Struktur external mata (palpebra) Konjungtiva Kornea (dilihat apakah ada hifema atau hipopion), refleks pupil (dilihat ada leukoria) Pemeriksaan khusus mata
PEMERIKSAAN PENUNJANG: CT-Scan cranial dan orbital Ultrasonografi berguna dalam membedakan retinoblastoma dari kondisi non-neoplastik. USG juga berguna dalam mendeteksi kalsifikasi. Foto X-ray: Di daerah di mana USG dan computerized tomography tidak tersedia, x-ray mungkin satu-satunya cara untuk mengidentifikasi kalsium intraokular pada pasien. MRI MRI mungkin bermanfaat dalam memperkirakan derajat diferensiasi retinoblastoma tetapi tidak spesifik seperti computerized tomography karena kurangnya sensitivitas dalam mendeteksi kalsium. MRI juga berguna dalam mengidentifikasi setiap ablasi retina terkait hemoragik atau eksudatif. Immunohistopathologic staining Pemeriksaan Histopatologi Temuan histologis klasik retinoblastoma adalah Flexner-Wintersteiner rosettes (ditunjukkan pada gambar di bawah) dan fleurettes kurang umum.
DD: Penyakit Coat : penyakit mata idiopatik yg muncul secara predominan pada anak laki-laki. ETIOLOGI : Hilangnya kedua kromosom dari satu alel dominan protektif yang berada dalam pita kromosom 13g14 (bisa karena mutasi atau diturunkan).
MANIFESTASI KLINIS Leukocoria (cat's eye reflex) adalah tanda presentasi yang paling umum, terhitung sekitar 56,1% kasus. Strabismus (pada pasien strabismus exotropia) Inflamasi (sering merah) Visus menurun Glaukoma
PATOFISIOLOGI RETINOBLASTOMA BERASAL DARI JARINGAN EMBRIOBAL RETINA BERSIFAT MALIGNANCY, KONGENITAL, DAN HEREDITER SERTA DAPAT MENYERANG/TUMBUH 1 ATAU KEDUA MATA. TUMOR TUMBUH MELALUI MUTASI GENETIK SPONTAN/SPORADIS ATAU DITURUNKAN MELALUI AUTOSOMAL DOMINAN.
1. Lamina kribosa, saraf optik yg infiltrasi ke vaginal scheat sampai ke subarachnoid dan intrakranial mengakibatkan tumor otak 2. Jaringan koroid (metastase ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah) 3. Pembuluh emisari (tumor yg menjalar ke posterior orbita)
Prognosis Bila tumor sudah keluar dari bola mata, prognosis ditunjukkan pada angka survival. Angka kesembuhan stadium I intraocular 95%, kesembuhan stadium II 87%, angka survival stadium III-V 75%. Pasien dg invasi orbita & metastase jauh, angka survival menurun tajam.