Anda di halaman 1dari 2

SEKRETARIAT JARINGAN ADVOKASI TAMBANG - Sulawesi Tengah

(JATAM)
Materi Konferensi Pers JATAM Kirim Surat Desakan Penutupan PT Bintang Delapan Mineral (BDM) Kontak : Andika (0812451987740 Email : redkuntani@gmail.com Website :http://www.jatamsulteng.or.id Palu- Jaringan Advokasi Tambang Sulawesi Tengah mengirim surat protes terhadap aktivitas tambang PT Bintang Delapan Mineral (BDM) pada Presiden yang didukung sebanyak 23.229 individu dari berbagai negara dan 30 dukungan organisasi masyarakat sipil dari Sulawesi Tengah. Surat ini merupakan tindaklanjut dari petisi kampanye dukungan internasional JATAM Sulteng tahun 2011 berkaitan dengan dampak pertambangan BDM di Kabupaten Morowali. Protes ini berawal dari peristiwa banjir selasa 12 Juli 2011, meluapnya air Sungai Bahongkolangu akibat jebolnya jembatan holing (tempat lewat mobil perusahaan) yang jaraknya sekitar 30 meter dari pemukiman masyarakat. Dampaknya, rumah-rumah warga di Desa Bahodopi, Keurea, Fatufia, Trans Makarti dan Bahomakmur terendam banjir. Banjir juga mengakibatkan putusnya jalan menuju Kantor Camat, SLTP, dan SMU setempat dan dua puluh hektar sawah juga ikut terendam banjir. Banjir tersebut dipastikan menjadi dampak dari aktivitas eksploitasi nikel oleh PT Bintang Delapan Mineral (BDM). Perusahaan ini mengantongi izin usaha pertambangan (IUP) bernomor : SK540.3/SK.001/BESDM/IV/2010, dengan luas wilayah konsesi sebesar 21.695 Hektar yang mencakup 9 desa yakni; Bahomoahi, Bahomotefe, Lalampu, Lele, Dampala, Siumbatu, Bahodopi, Keurea, dan Fatufia. Operasi BDM dimulai dari tahun 2010 dan diperkirakan berakhir pada tahun 2025. Sejak tahun 2010, PT Bintang Delapan Mineral telah menggandeng Perusahaan China Tsingshan anak perusahaan PT Dingxin Group dengan nilai investasi US$1 miliar (sekitar Rp8,9 triliun) dalam bentuk joint venture dengan komposisi, BDM 45 persen saham dan Dingxin Group 55 persen dibawah bendera perusahaan PT Sulawesi Mining Investment (SMI. Celakanya, Pertama, pemerintah akan memberikan Tax Holiday (atau pengurangan pajak) dengan pada investasi ini dengan melakukan revisi PP No.62/2010; Kedua, BDM menguasai sekitar 20 Kuasa Pertambangan di dua kabupaten, yaitu Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe, Sulawesi Tenggara. Perusahaan ini telah beroperasi yang hasilnya diekspor ke China dalam bentuk mentah (ore). Jelas sekali aktivitas perusahaan ini berwatak Ali-Baba (hanya nama dan merek saja yang Indonesia tapi kontrol kapital sepenuhnya menguntungkan kapitalis China) mengulang praktek tambang masa lalu merugikan negara karena hanya memasok bahan nikel
Jl.DR. Yojo kodi Lrg. Canggih No. 34 B, Kel. Besusu Timur, Kec. Palu Timur Kota Palu 94112 Sulawesi Tengah Telp/ faks ; (0451) 427 698 E Mail ; jatam_sulteng@yahoo.co.id isman@jatam.org Website:http://www.jatamsulteng.or.id

SEKRETARIAT JARINGAN ADVOKASI TAMBANG - Sulawesi Tengah

(JATAM)
untuk kebutuhan industri di China berbasis bahan mentah tanpa kepemilikan saham yang signifikan dari pemerintah. Selain itu, keberadaan PT Bintang Delapan Mineral di Kabupaten Morowali telah menuai banyak masalah. Dari catatan JATAM Sulteng ditemukan beberapa soal: Pertama, Proses pembebasan lahan yang tidak transparan. Perusahaan mencaplok lahan-lahan masyarakat sekitar tanpa disertai tanggung jawab insentif yang memadai. Disaat yang sama, banyak upaya yang dilakukan perusahaan untuk meraih simpatik masyarakat. Salah satu janji perusahaan yang diberikan kepada masyarakat adalah dana kompensasi sebesar Rp.5.000,- per Metric Ton yang hingga kini belum jelas realisasinya. Dan disusul sumbangan sembako yang dikucurkan pada korban banjir rabu 13 Juli 2010. Kedua, Surat ini juga merupakan tindaklanjut dari reaksi keras dari DPRD setempat pada tahun 2010. Mereka mendesak PT Bintang Delapan Mineral (BDM) menutup usaha tambangnya karena dianggap menjadi pemicu bencana karena tidak memiliki kelengkapan administrasi operasi seperti AMDAL. Pada peristiwa ini, masyarakat melakukan protes langsung ke wilayah operasi perusahaan. Tetapi merusahaan menolak bertanggung jawab. Bukannya mendapatkan keadilan, justru terjadi penangkapan pada 28 petani setempat dengan tuduhan melakukan perusakan terhadap barang milik perusahaan ketika melakukan aksi protes; Ketiga, PT BDM telah membeli sebuah pulau sebagai wilayah pelabuhan mereka di sebuah dusun bernama Fatuvia kecamatan Bahodopi. Pada tempat yang sama, perusahaan menimbun garis pantai dan sekaligus menghancurkan hutan bakau seluas 20 hektar. Akibatnya, nelayan tradisional sekitar sulit mengakses perairan laut tempat mereka mencari ikan selama ini. Dalam surat tersebut JATAM Sulteng mendesak Presiden Republik Indonesia:1) Segera memeriksa dan memerintahkan penutupan perusahaan PT Bintang Delapan Mineral; 2) Kami mendesak hak-hak masyarakat sekitar pertambangan segera dipenuhi dan menuntut tanggung jawab perusahaan untuk segera memperbaiki kondisi lingkungan setempat yang telah hancur akibat eksploitasi pertambangan. Terutama pemulihan kondisi hutan damar yang menjadi pusat pencaharian ekonomi masyarakat sekitar; 3)mendesak Presiden SBY untuk segera melakukan evaluasi terhadap semua izin-izin pertambangan di Morowali yang telah dikeluarkan baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah pusat. Karena hal ini sejalan dengan semangat Instruksi Presiden nomor 10 tahun 2011, yang mengamanatkan perlunya evaluasi atas seluruh izin-izin yang memanfaatkan kawasan hutan (primer maupun sekunder). Dan segera mangambil tindakan tegas terhadap para pemegang izin bila terdapat pelanggaran di lapangan tanpa pandang bulu.

Jl.DR. Yojo kodi Lrg. Canggih No. 34 B, Kel. Besusu Timur, Kec. Palu Timur Kota Palu 94112 Sulawesi Tengah Telp/ faks ; (0451) 427 698 E Mail ; jatam_sulteng@yahoo.co.id isman@jatam.org Website:http://www.jatamsulteng.or.id

Anda mungkin juga menyukai