Oleh karenaitu gas formalin dipakai oleh pedagang bahan tekstil supaya tidak rusak oleh jamur ataungengat. Selain itu formalin juga dapat mengeraskan jaringan sehingga dipakai sebagai pengawet mayat dan digunakan pada proses pemeriksaan bahan biologi maupun patologi. Dampak formalin terhadap kesehatan Formalin terbukti bersifat karsinogen atau menyebabkan kanker pada hewan percobaan,y a n g m e n y e r a n g j a r i n g a n p e r m u k a a n r o n g g a h i d u n g . B i l a d i l i h a t d a r i r e s p o n t u b u h manusia terhadap formalin, efek yang sama juga dapat terjadi Regulasi terkait formalin F o r m a l i n ya n g b e r s i f a t r a c u n t e r s e b u t t i d a k t e r m a s u k d a l a m d a f t a r b a h a n m a k a n a n tambahan (BTM) yang dikeluarkan oleh badan internasional maupun oleh DepartemenKesehatan. Menurut UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan, UU No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, distorsi penggunaan formalin secara sengaja dalam produk makanan dapat diancam pidana penjara maksimal lima tahun atau denda maksimal Rp.600 juta. Demikian juga Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999melarang penggunaan formalin dalam makanan.PERSPEKTIF AL QURAN88. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah Telah rezekikankepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.8. Dan tidaklah kami jadikan mereka tubuh-tubuh yang tiada memakan makanan, dantidak (pula) mereka itu orang-orang yang kekal.33. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati.kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya bijibijian, Maka daripadanyamereka makan.168. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitanitu adalah musuh yang nyata bagimu. KESIMPULAN Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yangterkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri.Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yangmenggunakan teknologi tinggi maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragamdengan berbagai tingkat kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatuupaya untuk menahahn laju pertumbuham mikroorganisme pada makananm jenis-jenis teknik pengolahan dan pengawetan makanan itu ada 5 :1. pendinginan2. pengeringan3. pengalengan4. pengemasan5. penggunaan bahan kimia6. pemanasan7. Bahan makanan mempunyai peranan yang penting sebagai pembawa atau media zatgizi yang di dalamya banyak mengandung zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh sepertikarbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain8. Penggunaan zat aditif (tambahan) dalam makanan dan minuman sangat berbahaya bagikesehatan masyaratkan, terutama zat tambahan bahan kimia sintetis yang toksik dan berakumulasi dalam tubuh untuk jangka waktu yang relatif lama bagi yangmenggunakannya.1. Keracunan makanan bisa disebabkan oleh karena kelalaian dan ketidaktahuanmasyarakat dalam pengolahannya , seperti keracunan singkong.2. Keracunan makanan bisa juga disebabkan oleh kondisi lingkungan
yangmemungkinkan mikroba untuk berkembang biak lebih cepat, seperti karena faktor fisik,kimia dan biologisSARANBagi produsen makanan hendaknya jangan hanya ingin mendapat keuntungan yang besar tetapi juga memperhatikan aspek kesehatan bagi masyarakat yangmengkonsumsinyayaitu dengan menggunakan zat aditf yang tidak membahayakan bagikesehatanBagi Dinas kesehatan c/q Pengawasan makanan dan minuman hendaknya sebelummengeluarkan nomor registrasi mengetahui kandungan zat yang ada didalamnya terutamayang membahayakan kesehatan.Bagi instansi terkait hendaknya memberikan informasi kepada khalayak luas tentang bahan kimia atau zat tambahan yang boleh dan tidak boleh digunakan dalam makanandan minuman yang mengganggu kesehatan.DAFTAR PUSTAKABudiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar Ilmu Gizi; malang UMM press Dwijopeputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta; DjambatanFareliaz, Srikandi. Mikrobiologi Pangan, jakarta; Gramedia pustakaWinarno, F.G.I. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta; GramediaPustaka