Anda di halaman 1dari 1

EDITORIAL

PERKEMBANGAN PSIKONEUROIMUNOLOGI Sejak awal abad 21, ilmu kedokteran telah mengetahui adanya hubungan antara stimulus sensoris dengan proses fisiologi dalam tubuh, seperti percobaan yang dilakukan Ivan Pavlov, hanya dengan suara lonceng saja telah terjadi pelepasan asam lambung pada anjing yang telah terkondisikan. Berikutnya dengan stres psikologis misalnya rasa takut, cemas, dan lainnya menyebabkan perubahan fisiologis pada organ tubuh misalnya meningkatnya denyut nadi, dan tekanan darah, kenaikan kadar gula, peningkatan kadar kortisol, norepinefrin dan hormon stres lainnya. Telah diketahui pula beberapa penyakit seperti dermatitis, urtikaria, gastritis, penyakit jantung akan kambuh apabila ia mengalami stres. Namun ketika itu hubungan stres dan penyakit belum diketahui dengan jelas, perkembangan ilmu kedokteran semakin maju sehingga mulai terungkap mekanisme hubungan stres dan penyakit, sampai pada tingkat molekuler. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan faktor stres disebut penyakit Psikosomatis. Dua dekade yang lalu, telah diketahui hubungan stres dengan sistem saraf, sistem endokrin dan sistem imun, pengetahuan yang mengkaji hubungan stres dengan sistem tersebut di kenal dengan Psikoneuroimunolog sebagai cabang ilmu kedokteran yang baru. Peneliti di bidang ini semakin banyak, mekanismenya semakin terungkap, dan banyak penyakit yang dapat diterangkan dengan psikoneuroimunologi. Kemajuan di bidang psikoneuroimunologi membawa perubahan juga tentang stres dan stresor yang tadinya bernuansa psikologis saja, kemudian Hans Selye (1936) mendefinisikan stres sebagai nonspesific response of the body to any demand dengan demikian konsep stres bernuansa biologis. Dalam penanganannyapun mengalami perubahan, tidak hanya dengan pendekatan medis tetapi pendekatan psikososial telah banyak diperkenalkan di dunia kedokteran modern sebagai pendekatan yang paripurna. Di kalangan masyarakat umum hubungan pikiran dengan penyakit ini dikenal sebagai Mind-Body Medicine. Dalam buku kecil ini dibicarakan secara singkat tentang hubungan antara stres dengan respon fisiologis dan beberapa penyakit imun yang dicetuskan oleh adanya stres. Buku ini masih banyak kekurangannya, disana-sini masih banyak kesalahan, oleh karena itu saya mohon koreksi yang membangun dari para pembaca baik dari aspek materi maupun redaksionalnya demi untuk perbaikan buku ini. Melalui kesempatan ini pula saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. dr. Suhartono Taat Putra Sp.PA dari FK Unair yang sejak awal saya diperkenalkan dengan konsep psikoneuroimunologi, inspirasi yang saya terima sungguh merupakan modal dasar untuk mempelajari psikoneuroimunologi lebih jauh. Demikian juga kepada semua guru dan pembimbing saya di Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan masukan-masukan sangat berguna bagi saya peribadi. Sebagai akhir kata saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan dan mohon maaf bila dalam buku ini ada hal-hal yang kurang berkenan. Denpasar 13 Januari 2010 Made Wardhana

Anda mungkin juga menyukai