Anda di halaman 1dari 12

PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Akhir-akhir ini para sarjana ilmu-ilmu sosial ramai dengan yang

membicarakan masalah partisipasi masyarakat yang dikaitkan dengan kesadaran bahwa orientasi pembangunan tidak sepenuhnya dapat memenuhi hasil-hasil dasar pemikiran merembes ke bawah (top-down) nampaknya diharapkan, karena kurang memperhatikan persoalan partisipasi masyarakat dan masyararkat hanya dijadikan sebagai objek semata. Pola pembangunan yang demikian tidak saja kurang mampu menarik ikut sertanya semakin masyarakat, tertinggal tetapi dan juga mengakibatkan mereka tersisih.

Berdasarkan pengalaman yang kurang menggembirakan itu, kini pemerintah sudah saatnya harus berpaling pada orientasi bahwa pelaksanaan pembangunan tidak saja untuk dan oleh masyarakat, melainkan harus pula dipadukan bersama masyarakat. Masalah tersebut perluasan partisipasi masyarakat. Ada dua unsur pokok mengapa partisipasi itu penting. Pertama alasan etis, yaitu manusia Kedua berpartisipasi alasan dalam arti pembangunan demi sebagai subyek, manusia tidak akan yaitu bila pembangunan dengan dan jelas menyangkut

menjadi manusia bila semata-mata ia hanya menjadi obyek; sosiologis, diharapkan berhasil dalam jangka panjang tidak bisa tidak ia harus menyertakan Masyarakat sebanyak mungkin orang, kalau tidak diharapkan dapat menyadari akan pembangunan parti akan macet. juga kebutuhan pokok mengenai Kesehatan, mereka harus diberikan pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya hidup yang bersih dan sehat melalui berbagai media pelaksanaan program pemerintah yang sosialisasi lebih atau menitik
Page 1 of 12

beratkan setempat,

kepada

peningkatan mereka

partisipasi lebih banyak

masyarakat memiliki

sehingga

tanggungjawab untuk memelihara dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan lebih baik. Sehat adalah karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmat makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir, akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus senantiasa mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan senantiasa memelihara bahkan meningkatkannya. Namun orang sering lupa bersyukur manakala ia sedang sehat dan baru akan menyadari betapa nikmatnya sehat setelah ia menjadi sakit. Kesehatan merupakan dasar yang sangat penting bagi keberhasilan melaksanakan pekerjaan. Pembinaan kesehatan meliputi pembinaan kesehatan jasmani, kesehatan rohani dan kesehatan sosial, yang merupakan sehat paripurna sesuai dengan konsep sehat WHO. Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN,1998) menjelaskan tentang tujuan Pambangunan Nasional yaitu sebagai berukut: Pembangunan Nasional pada hakekatnya bertujuan untuk menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia guna mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin yang lebih selaras, adil, dan merata. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah upaya dalam pembangunan kesehatan. Upaya dalam pembangunan kesehatan bertujuan agar tercapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah mewujudkan generasi muda yang sehat sebagai sumber daya manusia yang produktif dan mampu berperan serta secara aktif dalam pembangunan nasional. Salah satu upaya untuk mewujudkan
Page 2 of 12

hal tersebut adalah dengan meningkatkan kualitas remaja (Depkes RI, 2001).

non-fisik yang

meliputi segi intelektual, emosional dan psikososial pada kesehatan

Page 3 of 12

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KESEHATAN

A. Pengertian Partisipasi Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan berarti keikutsertaan seluruh permasalahan-permasalahan anggota masyarakat dalam masyarakat tersebut. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Di dalam hal ini, masyarakat sendirilah yang aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasikan program-program kesehatan masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sekadar memotivasi dan membimbingnya (Notoatmodjo, 2007). pembangunan pada dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat adalah yang

semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Ada enam jenis tafsiran mengenai partisipasi masyarakat tersebut antara lain:
1)

Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada

proyek atau program pembangunan tanpa ikut serta dalam pengambil keputusan.
2)

Partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka

dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menangapi proyek-proyek atau program- program pembangunan.
3)

Partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu.
4)

Partisipasi adalah penetapan dialog antara masyarakat setempat melakukan persiapan, pelaksanaan dan proyek/program agar memperoleh informasi mengenai

dengan para staf dalam monitoring

konteks lokal dan dampak-dampak sosial.


Page 4 of 12

5)

Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan di dalam partisipasi setiap anggota masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk daya (tenaga) dan ide (pemikiran). Dalam hal ini dapat diwujudkan di dalam 4 M, yakni manpower (tenaga), money (uang), material (benda-benda lain seperti kayu, bambu, beras, batu, dan sebagainya), dan mind (ide atau gagasan). Supaya lebih jelas dapat digambarkan sebagai berikut:

perubahan yang ditentukan sendiri.


6)

diri, kehidupan dan lingkungan mereka.

M anpower

M oney M aterial M ind/ideas

HEALT H SERVIC E

HEALTH STATUS

Berbicara masalah partisipasi, berarti akan selalu berkait dengan upaya- upaya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat secara aktif dalam berbagai aktivitas yang telah direncanakan. Keikutsertaan mendorong secara aktif tersebut roda merupakan energi atau yang bergeraknya pembangunan kegiatan

masyarakat dalam rangka mencapai tujuan atau untuk memecahkan suatu masalah. Dengan demikian partisipasi masyarakat tidak lain merupakan peningkatan mutu dari gotong-royong tradisional yang berdasarkan
Page 5 of 12

spontanitas, kesuka-relaan dan bersifat insidental, kepada suatu usaha perencanaan yang memerlukan dan cara perumusan kerja yang aspirasi untuk tujuan, mencapai harus dan penentuan langkah-langkah dan

tujuan. Proses ini jelas memerlukan pemikiran dan keputusan yang rasional. Pimpinan pula peka atau pikiran-pikiran orang-orang dipimpinya kebutuhan tanggap terhadap

yang hidup

di masyarakat, sehingga perumusan

rasional tadi pada hakekatnya merupakan penjabaran dari apa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.
B.

Defenisi Kesehatan dan Pengetahuan Kesehatan sangat diperlukan oleh manusia untuk dapat menjalankan aktivitas menghalanginya. hal yang wajar sehari-hari karena tanpa ada gangguan apapun yang Setiap orang ingin selalu sehat itu merupakan karena sempurna keadaan

seseorang, bila terkena sakit pasti tidak akan merasa senang dan tidak dapat memanfaatkan segala kemampuan yang dimilikinya tersebut. Menurut batasan ilmiah dan teori kesehatan WHO, sehat atau kesehatan telah Kesehatan No. 36 dirumuskan Tahun dalam Undang Undang 2009 sebagai berikut : Kesehatan

adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. kesehatan adalah keadaan seseorang dalam kondisi tidak sakit, tidak ada keluhan, dapat menjalankan kegiatan sehari hari, dan sebagainya. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari fisik, mental dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (Poltekes Depkes 2010:64) Dari beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk dikatakan sehat, seseorang harus berada pada suatu kondisi fisik, mental dan social yang bebas dari gangguan, seperti penyakit atau perasaan tertekan yang memungkinkan orang tersebut untuk Page 6 of 12

hidup produktif dan mengendalikan stress yang terjadi sehari hari serta hubungan sosial secara nyaman dan berkualitas. Atas dasar definisi kesehatan tersebut, maka manusia selalu dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari unsur fisik (organobiologik), mental (psikoedukatif), social (sosiokultural) yang tidak hanya dititik beratkan pada penyakitnya, tetapi pada kualitas hidup (quality of life), yang terdiri dari kesejahteraan (wellbeing), dan produktifitas social ekonomi (productivity). Pengetahuan merupakan hasil pemahaman seseorang yang didapatkan melalui indera, sebagaian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Namun, dalam aplikasi dilapangan pengetahuan kesehatan masyarakat Indonesia sangatlah tinggi akan tetapi dalam aplikasi dikehidupan sehari-hari sangatlah rendah. Itu semua dapat kita lihat dari segi gaya hidup aktif sehari-hari masyarakat Indonesia, setiap kegiatan yang memerlukan aktivitas fisik dilakukan dengan alat-alat modern seperti remaja apabila berangkat sekolah menggunakan sepeda motor ada juga yang menggunakan angkutan umum. Maka dari itu berdampak kepada tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia yang jauh di bawah normal sehingga badan mudah lelah dan rentan terserang penyakit. Oleh sebab itu selain pengetahuan kesehatan, gaya hidup aktif dan tingkat kebugaran jasmani yang baik pula perlu dimiliki manusia terutama remaja. Karena pengetahuan kesehatan merupakan hasil pemahaman manusia untuk diaplikasikan dalam kehidupan agar tercapainya derajat hidup sehat yang sesuai dengan sehat secara WHO.
C. Dasar-Dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat

Dalam

hubungannya Dengan

dengan kata lain,

fasilitas

dan

tenaga

kesehatan, dapat

partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut. partisipasi masyarakat

Page 7 of 12

menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diciptakan dengan adanya partisipasi masyarakat didasarkan kepada idealisme.
1.

Community felt need. Apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat sendiri, ini berarti bahwa masyarakat itu memerlukan pelayanan tersejbut. Sehingga adanya pelayanan kesehatan bukan karena diturunkan dari atas, yang belum dirasakan perlunya, tetapi tumbuh dari bawah yang diperlukan masyarakat dan untuk masyarakat.

2.

Organisasi pelayanan kesehatan

masyarakat yang berdasarkan

partisipasi masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat Hal ini berarti bahwa fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3.

Pelayanan kesehatan tersebut akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri. Artinya

tenaganya dan penyelenggaraannya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu sendiri yang dasarnya sukarela.
4.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa filosofi partisipasi masyarakat dalam

pelayanan kesehatan masyarakat adalah terciptanya suatu pelayanan untuk masyarakat, dari masyarakat dan oleh masyarakat. D. Beberapa Cara Pendekatan Partisipasi Masyarakat Menurut Club du Sahel dalam Mikkelsen (2003), beberapa pendekatan untuk memajukan partisipasi masyarakat yaitu:
1) Pendekatan pasif, pelatihan dan informasi; yakni pendekatan yang

beranggapan bahwa pihak eksternal lebih menguasai pengetahuan, teknologi, keterampilan dan sumber daya. Dengan demikian partisipasi tersebut memberikan komunikasi satu arah, dari atas ke bawah dan hubungan pihak eksternal dan masyarakat bersifat vertical.
2) Pendekatan partisipasi aktif; yaitu memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk berinteraksi secara lebih intensif dengan para petugas eksternal, contohnya pelatihan dan kunjungan.
Page 8 of 12

3) Pendekatan partisipasi dengan keterikatan; masyarakat atau individu

diberikan diberikan

kesempatan pilihan untuk

untuk

melakukan pada

pembangunan, kegiatan

dan dan

terikat

sesuatu

bertanggung jawab atas kegiatan tersebut.


4) Pendekatan dengan partisipasi setempat; yaitu pendekatan dengan mencerminkan

kegiatan pembangunan atas dasar keputusan yang diambil oleh masyarakat setempat. Agar masyarakat:
1) Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata. 2) Dijadikan

memperbaiki

kondisi

dan

peningkatan

taraf

hidup

masyarakat, maka usaha untuk dapat menggerakkan partisipasi

stimulasi motivasi

terhadap terhadap

masyarakat, masyarakat,

yang yang

berfungsi berfungsi

mendorong timbulnya jawaban (respons) yang dikendaki.


3) Dijadikan

membangkitkan tingkah laku (behavior) yang dikehendaki secara berlanjut Strategi partisipasi masyarakat menurut Notoatmodjo (2007) :
1) Lembaga

Sosial di tingkat

Desa desa, ini.

atau

Lembaga

Kerja wadah

Pembangunan kegiatan antar ini adalah juga

Masyarakat Desa (LKPMD) disiplin lembaga semacam

adalah suatu Tugas utama di

tiap kelurahan atau desa mempunyai lembaga dan desanya, mengevaluasi termasuk itu, ke tenaga dalam

merencanakan, kegiatan-kegiatan

melaksanakan,

pembangunan

pembangunan di bidang kesehatan. Oleh karena menjual idenya, dengan memasukkan ide-idenya

kesehatan dari puskesmas dapat memanfaatkan lembaga ini untuk program LKPMD.
2) Program yang dijual oleh Puskesmas ke lembaga ini tidak harus

kesehatan, tetapi juga

kegiatan-kegiatan non

kesehatan

yang

akhirnya akan menyokong program kesehatan, misalnya; pertanian, peternakan, pendidikan, dan lain-lain.
Page 9 of 12

3) Puskesmas

dapat dijadikan

pusat

kegiatan,

walaupun

pusat

perencanaannya adalah di desa (LKPMD), dan petugas kesehatan adalah merupakan motivator dan dinamisatornya.
4) Dokter

puskesmas

atau

petugas

kesehatan

yang

lain

dapat

membentuk suatu instansi-instansi lain.

team work yang baik dengan dinas-dinas atau

5) Dalam pelaksanaan, program dapat dimulai desa demi desa tidak

usah seluruh desa di kecamatan tersebut. Hal ini untuk menjamin agar puskesmas dapat memonitor dan membimbingnya dengan baik. Bilamana perlu membentuk suatu proyek percontohan sebagai pusat pengembangan untuk desa yang lain. E. Tingkat-Tingkat Dalam Partisipasi Masyarakat (PSM) Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu : 1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan 2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif 3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin meniru 4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran 5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan tanggung jawab Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara pola 3). maju yang berpaham demokrasi. tingkat Sedangkan partisipasi partisipasi yang muncul di negara-negara sedang berkembang yang budayanya umumnya paternalistik, masyarakatnya adalah nomor 1 s/d nomor 4 (terutama nomor 1 s/d

Page 10 of 12

Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat kaitannya dengan sifat gotong-royong masyarakat yang sudah membudaya, namun itu bukan satu-satunya faktor penentu yang mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya. F. Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat Berbicara masalah partisipasi, berarti akan selalu berkait dengan upaya- upaya keikutsertaan seluruh komponen masyarakat secara aktif dalam berbagai aktivitas yang telah direncanakan. Akan tetapi smua program tidak akan mungkin berjalan lancar meskipun sudah direncanakan dengan matang, ada saja kendala yang akan dihadapi pada saat dilapangan, hal ini juga berlaku didalam program pengikut sertaan partisipasi masyarakat dalam kesehatan. Adapaun kendala kendala itu antara lain : Terdapat Di Masyarakat : 1) persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang masalah kesehatan yang dihadapi 2) susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya yang sangat berbeda-beda pula pengalaman pahit masyarakat tentang program Faktor penghambat yang sebelumnya
3) adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak

dimasyarakat 4) sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah 5) adanya berbagai macam kesenjangan sosial 6) kemiskinan G. Keuntungan Partisipasi Masyarakat Dalam hubungannya dengan fasilitas dan tenaga kesehatan, partisipasi masyarakat dapat diarahkan untuk mencukupi kelangkaan tersebut. Dengan kata lain, partisipasi masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan. Pelayanan kesehatan Page 11 of 12

yang diciptakan dengan adanya partisipasi masyarakat didasarkan kepada idealisme. Akan tetapi tidak hanya itu partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan mempunyai berberapa keuntungan antara lain :
a. Bagi Masyarakat

1) Upaya kesehatan yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan masalah yang dihadapi masyarakat, tidak hanya bertolak dari asumsi para penyelenggara semata. 2) Upaya kesehatan bisa diterima dan terjangkau oleh masyarakat, baik secara fisik, sosial maupun secara ekonomis. Ini karena mesyarakat berpartisipasi dalam merumuskan masalahnya dan dalam merencanakan pemecahannya 3) Masyarakat merasa puas, karena mempunyai andil pula dalam menilai pelaksanaan daripada upaya kesehatan yang sudah direncanakan dan dilaksanakan bersama. 4) Dengan berpartisipasinya masyarakat dalam proses pemecahan masalah dibidang kesehatan akan mengembangkan kemampuan dan sikap positif serta motivasi mereka untuk hidup sehat atas dasar swadaya. b. Bagi pihak penyelenggara pelayanan 1) dengan adanya partisipasi masyarakat, berarti adanya penemuan dan pengerahan potensi masyarakat untuk pembangunan di bidang kesehatan, dan membantu memecahkan masalah keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, baik sumber daya tenaga, biaya, maupun fasilitas. 2) Partisipasi masyarakat membantu upaya perluasan jangkauan pelayanan kesehatan 3) Partisipasi masyarakat menciptakan adanya rasa ikut memiliki dan rasa ikut bertanggungjawab dipihak masyarakat terhadap masalah dan program kesehatan, hingga hal ini memperlancar munculnya aspirasi-aspirasi dari bawah. 4) Partisipasi masyarakat dapat pula merupakan wadah dan jalur untuk kontrol terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pemerintah 5) Partisipasi masyarakat dibidang kesehatan dapat menjadi pintu masuk (entry point) bagi partisipasi masyarakat dalam pembangunan di bidang lain 6) Partisipasi masyarakat merupakan mekanisme berkembangnya dialog antara masyarakat dan pihak penyelenggaraan pelayanan (provider) dan antara masyarakat denganmasyarakat sendiri, hingga tercipta kesamaan berbagai pengertian dan pandangan tentang masalah dan cara pendekatannya.

Page 12 of 12

Anda mungkin juga menyukai