setelah perawatan adalah dua hal utamayang harus diperhitungkan dalam menentukan jumlah kunjungan. Dari penelitianterungkap bahwa pada pasien yang asimtomatik, baik nyeri pascaperawatanmaupun kegagalan perawatan tidak disebabkan oleh apakah perawatannyadilakukan dalam satu kali kunjungan. Tetapi perawatan saluran akar satu kalikunjungan harus selalu disertai dengan kehati-hatian yang tinggi dan denganmempertimbangkan kasus per kasus dengan teliti. (Walton & Torabinejad, 1997 :9091)Seperti telah dikemukakan di muka, jika diagnosis telah ditegakkan, buatlahrencana perawatan keseluruhan. Walaupun demikian, pendekatan khusus jugadilakukan tergantung kepada situasi tiap-tiap pasien. Rekomendasi umumberikutnya dibuat berdasarkan diagnosis

pulpa dan jaringan periapeks. Variasi atau perubahan dalam perawatan ditentukn kemudian berdasarkan situasi yangdihadapi. (Walton & Torabinejad, 1997 : 91)Perawatan Untuk Diagnosis Pulpitis ReversiblePerawatan saluran akar bukan merupakan indikasi untuk kasus pulpitisreversible (kecuali pada kasus-kasus tertentu). Pasien dengan pulpitis reversible,biasanya ditangani dengan membuang penyebabnya kemudian diikuti denganrestorasi (jika diperlukan). (Walton & Torabinejad, 1997 : 91)DAFTAR PUSTAKABaum, Lloyd, Philips, Ralph W., Lund, Melvin R. 1197. Buku Ajar IlmuKonservasiGigi, Edisi 3. Jakarta: EGCGrossman LI. 1998. Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea andFebigerTarigan, Rasinta. 1994. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti). Jakarta : Widya MedikaWalton, Richard. E & Torabinejad, Mahmoud. 1997. Prinsip dan Praktik IlmuEndodonsi. Jakarta : EGC. PENYAKIT PULPA ( PULPITIS ) Pulpitis Reversible Pulpitis reversible merupakan proses inflamasi ringan yang apabila penyebabnya dihilangkanmaka inflamasi menghilang dan pulpa akan kembali normal. Faktor-faktor yangmenyebabkan pulpitis reversible, antara lain stimulus ringan atau sebentar seperti kariesinsipient, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretaseperiodontium yang dalam dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka.GejalaPulpitis reversible bersifat asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru muncul danakan kembali normal bila karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik, apabila adagejala (bersifat simtomatik) biasanya berbentuk pola khusus. Aplikasi stimulus dingin ataupanas, dapat menyebabkan rasa sakit yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan, nyeri akansegera reda. Stimulus panas dan dingin menimbulkan nyeri yang berbeda pada pulpa normal.Ketika panas diaplikasikan pada gigi dengan pulpa yang tidak terinflamasi, respon awal yanglangsung terjadi (tertunda), namun jika stimulus panas ditingkatkan maka intensitas nyeriakan meningkat. Sebaliknya, jika stimulus dingin diberikan, pulpa normal akan segera terasa nyeri dan menurun jika stimulus dingin dipertahankan. Berdasarkan observasi hal ini,

respondari pulpa sehat maupun terinflamasi tampaknya sebagian besar disebabkan oleh perubahandalam tekanan intrapulpa. Pulpitis Irreversible Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupunpenyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpairreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapatpula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang luasselama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yangmenyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.GejalaPada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yangtiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yangdilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan padapembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dandapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkalidilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnyaadalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkatketerlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimuluseksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, kepelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpalebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jikanyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkannyeri berkepanjangan.Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagaicontoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasidingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gig dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasielektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dantidak terinflamasi adalah sama.

Nekrosis Pulp Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung padaseluruh atau sebagian yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapat juga terjadisetelah jejas traumatic yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi. Nekrosis adadua jenis yaitu koagulasi dan likuifaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jenis koagulasi,bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau diubah menjadi bahan solid. Pengejuanadalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masa seperti keju,yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksi terjadi bila enzimproteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairan atau debrisamorfus. Pulpa terkurung oleh dinding yang kaku, tidak mempunyai sirkulasi daerahkolateral, dan venul serta limfatiknya kolaps akibat meningkatnya tekanan jaringan sehinggapulpitis irreversible akan menjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selamapulpitis irreversible diserap atau didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yangtebuka ke dalam rongga mulut, proses nekrosis akan tertunda; pulpa di daerah akar akan tetapvital dalam jangka waktu yang cukup lama. Sebaliknya, tertutup atau ditutupnya pulpa yangterinflamasi mengakibatkan proses nekrosis pulpa yang cepat dan total serta timbulnyapatosis periapikal.GejalaGejala umum nekrosis pulpa :1. Simptomnya sering kali hampir sama dengan pulpitis irreversible2. Nyeri spontan atau tidak ada keluhan nyeri tapi pernah nyeri spontan.3. Sangat sedikit/ tidak ada perubahan radiografik 4. Mu ngkin memiliki perubahan-perubahan radiografik defenitif seperti pelebaranjaringan periodontal yang sangat nyata adalah kehilangan lamina dura 5. Perubahanperubahan radiografik mungkin jelas terlihat6. Lesi radiolusen yang berukuran kecil hingga besar disekitar apeks dari salah satu ataubeberapa gigi, tergantung pada kelompok gigi.Keluhan subjektif :1. Gigi berlubang, kadang-kadang sakit bila kena rangsangan panas2. Bau mulut (halitosis)3. Gigi berubah warna.Pemeriksaan objektif :1. Gigi berubah warna, menjadi abu-abu kehitamhitaman2. Terdapat lubang gigi yang dalam3. Sondenasi,perkusi dan palpasi tidak sakit4. B

iasanya tidak bereaksi terhadap tes elektrik dan termal. Kecuali pada nekrosis tipeliquifaktif.5. Bila sudah ada peradangan jaringan periodontium, perkusi,palpasi dan sondenasisakit. 1. 2. Pulpitis Reversibel

Definisi pulpitis reversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa ringan sampai sedang yangdisebabkan oleh adanya jejas, tetapi pulpa masih mampu kembali pada keadaan tidak terinflamasi setelah jejas dihilangkan. Rasa sakit biasanya sebentar, yang dapat dihasilkanoleh karena jejas termal pada pulpa yang sedang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasasakit ini akan hilang segera setelah jejas dihilangkan. Pulpitis reversibel yang disebabkanoleh jejas ringan contohnya erosi servikal atau atrisi oklusal, fraktur email.Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa, antara lain:trauma, misalnya dari suatu pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu; syok termal,seperti yang timbul saat preparasi kavitas dengan bur yang tumpul, atau membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi atau panas yang berlebihan saat memoles tumpatan;dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka, adanya bakteri dari karies.Kadang-kadang setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh tentang sensitivitasringan terhadap permukaan temperatur, terutama dingin. Hal ini dapat berlangsung duasampai tiga hari atau satu minggu, tetapi berangsur-angsur akan hilang. Sensitivitas iniadalah gejala pulpitis reversibel. Rangsangan tersebut di atas dapat menyebabkan hiperemiaatau inflamasi ringan pada pulpa sehingga menghasilkan dentin sekunder, bila rangsangancukup ringan atau bila pulpa cukup kuat untuk melindungi diri sendiri. Jadi dapatdisimpulkan bahwa penyebab terjadinya pulpitis reversibel bisa karena trauma yaitu apa sajayang dapat melukai pulpa. Seperti telah diterangkan di atas bahwa sejak lapisan terluar gigiterluka sudah dapat menyebabkan perubahan pada pulpa Pulpitis reversibel simtomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya sebentar. Lebihsering diakibatkan oleh makanan atau minuman dingin daripada panas, tidak timbul secaraspontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya ditiadakan. Perbedaan klinis antara pulpitisreversibel

dan irreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parahdan beralngsung lebih lama.Pada pulpitis reversibel penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, sepertiair dingin atau aliran udara, sedangkan irreversibel rasa sakit dapat datang tanpa stimulusyang nyata. pulpitis reversibel asimtomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulaidan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan baik.Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringan hingga sedangterbatas pada daerah dimana tubuli dentin terlibat. Secara mikroskopis terlihat dentinreparatif, gangguan lapisan odontoblas, pembesaran pembuluh darah dan adanya sel inflamasikronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis menonjol dapatdilihat juga sel inflamasi akut.Pulpitis reversibel yang simtomatik, seacara klinik ditandai dengan gejala sensitif dan rasasakit tajam yang hanya sebentar. Lebih sering diakibatkan oleh rangsangan dingin daripadapanas. Ada keluhan rasa sakit bila kemasukan makanan, terutama makanan dan minumandingin. Rasa sakit hilang apabila rangsangan dihilangkan, rasa sakit yang timbul tidak secaraspontan. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis reversibel adalah:Anamnesa: ditemukan rasa sakit / nyeri sebentar, dan hilang setelah rangsangandihilangkanGejala Subyektif: ditemukan lokasi nyeri lokal (setempat), rasa linu timbul bila adarangsangan, durasi nyeri sebentar.Gejala Obyektif: kariesnya tidak dalam (hanya mengenai enamel, kadang-kadangmencapai selapis tipis dentin), perkusi, tekanan tidak sakit.Tes vitalitas: gigi masih vitalTerapi: jika karies media dapat langsung dilakukan penumpatan, tetapi jika kariesporfunda perlu pulp capping terlebih dahulu, apabila 1 minggu kemudian tidak ada keluhandapat langsung dilakukan penumpatan. 1. 3. Pulpitis Irreversibel

Definisi pulpitis irreversibel adalah suatu kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapatsimtomatik atau asimtomatik yang disebabkan oleh suatu stimulus/jejas, dimana pertahananpulpa tidak dapat

menanggulangi inflamasi yang terjadi dan pulpa tidak dapat kembali kekondisi semula atau normal.Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit yang biasanya disebabkan oleh stimuluspanas atau dingin, atau rasa sakit yang timbul secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan tetap ada setelah stimulus/jejas termal dihilangkan. Pulpitis irreversibel kebanyakan disebabkan oleh kuman yang berasal dari karies, jadisudah ada keterlibatan bakterial pulpa melalui karies, meskipun bisa juga disebabkan olehfaktor fisis, kimia, termal, dan mekanis. Pulpitis irreversibel bisa juga terjadi dimanamerupakan kelanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan dengan baik.Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme(serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yangtiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yangdilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan padapembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dandapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkalidilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnyaadalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkatketerlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimuluseksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, kepelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena.Secara mikroskopis pulpa tidak perlu terbuka, tetapi pada umunya terdapat pembukaansedikit, atau kalau tidak pulpa ditutup oleh suatu lapisan karies lunak seperti kulit. Bila tidak ada jalan keluar, baik karena masuknya makanan ke dalam pembukaan kecil pada dentin, rasasakit dapat sangat hebat, dan biasanya tidak tertahankan walaupun dengan segala analgesik.Setelah pembukaan atau draenase pulpa, rasa sakit dapat menjadi ringan atau hilang samasekali. Rasa sakit dapat kembali bila makanan masuk ke dalam kavitas atau masuk di bawahtumpatan yang bocor. Cara praktis untuk mendiagnosa pulpitis ireversibel adalah:Anamnesa: ditemukan rasa nyeri spontan yang

berkepanjangan serta menyebar Gejala Subyektif: nyeri tajam (panas, dingin), spontan (tanpa ada rangsangan sakit),nyeri lama sampai berjam-jam.Gejala Obyektif: karies profunda, kadangkadang profunda perforasi, perkusi dan tekankadang-kadang ada keluhan.Tes vitalitas: peka pada uji vitalitas dengan dingin, sehingga keadaan gigi dinyatakanvital.Terapi: pulpektomi 1. 4. Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa adalah matinya pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya, tergantung padaapakah sebagian atau seluruh pulpa yang terlibat. Nekrosis, meskipun suatu inflamasi dapatjuga terjadi setelah jejas traumatik yang pulpanya rusak sebelum terjadi reaksi inflamasi.Nekrosis ada dua jenis yaitu koagulasi dan likuefaksi (pengentalan dan pencairan). Pada jeniskoagulasi, bagian jaringan yang dapat larut mengendap atau dirubah menjadi bahan solid.Pengejuan adalah suatu bentuk nekrosis koagulasi yang jaringannya berubah menjadi masaseperti keju, yang terdiri atas protein yang mengental, lemak dan air. Nekrosis likuefaksiterjadi bila enzim proteolitik mengubah jaringan menjadi massa yang melunak, suatu cairanatau debris amorfus Nekrosis pulpa dapat disebabkan oleh jejas yang membahayakan pulpa seperti bakteri,trauma dan iritasi kimiawi. Gigi yang kelihatan normal dengan pulpa nekrotik tidak menyebabkan gejala rasa sakit. Sering adanya perubahan warna pada gigi keabu-abuan/kecoklatcoklatan adalah indikasi pertama bahwa pulpa mati.Pada pemeriksaan histopatologis tampak debris seluler dan mikroorganisme mungkin terlihatdi dalam kavitas pulpa. Jaringan periapikal mungkin normal atau menunjukkan sedikitinflamasi yang dijumpai pada ligamen periodontal.NEKROSIS PULPAI. DefinisiNekrosis pulpa (gangrene) merupakan proses lanjut dari radang pulpa akut maupun kronisatau terhentinya darah secara tiba-tiba karena trauma. Nekrosi pulpa dapat terjadi parsialmaupun full. Ada 2 macam nekrosis : Tipe koagulasi terjadi karena jaringan yang larut mengendap dan berubah menjadi bahanyang padat.

Tipa liquefaction terjadi karena enzim proteolitik mengubah jaringan pulpa menjadi bahanyang lunak dan cair.Penyebabnya :1. Microbakterial2. Trauma fisik (benturan, radiasi)3. Bahan-bahan kimia (tumpatan gigi, bahan korosif)4. Reaksi hipersensitivitasUmumnnya nekrosis pulpa disebabkan karena pulpitis reversible dan irreversible yang tidak di tangani dengan baik/benar (kegagalan perawatan).Nekrosis pulpa ditandai dengan hasil akhir berupa H2S, amoniak, bahan yang bersifat lemak,indikan, protamine, CO2 selain itu Indole, Skatol, Putresin dan kadaverin yang menimbulkanbau busuk. Ditemukan juga kuman saprofit anaerob.II. MekanismeMeknisme terjadinya nekrosis pulpa merupakan penjalaran yang membutuhkan waktu yanglama. Proses terjadi nekrosis dimulai dari : Karies superfacial (karies email).Dimana terjadi pembentukan plak dan penguraian karbohidrat oleh bakteri denganmenggunakan enzim Ftase dan Gtase. Bakteri yang mengurai karbohidrat (sukrosa) akanmenghasilkan asam sebagai hasil akhir yang meng-etsa email gigi hingga tebentuk kavitas. Karies dentinMerupakan kelanjutan invasi bakteri setelah terbentuk kavitas superfacial. Peradangan pulpa (infeksi pulpa)Merupakan reaksi terhadap invasi bakteri yang telah mengenai pulpa.Ditandai dengan terjadinya dilatasi pembuluh darah, peningkatan volume darah dalamruangan pulpa (kongesti) Pulpitis

Diberikan obat-obat penghilang rasa sakit/anti inflmasi (OAINS)b. Kausatif :Diberikan antibiotika (bila ada peradangan)c. Tindakan :- Gigi dibersihkan dengan semprit air, lalu dikeringkan dengan kapas.- Beri anagesik, bila ada peradangan bisa di tambah dengan antibioticSesudah peradangan reda bisa dilakukan pencabutan atau dirujuk untuk perawatan saluranakar.- Biasanya perawatan saluran akar yang digunakan yaitu endodontic intrakanal.Yaitu perawatan pada bagian dalam gigi (ruang akar dan saluran akar) dan kelainanperiapaikal yang disebabkan karena pulpa gigi tersebut.DAFTAR PUSTAKATarigan,Rasita(2004). Perawatan Pulpa Gigi (Endodontic).edisi II. Jakarta. EGCDiktat Biologi Oral I. Jaringan Gigi. Tim Ajar Oral Biologi. Jakarta. FKGUI.Catatan Kuliah Oral Biologi III. Inflamasi Dentin Pulpa.PSKG UNSRAT.drg. Diana P Indahhttp://www.drpoonamkhatary.com/tooth-decay.htm

devitalisasi/pulp capping
arti/definisi devitalisasi/pulp capping Jawab: Dear Frans, Devitalisasi pulpa adalah proses mematikan syaraf gigi, biasanya pada gigi yang sudah kena peradangan. Pulp capping adalah proses pengobatan/perawatan gigi yang lapisan dentin pada bagian atap pulpa giginya sudah menipis, tapi masih bisa dipertanahankan tetap hidup dan karena itu syaraf giginya tidak dimatikan.

Perawatan Pulpotomi pada Gigi Sulung


Posted: April 6, 2011 by dentosca in Paediatric Dentistry

0
Pendahuluan

Karies dan cedera akibat trauma pada gigi masih sangat umum ditemukan pada anak dan perawatan kerusakan yang luas yang ditimbulkannya masih merupakan bagian utama dari praktik kedokteran gigi anak. Tujuan utama perawatan operatif pada anak

adalah mencegah meluasnya penyakit gigi dan memperbaiki gigi yang rusak sehingga dapat berfungsi kembali secara sehat, sehingga integritas lengkung geligi dan kesehatan jaringan mulut dapat dipertahankan (Whitworth & Nunn, 1997).

Perawatan pulpa pada gigi sulung dapat dianggap upaya preventif karena gigi yang telah dirawat dengan berhasil dapat dipertahankan dalam keadaan nonpatologis sampai saat tanggalnya yang normal. Dengan demikian, lengkung geligi dapat dipertahankan dalam keadaan utuh, fungsi pengunyahan dipertahankan, infeksi dan peradangan kronis dapat dihilangkan sehingga kesehatan jaringan mulut yang baik dapat dipertahankan. Untuk mencapai tujuan ini, telah dikembangkan beberapa perawatan endodontik konservatif sebagai perawatan alternatif selain pencabutan gigi (Budiyanti, 2006). Salah satu perawatan pulpa konservatif pada gigi sulung adalah pulpotomi.

Definisi Pulpotomi

Pulpotomi adalah pembuangan pulpa vital dari kamar pulpa kemudian diikuti oleh penempatan obat di atas orifise yang akan menstimulasikan perbaikan atau memumifikasikan sisa jaringan pulpa vital pada akar gigi (Curzon et al.,1996). Pulpotomi disebut juga pengangkatan sebagian jaringan pulpa. Biasanya jaringan pulpa di bagian mahkota yang cedera atau mengalami infeksi dibuang untuk mempertahankan vitalitas jaringan pulpa dalam saluran akar (Bence, 1990, Welbury, 2001).

Pulpotomi bertujuan untuk melindungi bagian akar pulpa, menghindari rasa sakit dan pembengkakan, dan pada akhirnya untuk mempertahankan gigi (Kennedy, 1992). Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk dicabut. Pulpotomi juga berguna untuk mempertahankan gigi tanpa menimbulkan simtom-simtom khususnya pada anak-anak (Koch dan Poulsen, 2001).

Keuntungan dari pulpotomi antara lain (1) dapat diselesaikan dalam waktu singkat satu atau dua kali kunjungan, (2) pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit, (3) iritasi obat obatan instrumen perawatan saluran akar tidak ada, dan (4) jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi (Tarigan, 1994).

Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian yaitu : (1) pulpotomi vital, (2) pulpotomi devital/ mumifikasi (devitalized pulp amputatio), dan (3) pulpotomi non vital/ amputasi mortal.

Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992).

Pulpotomi devital atau mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan pemberian

pasta anti septik, jaringan dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai pasta para formaldehid (Tarigan, 1994).

Pulpotomi non vital (mortal) adalah amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan memberikan medikamen/ pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan aseptik. Tujuan dari pulpotomi non vital adalah untuk mempertahankan gigi sulung non vital untuk space maintainer (Andlaw dan Rock, 1993; Kennedy, 1992). Indikasi dan Kontraindikasi Pulpotomi

Indikasi Pulpotomi

Secara umum Indikasi perawatan pulpotomi adalah perforasi pulpa karena proses karies atau proses mekanis pada gigi sulung vital, tidak ada pulpitis radikular, tidak ada rasa sakit spontan maupun menetap, panjang akar paling sedikit masih dua pertiga dari panjang keseluruhan, tidak ada tanda-tanda resorpsi internal, tidak ada kehilangan tulang interradikular, tidak ada fistula, perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan mudah dikendalikan (Budiyanti, 2006). Selain itu indikasinya adalah anak yang kooperatif, anak dengan pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi (Bence, 1990, Andlaw dan Rock, 1993).

Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.

a. Pulpotomi Vital 1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda tanda gejala peradangan

pulpa dalam kamar pulpa.

2)

Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp

capping indirek yang kurang hati hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.

3)

Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3

panjang akar gigi.

4)

Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.

5)

Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.

b. Pulpotomi Devital 1) Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau trauma.

2)

Pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi.

3)

Pada pasien yang perdarahan yang abnormal misalnya hemofili.

4)

Kesulitan dalam menyingkirkan semua jaringan pulpa pada perawatan pulpektomi

terutama pada gigi posterior.

5)

Pada waktu perawatan pulpotomi vital 1 kali kunjungan sukar dilakukan karena

kurangnya waktu dan pasien tidak kooperatif. c. Pulpotomi Non-vital 1) Gigi sulung non vital akibat karies atau trauma.

2)

Gigi sulung yang telah mengalami resorpsi lebih dari 1/3 akar tetapi masih

diperlukan sebagai space maintainer. 3) Gigi sulung yang telah mengalami dento alveolar kronis.

4)

Gigi sulung patologik karena abses akut, sebelumnya abses harus dirawat dahulu.

Kontraindikasi Pulpotomi

Secara umum kontraindikasi pulpotomi adalah sakit spontan, sakit pada amlam hari, sakit pada perkusi, adanya pembengkakan, fistula, mobilitas patologis, resorpsi akar eksternal patologis yang luas, resorpsi internal dalam saluran akar, radiolusensi di daerah periapikal dan interradikular, kalsifikasi pulpa, terdapat pus atau eksudat serosa pada tempat perforasi, dan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang terpotong (Budiyanti, 2006). Selain itu, kontraindikasinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk, kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi (Kennedy, 1992; Andlaw dan Rock, 1993).

Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.

a. Pulpotomi Vital 1) Rasa sakit spontan.

2)

Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.

3)

Ada mobiliti yang patologi.

4)

Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna

maupun eksterna.

5)

Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi

sangat rendah.

6)

Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.

b. Pulpotomi Devital 1) Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi tidak mungkin

dilakukan.

2)

Infeksi periapikal, apeks masih terbuka.

3)

Adanya kelainan patologis pulpa secara klinis maupun rontgenologis.

Prosedur Perawatan Pulpotomi

Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona gigi dengan pulpa terbuka karena karies yang sebagaian meradang, diikuti dengan peletakkan obatobatan tepat di atas pulpa yang terpotong. Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan penumpatan permanen. Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan (Budiyanti, 2006).

Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan jika dibantu dengan penggunaan anastesi lokal. Dalam hal ini tekniknya merupakan amputasi pulpa vital (Kennedy, 1992). Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar (Mathewson & Primosch,1995).

Gambar 1. Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1). Ekskavasi karies, (2). Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis dengan bor bundar kecepatan rendah, (5). Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa dengan campuran zinc oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi

Sumber: Curzon et al.,1996 Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada keluhan, tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+) dan pada gambaran radiografik lebih baik dibandingkan dengan foto awal. Tanda pertama kegagalan perawatan adalah terjadinya resorpsi internal pada akar yang berdekatan dengan tempat pemberian obat. Pada keadaan lanjut diikuti dengan resorpsi eksternal (Budiyanti, 2006).

Pada molar sulung, radiolusensi berkembang di daerah apeks bifurkasi atau trifurkasi, sedangkan pada gigi anterior di daerah apeks atau di sebelah lateral akar (Camp et al., 2002). Apabila infeki pulpa sampai melibatkan benih gigi pengganti, atau gigi mengalami resopsi internal atau eksternal yang luas, maka sebaiknya dicabut (Whitworth & Nunn, 1997).

PULPOTOMI Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa pada bagian koronal gigi yang telah mengalami infeksi, sedangkan jaringan pulpa yang terdapat dalam saluran akar ditinggalkan. (Tarigan, 1994:117) atau dapat diartikan pembuangan pulpa vital dari ruang pulpa, dengan meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar dalam keadaan sehat dan vital. Kemudian diikuti penempatan medikamen di atas orifice yang akan menstimulasikan perbaikan atau memfiksasi sisa jaringan pulpa pada saluran akar. Konsekuensi umum pulpotomi adalah permulaan terjadinya perubahan-perubahan degenerative yang kemudian akan mengakibatkan klasifikasi saluran akar.

Saluran akar gigi-gigi tersebut akan tidak memungkinkan untuk perawatan endodontic jika nantinya diperlukan karena adanya kelainan periapeks. (Bence. 1990: 12) Tujuan perawatan pulpotomi Tujuan perawatan pulpotomi adalah menghilangkan semua jaringan pulpa yang terinfeksi. Indikasi perawatan pulpotomi

Penderita

- Kooperatif - Keadaan umum baik - Penderita dengan kontra indikasi pencabutan

Gigi :

- Perforasi <> - Perdarahan sedikit - Gigi permanen muda - Gigi yang perforasi karena karies namun lebih menguntungkan bila dirawat daripada dilakukan pencabutan - Peradangan pulpa hanya terbatas pada ruang pulpa. (Soekidjo, 2008)
Pada perawatan pulpotomi penggunaan formokresol ditujukan sebagai pengganti kalsium hidroksida. Bahan aktif dari formokresol yaitu 19% formaldehid, 35% trikresol ditambah 15% gliserin dan air. Trikresol merupakan bahan aktif yang kuat dengan waktu kerja pendek dan sebagai bahan antiseptic untuk membunuh mikroorganisme pada pulpa gigi yang mengalami infeksi atau inflamasi sedangkan formaldehid berpotensi untuk memfiksasi jaringan. Sweetmempelopori penggunaan formokresol untuk perawatan pulpotomi. Awalnya perawatan pulpotomi dengan formokresol ini dilakukan sebanyak empat kali kunjungan namun saat ini perawatan pulpotomi dengan formokresol dapat dilakukan untuk satu kalikunjungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk membandingkan formokresol dengan kalsium hidroksida dan hasilnya memperlihatkan bahwa perawatan pulpotomi dengan formokresol pada gigi sulung menunjukkan tingkat keberhasilan yang lebih baik daripada penggunaan kalsium hidroksida. Formokresol tidak membentuk jembatan dentin tetapi akan membentuk suatu zona fiksasi dengan kedalaman yang bervariasi yang berkontak dengan jaringan vital. Zona ini bebas dari bakteri dan dapat berfungsi

sebagai pencegah terhadap infiltrasi mikroba25. Keuntungan formokresol pada perawatan pulpa gigi sulung yang terkena karies yaitu formokresol akan merembes melalui pulpa dan bergabung dengan protein seluler untuk menguatkan jaringan. Penelitian-penelitian secara histologis dan histokimia menunjukkan bahwa pulpa yang terdekat dengan kamar pulpa menjadi terfiksasi lebih ke arah apikal sehingga jaringan yang lebih apikal dapat tetap vital. Jaringan pulpa yang terfiksasi kemudian dapat diganti oleh jaringan granulasi vital.Perawatan pulpotomi formokresol hanya dianjurkan untuk gigi sulung saja, diindikasikan untuk gigi sulung yang pulpanya masih vital, gigi sulung yang pulpanya

terbuka karena karies atau trauma pada waktu prosedur perawatan.(Riyanti,2008:9-10) Tindakan pulpotomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pulpotomi vital dan pulpotomi non vital. PULPOTOMI VITAL Pulpa vital adalah membuang seluruh jaringan pulpa bagian koronal namun tetap meninggalkan jaringan pulpa pada saluran akar tetap vital. Indikasi

Pulpa vital, bebas dari supurasi ataupun tanda-tanda lain dari nekrosis. Pulpa terbuka oleh karena faktor mekanis (trauma preparasi) selama preparasi kavitas yang kurang hati-hati atau tidak sengaja. Pulpa terbuka oleh karena trauma dimana pulpa sudah lebih dari 2 jam tetapi tidak lebih dari 24 jam dan belum terjadi infeksi periapikal Gigi masih dapat diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang kar Tidak ada kehilangan tulang bagian interdental Pada gigi posterior dimana exterpasi pulpa sulit dilakukan Apeks akar belum tertutup sempurna

Kontra indikasi

Sakit bila diperkusi atau dipalpasi Adanya radiolusen pada daerah periapikal atau interradikuler Mobility patologik Ada pus pada pulpa terbuka Kesehatan umum penderita kurang

Keuntungan

Dapat diselesaikan dengan waktu singkat, hanya 1-2 kali kunjungan Pengambilan pulpa hanya di bagian koronal, hal ini menguntungkan karena pengambilan jaringan pulpa bagian saluran akar sukar, karena adanya ramifikasi. Iritasi instrument atau obat-obatan terhadap jaringan periapikal dapat dihindarkan Bila perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpotomi devital/ pulpektomi.

(Tarigan, 1994: 117-119) Cara perawatan Pulpotomi vital:

Siapkan instrumen dan bahan. Pemberian anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit
saat perawatan

Isolasi

gigi

dengan

memasang rubber

dam,

jika rubber

damtidak

bisa

digunakan isolasi dengan kapas dan saliva ejectordan jaga keberadaannya selama perawatan.

Preparasi kavitas perluas bagian oklusal dari kavitas sepanjang seluruh permukaan oklusal untuk memberikan jalan masuk yang mudah ke kamar pulpa.

Ekskavasi karies yang dalam. Buang atap pulpa dengan menggunakan bor fisur steril denganhandpiece berkecepatan rendah. Masukkan ke dalam bagian yang terbuka dan gerakan ke mesial dan distal seperlunya untuk membuang atap kamar pulpa.

Buang pulpa bagian korona, hilangkan pulpa bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar kecepatan rendah. Cuci dan keringkan kamar pulpa, semprot kamar pulpa dengan air atau saline steril, syringe disposible dan jarum steril. Penyemprotan akan mencuci debris dan sisa-sisa pulpa dari kamar pulpa. Keringkan dan kontrol perdarahan dengan kapas steril.

Aplikasikan formokresol, celupkan kapas kecil dalam larutan formokresol, buang kelebihannya dengan menyerapkan pada kapas dan tempatkan dalam kamar pulpa, menutupi pulpa bagian akar selama 4 sampai dengan 5 menit.

Berikan bahan antiseptic, siapkan pasta antiseptik dengan mencampur eugenol dan formokresol dalam bagian yang sama dengan zinc oxide.

Keluarkan kapas yang mengandung formokresol dan berikan pasta secukupnya untuk menutupi pulpa di bagian akar. Serap pasta dengan kapas basah secara perlahan dalam tempatnya. Dressing antiseptik digunakan bila ada sisa-sisa infeksi.

Restorasi gigi, tempatkan semen dasar yang cepat mengeras sebelum menambal dengan amalgam atau penuhi dengan semen sebelum preparasi gigi untuk mahkota stainless steel.(Riyanti, 2008:10-12)

Ekskavasi pulpa

karies

Buang

atap

kamar

Buang pulpa dikamar orifis

Pemotongan pulpa di

pulpa

dengan

ekskavator dengan

bor

bundar

kec.rendah,

Pemberian formokresol

Pengisian kamar pulpa dengan oxide, formokresol , & eugenol. campuran zinc

Gigi yang telah di restorasi. Gambar (Langkah Perawatan Pulpotomi Vital Formokresol Satu Kali Kunjungan)

(sebelum dilakukan pulpotomi vital) (6 bulan setelah dilakukan pulpotomi vital)

DEVITAL PULPOTOMI
Pulpotomi devital adalah pengambilan jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar pulpa yang sebelumnya telah di devitalisasi, kemudian dengan pemberian obat-obatan jaringan pulpa dalam saluran akar ditinggalkan dalam keadaan aseptic dan diawetkan.(Tarigan, 1994: 119). Prinsip dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis dengan cara membuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal, memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar.()

Indikasi :

Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka oleh karena karies dan trauma Penderita dengan perdarahan yang berat Gigi dengan saluran akar yang bengkok, atau lokasi gigi sukar untuk dilakukan suatu pulpektomi Bila perawatan vital sukar dilakukan misalnya kesukaran untuk melakukan penyuntikan atau anastesi lokal.(Tarigan. 1994: 120)

Cara perawatan devital pulpotomi :


Kunjungan pertama:

Siapkan instrumen dan bahan. Isolasi gigi dengan rubber dam. Preparasi kavitas. Ekskavasi karies yang dalam. Buang atap kamar pulpa dengan bor fisur steril denganhandpiece kecepatan rendah

Buang pulpa di bagian korona dengan ekskavator besar atau dengan bor bundar. Cuci dan keringkan pulpa dengan air /saline steril, syringe disposible dan jarum steril. Letakkan paraformaldehid pada bagian terdalam dari kavitas. Tutup kavitas dengan tambalan sementara. Dengan memakai paraformaldehid instruksikan pasien untuk kembali 7 sampai dengan 10 hari

Kunjungan kedua :

Isolasi gigi dengan rubber dam. Buang tambalan sementara, lihat apakah pulpa masih vital atau sudah non vital. Bila masih vital lakukan lagi, perawatan seperti pada kunjungan pertama, bila pulpa sudah non vital lakukan perawatan selanjutnya.

Jaringan pulpa dikamar pulpa dibuang dan dibersihkan Aplikasi sub basse semen zinc oxide eugenol + formokresol Basis ZnPO4 Restorasi gigi dengan tambalan permanen.(Riyanti,2008:12-14)

Keberhasilan Pulpotomi Perawatan pulpotomi dinyatakan berhasil apabila kontrol setelah 6 bulan tidak ada keluhan, tidak ada gejala klinis, tes vitalitas untuk pulpotomi vital (+), dan pada gambaran radiografik lebih baik dibandingkan dengan foto awal.

Teknik Pulpektomi
Tehnik pulpektomi adalah sebagai berikut (Grossman, 1988; Bence, 1990; Cohen and Burn, 1994; Walton and Torabinejad, 2002) : 1. Anestesi gigi yang terserang, pasang isolator karet. 2. Buat jalan masuk ke dalam kamar pulpa, keluarkan pulpa dari kamar pulpa dengan ekskavator atau kuret. 3. Lakukan irigasi dan debridemen di dalam kamar pulpa, temukan orifis saluran akar dan saluran akar dieksplorasi dengan jarum Miller. 4. Tentukan panjang kerja dan jaringan pulpa diekstirpasi, kemudian lakukan instrumentasi dengan menggunakan jarum rimer dan kikir (file) sesuai panjang

kerja. 5. Lakukan irigasi dengan larutan salin steril, larutan anetesi atau larutan natrium hipokhlorit, kemudian keringkan saluran akar dengan poin kertas isap (absorbent point )steril. 6. Masukkan gulungan kapas kecil (cotton pellet) yang dibahasi bahan pereda sakit, misalnya eugenol atau CMCP (camphorated monochloro phenol) ke dalam kamar pulpa kemudian tutup kavitas dengan tambalan sementara, misalnya cavit atau semen seng oksida eugenol, hindari trauma oklusal. 7. Pasien diberi obat analgetik yang diminum apabila timbul rasa sakit. Premedika atau medikasi pasca perawatan dengan antibiotik diindikasikan bila kondisi pasien secara medis membahayakan atau bila toksisitas sistemik timbul kemudian. Pada beberapa kasus, terutama pada gigi saluran ganda, biasanya dokter gigi tidak cukup waktu untuk menyelesaikan seluruh ekstirpasi jaringan pulpa dan instrumentasi saluran akar, maka dilakukan pulpotomi darurat, mengangkat jaringan pulpa dari korona dan saluran akar yang terbesar saja. Biasanya saluran saluran akar terbesar merupakan penyebab rasa sakit yang hebat, saluran-akar yang kecil tidak menyebabkan rasa sakit secara signifikan. Pada kasus dengan saluran akar yang kecil sebagai penyebabnya, pasien akan merasa sakit setelah efek anestesi hilang. Jika hal ini terjadi, harus direncanakan perawatan darurat lagi dan seluruh saluran akar harus dibersihkan (Grossman, 1988; Bence, 1990; Mardewi, 2003).

Anda mungkin juga menyukai