,Ak
memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
dapat dipaksakan
2. Tidak ada kontraprestasi langsung 3. Dipungut oleh negara pusat & daerah 4. Dipergunakan bagi pengeluaran pemerintah, apabila ada surplus membiayai public
investment (budgeter)
5. Tujuan mengatur (reguler)
3
PAJAK Keputusan/undang-undang dari pemerintah pusat. Diatur dengan undangundang . Dipungut pemerintah pusat.
RETRIBUSI
Keputusan dari pemerintah daerah. Ditetapkan dengan peraturan daerah. Dipungut pemerintah daerah. Wajib bagi orang yang Wajib dan dapat dipaksakan menggunakan fasilitas bagi seluruh warga negara pemerintah daerah. Tidak mendapat imbalan Mendapat imbalan jasa jasa secara langsung. secara langsung. Berlaku untuk seluruh Berlaku untuk daerah warga negara Indonesia. bersangkutan. Sumber pendapatan Sumber pendapatan pemerintah pusat pemerintah daerah
jelas
tegas
kemamp
uan
m ku Kep hu as tia n
ea K
lan di
Pe
ng
ha si la n
mem bera tk
an
ya ela K
an k
Ek on om i
5
pajak dikenakan secara umum dan sesuai dengan kemampuan wajib pajak atau sebanding dengan tingkat penghasilannya.
Pemungutan pajak harus dilakukan dengan tegas,jelas, dan ada kepastian hukum.
Hal ini dimaksudkan agar mudah dimengerti oleh wajib pajak dan memudahkan administrasi.
Artinya pemerintah harus memperhatikan layak atau tidaknya seseorang dikenakan pajak sehingga orang yang dikenai pajak akan senang hati membayar pajak.
Pada saat menetapkan dan memungut pajak harus mempertimbangkan biaya pemungutan pajak. Jangan sampai biaya pemungutannya lebih tinggi dari pajak yang dikenakan.
9
hadia h
undia n
a aba usah l
O ra n g
EK BJ AK AJ P
i aj
d Ba
royalti
K EK PAJA OBJ
SU
an
Sa sa ra n
TAR IF P AJA K
Te ta p
Pr og re si f
UNSUR-UNSUR PAJAK
if Degres
o op Pr a ion rs l
10
Orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
11
12
ketentuan besar kecilnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.
13
No. 1. 2. 3.
Persentase tarif pajaknya semakin meningkat mengikuti pertambahan jumlah objek pajaknya.
14
Persentase tarif pajaknya semakin kecil dengan semakin besarnya jumlah objek pajaknya.
No. 1. 2. 3. 4. 5. Penghasilan Rp1.000.000,00 Rp2.000.000,00 Rp3.000.000,00 Rp4.000.000,00 Rp5.000.000,00 Tarif Pajak 25% 20% 15% 10% 5%
15
No. 1. 2. 3.
16
Ne
ga
ra LE P E MB M AG UN A GU T
ah er a
ng su ng La Ti N La dak A ng NG su O ng OL G
JENIS PAJAK
Subjektif
SI FA T
ektif Obj
18
Pajak yang harus ditanggung oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB).
19
pajak yang harus dibayar pihak tertentu, tetapi dapat dilimpahkan kepada orang lain. Biasanya dibebankan kepada harga jual
Contoh: Pajak Penjualan (PPn), Pajak PertambahanNilai (PPN), bea impor.
20
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
Lembaga yang memungut Direktorat Jenderal Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak di bawah Departemen Keuangan.
Contoh: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bea meterai, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan, bea cukai, pajak orang asing pajak atas royalti dan dividen.
21
Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah, baik Pemerintah Daerah Tingkat I maupun Pemerintah Daerah Tingkat II.
Pajak ini digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Contoh: pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak hotel, pajak restoran, dan pajak reklame.
22
Pajak yang pemungutannya berdasarkan diri wajib pajak. Contoh: pajak penghasilan (PPh).
23
Pajak yang pemungutannya berdasarkan objek atau tidak memerhatikan keadaan wajib pajaknya.
Contohnya Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
24
25
1. Materil 2. Formil
26
Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenakan pajak (objek), siapa yang dikenakan pajak (subjek), berapa besar pajak yang dikenakan, segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan antara pemerintah dan wajib pajak. Misal : UU Pajak penghasilan
27
Memuat tata cara untuk mewujudkan Hukum Pajak Materiil menjadi kenyataan Tata cara penetapan utang pajak; Hak-hak fiskus untuk mengawasi wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan, dam peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak; Kewajiban wajib pajak Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
28
1) 2) 3) 4)
29
30
31
Mengajarkan bahwa penduduk adalah bagian dari suatu negara oleh karena itu penduduk terikat pada negara dan wajib membayar pajak pada negara dalam arti berbakti pada negara.
32
33
34
35
36
37
TERIMA KASIH
38