PENDAHULUAN
Penyakit menular penyakit infeksi Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh penularan agent infeksius tertentu atau produk toksiknya dari orang yang terinfeksi atau binatang kepada host yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung
Pendahuluan (Cont.)
Penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan yang paling penting di semua negara, termasuk Indonesia Morbiditas dan mortalitas tinggi(dgn transisi epidemiologi menjadi menurun) Tantangan dalam pengendalian:
EPIDEMI vs ENDEMIK
Epidemi: kejadian penyakit pada suatu komunitas atau wilayah dengan jumlah kasus yang banyak melebihi biasanya pada tempat dan waktu tertentu Jumlah kasus sedikit, tapi kasus tsb sebelumnya tidak dijumpai di daerah tsb bisa disebut epidemi Terjadinya insidensi penyakit dalam suatu daerah yang melebihi kejadian normal yang diharapkan (Benenson 1980)
Epidemi berkaitan dengan berbagai macam penyakit termasuk penyakit tidak menular. Tidak terdapat pembatasan geografis. Misal, ancaman pandemi AI. Tidak terdapat batasan waktu. Dapat terjadi dalam beberapa jam/hari seperti pada kasus keracunan makanan/bahan kimia. Beberapa minggu influenza. Atau beberapa tahun kecanduan NAZA.
Terjadi secara mendadak dalam waktu singkat akibat pajanan bersama oleh agent penyebab. Biasanya meliputi satu masa tunas Contoh :
Airborne epidemi influenza di Iggris (1952) Foodborne epidemi kolera di India (1971) Zat radiaktif epidemi leukimia di Jepang setelah bom atom
Epidemi yang penyebarannya melalui pemakaian benda secara bersama-sama, misal : pakaian, minum,alat operasi. Pajanan dapat terjadi sekali, berulang, terusmenerus Kejadian timbul & berakhir dengan cepat Penyebarannya terbatas pada orang, waktu & tempat tertentu pemakai jarum suntik
Penyebaran dari orang terinfeksi ke orang lain yang rentan. Disebut juga epidemi progresif Kurve bersifat multimodal karena terjadi lebih dari satu masa tunas.
Penyakit Endemik
Adalah penyakit yg selalu ada di suatu daerah atau populasi ttt dengan prevalensi yang relatif tinggi dibandingkan dg daerah atau populasi lain Contoh:
RANTAI INFEKSI
Penyakit infeksi terjadi sebagai hasil interaksi antara agent, proses penularan dan host, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan Tujuan utama epidemiologi penyakit menular adalah untuk menjelaskan proses infeksi dengan tujuan untuk menyusun, mengimplementasikan dan mengevaluasi langkah-langkah pengendalian yang sesuai
Agar intervensi yg efektif dapat dilakukan, sangat diperlukan pengetahuan tiap faktor dalam rantai infeksi Faktor tsb: agent, proses penularan, host dan lingkungan yang mempengaruhinya Pada keadaan ttt, dapat dilakukan pengendalian penyakit meskipun pengetahuan ttg penyakit tsb masih sangat terbatas Bekal pengetahuan saja, tidak cukup untuk mencegah epidemi
AGENT INFEKSIUS
Infeksi adalah masuk dan berkembangnya (multiplikasi) agent infeksius di dalam tubuh host Banyak mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada manusia Dalam menentukan perjalanan penyakit, karakteristik spesifik agent perlu diketahui
Misal: struktur fisik agent, tipe toksin yang diproduksi oleh agent
Hasil akhir infeksi ditentukan banyak faktor yang terlibat dalam setiap fase pada rantai infeksi, antara lain:
Pathogenisitas agent Virulensi agent Infektifitas agent Dosis infektif agent Reservoir: habitat alami agent Sumber infeksi: orang atau objek sumber host mendapatkan agent Carier
Subclinical disease
TRANSMISI
Merupakan rantai kedua dalam rantai infeksi Penyebaran agent infeksius dapat melalui lingkungan atau langsung ke orang lain Penularan dapat langsung (direct) dan tidak langsung (indirect)
Indirect transmission
Vehicle-borne (contaminated food, water, towel, farm tools, etc)
Vector-borne (insects, animals)
HOST
Rantai ketiga dalam rantai infeksi Host adalah orang atau binatang yang menjadi tempat yang sesuai bagi agent infeksius untuk tumbuh dan berkembang dalam kondisi alami. Tempat masuk (point of entry) agent infeksius ke host bervariasi, antara lain:
Host (cont.)
Reaksi host terhadap infeksi bervariasi, ditentukan oleh interaksi antara host, agent dan faktor transmisi Infeksi dapat tidak tampak atau timbul manifestasi klinis, baik ringan atau berat (SPECTRUM DISEASES) Masa inkubasi sangat bervariasi, dari beberapa jam sampai bertahun-tahun (AIDS)
Spectrum of Disease
Diagnosis
Outcome Treatment
Cure Control Disability Death
Removed
Mediators of Infection
Environment Non-immune defenses Genetic susceptibility Previous immunity Pathogen virulence
Mediators of Disease
Host immunity Pathogen virulence Medical intervention
Host (cont.)
Hasil akhir infeksi ditentukan oleh:
Kekebalan alamiah host Kekebalan karena vaksinasi (vaccine-induced resistance) Imunitas host imunitas terjadi setelah infeksi, imunisasi, atau transmisi melalui plasenta
Imunisasi adalah perlindungan individu yang rentan dari penyakit infeksi melalui pemberian agent infeksius yang dilemahkan (misal pada yellow fever), suspensi organisme yang telah dimatikan (pertusis) atau agent inaktif (tetanus)
LINGKUNGAN
Lingkungan memainkan peranan penting dalam perkembangan penyakit menular Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi rantai infeksi antara lain:
Sanitasi Temperatur Polusi udara Kualitas air Faktor sosial ekonomi, seperti kepadatan penduduk dan kemiskinan
Tujuan investigasi adalah mengidentifikasi penyebab dan cara terbaik untuk mengendalikan penyakit Langkah-langkah investigasi:
Preliminary investigation (investigasi pendahuluan /awal) Identifikasi kasus Pengumpulan dan analisa data Implementasi pengendalian penyakit Penyebaran hasil penemuan Follow-up
Investigasi (cont.) Pada investigasi awal harus memastikan diagnosis pada suspek kasus dan menentukan adanya epidemi Investigasi awal menghasilkan perumusan hipotesis ttg sumber dan penyebaran penyakit dan menuntun kepada tindakan pengendalian yg bisa segera dilakukan Penentuan epidemi Surveillance yg terpenting dari sistem pelaporan kasus secara rutin
Mengobati kasus Mencegah penyakit menyebar lebih luas Monitoring efek dari tindakan pengendalian
Sumber infeksi Penyebaran infeksi Melindungi penduduk terekspose infeksi Memberi informasi kepada petugas kesehatan dan masyarakat tentang:
Penyebab epidemi Resiko bila terkena penyakit Langkah-langkah penting pengendalian epidemi
Example
Remove contaminated IV fluid Remove infected blood Destroy contaminated animals Treat infectious cases Condom use Universal precautions Isolation procedures Control vector Vaccination Immune therapy
Interrupt transmission
EPIDEMIOLOGI APRIL 2005,DI GIRIJAYA,CIDAHU,SUKABUMI DITEMUKAN POLIOMYIELITIS 1 IMPOR SERANGAN VIRUS POLIO LIAR TIPE
Merupakan penyakit menular langsung(fecal-oral atau oral-oral), menyebar cepat ke daerah-daerah sekitar Menyerang epitel oropharing,tonsil,kelj limfe leher,usus kecil dan SSP Sifat virus polio :
Virus RNA keluarga picornaviridae Terdiri 3 serotipe: serotype 1(brunhilde) paling paralitogenik,serotype 2(Lunsig)paling jinak,serotype3(Leon) Menyerang semua kelp umur,terutama <3th (50-70%)
Epidemiologi polio
Sumber penularan: penderita infeksius Ditularkan melalui droplet yg dikeluarkan penderita dari oropharing dan tinja dari penderita infeksius Penularan terjadi pada waktu droplet terhirup ke dalam saluran pernapasan pada waktu 3 hari sebelum dan sesudah prodromal Virus polio tahan alkohol dan lisol, pada keadaan beku bertahan bertahun-tahun. Tranmisi virus dipermudah oleh sanitasi yang buruk, virus dapat bertahan lama di air limbah bahkan berkilo-kilo meter dari sumber penularan Manusia sebagi reservoir satu-satunya
Epidemiologi polio
Masa inkubasi 3-6 hari & kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari Th 1998, World Health Assembly (WHA) menetapkan program Eradikasi Polio Global, tujuan mengeradikasi polio tahun 2000. Dasar pemikirannya : 1. Manusia satu-satunya reservoir, 2. Virus polio tdk bertahan lama di luar tubuh manusia & 3. Tersedia vaksin yang cukup efektif & murah 4 strategi global dari WHO: a. Imunisasi rutin dgn cakupan >80% b. National Immunization Days (PIN) c. Surveilen AFP & VPL d. Mopping-up
Polio (Cont.)
Th 1995, Indonesia : cakupan imunisasi polio rutin tercapai merata & transmisi VPL rendah 21 April 2005 di Girijaya,Cidahu,Sukabumi ditemukan anak umur 20 bulan dari tinjanya positif VPL tipe 1 27 Mei 2005 ditemukan15 penderita lumpuh layu dgn (+) virus polio yang sama dr tinjanya. Penderita tersebar di 8 kecamatan pd kab. Sukabumu & Bogor (Jawa Barat) & Kab Lebak (Prop Banten) Virus di Sukabumi = virus di Arab Saudi yang ditemukan Desember 2004 Virus polio di Indonesia mrpkn impor dari Nigeria Utara & Selatan
Polio (cont.)
Sebagai upaya menghentikan transmisi virus polio liar ini, DEPKES memutuskan: a. Imunisasi polio masal terbatas (mopping-up) pada semua anak balita di wilayah Prop Jawa Barat,Banten & Jakarta, serentak tgl 31 Mei & 28 Juni 2005 tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. b. Pekan Imunisasi Nasional yg dilaksanakan dalam 2 putaran serentak di seluruh propinsi di Indonesia. Putaran pertama tgl 30 Agust 2005 dan putaran II tgl 27 Sept 2005.
REFERENSI
Beaglehole,Bonita,Kjellstrom.Dasar-dasar epidemiologi.UGM.Yogyakarta.1997. Bustan MN.Pengantar epidemiologi.Rineka Cipta,Jakarta.2002. Bustan MN.Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.Rineka Cipta.Jakarta.2000. Judith S.M,Anita K.B. Epidemiology an Introductory Text.WB Saunders Company.Philadelphia.1974.