Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut (Purba dkk,2008). Menurut Stuart dan Sundeen (1995) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau amarahyang tidak kanstruktif. Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat kesengsaraan atau penderitaan-penderitaan pada perempuan secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang baik yang terjadi di depan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi. Seringkali kekerasan pada perempuan terjadi karena adanya ketimpangan atau ketidakadilan jender. Ketimpangan jender adalah perbedaan peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan tidak terlepas dari dianutnya budaya patrilineal oleh masyarakat Indonesia yang menempatkan manusia sebagai manusia nomor 2 sedangkan laki-laki adalah manusia nomor 1. Budaya ini terkonstruksi

secara terus-menerus dalam waktu yang lama, sehingga melahirkan pola hubungan yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki. Terjadinya kekerasan terhadap perempuan tidak terlepas dari dianutnya budaya patrilineal oleh masyarakat Indonesia yang menempatkan manusia sebagai manusia nomor 2sedangkan laki-laki adalah manusia nomor 1. Budaya ini terkonstruksi secara terus-menerus dalam waktu yang lama, sehingga melahirkan pola hubungan yang tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki. Berdasarkan UU-PKDRT kekerasan terhadap perempuan itu meliputi kekerassan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, penelantaran rumah tangga. Menurut catatan kekerasan terhadap perempuan tahun 2010 oleh KomNas perempuan, terjadi kenaikan jumlah kasus kekerasan pada perempuan dari tahun ke tahun. Kenaikan yg signifikan terjadi pada tahun pada tahun 2009. Jumlah kasus kekerasan pada tahun 2008 sebanyak 54.425 kasus dan pada tahun 2009 jumlah kasus meningkat menjadi 143.586. pada tahun 2010 tercatat 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana profil korban kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di pekanbaru yang diperiksa di RS Bhayangkara Polda Riau periode 1 Januari 31 Desember 2011.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah bagaimana profil korban kekerasan pada perempuan yang diperiksa di Rumah Sakit Bhayangkara tingkat IV Pekanbaru periode 1 Januari 31 Desember 2011?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui profil korban kekerasan pada perempuan yang diperiksa di RS Bhayangkara Tingkat IV Pekanbaru periode 1 Januari 31 Desember 2011. 1.3.2
a)

Tujuan Khusus Mengetahui profil korban kekerasan pada perempuan berdasarkan umur dan jenis kekerasan yang diperiksa di RS Bhayangkara Tingkat IV Pekanbaru Periode 1 Januari 31 Desember 2011.

b)

Mengetahui profil korban kekerasan pada anak berdasarkan jenis kekerasan, pola dan lokasi luka yang diperiksa di RS Bhayangkara Tingkat IV Pekanbaru Periode 1 Januari 31 Desember 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

a)

Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dari suatu penelitian dalam bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.

b)

Bagi Masyarakat Memberikan informasi tentang pentingnya perlindungan terhadap

perempuan guna mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan.


c)

Bagi Institusi Memberikan informasi profil korban kekerasan pada perempuan yang diperiksa di RS Bhayangkara Polda Riau Periode 1 januari 31 Desember 2011

d)

Bagi peneliti lain. Sebagai pembanding dan masukan atau data dasar untuk penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai