WIWIT RAHAYU, SP MP
Subsistem
Produksi
Menghasilkan dinamika Industri & penanganan Pascapanen: Menyiapkan & mengolah Mengawetkan Mengemas Mengubah btk pangan
Ketersediaan
Cadangan Impor Ekspor
Distribusi
Akses fisik & ekonomi Stabilitas harga
Konsumsi
Keragaman Keamanan Jumlah Mutu gizi Individu Keluarga Masyarakat
Status Gizi
Gizi kurang gizi lebih
Subsub sistem
Ketersediaan Pangan
Pemilihan Pangan Distribusi Pangan Produksi Pangan
Pasar
Perilaku Produsen
Gizi dan pembangunan ekonomi Berkaitan dengan kualitas dan produktivitas SDM Merupakan indikator ekonomi (Upah minimum, garis kemiskinan)
Harga Nilai kebutuhan fisik minimum Ukuran upah minimum Ket: Ukuran kemiskinan Kualitas manusia
Faktor lain
Pendapatan
Pengeluaran
INDIKATOR KEMISKINAN
1. Tingkat Konsumsi Beras (kg/orang/tahun)(Sajogyo, 1979) Kategori Nyaris miskin Miskin Sangat Miskin Perdesaan 480 320 240 Perkotaan 720 480 360
2. Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan per orang per bulan yang dianggap minimal dapat memenuhi kebutuhan dasar (didasarkan pada nilai rupiah untuk dapat memenuhi konsumsi pangan 2000 Kal/orang/hari) Contoh: Tahun 2003 Jateng Rp 119.403,Tahun 2007 Indonesia Kota Rp 187.942,Desa Rp 146.837,-
Upah Minimum: ditentukan berdasarkan nilai rupiah untuk dapat memenuhi konsumsi pangan sebesar 2000 Kal/orang/hari
Frequent infections
Frequent pregnancies
Large families
Malnutrition
Poverty
Leads to a >10% potential reduction in lifetime earnings for each malnourished individual Malnutrition (stunting) in early years linked to a
4.6 cm loss of height in adolescence 0.7 grades loss of schooling 7 month delay in starting school
30
20
10
1000
2000
3000
8000
9000 10000
Short routes:
Exclusive breast-feeding, appropriate complementary feeding, ante-natal care for mothers, (Knowledge, behavior change/demand side interventions); micronutrient supplementation & fortification
Long routes:
Income growth, education, agriculture and food production interventions, trade policies, macroeconomic policies