Anda di halaman 1dari 8

BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dibagi dalam tiga tahap yakni: 1. Tahap sistematis Pada tahap ini ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris kedalam kategori-kategori tertentu yang memungkinkan kita untuk menemukan ciriciri yang bersifat umum dari angggota-anggota yang menjadi kelompok tertentu. Ini merupakan pengetahuan manusia mengenali dunia fisik. 2. Tahap komparatif Pada tahap ini ilmu mulai mencari hubungan yang didasarkan pada perbandingan antara berbagai objek yang kita kaji. 3. Tahap Kuantitatif Pada tahap ini ilmu mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran yang eksak dari objek yang kita selidiki.

Sebelum membahas metode ilmu pengetahuan induktif dan deduktif kami akan memabahas permasalahan logika terlebih dahulu. Adapun logika: Logika Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat didefenisikan sebagai pengkajian untuk berpikir secara sahih. Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan, namun untuk sesuai dengan dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran maka hanya difokuskan kepada dua jenis penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan bersifat umum. Sedangkan logika deduktif, menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umu menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).
3

B. Metode Ilmu Pengetahuan 1. Induksi Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik dari suatau kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individu. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang bersifat khas dan dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Kesimpulan yang bersifat umum ini penting artinya karena mempunyai dua keuntungan. Bersifat ekonomis. Dimungkinkannya proses penalaran selanjutnya. Metode berpikir induktif dimana cara berpikir dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Untuk itu, penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang yang kusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataanpernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum. Induksi adalah cara kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau particular tertentu untuk menarik kesimpulan umum tertentu. Cara kerjanya dengan memulai dengan penelitian untuk mengamati berbagai fenomena dan mengumpulkan berbagai fakta dan data kemudian dievaluasi untuk bisa melahirkan kesimpulan umum. Langkah langkah metode induksi : a. Perumusan masalah atau identifikasi masalah munculnya suatu masalah b. Penyusunan kerangka berpikir pengamatan dan mengumpulkan data pada gejala gejala yang menimbulkan suatu masalah serta mengumpulkan berbagai fakta yang yang diduga dapat

menjelaskan masalah tersebut kemudian dianalisis.

c. Merumuskan hipotesis

setelah melakukan analisis kemudian

mengajukan sebuah hipotesis yang berfungsi untuk menjelaskan sebab dari masalah tersebut. d. Pengujian hipotesis untuk menguji lebih lanjut kebenaran hipotesis dapat dilakukan dengan penelitian dan percobaan lebih lanjut.untuk membuktikan apakah sebab yang menjadi dugaan dalam hipotesis tadi memang terbukti benar. Dengan cara membuat berbagai prediksi . Bila prediksi mendukung hipotesis maka hipotesis tersebut diterima sebagai benar , bila diterima secara terus menerus maka diterima sebagai hukum ilmiah . Jika tidak perlu diajukan hipotesis baru dengan mengumpulkan fakta dan data tambahan Kelebihan penalaran induktif 1. Suatu alat generalisasi dari pemikiran kita untuk kemudian dijadikan suatu pegangan umum atas kejadiaan tertentu. 2. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. 3. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Kelemahan penalaran induktif a. Terdapat satu bukti rasional bahwa penalaran induktif bisa jadi menghasilkan kesimpulan yang berbahaya dan salah

kaprah.Pengetahuan kita yang bersumber dari penalaran atau pemikiran induktif bisa jadi salah. b. Penalaran induktif memang membantu kita dalam memahami, memprediksi, dan mengontrol sesuatu. Namun tidak semua hal bisa dipercaya dengan melakukan penalaran induktif. 2. Deduksi Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebalikny dari penalaran induktif. Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan
5

yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya menggunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus disusun dari dua buah pertanyaan dan satu kesimpulan. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Jadi ketepatan penarikan kesimpulan tergantung pada tiga hal yakni kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan. Sekiranya salah satu dari ketiga unsur tersebut persyaratannya tidak dipenuhi maka kesimpulan yang akan ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.

Metode Deduksi Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir silogismus yang secara sederhana digambarkan sebagai penyusunan dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.Pernyataan yang mendukung silogismus disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai premis mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut . Deduksi adalah proses menarik prediksi-prediksi dari suatu hipotesis. Berpikir deduksi memeberikan sifat yang rasional kepada

pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. Langkah langkah metode deduksi : 1. Perumusan masalah 2. Khasanah pengetahuan ilmiah
6

3. Penyusunan kerangka berpikir 4. Perumusan hipotesis 5. Pengujian hipotesis Induksi dan deduksi saling berdampingan. Keduanya selalu bersamasama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu diawali oleh induksi. Dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan, induksi biasanya mendahului deduksi. Sedangkan dalam logika biasanya deduksilah yang terutama dibicarakan lebih dulu. Jadi baik berpikir deduktif maupun berpikir induktif diperlukan dalam proses pencarian pengetahuan yang benar. 3. Analogis Analogi merupakan metode yang diperoleh melalui penalaran atau cara kerja yang bertolak dari suatu kejadian yang sudah terjadi menuju suatu kejadian yang sejenis (referensi). Dalam penggunaan metode analogi, apa yang terdapat pada kejadian pertama, disi,pulkan terdapat pula pada kejadian yang lain, Karena keduanyamemiliki kesamaan principal dan karena kesamaan ini mereka juga memiliki kesamaan dalam aspek-aspek lain yang mengikutinya. Jadi terdapat tiga unsure dari ,etode analgi ini, yaitu: a. Kejadian pokok yang menjadi dasar analogi b. Kesamaan principal sebagai pengikat c. Dan fenomena yang hendak dianalogikan Langkah-langkah analogi: 1. Identifikasi masalah 2. Cari masalah lain yang dapat di analogikan sebagai referensi 3. Pilih masalah yang akan di analogikan 4. Deskripsikan karakteristik refernsi 5. Analogikan karakter/ sifat/ atribut dengan masalah yang dihadapi 6. Gunakan deskripsi langkah 5 untuk menyelesaikan masalah 7.
7

4. Komparatif Metode komparatif merupakan Penelitian yang dilakukan untuk membandingkan suatu variabel (objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda. Metode komparatif di gunakan dengan membandingkan variable yang sama pada beberapa kasus yang berbeda keadaan dan waktu yang juga berbeda dari sampel yang jumlahnya lebih dari satu. Metode komparatif ini dilakukan untuk: a. Mendiskripsikan (melukiskan, menggambarkan) secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai perbandingan faktafakta dan sifat-sifat kelompok tertentu dengan fakta-fakta dan sifat-sifat kelompok lain. b. Metode komparatif dilakukan melalui penyelidikan yang kritis, sistematis, dan obyektif terhadap keadaan, fakta, kejadian dari dua kelompok atau lebih kemudian membandingkannya satu sama lain.

Sedangkan tujuan penggunaan metode komparatif ini adalah untuk menentukan perbedaan keadaan, kejadian, fakta, dan atau sifat dari dua kelompok. Untuk pengumpumpulan data dalam metode ini dapat dilakukan melalui angket, wawancara, observasi, tes.

BAB. III PENUTUP Kesimpulan 1. Dalam ilmu pengetahuan terdapat empat metode ilmiah yang berfungsi sebagai pengkaji secara sistematis terhadap kebenaran dan obyektifitas suatu ilmu pengetahuan serta sebagai pencari cirri-ciri dan karakteristik bagi setiap ilmu pengetahuan. 2. Sejauh ini, metode induksi merupakan metode yang paling dominan digunakan dalam penelitian dan pengkajian masalah-masalah atau ilmu pengetahuan karena dinilai paling obyektif dan merupakan metode paling efektif untuk mengkaji masalah atau obyek penelitian.

Daftar Pustaka

Budianto M Irmayanti, 2005, realitas dan obyektifitas, Jakarta, Wedatama Widya Sastra http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/jumadi-mpd-dr/penelitian-ilmiahremaja.pdf Jumadi, 2009. Pelatihan Penelitian Remaja Siswa SLTP-SLTA. Sleman. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman. (pdf_file) Kebung,Ph.D, Prof. Konrad. 2011. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher Suriasumantri S Jujun, 1995, ilmu pengetahuan dan metodenya, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia Wibowo, Ari. dkk. Metode Analogi. (pdf_file)

10

Anda mungkin juga menyukai