Anda di halaman 1dari 3

Definisi:Homeostasis

Homeostasis adalah suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, di mana semua sistem tubuh bekerja dan berinteraksi dalam cara yang tepat untuk memenuhi semua kebutuhan dari tubuh. Semua organisme hidup berusaha untuk homeostasis. Ketika homeostasis terganggu (misalnya sebagai respon terhadap stressor), tubuh mencoba untuk mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik seperti berkeringat atau terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari homeostasis, tubuh manusia menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu tubuh mencerminkan ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis, dan masalah terkait. Stres berat atau lama dapat menyebabkan ketidakseimbangan parah kondisi keseimbangan ini. Hal ini dapat menyebabkan tidak hanya tekanan psikologis tetapi juga gangguan psikosomatis. Istilah yang mungkin terkait dengan Homeostasis :

Imunoglobulin Hormon Vaginismus Endokrin, Penyakit Terapi Holistik

HOMEOSTASIS TUBUH PENDAHULUAN Manusia adalah mahluk Tuhan yang mempunyai derajat paling tinggi di antara mahluk hidup lainnya yang dilengkapi dengan sistem tubuh yang kompeks. Pada saat melakukan fungsinya masing-masing, semua sistem ini membutuhkan homeostasis atau keseimbangan. Apabila tidak terjadi homeostasis makan dapat dikatakan tubuh mengalami gangguan. Homeostasis adalah pengaturan kondisi-kondisi statis atau konstan di lingkungan dalam tubuh. Tubuh menghadapi perubahan kebutuhan, sementara ia harus mempertahankan kestabilan lingkungan internal yang dibutuhkan oleh setiap sel dan organ agar dapat berfungsi karena kerja sistem tubuh yang sangat teratur dan terkoordinasi. Pengaturan homeostasis tubuh terdiri dari negative feed back system yaitu kebalikan sebuah perubahan pada saat kondisi dikontrol, dan positive feed back system yaitu memperkuat suatu perubahan yang terjadi dalam tubuh. bersama. Dari semua sistem yang ada didalam tubuh manusia, yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sistem pernafasan, sistem cardiovascular, sistem endokrin, dan sistem musculo-skeletal.Antara keempat sistem ini terdapat hubungan yang sangat erat yaitu pada saat satu sistem mengalami ketidak seimbangan maka sistem yang lain akan berperan untuk mengembalikan fungsinya pada keadaan normal dan dikontrol oleh sistem saraf karena sistem saraf merupakan pusat pengatur seluruh sistem yang ada di dalam

tubuh. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang proses homeostasis atau keseimbangan antara sistem endokrin, sistem saraf, sistem cardiovascular dan sistem pernafasan pada saat berlari. .

PEMBAHASAN Pada saat berlari, tubuh mengalami perubahan yaitu meningkatnya metabolism tubuh yang menyebabkan terjadinya peningkatan suhu tubuh. Sistem yang berperan pada keadaan ini untuk mengembalikan homeostasis tubuh pada keadaan normal yaitu sistem endokrin dengan menggunakan negative feedback system. Pada saat suhu tubuh meningkat, thermoreceptor dikulit dan hipothalamus mengirimkan impuls saraf ke area preoptik dan merangsang pusat penurun panas serta menghambat pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan dilatasi pembuluh darah dikulit yang menyebabkan kulit menjadi hangat dan kelebihan panas hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan peningkatan volum darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih dingin. Tingginya suhu darah dapat merangsang kelenjar keringat kulit melalui aktifasi syaraf hipothalamik. Pengeluaran keringat yang berlebihan oleh tubuh dapat menyebabkan tekanan osmotik darah meningkat maka menstimulasi osmoreseptor yaitu saraf yang berada di hypothalamus untuk memonitor tekanan osmotik darah. Osmoreseptor mengaktifkan sel hipothalamik neurosecretory yang mensintesis dan menghasilkan hormone ADH (antidiuretic hormone), kemudian neurosekretory menerima exicatory input dari osmoreceptors. Osmoreseptor membangkitkan impuls saraf yang menyebabkan eksocytosis dari ADH yang mengandung vesikel dari akson terminal pada posterior pituitary sehingga membuat ADH bebas dan masuk ke dalam kapiler darah. Darah membawa ADH ke otot-otot halus pada dinding pembuluh darah yaitu dengan membuat lumen pada pembuluh darah vasokonstriksi yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Berlari dapat meningkatkan tekanan darah. Sistem tubuh yang berperan adalah sistem cardiovascular. Pengaturan tekanan darah untuk kembali pada keadaan yang normal menggunakan neural regulation of blood pressure dan hormonal regulation of blood pressure. Neural regulation yaitu pada saat tekan darah meningkat proses homeostasisnya di atur oleh sistem saraf. Rangsang diterima oleh receptor yang disebut baroreceptor yang terletak di lengkungan aorta dan carotid sinus. Rangsangan yang di terima oleh baroreceptor, kemudian data dikirim oleh nerve impulse ke pusat control yang ada di ada di medulla oblongata untuk di interpretasi atau di analisi dan hasilnya akan dikirim analisa akan dikirim ke effector sehingga menurunkan stroke volume dan detak jantung untuk menurunkan cardiac output serta terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang menurunkan systemic vascular resistance dan terjadilah proses homeostasis.Hormonal regulation yaitu pengaturan untuk kembali ke homeostasis melibatkan sistem endokrin . Untuk menurunkan tekanan darah, posterior pituitary mengeluarkan antidiuretik hormone yang menurunkan reabsorbsi air oleh ginjal sehingga terjadinya vasodilatasi pembuluh darah yang dapat menurunkan systemic vascular resistanc dan tekanan darah menurun . Berlari juga mempengaruhi sistem pernapasan. Pada saat latihan,

pemakaian oxygen dan pullmonary ventyllation meningkat yang menyebabkan meningkatnya tekanan karbondioksida serta menurunnya tekanan oxygen dalam darah. Rangsangan ini diterima oleh reseptor yang disebut central chemoreceptor yang ada di medula oblongata dan peripheral chemoreceptor yang berada di aortic dan carotid body. Data kemudian di kirim oleh nerve impulse ke pusat control pernafasan di medulla oblongata untuk di analisa. Setelah itu, nerve impulse membawa hasil analisa ke effector sehingga otot inspirasi dan ekspirasi berkontraksi yang menyebabkan menurunya tekanan karbondioksida dan meningkatnya tekanan oksigen dalam darah sehingga pernafasan kembali norma Otot membutuhkan energi untuk dapat bergerak. Hal ini berhubungan dengan sistem musculoskeletal. Ketika seseorang sedang berlari, diperlukan gaya otot. Energy yang digunakan oleh otot untuk bergerak berasal dari pemecahan ATP (adennosine triphosphate) dengan menghasilkan ADP(adennosine diphosphate ) yang berlangsung didalam mitokondria. Pada saat berlari, aktifitas tubuh meningkat sehingga tubuh membutuhkan lebih banyak energy. Apabila kebutuhan energi pada otot tidak terpenuhi maka akan terjadi kelelahan otot. Oleh karena itu tubuh mempunyai simpanan energy yaitu karbohidrat yang diproses melalui pembakaran glukosa atau glikogen secara aerobik maupun melalui glikolisis glukosa secara anaerobik pada saat berlari untuk menghasilkan ATP. KESIMPULAN Aktifitas berlari adalah aktifitas yang melibatkan semua sistem tubuh. Pada saat berlari, terjadi perubahan dalam tubuh yaitu terjadinya peningkatan suhu tubuh yang menyebabkan keluarnya keringat melalui kulit, peningkatan cardiac output yang menyebabkan terjadinya tekanan darah, terjadinya penurunan kadar oxygen dalam darah karena meningkatnya pulmonary ventilation serta terjadinya kontraksi otot karena otot membutuhkan energy untuk bergerak. Dari hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada saat melakukan kegiatan berlari, muncul beberapa tanda ketidakseimbangan atau gangguan dalam tubuh. Pada saat terjadi ketidakseimbangan maka sistem endokrin, sistem cardiovascular, system pernafasan, sistem musculo-skeletal akan bekerja secara bersama-sama atau bekerja saling mempengaruhi yang dikontrol oleh sistem saraf dan sistem endokrin dalam menyeimbangkan kembali tubuh pada keadaan normal. DAFTAR PUSTAKA

Marieb,E.N. (2006). Essential of Human Anatomy and Physiology. 8th Edition). San Farnsisco: Benjamin Cumming. Shier. D. Butler. J & Lewis. R. (2007). Holes Human Anatomy & Physiology. (11st Ed). New York: The McGraw-Hill Companies Tortora, G J & Derrickson. B. (2009). Principles of Anatomy and Physiology. (12th Ed). USA: Wiley Watson, R. (2002). Anatomy & Fisiology :untuk Perawat. (Edisi 10). Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai