Perdagangan Kapitalisme
Sektor Riil
Barang Jasa
Sektor Nonriil
Pasar Uang Pasar Modal
Barang
Jasa
* *
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan
* *
Arab : asuransi dikenal dengan istilah : at Takaful, atau at Tadhamun yang berarti : saling menanggung.
* *
Asuransi ini disebut juga dengan istilah at-Tamin, berasal dari kata amina, yang berarti aman, tentram, dan tenang. Lawannya adalah alkhouf, yang berarti takut dan khawatir. Dinamakan at Tamin, karena orang yang melakukan transaksi ini (khususnya para peserta ) telah merasa aman dan tidak terlalu takut terhadap bahaya yang akan menimpanya dengan adanya transaksi ini.
kesediaan pihak penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita oleh pihak tertanggung * asuransi kebakaran, asuransi laut, asuransi pengangkutan di darat, dll
sebenarnya. Yang diterimanya itu sebenarnya adalah hasil penentuan sejumlah uang tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak * asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan, dll Asuransi wajib?
* *
Syekh Taqiyuddin An Nabhani, An-Nidham Al Iqtishodi Fil Islam (Sistem Ekonomi Dalam Islam) menyebutkan bahwa Asuransi adalah Haram. Dengan meniliti secara mendalam, sebenarnya nampak bahwa asuransi tersebut batil dari dua segi : Pertama, asuransi adalah transaksi, dimana asuransi tersebut merupakan kesepakatan antara dua pihak yang di dalamnya terdapat ijab dan qabul.
*
* *
Ijab dari pihak tertanggung (insured), sedangkan qabul dari PT. Asuransi. Atau pihak penanggung (insurer). Agar transaksi tersebut sah maka harus terpenuhi syarat transaksi menurut syara (hukum Islam). Sahnya transaksi tersebut harus ada ijab dan qabul diantara kedua belah pihak. Asuransi konvensional tidak memenuhi syarat transaksi tersebut karena ternyata transaksi tersebut tidak terjadi pada barang dan jasa. Asuransi tersebut terjadi pada janji saja yaitu resiko bukan berupa barang dan jasa. Padahal resiko tidak dapat diperjualbelikan atau disewakan atau dipindahtangankan.
*
*
Kedua, PT. Asuransi (insurer) telah memberikan janji kepada pihak tertanggung (insured) sesuai dengan syarat-syarat tertentu.
Bila ditinjau dari segi jaminan (dhaman), tentu jaminan tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang dituntut oleh syara berkaitan dengan masalah dhaman agar jaminan tersebut menjadi jaminan yang sah menurut syara. Jika jaminan tersebut memenuhi syarat-syarat tersebut, maka jaminan tersebut sah. Jika tidak, maka jaminan tersebut tidak sah. Dalam asuransi konvensional tidak ada pemindahan hak seseorang kepada orang lain secara mutlak. PT. Asuransi tidak menjaminkan hartanya kepada seseorang dalam menunaikan kewajiban pihak tertanggung. Di sini juga tidak ada jaminan, sehingga asuransi tersebut menjadi batil.
*
* *
*
Asuransi Konvensional vs Syariah (Takaful)
* Ketiga, riba.
Peserta tidak mengetahui dari mana dana pertangungan berasal manakala ia meninggal atau mendapat musibah sebelum premi yang harus dibayarkannya terpenuhi.
Bukan rahasia lagi diketahui dana itu diperoleh dari sebagian bunga yang didapatkan dari penyimpanan uang premi para nasabah oleh perusahaan asuransi di Bank konvensional.
Dalam takaful, sejak awal nasabah telah diberi tahu dari mana dana yang diterimanya berasal, bila ia meninggal atau mendapat musibah. Ini dimungkinkan sebab setiap pembayaran premi sejak awal telah dibagi mejadi dua. Ke rekening pemegang polis, dan kedua dimasukkan ke rekening khusus peserta yang diniatkan tabarru (membantu) atau sadaqah untuk membantu saudaranya yang lain
takaful itu sendiri: apakah ia berperan sebagai perusahaan penjamin, ataukah sebagai perusahaan pengelola dana nasabah (mudharib), atau hanya sekedar sebagai pialang (broker) yang mempertemukan nasabah sebagai pemilik dana dengan pengusaha.
diantara para nasabah (aqad takafuli) dan aqad syarikat antara nasabah dan perusahaan takaful yang dibuktikan dengan adanya bagi hasil uang nasabah yang disimpan perusahaan asuransi takaful. penanggung dan yang ditanggung?
(menurut UU yang berlaku Takaful termasuk lembaga keuangan non bank yang hanya boleh menghimpun dana tetapi tidak boleh menyalurkan apalagi memutarnya sendiri) melainkan disalurkan ke BMI. bank menurut UU hanya boleh menghimpun dan menyalurkan dana, tetapi tidak boleh berusaha), disalurkan lagi kepada pengusaha.
* Itupun oleh BMI, karena juga tidak boleh berusaha (lembaga keuangan
Takaful hanya berfungsi sebagai pialang (perantara) antara nasabah dan pengusaha (yang dalam faktanya itupun tidak pernah ada), ataupun wakil nasabah dalam berhadapan dengan pengusaha.
Takaful bisa mendapat imbalan (ujrah atau iwad). hasil, dan karenanya juga menanggung kerugian?
* Akad saling menanggung bisa dilakukan diantara para peserta. Jadi * Bisa pula disepakati dana yang dikumpulkan dipakai sebagai modal
sejumlah para nasabah membentuk kesepakatan bersama untuk saling menanggung dengan cara mengumpulkan sejumlah uang. usaha yang diputar oleh sebuah perusahaan, dimana sebagian atau seluruh keuntungan itulah yang digunakan sebagai dana tanggungan. yang bukan anggota takaful. Perusahaan Takaful (bisa dicari nama lain yang lebih netral) dalam hal ini bisa berperan sebagai wakil kedua belah pihak (pengusaha dan para nasabah), yang mengurusi segala hal yang berkaitan dengan kegiatan takaful. dari para nasabah atau imbalan baik dari nasabah ataupun pengusaha. mengembangkan kegiatan takaful. bukan untuk mencari keuntungan. nirlaba, yang berbeda sama sekali baik dari falsafah pendirian, tujuan, maupun tata kerjanya dengan perusahaan asuransi dalam sistem kapitalis - individualistik.
* Bila berlebih, bisa disepakati lebih jauh untuk menanggung orang lain
* Lembaga ini memperoleh dana bisa dari pungutan biaya administrasi * Dana tersebut lebih banyak digunakan untuk biaya operasional atau * Dengan demikian lembaga itu didirikan memang untuk kegiatan
kesempatan-kesempatan kerja kepada setiap orang yang mampu bekerja, mampu lagi melakukan pekerjaan dengan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukannya seperti makanan, minuman, pakaian tempat tinggal, dan kendaraan, bahkan pendidikan, kesehatan dan keamanan.