Anda di halaman 1dari 9

INSTRUMENTASI BEDAH

A. ALAT ALAT BEDAH Pisau Bedah (Scalpel) Scalpel merupakan instrument untuk memotong jaringan. Mata pisau yang tajam memungkinkan untuk dilakukannya pemisahan jaringan dengan trauma sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya. Scalpel terdiri atas 2 bagian, yaitu gagang dan mata pisau. Pada pisau model lama mata pisau dang gagang bersatu, sedangkan pada model baru mata pisau dapat dilepas dan diganti dengan yang baru. Bentuk mata pisau sangat bervariasi dan setiap bentuk mempunyai kegunaan yang tersendiri. Jenis scalpel yang sering digunakan adalah yang punggungnya lurus dan mata pisaunya melengkung. Ukuran mata pisau tidak mengubah tentang tata cara pemakaianya. Terdapat dua jenis gagang pisau yang sering dipakai, yaitu gagang nomer 4 dan gagang nomer 3. Gagang nomer 4 digunkan untuk mata pisau yang besar, sedangkan gagang nomer 3 digunakan untuk mata pisau yang kecil.

Gunting Gunting merupakan instrumen yang digunakan untuk memotong jaringan, benang dan balutan luka. Gunting yang lurus digunakan untuk pekerjaan pada bagian permukaan, sedangkan yang melengkung digunakan untuk bagian dalam luka. Pada umumnya yang digunakan untuk memotong adalah bagian distal dari mata gunting, untuk menghindari rusaknya struktur vital makan gunting tidak boleh ditutup kecuali bila ujung mata guntingnya dapat di lihat dengan jelas. Posisi penggunaan gunting yang baik adalah ibu jari dan jari manis diamasukkan kedalam lubang gunting, jari tengah diletakkan di depan jari manis dan jari telunjuk disampiung mata gunting. Jari telunjuk diletakkan pada bidang gunting sehingga dapat mengendalikan gunting dengan baik.

Gunting Diseksi Gunting diseksi ada dua macam, yaitu lurus dan bengkok, sedangkan ujungnya

runcing. Yang paling sering digunakan adalah jenis Mayo dengan mata gunting lurus atau melengkung, dan jenis Metzenbaum yang ukurannya lebih panjang dengan lengkungan halus pada ujungnya, dan lebih ringan. Penyedianya masing-masing satu buah. Gunting Benang Gunting benang ada dua macam yaitu bengkok dan lurus dengan ujung yang tumpul penggunaanya untuk memotong benang dan merapikan luka. Penyediannya masing-masing satu buah. Gunting Perban Gunting perban yang paling sering dipakai adalah gunting dengan mata pisau yang datar, ujungnya tumpul sehingga dapat disisipkan di bawah balutan luka tanpa kuatir akan melukai kulit.

Pinset Pinset Anatomis ( Thumb Forceps) Pinset anatomis digunakan untuk mengangkat jaringan atau memegang jaringan diantara permukaan yang berhadapan. Selain itu digunakan juga untuk menjepit kasa sewaktu menekan luka. Penyedianya dua buah. Pinset Jaringan/ Sirurgis (Tissue Forceps) Pinset ini dilengkapai dengan gerigi agar tidak tergelincir. Penggunaanya dalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda kulit sebelum memulai insisi. Penyediannya dua buah. Pinset Serpihan (Splinter Forceps)

Pinset serpihan memiliki ujung yang runcing dan datar/ melengkung sedikit. Pinset ini digunakan untuk mengangkat serpihan dan mengeluarkannya dari jaringan. Selain itu juga digunakan untuk mengadaptasikan tepi-tepi luka. Penyediaanya satu buah dalam operasi.

Klem ( Clamp) Alat ini digunakan terutama untuk memegang jaringan dan memungkinkan untuk melakukan traksi. Permukaan yang berhadapan dari tiap kepala forceps berfariasi tergantung dari tujuan yang spesifik. Semuanya mempunyai lubang untuk jari dan sistem pengunci. Klem Arteri (Pean) Klem arteri memiliki dua bentuk yaitu lurus dan belok. Penggunaanya adalah untuk melakukan hemostasis, penting untuk menghentikan pendarahan selama operasi. Klem ini digunakan untuk jaringan yang tipis dan lunak. Selain itu juga dibagi atas atraumatik dan traumatik. Klem atraumatik tidak menimbulkan kerusakan, misalnya untuk ujung pembuluh darah yang akan disambung, sedangkan klem traumatik dipakai untuk hemostasis pada ujung pembuluh darah yang terputus dari semua ukuran. Penyediaanya masing-masing 6 buah. Klem Mosquito Klem ini mirip dengan klem arteri tetapi ukuranyya lebih kecil. Penggunaanya untuk hemostasis terutama untuk jaringan tipis dan lunak. Penyediaanya masing-masing 6 buah. Klem Kocher Klem kocher mempunyai bentuk khas dengan gerigi melintang yang menyusuri panjangnya, dan pada ujungnya terdapat gigi yang tajam. Kegunaanya adalah untuk menjepit jaringan, terutama agar jaringan tidak meleset, dapat juga untuk fascia yang tebal. Klem Allis Klem allis merupakan klem traksi dengan ujungnya yang terdiri atas gerigi halus yang berhadapan. Digunakan untuk memegang fascia dan melakukan traksi kulit, juga untuk menahan luka pada tempatnhya. Klem Babcock
3

Klem babcock mempunyai permukaan pemegang yang halus dengan palang pada setiap bilah. Palang ini berhadapan secara tumpul sehinga tidak merusak jaringan yang dipegang. Berguna untuk memgang jaringan yang lembut tanpa menembusnya, juga digunakan untuk memegang struktur tubular yang sulit dipegang, dan menjepit tumor yang besar dan agak rapuh. Towel clamp (doek clamp) Towel clamp merupakan clamp pemegang dengan ujungnya yang runcing untuk menahan tepi handuk/ doek pada tempatnya. Berguna untuk menjepit kain operasi juga untuk memegang tulang coste ketika dilakukan traksi eksternal pada dinding dada. Klem Pemegang Kasa ( Sponge- holding Forceps) Klem pemegang kasa mempunyai lubang yang besar pada ujungnya, dengan permukaan gerigi yang berhadapan. Alat ini digunakan untuk memegang kasa yang digunakan sebagai retraktor, kasa penyerap air dari rongga dalam tubuh, dan kasa persiapan daerah operasi. Pemegang Jarum (Nald Voeder) Pemegang jarum ini digunakan untuk memegang dan menggerakkan jarum saat melakukan jahitan, selain itu juga digunakan untuk menyimpulkan benang. Alat ini mempunyai kepala yang lebar dengan berbagai macam bentuk gerigi pada kjepalanya. Alat ini dipasang pada seperempat panjang jarum dari ujung tumpulnya. Bentuknya bervariasi, yaitu tipe Crille Wood dan tipe Mathew Kusten.

Korentang Korentang digunakan untuk mengambil instrumen steril dan mengambil kasa, gaun operasi, doek, dan laken steril.

Retraktor

Retraktor digunakan untuk menarik tepi luka agar area operasi menjadi lebih luas. Ada dua jenis utama retraktor, yaitu yang dipegang oleh asisten dan retraktor mekanik yang berada pada posisi dengan tekanan yang berlawanan terhadap luka. Retraktor Sederhana Retraktor sederhana memiliki berbagai macam variasi bentuk dan ukuran. Retraktor dengan lengkungan halus atau sudut siku-siku digunakan untuk menahan jaringan superfisial. Retraktor deaver, mempunyai lekukan halus yang panjang yang digunakan untuk luka yang lebih dalam. Bentuk yang lain dari retraktor adalah retraktor dengan kepala yang lebar dan ujung yang bulat yang membentuk sudut siku-siku dengan peganganya. Retraktor langenback dan US army double ended rertractor, digunakan untuk menguak luka. Retraktor pengait Retraktor ini digunakan untuk mencengkram dan menarik jaringan sehingga luka akan terkuak, karena alat ini akan tertelan dalam jaringan. Ujungnya dapat tumpul atau runcingdengan sejumlah kait. Yang terkenal adalah Retraktor Volkman. Retraktor Mekanik (self-retaining retractor) Alat ini diletakkan berhadapan dengan kedua sisi dan memisahkannya. Yang termasuk retraktor mekanik ini adalah Retraktor Balfour dan Retraktor Finonchietto. Retractor Balfour dapat digunakan untuk menarik kandung kemih, dan paling sering

digunakan untuk operasi abdomen. Retractor Finonchietto sering digunakan untuk menahan luka pada dinding dada agar tetap terbuka.

B. STERILISASI ALAT-ALAT BEDAH Sterilisasi adalah pemusnahan mikroorganisme beserta sporanya, sedangkan disinfeksi merupakan pengurangan populasi mikroorganisme patogen tanpa mencapai sterilisasi, dan biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen dan sebagainya. Ada lima metode sterilisasi atau disinfeksi peralatan bedah, yaitu: 1. Larutan antiseptik
5

2. Merebus dalam air mendidih 3. Oven udara panas 4. Otoklaf 5. Menggunakan fasilitas CSSD

Perebusan Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk mendesinfeksi peralatan, karena lebih sederhana, cepat dan cukup efektif. Namun, metode ini tidak dapat menghancurkan spora bakteri dan virus tertentu. Metode ini dilakukan dengan alat desinfektor air mendidih elektrik dengan termostat dan baki yang dapat dipindahkan. Sebelumnya, peralatan dibersihkan kemudian direbus dalam air mendidih (100 C atau 212F) selama kurang lebih 30 menit untuk mencapai sterilisasi. Teknik yang lebih baik adalah merebus dalam larutan soda 2 % ditambah Natrium Nitrit %, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perkaratan pada alat yang direbus. Di dalam larutan ini , perebusan dilakukan selama 20 menit.

Oven Udara Panas Alat ini merupakan sterilisator berupa oven yang dikontrol secara termostat, dengan elemen pemanas elektrik. Alat ini digunakan untuk alat yang tidak dapat disterilkan dengan perebusan atau otoklaf. Peralatan dapat disterilisasi dengan pemanasan 160 C selama satu jam atau pada suhu 120 C selama 4 jam. Sterilisasi cukup sempurna tetapi tidak dapat digunakan untuk bahan dari karet, plastik atau kertas.

Otoklaf Otoklaf merupakan sterilisasi dengan uap bertekanan tinggi, menggunakan bejana yang dapat ditutup mati, yang diisi dengan uap panas bertekanan tinggi. Suhu di dalamnya dapat mencapai 115 -125 C dan tekanan uapnya dapat mencapai 2-4 atm. Alat ini dapat membunuh mikroorganisme beserta spora yang ada. Lamanya pemanasan biasanya 30 sampai 60 menit. Alat ini dapat digunakan untuk sterilisasi peralatan jenis karet, plastik dan logam.

Pemakaian Fasilitas CSSD ( Central Sterile Supplies Department)

Sterilisasi alat alat bedah Sterilisasi adalah pemusnahan semua mikroorganisme beserta sporanya, sedangkan desinfeksi merupakan pengurangan populasi mikroorganisme pathogen tanpa mencapai sterilisasi, dan biasanya pada pakaian, alat alat linen.

5 metode sterilisasi peralatan : 1. Larutan antiseptic 2. Merebus dalam air mendidih 3. Oven udara panas 4. Otoklaf 5. Mengunakan fasilitas CSSD

LARUTAN ANTISEPTIK 1. Alcohol 2. Halogen dan senyawanya a. Yodium b. Providon yodium c. Liodofom (obat kuning) d. Clor hexidin 3. Oksidansia a. Kalium permanganate b. Perhidrol 4. Logam berat dan garamnya a. Mercuri klorida (sublimat) b. Merkurokrom (obat merah 5. Asam ( asam borat ) 6. Turunan fenol a. Trinitro fenol (asam pikrat)
7

b. Heksatklorofen (pHisoHex) 7. Basah ammonium kuartener (quats) : Etakridin (levanol)

PEREBUSAN Merupakan metode yang banyak digunakan untuk mendesinfeksi peralatan karna lebih sederhana cepat dan efektif. Tetapi tidak dapat menghancurkan spora bakteri dan virus tertentu. Sebelumnya, peralatan dibersikan lalu direbus dalam air mendidih 100 derajat celcius atau 212 derajat farenhaid selama minimal 30 menit agar mencapai sterilisasi. Untuk mencegah karat yaitu dengan merebus dalam larutan soda 2% ditambah natrium nitrit setengah %

OVEN UDARA PANAS Merupan sterilisator kering berupa oven yang dikontrol secara termostrat. Digunakan untuk peralatan yang tidak dapat disterilkan dengan perebusan atau oktoklaf. Misalnya minyak, vaselin dan talk. Dilakukan dengan pemanasan 160 derajat celcius selama 1 jam. Sterilisasi cukup sempurna tapi tidak daapat digunakan untuk bahan yang bisa meleleh.

OKTOKLAF Merupakan sterilisasi dengan uap bertekanan tinggi,. Suhu didalamnya mencapai 115 125 derajat celcius dan tekanan uapnya mencapai 2 4 atm. Uap bersuhu dan bertekanan tinggi akan membunuh mikrooorganisme dan spora yang ada. Lama pemanasan biasanya 30 60 menit. Kerugianya oktoklaf tidak mempunyai siklus vakum, sehingga perangkat alat tidak dapat disterilisasi seperti keadaan vakum yang dapat menghilangkan udara dan air. Namun dapat digunakan untuk jenis karet plastic dan logam.

PEMANASAN FASILITAS CSSD (Central Steril Suplay Departement) Mempunyai 2 siklus vakum, tahap pertama berupa prevakum yang akan membawa udara yang terdapat didalamnya sehinnga penetrasi uap panas lebih efisien. Siklus selanjutnya adalah postvakum yang akan mengeringkan muatan diakhir stadium. Pembalut, kain, baju operasi dan kumpulan peralatan bedah bisa disterilisasi dan dikeringkan secara bersamaan

MENSTERILKAN SARUNG TANGAN

Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan oktoklaf. Sebelumnya sarung tangan dicuci dengan air sabun. Sarung tangan yang terkena nanah setelah dicuci, dibersikan lagi dengan Lysol 0,5 % atau betadin lalu dibilas dan
8

dikeringkan luar dalam. Setelah kering bagian luar diberi talk dilipat dan dimasukan ke dalam kantongnya.

Anda mungkin juga menyukai