Anda di halaman 1dari 4

Nama/ NIM Fakultas

: Andini Indah Pratiwi/ 19911188 : Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

lingkungan. Kurang proporsionalnya ketersediaan RTH menyebabkan rendahnya tingkat kenyamanan kota, menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat menghilangkan nilai-nilai budaya lokal. Masalah yang umumnya dihadapi berbagai kota tentang penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau adalah ketersediaan lahan di kawasan perkotaan yang semakin lama semakin merunun jumlahnya. Sebenarnya masalah tersebut dapat diatasi dengan inovasi-inovasi kreatif. Meskipun ketersediaan lahan di kawasan perkotaan sedikit, dan seringkali Ruang Terbuka Hijau tidak menjadi prioritas dalam rencana penggunaan lahan perkotaan, keadaan ini bukan menjadi kendala untuk menyelenggarakan RTH. Banyak ruang di kawasan perkotaan yang kurang terawat atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagai contoh, tanahtanah kosong yang dijadikan tempat menimbun sampah. Lahan tersebut dapat dimanfaatkan lebih dengan menjadikannya taman kecil, dan mengalokasikan pembuangan sampah ke tempat seharusnya. Selain pemanfaatkan lahan yang salah fungsi, koridor-koridor terbuka seperti trotoar, lahan parkir terbuka, ruas jalan, sempadan bangunan, bahkan atap bangunan dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakan RTH. Salah satu yang akan dibahas adalah jalur pedestrian dan tepi ruas jalan. Koridor ini biasanya kurang terawat dan bahkan terlantar, dijadikan tempat berdagang oleh PKL, dll. Untuk mengembalikan fungsinya dan juga menjadikannya sarana yang dapat dimanfaatkan lebih optimal sesuaifungsinya, akan lebih baik jalur tersebut dibuat senyaman dan semanusiawi mungkin. Salah satunya memanfaatkannya sebagai RTH. Dengan demikian, pengembangan Ruang Terbuka Hijau dapat dimulai dengan pemanfaatan koridor atau ruang yang terlantar dan kurang termanfaatkan secara optimal. II. Ruang Terbuka Hijau sebagai Sarana dan Kebutuhan Umum

Mata Kuliah : Teknik Komunikasi dan Presentasi (PL1201) Judul Tugas Dosen : Penulisan Essai Pendek : Rina Priyani ST, MT

Tepi Jalan dan Pedestrian sebagai Ruang Terbuka Hijau di Jalan Cihampelas
Abstrak Ruang Terbuka Hijau merupakan ruang terbuka yang didominasi oleh tumbuhan binaan. Dewasa ini, kebutuhan akan ruang terbuka hijau semakin meningkat. Sedangkan lahan perkotaan yang tersedia semakin menurun. Tujuan observasi wilayah ini adalah untuk mengembangkan potensi wilayah dalam perencanaan wilayah dan kota. Metoda yang digunakan adalah pengamatan wilayah dan menyelidiki potensinya. Hasil observasi menunjukkan bahwa kawasan Cihampelas memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan cara memanfaatkan jalur pedestrian dan tepi jalan sebagai RTH. Keywords: Ruang Terbuka Hijau, Potensi Wilayah I. Pendahuluan

Ruang terbuka publik, termasuk Ruang Terbuka Hijau, dewasa ini menjadi masalah umum di kawasan perkotaan. Isu tentang kurangnya penyelenggaraan "Ruang Terbuka Hijau (RTH)" di perkotaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, mendorong terjadinya penurunan kualitas 1 Ruang Terbuka Hijau Jalan Cihampelas|

Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Sedangkan Ruang Terbuka

Hijau adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, Ruang Terbuka Hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan sangat diperlukan, mengingat meningkatnya suhu bumi, krisis air, dan masalah pencemaran udara menjadi masalah perkotaan yang terjadi hampir di setiap kota. Pemerintah bahkan telah mengatur permasalahan Ruang Terbuka Hijau(RTH) dalam undang-undang. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 Pasal 9 ayat 1 tentang Penataan RTHKP, Luas ideal RTHKP minimal 20% dari luas kawasan perkotaan. Peraturan lain yang mengatur proporsi RTH adalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat 2, Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Sedangkan sebagian besar kota di Indonesia baru mencapai 10%. Berikut adalah data proporsi RTH di beberapa kota di Indonesia. Tabel (1) Proporsi RTH Publik

Dengan pemanfaatan ruang dan koridor untuk pengembangan Ruang Terbuka Hijau, diharapkan proporsi ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dapat ditingkatkan. III. Pengembangan Kawasan Cihampelas Menjadi Kawasan Ruang Terbuka Hijau.

Koridor yang menjadi ruang pengamatan adalah ruas Jalan Cihampelas Bandung. Ruas jalan ini merupakan daerah wisata belanja di daerah utara Kota Bandung.

Hasil observasi di Jalan Cihampelas, koridor tepi jalan dan jalur pedestrian di Jalan Cihampelas dapat di manfaatkan menjadi ruang terbuka hijau. Dan sebagian koridor telah dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Namun terdapat beberapa kesalahan atau kekliruan yang dapat menghilangkan fungsi trotoar tersebut, diantaranya tanaman(pepohonan) ditanam di sisi sebalah kanan trotoar-mendekati jalan raya. Sehingga mengganggu lalu lintas dan merusak jalan.

Ruang Terbuka Hijau Jalan Cihampelas|

Inilah kondisi Ruang Terbuka Hijau di Jalan Cihampelas, Bandung. Permasalahan yang ditemukan tentang ruang terbuka hijau di Jalan Cihampelas antara lain: a. Sedikitnya proprsi RTH. b. Minimnya lahan yang dapat dimanfaatkan menjadi RTH. c. Sangat sedikit taman dan ruang terbuka yang didominasi tumbuhan hijau.
Gambar 1. RTH Jalur Pedestrian di Jalan Cihampelas

IV. Rekomendasi untuk RTH di Jalan Cihampelas Ruang seperti pada Gambar 2 dapat dimanfaatkan menjadi ruang terbuka hijau dengan design seperti:

Gambar 2. Jalur yang belum dimanfaatkan sebagai RTH

Pada Gambar 1, terdapat taman kecil disisi trotoar, namun taman ini adalah satu-satunya taman publik yang ada di kawasan Cihampelas ini. Gambar 2 merupakan salah ruas jalan di Jalan Cihampelas yang belum dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Terdapat beberapa pohon, namun belum merata dan belum ada jarak atau aturan yang konsisten mengenai penanaman pohon. Perlu adanya konsistensi dalam pengembangan koridor atau ruang yang terbengkalai menjadi ruang terbuka hijau. Karena jika tidak, seperti pada Gambar 2, lahan dimanfaatkan tidak sesuai dengan fungsinya, yaitu sebagai tempat berdagang PKL.

Gambar 3. Rekomendasi RTH Jalur Pedestrian di Jalan Cihampelas

Beberapa solusi yang direkomendasikan sesuai desain Gambar 3 antara lain: a. Mewajibkan setiap bangunan menanam minimal sebuah pohon di bagian depan bangunan. b. Merapikan jalur pedestrian dari pemanfaatan fungsi yang tidak sesuai. c. Menyarankan setiap bangunan baik rumah, pertokoan, ataupun bangunan publik lain, menanam tanaman-tanaman kecil seperti tanaman perdu atau tanaman hias. Dengan menerapkan solusi-solusi di atas, maka permasalahan kurangnya lahan untuk menyelenggarakan RTH dapat di atasi.

Ruang Terbuka Hijau Jalan Cihampelas|

V. Kesimpulan Ruang terbuka hijau yang disyaratkan dalam undang-undang paling sedikit 30(tigapuluh) persen dari luas keseluruhan kota. Sedangkan berdasarkan data sumber Nirwono Joga, rata-rata proporsi RTH di beberapa kota di Indonesia baru 10%. Masalah umum dalam penyelenggaraan ruang terbuka hijau adalah terbatasnya lahan di kawasan perkotaan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan ruang terbuka yang terlantar. Seperti kasus di Jalan Cihampelas Bandung, jalur pedestrian dan tepi jalan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ruang terbuka hijau. Dan dengan dikembangkannya Jalan Cihampelas dapat menyumbang 1,25% proporsi ruang terbuka hijau Kota Bandung. VI. Daftar Pustaka Ariyadi. Isu Pokok Ruang Terbuka Hijau. http://semuatentangkota.blogspot.com/2009/02/isu-pokok-ruangterbuka-hijau.html (diakses tanggal 03Maret 2012) Republik Indonesia. 2007. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sekretariat Negara. Jakarta. Republik Indonesia. 2007. Peraturan Meteri Dalam Negeri No. 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau kawasan Perkotaan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Ruang Terbuka Hijau Jalan Cihampelas|

Anda mungkin juga menyukai