Anda di halaman 1dari 13

BAB II ORGANISASI PERUSAHAAN/INSTANSI

2.1. SEJARAH PERUSAHAAN Maraknya pembangunan infrastruktur di Indonesia membuat banyaknya

perusahaan-perusahaan di bidang jasa konstruksi, salah satunya adalah PT. Pilar Persada. PT. Pilar persada adalah perseroan terbatas swasta yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, dan merupakan salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia. PT. Pilar Persada memiliki komitmen untuk turut serta dalam upaya pembangunan yang berkesinambungan di Indonesia dalam rangka usaha penyedia jasa dengan tepat mutu serta aman. Sejak berdirinya PT. Pilar Persada telah mendapatkan dukungan dari sejumah ahli, lulusan dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia maupun luar Indonesia, dengan keahlian khusus mencakup lingkup dari berbagai ilmu teknik dan sosial yang luas seperti: arsitektur, perencanaan kota dan wilayah, teknik sipil dan struktur, teknik listrik, mesin dan penyehatan, lingkungan hidup, ekonomi dan akutansi, serta ilmu hukum. Adapun hal tersebut dimaksudkan guna memberikan suatu kepuasan pada owner dan kenyamanan bagi penggunanya. Sejak berdirinya di Jakarta, PT. Pilar Persada juga telah membuka cabang di beberapa daerah salah satunya adalah Samarinda tepatnya di Jalan Ruhui Rahayu. Hal ini bertujuan untuk memperluas penjaringannya di Indonesia dan berkompetisi yang bertujuan positif terhadap kemajuan pelayanan perusahaan swasta lainnya maupun perusahaan BUMD yang ada di Indonesia. Visi dan misi perusahaan adalah menjadi perusahaan konstruksi yang utama di Indonesia, dengan jalan menjadi mitra pemerintah dalam pembangunan infrastruktur yang bermutu dan memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Serta melakukan upaya pengembangan organisasi yang berdaya saing tinggi dan sehat dengan menerapkan standar bisnis internasional yang

memperhatikan aspek persyaratan standar internasional sistem manajemen mutu. Antara lain : 1. Tepat waktu 2. Tepat Mutu 3. Tidak ada kecelakaan fatal 4. Mitra kerja profesional 5. Tenaga kerja profesional 6. Kepuasan keinginan pelanggan 2.2. DATA UMUM PROYEK PERUSAHAAN 2.2.1. Dekripsi Umum Pelaksanaan proyek pembangunan gedung kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda oleh PT. PILAR PERSADA, mencakup kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan Struktur, Arsitektur, dan Mekanikal & Elektrikal (M/E). Data umum proyek pembangunan gedung kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda adalah sebagai berikut : Kantor Pusat Lokasi Proyek Nama Proyek Kontraktor Konsultan Supervisi Nilai Kontrak Jumlah Lantai Waktu Pelaksanaan Masa Pemeliharaan Tahun Anggaran : Jl. Camar 1 No. 3 Sukapura Jakarta Utara : Jl. M. Yamin, Samarinda : Pembangunan Gedung Kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Kota Samarinda : PT PILAR PERSADA : CV PRANATA DESAIN : Rp. 4.438.799.000,00 (+ PPN) : 2 (dua) Lantai : 255 Hari Kalender :180 Hari Kalender. : 2011

Konsultan Perencana : PT HASRAT SARUNTUNG

2.2.2.

Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda

Untuk meningkatkan kinerja serta menjamin kualitas (mutu) dalam suatu proyek maka dibentuk suatu tim organisasi agar proyek tersebut berjalan sesuai rencana, tepat waktu, serta dapat dipertanggung jawabkan secara profesional. Struktur Proyek pembangunan gedung kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda ditunjukkan pada Gambar 2.1 :
Owner (Pengadilan Negeri Samarinda)

Konsultan Perencana (PT. Hasrat Saruntung)

Konsultan Supervisi (CV. Pranata Desain)

Kontraktor (PT. Pilar Persada)

Gambar 2.1 Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda 2.2.3. Struktur Organisasi PT. Pilar Persada Personil yang terlibat dalam setiap proyek disesuaikan dengan kondisi lapangan saat proyek berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar terpenuhinya aspek persyaratan standar internasional sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sehingga diperoleh hasil pekerjaan dengan jaminan kualitas (quality assurance) dan kontrol kualitas (quality control) yang dapat dipertanggungjawabkan. Struktur organisasi PT. Pilar Persada pada proyek pembangunan gedung kantor Tipikor dan PHI Pengadilan Negeri Samarinda ditunjukkan pada Gambar 2.2

10

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Pilar Persada

11

2.2.4. Tugas Dan Tanggungjawab Personil 1. Owner Owner adalah pihak yang akan memiliki bangunan tersebut. Owner merupakan pemberi tugas yang dapat berupa perorangan, swasta/badan hukum atau instansi pemerintah, dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri Samarinda. Pemberi tugas (owner) bertanggung jawab untuk : 1. Memeriksa hasil dan menyetujui hasil pekerjaan pemborong/kontrakor. 2. Menerima hasil pekerjaan. 3. Membayar harga bangunan. Selain tersebut diatas, Owner juga memiliki kewajiban sebagai berikut :

1. Membayar semua biaya yang diperlukan kepada :


a. Perencana berupa honorarium perencanaan. b. Kontraktor pelaksana, berupa harga dari bangunan tersebut. c. Direksi berupa honorarium. d. Dinas/instansi berupa : Biaya ijin mendirikan bangunan. Biaya pemeriksaan bahan bahan bangunan. Pajak. Menunjuk biro perencanaan yang dikuatkan dengan surat perintah tugas Mengangkat direksi sebagai wakilnya dalam pengawasan pekerjaan lapangan. Penetapan kontraktor pelaksana secara lelang/penunjukan. Menanda tangani surat persaingan kontrak antar keduanya.

2. Mengadakan kegiatan administrasi 3. Meminta pertanggungajawaban kepada konsultan pengawas atas segala pekerjaan dilapangan. 4. Menerima proyek yang telah selasai dikerjakan oleh kontraktor

2. Konsultan Perencana 12

Konsultan Perencana adalah pihak yang berkewajiban dalam mengusahakan terwujudnya keinginan owner dalam bentuk gambar yang lengkap, dengan uraian pekerjaan maupun syarat pelaksanaan. Seorang konsultan juga memberi saran saran dan masukan serta tempat bertanya bagi kontraktor pelaksana apabila mengalami kesulitan di lapangan. Adapun tugas dan wewenang konsultan perencana adalah : 1. Persiapan perancangan, meliputi pengumpulan data dan informasi lapangan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap pedoman persyaratan (term of reference). Konsultan dengan pemerintah kota setempat mengenai perizinan bangunan. 2. Penyusunan pra-rancangan, meliputi membuat rancangan tampak, perancangan dan perkiraan biaya, mengurus sampai mendapatkan izin pendahuluan atau izin prinsip (advice planning) dari pemerintah kota setempat. 3. Penyususnan rancangan pelaksanaan, meliputi membuat perancangan arsitektur berikut uraian teknis dan visualisasi dua atau tiga dimensi bila diperlukan, membuat rancangan utilitas beserta uraian dan perhitungan strukturnya. 4. Penyusunan rencana detail, meliputi membuat gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat, membuat rincian volume pekerjaan dan rancangan anggaran biaya pekerjaan konstruksi. 5. Pengawasan berkala meliputi memeriksa pelaksanaan pekerjaan secara berkala, memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pekerjaan konstruksi, menyusun laporan akhir perancangan. 6. Penyusunan bangunan. petunjuk-petunjuk penggunaan dan perawatan

3. Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi.


Konsultan Pengawas atau Manajemen Konstruksi bertanggung jawab untuk memberi petunjuk pemborong pekerjaan, memeriksa bahan-bahan, waktu

13

pembangunan berlangsung dan akhirnya membuat penilaian opname pekerjaan selain pada waktu lelang pekerjaan, pengawas juga dapat bertindak sebagai panitia pelelangan. Adapun tugas dan wewenang dari konsultan pengawas adalah sebagai berikut : 1. Sebagai wakil pemberi tugas dilapangan. Selama masa pelaksanaan kontrak sampai pembayaran terakhir dilaksanakan, dia berhak melakukan tindakan-tindakan atas nama pemilik memberikan ketentuan lain secara tertulis. Segala instruksi dari pemberi tugas kepada pemborong hanya dilakukan melalui konsultan pengawas atau manajemen konstruksi dan konsultan pengawas wajib memberikan pemilik. 2. Administrasi umum. Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak hingga tahap pelaksanaan selesai. 3. Pengawas pelaksanaan. Konsultan pengawas atau manajemen konstruksi berkewajiban mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas dan kuantitas serta laju pencapaian volume, serta kewajiban untuk mengawasi pekerja serta produknya, mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi. Pengawas lapangan berhak untuk setiap saat memeriksa seluruh proyek dan tempat proyek ditempat lain selama masa pelaksanaan, tanpa mengganggu jalannya pekerjaan. 4. Interpretasi keputusan. Apabila terdapat keraguan dalam dokumen pelaksanaan baik pemberi tugas maupun kontraktor maka konsultan pengawas lapangan berhak memberikan interpretasi dan keputusan pengawas lapangan harus konsisten dengan isi dan maksud dokumen pelaksanaan. 5. Pemeriksaan dan koreksi gambar-gambar. saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada

14

Pengawas lapangan wajib memberikan gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh pekerjaan perlu dipersiapkan oleh pemborong, dan akan memberikan penjelasan yang dibutuhkan oleh pemborong serta memecahkan persoalan-persoalan yang terjadi selama pekerjaan kontruksi berlangsung. Pengawas lapangan berhak melakukan perubahan-perubahan serta penyesuaian yang perlu atas pekerjaan dan menertibkan berita acara perubahan. 6. Rapat-rapat lapangan. Konsultan pengawas berkewajiban mengadakan rapat-rapat lapangan secara berkala dan membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan dengan memasukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pemborong serta membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan yang dibuat oleh kontraktor dan disetujui oleh konsultan perencana. 7. Penolakan hasil pekerjaan pemborong. Pengawas lapangan berhak menolak pekerjaan yang dinilainya tidak sesuai dengan dokumen pekerjaan. Bila perlu pengawas lapangan berhak melakukan pemeriksaan khusus tes-tes seperlunya dengan mengabaikan bahwa pekerjaan sudah dibuat atau belum. 4. Project Manager Project Manager merupakan wakil dari kontraktor dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan proyek. Project Manager memiliki wewenang dalam memutuskan kebijaksanaan dan tindakan yang harus segera diselesaikan mengenai masalah-masalah teknis dalam pelaksanaan proyek. Project Manager mempunyai tanggung jawab secara keseluruhan untuk merencanakan, memimpin dan mengontrol seluruh pekerjaan proyek yang bersangkutan, agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Project Manager juga bertugas untuk dapat menyelesaikan proyek seefisien mungkin sesuai dengan mutu, waktu dan harga yang ditetapkan oleh pelanggan

15

5. Site Manager Site Manager yaitu seorang yang ditunjuk kontraktor pelaksana guna memimpin dan bertanggung jawab penuh atas masalah dan pelaksanaan proyek secara langsung dilapangan. Site manager punya wewenang dalam pengambilan tindakan selama tidak menyimpang atau merubah dokumen kontrak proyek, tetapi jika menyangkut masalah vital maka harus berkonsultasi pada tim ahli yang ada diproyek, serta kegiatan pengkoordinasian yang melibatkan para staf dan bawahannya. Tugas dan wewenang Construction Manager (Site Manager), yaitu : 1. Mengkoordinasikan pekerjaan di lapangan. 2. Bertanggung jawab dalam menerjemahkan gambar rencana ke pelaksanaan pekerjaan sebenarnya. 3. Membuat metode kerja berdasarkan metode pelaksanaan yang dibuat oleh Project Manager. 4. Mengatur pemakaian material, upah dan peralatan. 5. Mengadakan komunikasi dengan kantor pusat jika terjadi penyimpangan di lapangan. Setiap permasalahan yang ada, harus segera mengadakan rapat dengan atasan untuk mencari solusi permasalahan yang ada. 6. Membuat sistem kerja, Network Planning dan Time Schedule pelaksanaan secara baik. 7. Mengevaluasi kemajuan pekerjaan di lapangan dan menyusun laporan kemajuan proyek. 6. Site Enggineer Site Enggineer bertanggung jawab dalam menyiapkan pembuatan gambar kerja kegiatan teknis dilapangan untuk memberi dukungan teknis terhadap pelaksanaan proyek. Site Enggineer bertugas untuk mengkoordinasikan semua pekerjaan yang menyangkut masalah teknis pelaksanaan, antara lain : dan mengendalikan seluruh pelaksanaan

16

1. Melakukan tinjauan kontrak atas pekerjaan tambah kurang dan instruksi perubahan dilapangan dari pelanggan 2. Mengendalikan semua dokumen yang dikeluarkan kantor pusat dan proyek termasuk standart teknik dan peraturanperaturan yang diberlakukan 3. Membuat jadwal inspeksi dan pengujian 4. Mengkoordinasikan pembuatan gambar kerja agar mudah dimengerti dan dilaksanakan 5. Mendata perubahan pekerjaan tambah kurang 6. Merencanakan pelaksanaan 7. Memonitor jadwal pelaksanaan dan prosedur kerja 8. Mengkoordinasikan pembuatan laporan harian, mingguan dan bulanan proyek 9. Mengkoordinasikan pekerjaan pengukuran, pengawas mutu 10.Memeriksa Instruksi Kerja dan Prosedur Mutu yang dibuat di proyek 11.Memonitor sistem pengendalian dokumen dan catatan yang ada di proyek 7. Petugas Administrasi atau Dokumen Petugas administrasi atau dokumen bertanggung jawab untuk menyimpan, menjaga, dan mengendalikan semua dokumen atau catatan mutu yang berhubungan dengan ISO 9001 : 2000 baik yang internal maupun eksternal. 8. Supervisor Tugas bagian supervisor yaitu memahami gambar kerja rencana dan spesifikasi teknik, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan dan gambar kerja design spesifikasi teknik. Disamping itu juga menyiapkan tenaga kerja dan mengatur jadwal pelaksanaan tugas tenaga kerja sehari-hari, menjaga dan mengusahakan daya guna dan hasil guna pemakaian bahan, tenaga dan peralatan sistem konstruksi Bantu untuk menunjang

17

proyek, membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan di lapangan. 9. Pemborong Pemborong bisa perseorangan/badan hukum, baik pemerintah atau swasta. Pemborong bertanggung jawab dan bertugas untuk: 1. Melaksanakan sesuai gambar bestek 2. Menyerahkan hasil pekerjaan.

10. Tukang atau Pelaksana


Tukang atau Pelaksana merupakan orang yang bertugas secara langsung melaksanakan pekerjaan proyek. Tukang atau pelaksana merupakan seorang teknisi dengan keahlian tertentu yang di tunjuk oleh pemborong dengan tanggung jawab dalam pelaksanaan pekerjaan. Tenaga tukang merupakan bagian yang terbesar dari pekerjaan suatu kontraktor. Tenaga tukang ini meliputi tukang batu, tukang besi, dan cor. Tenaga tukang merupakan tenaga yang mempunyai pendidikan rendah, dimana pendidikan dan kterampilannya diperoleh dari pengalaman. Kebutuhan tenaga kerja ini jumlahnya dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan volume pekerjaan yang sedang dikerjakan. Berdasarkan status kepegawaiannya, tenaga tukang dibagi menjadi : a). Tenaga tetap kontraktor. Tenaga tetap kontraktor adalah tenaga kerja yang menjadi karyawan suatu perusahaan yang tetap, sedangkan penempatan dan bidang pekerjaannya diatur oleh perusahaan. b). Tenaga kerja harian. Tenaga kerja harian adalah tenaga yang dibutuhkan pada suatu proyek untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu dan setiap saat dapat diberhentikan. c). Tenaga borongan.

18

Tenaga borongan adalah kelompok kerja yang dikoordinasi oleh seorang mandor sebagai pimpinan kelompok dan merupakan tenaga lepas.

11. Kepala Gudang atau Logistik


Kepala Gudang atau Logistik adalah yang ditunjuk untuk menginventasikan segala peralatan atau material dalam proyek juga mencatat sirkulasi bahan yang masuk dan yang telah terpakai serta bertanggungjawab pada setiap bahan yang dibeli apakah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Bagian logistik mempunyai tugas membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan proyek, bekerja sama dengan staf teknik. Disamping itu pula, juga melakukan survei dan memberikan informasi tentang sumber dan harga dari bahan serta membuat suatu laporan managerial tentang penggunaan peralatan, pemakaian dan persediaan bahan di proyek. 12. Mekanik Mekanik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar masuk alat proyek dan keutuhan alat inventaris proyek. Mekanik juga bertugas untuk memperbaiki, menjaga, merawat dan memelihara peralatan yang digunakan selama kegiatan proyek. 13. Drafter Drafter bertanggung jawab terhadap pembuatan gambar kerja proyek (shop drawing). Drafter mempunyai tugas menggambar site plan dan rencana gambar gambar lainnya yang di inginkan oleh Site Manager dan juga hasil gambar tersebut dapat di mengerti oleh orang-orang yang ada di lapangan. Dalam hal ini Pelaksana, Surveyor, Mandor dan tukang. 14. Surveyor Membuat rencana, metoda kerja, kebutuhan akan jumlah dan jenis alat yang digunakan dalam menentukan presisi/letak, dimensi/ukuran bagian pekerjaan. Melakukan tindakan pengukuran, memberi tanda hasil ukuran dan menghitung pekerjaannya. 19

20

Anda mungkin juga menyukai