Anda di halaman 1dari 3

Analisis Kasus

Tanda dan Gejala Kejang mendadak, tanpa disertai demam (riwayat 1 tahun yang lalu kejang saat demam) Kondisi Lemas dan tidak sadarkan diri Mulut berbuih

Riwayat Persalinan dan Kelahiran Riwayat kelahiran normal, Riwayat persalinan melalui proses vakum

PENJELASAN : Kejang Kejang adalah manifestasi klinis khas yang berlangsung secara intermitten dapat berupa gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik, sensorik, dan atau autonom yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron otak. Hal tersebut diduga disebabkan oleh: Eksitasi berlebihan neuron dapat disebabkan perubahan biokimiawi: Instabilitas membran neuron, dimana membrane tersebut menjadi mudah tereksitasi (aktif). Neuron-neuron hipersensitif, dimana ambang untuk melepas muatan (eksitasi) menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan listrik yang berlebihan. Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino butirat (GABA) dan meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmitter asam glutamate dan aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang. Peningkatan asetilkolin sebagai pemicu eksitasi dan penuran GABA yang merupakan jalur inhibisi, sehingga terjadi kelainan polarisasi (hiperpolarisasi, hipolarisasi atau selang waktu dalam polarisasi). Ketidakseimbangan ion, yang mengakibatkan menganggu asam-basa atau elektrolit tubuh, terjadi mengganggu homeostasis kimiawi neuron. Dimana hasil akhirnya adalah peningkatan neurotransmitter eksitatorik dan penurunan neurotransmitter inhibitorik, sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron.

Kejang mendadak yang terjadi pada anak saat bermain kemungkinan karena terjadinya kelelahan yang bisa menyebabkan terganggunya homeostasis kimiawi neuron seperti yang dijelaskan di atas. Riwayat Kejang saat demam yang dialami pasien 1 tahun yang lalu memiliki mekanisme yang hampir sama seperti yang dijelaskan di atas. Dimana kejang demam tersebut sering terjadi pada usia 6 bulan sampai 4 tahun. Namun hal ini perlu dipastikan lebih lanjut dengan alur penegakkan diagnosis yang benar.

Gejala lemas dan tidak sadarkan diri Gejala lemas dan tidak sadarkan diri pada skenario diakibatkan oleh kejang itu sendiri

yang disebabkan karena peningkatan metabolisme dan spasme otot saluran nafas sehingga menyebabkan penurunan suplai oksigen ke otak dan akhirnya tidak sadarkan diri

Gejala mulut berbuih Gejala mulut berbuih merupakan salah satu efek yang terjadi pada anak yang kejang,

dimana terjadi hipersalivasi pada kelenjar ludah, namun karena keadaan kejang terjadi peningkatan tonus otot dan hiperaktivitas sehingga air ludahnya terkocok dan terlihat berbuih.

Riwayat Persalinan dengan Vakum


Keadaan ini menjadi faktor resiko yang mungkin dapat menyebabkan kejang karena proses kelahiran dengan vakum kemungkinan akan menyebabkan trauma kepala pada bayi baru lahir. Namun keadaan ini bisa menyebabkan kejang pada 2-3 tahun awal kehidupan atau terutama pada masa neonatus kemungkinan disebabkan karena hipoksia oleh proses persalinan yang lama.

PENDEKATAN DIAGNOSIS
Anamnesis Riwayat perjalanan penyakit sampai terjadinya kejang. Bangkitan kejang yang timbul perlu diketahui mengenai pola serangan, keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan, lama serangan, frekuensi serangan, waktu serangan terjadi dan faktor-faktor atau keadaan yang dapat memprovokasi atau menimbulkan serangan. Tanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan, obat-obatan, trauma, gejala-gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.

Tanyakan mengenai keadaan ibu waktu hamil (riwayat kehamilan), misalnya penyakit yang dideritanya, perdarahan pervaginam, obat yg dimakan. Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita kejang, penyakit saraf dan penyakit lainnya.

Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda vital (suhu, nadi, RR) Mencari tanda-tanda trauma akut kepala dan adanya kelainan sistemik, terpapar zat toksik, infeksi, Adanya kelainan neurologis fokal. Pemeriksaan Penunjang Untuk menentukan faktor penyebab dan komplikasi kejang pada anak, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang yaitu: Laboratorium : darah perifer lengkap, kadar glukosa darah, elektrolit, ureum, kalsium serum, urinalisis, dll. Elektroensefalografi Neuroradiologi (CT-scan, MRI mengetahui ada tidaknya lesi struktural, ada tidaknya tekanan intrakranial yang biasanya ditandai dengan kesadaran menurun, mntah berulang, fontanel anerior menuonjol, paresis saraf otak VI, edema pupil) Pemilihan jenis pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai