Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK TUTORIAL 1 SKENARIO 3 Blok XVI

Tutor : dr. Utami Tarigan Anggota : Triana Linda Larasati Dina Rahayu S Siti Annisa Nurfathia Erick Gunawan S Andharu Primayudha I Eka Sepriani Lilis Sulistiawati Merta Arum Prastika (G1A108015) (G1A108016) (G1A108013) (G1A108008) (G1A108009) (G1A108026) (G1A108030) (G1A108031)

Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Jambi 2010/2011


Page | 1

SKENARIO
Bapak M usia 70 tahun, datang ke poliklinik jiwa di RSJ Prov. Jambi bersama menantunya. Dari keterangan menantunya didapatkan keterangan kalau Bapak M sudah mulai sering lupa, terutama lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi, misalnya sudah diberi sarapan oleh menantunya tetapi Bapak M mengatakan belum diberikan sarapan, kadang Bapak M lupa di mana dia tinggal. Sebelumnya Bapak M seorang yang sopan santun, supel, pandai bergaul dan tidak suka menyakitkan orang lain. Sekarang, Bapak M, suka keluyuran dan kejadian tersebut terjadi mendadak saat setelah bangun tidur. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi = 20 x/menit, nadi = 90 x/menit dan suhu afebris. Selanjutnya Bapak M dilakukan Pemeriksaan Psikiatri. Apa yang terjadi dengan Bapak M?

KLARIFIKASI ISTILAH
1. Lupa 2. Supel 3. Keluyuran 4. Afebris

: : :

Lepas dari ingatan (tidak dalam ingatan/pikiran lagi) Pandai menyesuaikan diri; pandai bergaul; luwes Pergi kemana-mana tanpa tujuian tertentu : Tidak demam

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bapak M usia 70 tahun, datang ke poliklinik jiwa di RSJ Prov. Jambi bersama menantunya. Dari keterangan menantunya didapatkan keterangan kalau Bapak M sudah mulai sering lupa, terutama lupa akan hal-hal yang baru saja terjadi, misalnya sudah diberi sarapan oleh menantunya tetapi Bapak M mengatakan belum diberikan sarapan, kadang Bapak M lupa di mana dia tinggal. menyakitkan orang lain. Sekarang, Bapak M, suka keluyuran dan kejadian tersebut terjadi mendadak saat setelah bangun tidur.
3. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi = 20 x/menit, nadi =

2. Sebelumnya Bapak M seorang yang sopan santun, supel, pandai bergaul dan tidak suka

90 x/menit dan suhu afebris. Selanjutnya Bapak M dilakukan Pemeriksaan Psikiatri. 4. Apa yang terjadi pada Bapak M?

Tabel identifikasi masalah


No 1 2 3 4 Objective I II III IV Expected Senjang Senjang Senjang Senjang Concern Page | 2

ANALISIS MASALAH

I
1. Bagaimana Fisiologi Memori (proses mengingat)?

Jawab : Impuls sensori yang ditangkap oleh panca indera lalu menjadi perhatian ditangkap oleh melalui serabut saraf afferent dibawa ke korteks serebri (1) data tersebut bisa hilang secara permanen, (2) data diseleksi untuk ditransfer untuk jadi STM (1) bisa hilang secara permanen, (2) bisa menjadi LTM karena dipengaruhi beberapa faktor. (2)
2. Apa saja klasifikasi ingatan?

Jawab : Klasifikasi Ingatan (2) : - Ingatan Jangka Pendek Ingatan yang berlangsung beberapa detik atau paling lama beberapa menit, kecuali jika ingatan diubah menjadi jangka panjang. - Ingatan Jangka Menengah Berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu tetapi sebetulnya lalu hilang lagi - Ingatan Jangka Panjang Sekali disimpan, dapat diingat kembali selama bertahun-tahun kemudian atau bahkan seumur hidup. Levels of Memory : - Immediate memory

Recall terhadap suatu peristiwa yang telah berlangsung dalam beberapa detik sampai menit
-

Recent memory

Recall terhadap peristiwa yang telah berlangsung beberapa hari


-

Recent past memory : Recall terhadap peristiwa yang telah berlangsung beberapa bulan

Remote memory

Recall terhadap peristiwa yang telah berlangsung dalam beberapa tahun 3. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi ingatan seseorang? Jawab : Hal-hal yang mempengaruhi ingatan seseorang:
Page | 3

Seberapa kuat kaitan emosional (excitement) Seberapa sering kontak dengan masalah (rehearsal) - Konsentrasi - Keadaan panca indera - Umur
4. Mengapa Bapak M lupa hal-hal yang baru saja terjadi dan lupa di mana dia

tinggal? Jawab : Bapak M mengalami demensia vaskuler biasanya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular seperti hipertensi penyakit tersebut akan mempengaruhi pembuluh darah serebral terutama Pembuluh Darah yg sedang dan yang kecil jika berlangsung lama Pembuluh Darah akan mengalami infark lesi parenkim multiple yang hilang di otak gangguan otak (korteks serebri) terjadi gangguan area memory otak sehingga otak tidak mampu menstranser data menjadi STM sehingga pasien mudah lupa dengan hal-hal baru
5. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan Bapak M sering lupa?

Jawab : Faktor-faktor yang menyebabkan sering lupa (3): - Faktor Usia : perubahan struktur anatomi dan penurunan fungsi fisiologis - Penyakit tertentu : HIV, trauma, parkinson - Faktor genetik : berhubungan dengan jumlah neurotransmiter - Status gizi
6. Adakah hubungan antara keluhan Bapak M dengan usianya?

Jawab : Ada, usia merupakan faktor predisposisi atau faktor memperberat bagi beberapa penyakit.
7. Penyakit apa saja ditemukan gejala lupa?

Jawab : Penyakit dengan ditemukan gejala lupa (penurunan/hendaya daya ingat) (4): - Demensia : hutington, parkinson, peny.pick, peny. Binswanger, peny.jism lewy, HIV - Gangguan amnestik - Delirium - Depresi berat - Gangguan kognitif ringan - Gangguan kepribadian dan perilaku akibat penyakit, kerusakan, dan disfungsi otak - Trauma kepala

II
1. Mengapa Bapak M mengalami perubahan kebiasaan dan kepribadian? Page | 4

Jawab : Demensia merupakan penyakit yang bersifat statis atau progresif, pada pasien dengan perkembangan yang progresif maka akan melibatkan otak frontal dan temporal perubahan kebiasaan dan kepribadian. 2. Mengapa Bapak M jadi suka keluyuran mendadak sesaat setelah bangun tidur? Jawab : Bapak M mengalami demensia vaskuler biasanya disebabkan oleh penyakit kardiovaskular seperti hipertensi penyakit tersebut akan mempengaruhi pembuluh darah serebral terutama Pembuluh Darah yg sedang dan yang kecil jika berlangsung lama Pembuluh Darah akan infark terjadi lesi parenkim multiple yang hilang di otak gangguan di korteks serebri ggn. Kognitif, intelektual, orientasi terganggu keluyuran mendadak sesaat setelah bangun tidur Karena saat bangun tidur tensinya tiba-tiba meningkat lesi parenkim multiple yang hilang di otak semakin banyak gangguan di korteks serebri ggn. Kognitif, intelektual, orientasi terganggu keluyuran mendadak sesaat setelah bangun tidur
3. Adakah hubungan antara keluhan lupa dengan perubahan perilaku (suka

keluyuran saat bangun tidur)? Jawab : Ada, karena sebenarnya keduanya adalah gangguan fungsi kognitif.

III
1. Bagaimana Interpretasi Pem. Vital Sign?

Jawab : Pemeriksaan TD (mmHg) Respirasi (x/menit) Nadi (x/menit) Suhu (oC)

Acuan Normal 120/80 16-24 60-100 35.7-36.2

Pada Bapak M 110/70 20 90 Afebris

Interpretasi Normal Normal Normal Normal

2. Apa tujuan pemeriksaan vital sign?adakah hubunagan dengan keluhan?

Jawab : - Untuk menyingkirkan defferential diagnosis - Untuk menentukan gangguan fungsi fisik akibat gangguan psikologis yang dialami pasien - Untuk membantu penegakkan diagnosis - Untuk mengetahui etiologi dasar penyakit 3. Adakah pemeriksaan fisik lain yang dibutuhkan? Jawab :
Page | 5

Tidak ada. Karena tidak ada laporan adanya keluhan fisik yang lain. Tapi mungkin butuh pemeriksaan penunjang untuk bagian kepala.

4.

Apa tujuan dilakukan pemeriksaan psikiatri? Jawab : - Untuk mengetahui status psikiatri pasien yang sudah pasti dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis, perencanaan terapi dan memperkirakan prognosisnya. - Untuk menilai status mental, fungsi kognitif, dll Apa saja pemeriksaan psikiatri? Jawab : - Anamnesis status mental pasien - Pemeriksaan fisik psikiatri Bagaimana cara pemeriksaan psikiatri? Jawab : Anamnesis 1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan 2. Sebab utama pasien datang meminta pertolongan di Lab. Psikiatri 3. Keluhan utama pasien dan telah berapa lama keadaan ini telah berlangsung 4. Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini 5. Riwayat penyakit sebelumnya 6. Riwayat keluarga pasien 7. Gambaran kepribadian dan riwayat hidup pasien sebelum sakit (pramorbid) : Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan. Meliputi keadaan ibunya sewaktu hamil dan melahirkan. Riwayat masa bayi dan kanak-kanak Simtom-simtom neurotik yang dijumpai pada masa kanak-kanak Kesehatan fisik masa kanak-kanak Masa sekolah Masa Remaja Riwayat Pekerjaan Percintaan, perkawinan dan kehidupan seksual Anak-anak pasien Situasi sosial saat ini Kepribadian sebelumnya Kejadian yang paling mengesankan / stressor psikososial 8. Riwayat penyakit fisik yang pernah diderita pasien yang mungkin ada hubungan dengan gangguan kejiwaan 9. Pernahkah suicide, atau berhubungan dengan pihak polisi/ penegak hukum 10. Riwayat penggunaan alkohol/ & obat bius/ terlarang.
Page | 6

5.

6.

Pemeriksaan Psikiatrik Khusus : 1. Gambaran umum - Penampakan - Tingkah laku dan Aktifitas Psikomotor Pembicaraan, Sikap terhadap pemeriksa - Kesadaran 2. Alam Perasaan (Mood) 3. Proses Pikir 4. Gangguan Persepsi 5. Orientasi 6. Memori 7. Fungsi Intelektual 8. Insight 9. Judgement 10. Kontrol Impuls 11. Reaksi emosional 12. Tulisan , karangan, gambar yang dibuat pasien sendiri 13. Pemeriksaan psikiatrik khusus lainnya 14. Pemeriksaan interna 15. Pemeriksaan neurologik 16. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik khusus lainnya 17. Pemeriksaan oleh psikolog / petugas sosial dan lain-lain Pada pasien ini yang terpenting adalah MMSE : Di desain utk membantu penilaian perubahan status kognitif pd pasien geriatri dg singkat, mudah digunakan, kuantitif Dikatakan mini, krn hanya difokuskan pd aspek kognitif dari fungsi mental Secara singkat mengukur orientasi waktu & tempat, immidiate recall, short term verbal memory, kalkulasi, membaca dan construct ability. Skor pada demensia : - 28 = normal - 23 26 = perbatasan - 22 = abnormal - Skor <28 = gangguan kognisi (pendidikan tinggi) - Skor <24 = gangguan kognisi pada usia lanjut (cut off point dementia) - Skor maksimal: 30 Yang dinilai : - Orientasi : 10
Page | 7

Registrasi :3 Atensi / kalkulasi :5 Recall :3 Bahasa :8 - Visuokonstruksi :1 7. Pemeriksaan penunjang apa lagi yang diperlukan? Jawab : 1. MRI lihat pembuluh darah untuk membedakan demensia alzheimer atau vaskular Pada alzheimer : - Adanya atropi difuse dengan sulkus korteks yang mendatar - Ventrikel serebri yang melebar Pada Vaskular: - Oklusi pembuluh darah oleh plak arterosklerotik / tromboemboli 2. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) Untuk melihat metabolisme otak untuk membedakan tipe-tipe demensia. 3. CT-scan
-

IV
1. Apa saja diagnosis bandingnya?

Jawab : - Demensia vaskular - Demensia Alzheimer - Delirium - TIA 2. Bagaimana penegakan diagnosisnya? Jawab : Berdasarkan PPDGJ-III (4): - Delirium Hendaya kesadaran dan perhatian
-

kesadaran berkabut koma penurunan kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian

Gangguann daya kognitif secara umum

distorsi persepsi, ilusi, halusinasi (tu : visual) hendaya daya pikir dan pengertian abstrak bisa atau tanpa waham
Page | 8

inkoherentia, ggn memori (segera, dan jangka pendek) disorientasi (tu : waktu, tempat, orang)

Gangguan Psikomotor

hipoaktivitas atau hiperaktivitas pengalihan aktivitas yg tak terduga waktu bereaksi yang lebih panjang arus pembicaraan yang bertambah/berkurang reaksi terperanjat meningkat

Gangguan siklus tidur-bangun - insomnia, atau pada kasus yang berat tdk dapat tidur sama sekali, atau

terbaliknya siklus tidur dimana mengantuk siang hari


- gejala memburuk pada malam hari - mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi

halusinasi setelah bangun tidur


Gangguann emosional

depresi, ansietas, takut, lekas marah, euforia, apatis, rasa kehiliangan akal

- Dimensia vaskular Terdapatnya gejala dementia


Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya

ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya gejala

neurologis fokal , meningkatkan kemungkinan diagnosis dementia vaskuler. - Dimensia Alzheimer Tdptnya gejala dementia
Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yang menyatakan

bahwa kondisi mental itu dpt disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan dementia (mis : hipertiroid, hiperkalsemia, dll)
Page | 9

Tdk adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan otak

fokal seperti : hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata. Berdasarkan DSM-IV-TR : Demensia Vaskular : A. Munculnya defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh : 1. Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat informasi yang sebelumnya) 2. Satu atau lebih gangguan kognitif di bawah ini : o Afasia o Apraksia o Agnosia o Gangguan dalam melakukan fungsi eksekutif B. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan berfungsi yang sebelumnya signifikan. C. Tanda dan gejala neurologis fokal yang dianggap secara etiologi berkaitan dengan etioloigi tersebut D. gejala tidak terjadi TerdapatDefisit dimensia : hanya pada saat delirium 3. Apa yang terjadi pada Bapak M? Penurunan kemampuan daya ingat Jawab : (Bapak M lupa hal-hal yang baru saja, Bapak M (70tahun) sering), dimana dia tinggal dan mengalami demensia vaskular. Terapi : gangguan perilaku (keluyuran preventif peny.vaskular : diet, mendadak setelah bangun tidur) olahraga, antihipertensi, Tidak ada gangguan kesadaran Aksis I : F01 antikolinergik, platelet Demensia Gejala dan disabilitas sudah nyata psikososial vaskular Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak pendekatan pd pasien demensia : merata. Daya tilik diri dan daya nilai Perawatan medik relatif baik. sokongan emosional pada Suatu onset mendadak (keluyuran pasien dan keluarganya mendadak setelah bangun tidur). obat untuk gejala spesifik (BPSD) : antipsikotik : tipikal (CTZ), atipikal Sopan santun, supel, pandai bergaul Aksis II : none (Clozapine) Mood Stabilizer : Tidak ada Carbamazepine Aksis III : none Ansiolitik : diazepam Antidepresan : amitriptyline (-) Aksis IV : none Antidemensia : gol. Notropika : piripinol, piracetame, Ca. Antagonis : Bapak M lupa hal-hal yang GAF 50-41 (gejala berat, Nimudipine, Page | 10 baru saja, dimana dia tinggal disabilitas berat) Cyticoline dan sering keluyuran sesaat setelah bangun tidur

4. Apa definisinya? Jawab : Demensia adalah Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, termasuk : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai. (4) 5. Apa etiologinya? Jawab : - Faktor genetik - Neuropatologi, Neurotransmiter - Kausa lain : trauma kepala - Taupati Sistem familial multipel dengan Dimensia Presenilis. (3) - Semua penyakit yang menyebabkan disfungsi otak : Alzheimer, hidrosephalus, parkinson, AIDS, Hutington, Tumor (brain, breast, lung) : meringioma - Fisiologi : Hidrosefalus tekanan normal - Kardiovaskular :Infark, stroke, hipertensi - Infeksi : multiple sklerosis, TBC, neurosifilis, meningitis - Intoksikasi obat : alkohol, digoksin, metildopa - Gangguan metabolik (devisiensi B12, hipertiroid, DM). (5) 6. Bagaimana epidemiologi? Jawab : - Insiden meningkat seiring pertambahan usia (60 ke atas) - 60-70% tipe Alzheimer, 15-20% tipe Vaskular - Progresinya bertahap namun terus-menerus - Rata-rata angka harapan hidup hanya 3 tahun setelah awitan gejala. (3) - 2/3 adalah perempuan jika ada riwayat keluarga, resiko 2-3 kali. Apa saja gejala klinisnya? Jawab :
Page | 11

7.

- Dementia menimbulkan penurunan yang cukup besar dalam fungsi intelektual dan

biasanya agak mengganggu kegiatan dlm kehidupan sehari-hari seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB & BAK
- Defisit ini juga meliputi : daya ingat, daya nilai, pikiran abstrak, dan fungsi luhur

lainnya seperti : afasia, apraksia, agnosia, kesukaran konstruksional


- Juga didapati perubahan kepribadian - Individu yang dementia sangat rentan terhadap stresor psikososial dan fisik

8. Apa saja klasifikasinya?

Jawab A.

: Berdasarkan etiologi :

1. Dementia pada penyakit alzheimer

2.

Dementia vaskular

3. Dementia pada penyakit lain :

penyakit Pick

- penyakit HIV

penyakit Parkinson

penyakit Creutzfeldt-Jacob 4. penyakit Huntington

- dementia pada penyakit yang

dispesifikasi di tempat lain

Dementia tak tergolongkan

B. Berdasarkan onsetnya : demetia presinilis dementia senilis

C. Berdasarkan perkembangannya : dementia reversible dementia irreversible

D. Berdasarkan sifat kesungguhannya : dementia sesungguhnya pseudodementia

E. Berdasarkan letak lesi di otak : dementia kortikal


Page | 12

dementia subkortikal

Berdasarkan PPDGJ-III (4) : - Demensia pada Penyakit Alzheimer - Demensia Vaskular - Demensia pada Penyait lain YDK - Demensia YDD
9. Bagaimana cara mengatasi kasus ini?

Jawab : 1. Preventif Penyakit Vaskular : Diet, Olahraga, Antihipertensi, Antikolinergik, Platelet 2. Psikososial : - Berikan edukasi pada pasien secara gamblang tentang sifat dan perjalan penyakit yang mereka alami - Membantu pasien mengatasi fungsi ego yang defektif seperti mencatat problem orientasi dalam kalender, membuat jadwal aktifitas, membuat jadwal untuk problem memori. 3. Pendekatan Pada Pasien Demensia : - Perawatan medik - Sokongan emosional pada pasien dan keluarganya - Obat-obatan untuk gejala-gejala spesifik (BPSD) : Antipsikotik : tipikal (CTZ 150-600mg/hari), atipikal (Clozapine 1-2x 25-100mg/hari) Mood Stabilizer : Carbamazepine 2-3x 400-600mg/hari Ansiolitik : diazepam 2-3x 2-5mg/ hari Antidepresan : amitriptyline 75-150mg/hari - Antidemensia : Gol. Notropika : Piripinol 1x100mg 3x200mg, Piracetame 1x400mg 3x1200mg, Ca. Antagonis : Nimudipine 1-3x 30 mg, Cyticoline 1-2x 100-300mg, Penghambat kolineserase (demensia alzheimer) : o Donipezile 5mg 1x/hari o Rivastigmane (exelon) 6-12mg 2x/hari, o Galantamine 1-3x 5mg 10. Bagaimana prognosisnya? Jawab : Tergantung jenis penyakit dan kondisi medik yang mendasari. Jenis alzheimer, progosis kurang baik. Untuk demensia oleh karena infeksi, defisiensi vitamin, hidrosefalus tekanan normal, vaskularisasi dan gangguan metabolik mungkin dapat membaik.
Page | 13

KERANGKA KONSEP

Page | 14

Vaskuler Alzheimer

demensi a

HIPOTESIS
Bapak M (70tahun) mengalami demensia vaskular
Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V : : : : : F01. Demensia Vaskuler Tidak didiagnosis None None GAF 40-31 ( beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, diabilitas berat dalam beberapa fungsi )

Learning issue
Problem What I Know Definisi Klasifikasi Etiologi Epidemiologi Manifestasi Klinis Definisi Klasifikasi Fisiologi What I dont Know Patogenesis DD Diagnosis Penatalaksanaan Prognosis What I Have to Prove How Will I Learn

Demensia

Memori

SINTESIS

Patofisiologi Gangguan memori Penatalaksanaan

Text Book Jurnal Internet Tanya Pakar

Page | 15

Demensia
Definisi Demensia adalah Suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat kronikprogresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel, termasuk : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan daya nilai. (4) Klasifikasi A. Berdasarkan etiologi :
1. Dementia pada penyakit alzheimer

2.

Dementia vaskular

3. Dementia pada penyakit lain :

penyakit Pick penyakit Creutzfeldt-Jacob penyakit Huntington penyakit Parkinson penyakit HIV dementia pada penyakit yang dispesifikasi di tempat lain

4.

Dementia tak tergolongkan

B. Berdasarkan onsetnya : demetia presinilis dementia senilis

C. Berdasarkan perkembangannya : dementia reversible dementia irreversible

D. Berdasarkan sifat kesungguhannya : dementia sesungguhnya pseudodementia

E. Berdasarkan letak lesi di otak :


Page | 16

dementia kortikal dementia subkortikal

Berdasarkan PPDGJ-III (4) : - Demensia pada Penyakit Alzheimer - Demensia Vaskular - Demensia pada Penyait lain YDK - Demensia YDD Epidemiologi - Sekitar dari 1,2 juta orang-orang yang tinggal dalam rumah-rumah perawatan di USA terutama disebabkan oleh dementia - Di USA pada usia > 65 thn : 5% dementia berat dan 15% ringan - Di Eropa Utara : prevalensinya 1,3-6,2% pd usia >65 thn - Penelitian tahun 1990, di USA, pada populasi usia > 80 thn 20% menderita dementia berat - Dari semua pasien dementia di USA didapati : 50-60% dementia type alzheimers disease - Di Jepang : dementia vaskular & dementia yg bukan alzheimer relatif lebih banyak ditemukan - Di Turki : - tipe alzheimer : 50% - tipe vaskular : 36% - tipe karena tumor, parkinson, dan alkoholisme : 12 % - Insiden meningkat seiring pertambahan usia (60 ke atas) - 60-70% tipe Alzheimer, 15-20% tipe Vaskular - Progresinya bertahap namun terus-menerus - Rata-rata angka harapan hidup hanya 3 tahun setelah awitan gejala. (3) - 2/3 adalah perempuan jika ada riwayat keluarga, resiko 2-3 kali. Etiologi - Faktor genetik - Neuropatologi - Neurotransmiter - Kausa lain : trauma kepala - Taupati Sistem familial multipel dengan Dimensia Presenilis. (3) - Semua penyakit yang menyebabkan disfungsi otak : Alzheimer, hidrosephalus, parkinson, AIDS, Hutington, Tumor (brain, breast, lung) : meringioma - Fisiologi : Hidrosefalus tekanan normal - Kardiovaskular :Infark, stroke, hipertensi - Infeksi : multiple sklerosis, TBC, neurosifilis, meningitis - Intoksikasi obat : alkohol, digoksin, metildopa
Page | 17

- Gangguan metabolik (devisiensi B12, hipertiroid, DM). (5)

Gambaran Klinis - Dementia menimbulkan penurunan yang cukup besar dalam fungsi intelektual dan biasanya agak mengganggu kegiatan dlm kehidupan sehari-hari seperti : mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB & BAK
- Defisit ini juga meliputi : daya ingat, daya nilai, pikiran abstrak, dan fungsi luhur

lainnya seperti : afasia, apraksia, agnosia, kesukaran konstruksional


- Juga didapati perubahan kepribadian - Individu yang dementia sangat rentan terhadap stresor psikososial dan fisik

Kriteria diagnostik Berdasarkan PPDGJ-III 1. Kriteria diagnostik umum Adanya penrunan kemampuan, baik dlm daya ingat, maupun daya pikir seseorg sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari Tidak ada ggn kesadaran, kecuali bila bertumpang tindih dengan delirium Gejala dan hendaya tersebut harus sudah nyata untuk setidak-tidaknya 6 bulan 2. Kriteria diagnostik khusus : Demensia vaskular Terdapatnya gejala dementia
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya

ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap baik
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya gejala

neurologis fokal , meningkatkan kemungkinan diagnosis dementia vaskuler. Demensia Alzheimer Terdapatnya gejala dementia
Onset yang tersembunyi dengan deteriorasi lambat Tidak adanya bukti klinis, atau temuan dari penyelidikan khusus, yang menyatakan

bahwa kondisi mental itu dpt disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan dementia (mis : hipertiroid, hiperkalsemia, dll) Tdk adanya serangan apoplektik mendadak, atau gejala neurologis kerusakan otak fokal seperti : hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lapangan pandang mata, dll

Page | 18

Berdasarkan DSM-IV-TR : Demensia Vaskular : 1. Munculnya defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh : Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat informasi yang sebelumnya) Satu atau lebih gangguan kognitif di bawah ini : a. Afasia b. Apraksia c. Agnosia d. Gangguan dalam melakukan fungsi eksekutif 2. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan berfungsi yang sebelumnya signifikan. 3. Tanda dan gejala neurologis fokal yang dianggap secara etiologi berkaitan dengan etioloigi tersebut 4. Defisit tidak terjadi hanya pada saat delirium Demensia Alzheimer 1. Munculnya defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh : Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi baru atau mengingat informasi yang sebelumnya) Satu atau lebih gangguan kognitif di bawah ini : a. Afasia b. Apraksia c. Agnosia d. Gangguan dalam melakukan fungsi eksekutif 2. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan hendaya yang signifikan dalam fungsi sosial dan okupasional serta menggambarkan penurunan tingkat kemampuan berfungsi yang sebelumnya signifikan. 3. Perjalanan penyakit ditandai oleh awitan yang bertahap dan penurunan kognitif yang kontinyu. 4. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 tidak disebabkan oleh salah satu : Penyakit sistem saraf pusat lain yang menyebabkan defisit progresif memori dan kognisi Penyakit sistemik yang diketahui menyebabkan demensia Penyakit terinduksi obat 5. Defisit tidak terjadi hanya pada saat delirium 6. Gangguan ini tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan lain pada Aksis I. Diagnosis banding 1. Proses normal usia lanjut 2. Delirium 3. Skizofrenia 4. Episode depresi berat
Page | 19

Perjalanan penyakit - Umumnya secara bertahap irreversible - Namun hal ini tergantung juga pada etiologinya. Bila oleh karena hipoksia otak atau ensefalitis atau trauma maka timbulnya mendadak dan menetap Pemeriksaan penunjang 1. MRI lihat pembuluh darah untuk membedakan demensia alzheimer atau vaskular a. Pada alzheimer : b. Adanya atropi difuse dengan sulkus korteks yang mendatar c. Ventrikel serebri yang melebar d. Pada Vaskular : e. Oklusi pembuluh darah oleh plak arterosklerotik / tromboemboli 2. SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography) a. Untuk melihat metabolisme otak untuk membedakan tipe-tipe demensia. 3. CT-scan

Terapi
-

Beberapa kasus dementia bisa diobati yang mana hal ini tergantung pada pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya Mempertahankan kesehatan fisik pasien, adanya suatu lingkungan yang menyokong, dan pengobatan psikofarmakologik yang simtomatik adalah diindikasikan pada kebanyakan tipe dementia Psikososial : - Berikan edukasi pada pasien secara gamblang tentang sifat dan perjalan penyakit yang mereka alami - Membantu pasien mengatasi fungsi ego yang defektif seperti mencatat problem orientasi dalam kalender, membuat jadwal aktifitas, membuat jadwal untuk problem memori. Pendekatan Pada Pasien Demensia : - Perawatan medik - Sokongan emosional pada pasien dan keluarganya - Obat-obatan untuk gejala-gejala spesifik (BPSD) : Antipsikotik : Tipikal (CTZ 150-600mg/hari), Atipikal (Clozapine 1-2x 25-100mg/hari) Mood Stabilizer : Carbamazepine 2-3x 400-600mg/hari Ansiolitik : Diazepam 2-3x 2-5mg/ hari Antidepresan : Amitriptyline 75-150mg/hari - Antidemensia : Gol. Notropika : Piripinol 1x100mg 3x200mg, Piracetame 1x400mg 3x1200mg, Ca. Antagonis : Nimudipine 1-3x 30 mg, Cyticoline 1-2x 100-300mg, Penghambat kolineserase (demensia alzheimer) : o Donipezile (Aricept) 5mg 1x/hari
Page | 20

o Rivastigmane (exelon) 6-12mg 2x/hari, o Galantamine (Reminyl) 1-3x 5mg

BPSD (Behavior and Pshycological Syndrome of Dementia)


Merupakan perubahan perilaku dan berbagai aspek psikologis dari pasien demensia yang merupakan problem tersendiri bagi keluarga. Tidak jarang semua ini membuat kacau dan membuat stres orang yang merawat. Gangguan perilaku yang terjdi seperti agitasi, depresi, delusi, paranoid, apatis, halusinasi, dan agresifitas verbal atau fisik. Oleh kerena itu dibutuhkan strategi untuk mengatasi hal tersebut, meliputi : pengembangan program aktivitas dan pemberian obat-obat.

Prognosis
Tergantung jenis penyakit dan kondisi medik yang mendasari. Jenis alzheimer, progosis kurang baik. Untuk demensia oleh karena infeksi, defisiensi vitamin, hidrosefalus tekanan normal, vaskularisasi dan gangguan metabolik mungkin dapat membaik.

Delirium Definisi
Suatu reaksi organik akut dengan gangguan utama : kesadaran berkabut, gangguan atensi, orientasi, memori, persepsi, delusi, kegelisahan, agitasi.

Sinonim
Acute Brain Syndrome Acute Exogenous Reaction Type Acute Confusional State Toxic Psychosis Metabolic Encephalopathy Altered Mental Status Acute Organic Brain Sydrome Global Confusional State Acute Organic Psychosis Acute Psycho-Organic Syndrome Acute Organic Reaction Exogenous Metabolic Brain Disease Cerebral Insuficiency Syndrome Dysergastic State

Epidemiologi

Sekitar 10-15% dari pasien di bangsal bedah umum Sekitar 15-25% dari pasien di bangsal medik umum Sekitar 30% pd pasien yg dirawat di unit perawatan intensif bedah & jantung Sekitar 40-50% dr px yg menerima perawatan bedah utk fraktur di pinggang Sekitar 20% dari pasien luka bakar berat Kira2 30% dari pasien AIDS yg diopname

Etiologi
I.

Kausa intra kranial : - Epilepsi; - Trauma kapitis;


Page | 21

- Infeksi; - Perdarahan subarachnoid II. Kausa ekstra kranial (lebih banyak) : - Pemakaian dan penghentian tiba-tiba obat tertentu - Disfungsi endokrin (hipo atau hiper) - Penyakit non-endokrin Hati; ginjal; jantung; pulmo; penyakit sistemik

Gambaran Klinik
Onset akut , Gejala-gejalanya berfluktuasi , Durasinya 1 minggu Terjadinya gejala-gejala ini oleh karena adanya ggn biokimia, elektris dan mekanik

Gejala2 prodromal : gelisah; ansietas; hipersensitif thdp cahaya dan suara; insomnia Gejala2 Full Blown : Gangguan kesadaran (clouding of consciousness) o Penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan. o Penurunan kemampuan untuk : - Memusatkan. - Mempertahankan. - Mengalihkan perhatian. o Berfluktuasi (Pagi membaik Sore memburuk). Gangguan persepsi: o Ketidak mampuan secara umum: - Membedakan stimuli sensorik. - Mengintegrasikan persepsi sekarang dengan pengalaman masa lalu. o Halusinasi : Paling sering visual & auditorik. o Ilusi : Visual & auditorik juga sering. Gangguan orientasi : o Terhadap waktu sering hilang, bahkan pada kasus yang ringanpun. o Terhadap tempat & orang mungkin juga terganggu pada yang berat. o Jarang kehilangan (orientasi) terhadap diri sendiri. Gangguan proses pikir & pembicaraan : - Gangguan konsentrasi - Dll - Perseverasi - Bicara nglantur. - Flight of ideas - Tidak relevan. - Inkoherensi - Inkoheren (membingungkan). - Delusi ,
Page | 22

- Gangguan kemampuan untuk mengerti

pembicaraan. Gangguan memori / kognisi o Fungsi ingatan & kognisi umum mungkin terganggu. o Kemampuan untuk menyusun, mempertahankan & mengingat kenangan mungkin terganggu. o Ingatan kenangan jauh mungkin dipertahankan. o Gangguan kemampuan memecahkan masalah. o Mempunyai waham yang tidak sistematik. o Terkadang ada paranoid. Gangguan Afek mood (Ini semua sering berubah-ubah) o Kemarahan, Kegusaran. o Apatis o Rasa takut yang tidak beralasan. o Depresi. o Euforia.

Page | 23

Gangguan psikomotor o Hiperaktivitas (peningkatan kesiagaan) disertai gejala otonomik :

Kemerahan kulit, Pucat, Berkeringat, Takikardia, Pupil dilatasi, Mual & muntah, Hipertermia. o Hipoaktivitas (penurunan kesiagaan) : Seperti sedang depresi, Katatonik, Mengalami demensia. Disfungsi otonomik Gangguan penyerta Gangguan Tidur-Bangun. - Seringkali mengantuk di siang hari. - Dpt tidur sekejap di tempat tidur atau lainnya. - Singkat & terputus-putus. - Mimpi menakutkan malam hari & mengganggu. Gangguan Neurologi. - Disfasia/nistagmus - Tremor. - Inkoordinasi. - Inkontinensia urine.

Patofisiologi
Delirium adalah sebagai hasil kerusakan difus metabolisme jaringan saraf Hal ini dapat terlihat dari : o Studi EEG Perlambatan ritme EEG Melambatnya amplitudo rendah o Aliran darah di otak : penurunan penggunaan O2

Gambaran ini tidak merupakan gambaran patognomonik spesifik. Gambaran ini (makro dan mikro) bersifat bilateral, simetris, difus keseluruhan hemisfer : o Makroskopis : otak membengkak dengan pelebaran ruang perivaskular & perineuronal o Mikroskopis : - Pembengkakan neuron pada korteks serebri & hipokampus - Hiperemia perivaskular - Warna sel lebih pucat

Penegakan Diagnosis
Berdasarkan PPDGJ-III: - Delirium Hendaya kesadaran dan perhatian
-

Kesadaran berkabut koma


Page | 24

Penurunan kemampuan untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian

Gangguann daya kognitif secara umum

Distorsi persepsi, ilusi, halusinasi (tu : visual) Hendaya daya pikir dan pengertian abstrak Bisa atau tanpa waham Inkoherentia, gangguan memori (segera, dan jangka pendek) Disorientasi (tu : waktu, tempat, orang)

Gangguan psikomotor

Hipoaktivitas atau hiperaktivitas Pengalihan aktivitas yang tak terduga Waktu bereaksi yang lebih panjang Arus pembicaraan yang bertambah/berkurang Reaksi terperanjat meningkat

Gangguan siklus tidur-bangun - Insomnia, atau pada kasus yang berat tidak dapat tidur sama sekali, atau

terbaliknya siklus tidur dimana mengantuk siang hari


- Gejala memburuk pada malam hari - Mimpi yang mengganggu atau mimpi buruk yang dapat berlanjut menjadi

halusinasi setelah bangun tidur


Gangguann emosional

Depresi, ansietas, takut, lekas marah, euforia, apatis, rasa kehiliangan akal

Diagnosis banding
-

Sindrom organik lainnya, demensia (F00-F03) Gangguan psikotik akut dan sementara (F23.) Skizofrenia dalam keadaan akut (F20.-) Gangguan afektif confusional features (F30-F39) Delirium akibat alkohol/zat psikoaktif lain (f1x.4) (f1x.03)

Terapi
Atasi kausanya

22

Terapi simtomatik
o o

Antipsikotik Benzodiazepin

: haloperidol 5-10 mg/IM : diazepam 10 mg/IM

22

DAFTAR PUSTAKA
1

Dorlan,W.A.Newman ; Alih Bahasa , Huriawati, Hartanto, Dkk ; Editor Edisi Bahasa Indonesia, Huriawati, Hartanto, Dkk; 2002: Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29, Jakarta, EGC Guyton, Arthur C & John E. Hall. Korteks Serebri; Fungsi Intelektual Otak; dan Proses Belajar dan Mengingat dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta 1997 : EGC. Hal. 909-926 Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock, Demensia dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010. Hal. 57-66 Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Editor : Maslim Rusdi. Edisi : III. Jakarta 2003. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Hal : 48 49 Demensia dalam Buku Ajar Psikiatri. Editor : Sylvia D. Elvira. Jakarta 2010. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal : 494504 Maslim, Rusdi Spkj. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik, Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya. Jakarta.

22

Anda mungkin juga menyukai