Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGANTAR ILMU HUKUM

FUNGSI HUKUM DAN PERISTIWA HUKUM (PERBUATAN HUKUM)

KELOMPOK VI

FUNGSI HUKUM
Secara garis besar hukum berfungsi menertibkan dan mengatur pergaulan dalam masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul. Dalam perkembangan masyarakat fungsi hukum dapat terdiri dari : 1. Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat : Hukum sebagai norma merupakan petunjuk untuk kehidupan (levensvoorschriften). Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Hal ini dimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak mengatur tingkah laku manusia, serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. 2. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir bathin : Hukum mempunyai ciri memerintah dan melarang, bersifat memaksa, dan mempunyai daya yang mengikat fisik dan psikologis. Karena hal tersebut hukum dapat memberikan keadilan, ialah menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Hukum dapat menghukum siapapun yang salah, hukum dapat memaksa agar peraturan ditaati dan siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman. 3. Sebagai penggerak pembangunan: Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan untuk menggerakkan pembangunan. Disini hukum dijadikan alat untuk membawa masyarakat kearah yang lebih maju. 4. Sebagai fungsi kritis: Dr. Soedjono Dirjosisworo, SH mengatakan : dewasa ini sedang berkembang suatu pandangan bahwa hukum mempunyai fungsi kritis, yaitu daya kerja hukum tidak semata-mata melakukan pengawasan pada aparatur pemerintah (petugas) saja, melainkan aparatur penegak hukum termasuk didalamnya. Syarat-syarat agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik : Agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, maka bagi para penegak hukum dituntut kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum dengan baik, misalnya : - menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing. - bila perlu diadakan penafsiran analogis penghalusan hukum.

Disamping hal itu juga dibutuhkan ketangkasan, kecekatan dan rasa dedikasi yang tinggi oleh para penegak hukum dalam menengakkan hukum yang berlaku.

PERISTIWA HUKUM
Pengertian peristiwa hukum : 1. Suatu rechtsfeit atau suatu kejadian hukum. 2. Suatu kejadian biasa dalam kehidupan sehari-hari yang akibatnya diatur oleh hukum. 3. Perbuatan dan tingkah laku subjek hukum yang membawa akibat hukum, karena hukum mempunyai kekuatan mengikat bagi subjek hukum atau karena subjek hukum itu terikat oleh kekuatan hukum. 4. Peristiwa didalam masyarakat yang akibatnya diatur oleh hukum. Tidak semua peristiwa mempunyai akibat hukum, jadi tidak semua peristiwa adalah peristiwa hukum. 5. Menurut Van Apeldoorn : peristiwa hukum adalah peristiwa yang berdasarkan hukum, menimbulkan atau menghapuskan hak. 6. Menurut Bellefroid : peristiwa hukum adalah peristiwa sosial yang tidak secara otomatis dapat merupakan atau menimbulkan hukum. Suatu peristiwa dapat merupakan peristiwa hukum apabila peristiwa itu oleh peraturan hukum dijadikan peristiwa hukum. Jadi dapat disimpulkan bahwa peristiwa hukum adalah peristiwa yang oleh kaidah hukum diberi akibat hukum, yakni berupa timbulnya hak atau kewajiban bagi subyek hukum tertentu yang terkait pada peristiwa tersebut. Peristiwa hukum dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Perbuatan subyek hukum. Perbuatan subyek hukum dibedakan kedalam: a. Perbuatan hukum Suatu perbuatan merupakan perbuatan hukum kalau perbuatan itu oleh hukum diberi akibat (menpunyai akibat hukum) dan akibat itu dikehendaki oleh yang bertindak. Perbuatan hukum dibedakan jadi dua : a.1. Perbuatan Hukum Bersegi Satu (eenzijdig) atau Perbuatan Hukum Tunggal Adapun perbuatan hukum yang bersegi satu ialah tiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulkan oleh kehendak satu subyek hukum saja (satu pihak yang melakukan perbuatan itu), seperti halnya perbuatan hukum perbuatan mengadakan surat wasiat dan hibah.

a.2. Perbuatan Hukum Bersegi Dua (tweezijdig) atau Perbuatan Hukum Berganda Perbuatan hukum bersegi dua atau perbuatan hukum berganda adalah tiap perbuatan yang akibat hukumnya ditimbulakan oleh dua atau lebih subyek hukum. Contohnya perjanjian, dalam perjanjian akan menyebabkan seorang atau lebih yang terikat dengan perjanjian itu, dan menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masingnya.

b. Perbuatan yang bukan perbuatan hukum Suatu perbuatan dikatakan bukan perbuatan hukum pabila akibat suatu perbuatan itu tidak dikehendaki oleh yang melakukannya. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kehendak dari yang melakukan perbuatan itu menjadi unsur pokok dari perbuatan tersebut. Jadi suatu perbuatan yang akibatnya tidak dikehendaki oleh yang melakukannya bukanlah suatu perbuatan hukum.

2. Peristiwa yang bukan perbuatan subyek hukum. Perbuatan yang bukan perbuatan subyek hukum adalah perbuatan yang dilakukan subyek hukum yang menimbulkan akibat hukum tertentu dan akibat hukum ini tidak dikehendaki oleh subyek hukum pelaku perbuatan tersebut.

Uraian tentang peristiwa hukum tersebut dapat dilihat dari skema berikut :

Perbuatan Hukum Bersegi Satu Perbuatan Hukum Perbuatan Hukum Bersegi Dua Perbuatan Subyek Hukum

Peristiwa Hukum Perbuatan yang Bukan Perbuatan Hukum Peristiwa yang Bukan Perbuatan Hukum Kematian Kelahiran Lewat waktu

Melawan Hukum

Tdk Melawan Hukum

DAFTAR PUSTAKA

L.J. Van Apeldoorn. Prof. Dr. Mr. Pengantar Ilmu Hukum, Noor Komala, Jakarta, 1960. Soeroso R, SH, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2002. Sidharta, Arief, Pengantar Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 2000.

Anda mungkin juga menyukai